Anda di halaman 1dari 19

Faktor yang mempengaruhi

Kekerasan Seksual Pada Remaja


dan Penanganannya

WEBINAR NASIONAL IPEMI SUMBAR


DAN MEDICAL SAFETY CENTER
, MINGGU 9 JULI 2023
Ns. Elsi Utami Mayor, M.Kep,
Sp.Kep.Mat
Tujuan Webinar

 Perspektif perawat terhadap kekerasan seksual pada anak dan remaja


perempuan
 Pentingnya membicarakan tentang kejerasan seksual terhadap anak dan
remaja
 Kasus meningkat setiap tahun
 Riset dan informasi tentang kekerasan seksual anak masih sedikit
 Keterbatasan data untuk program penanganan kekerasan seksual pada anak
indonesia
 Program pencegahan dan penanganan belum fokus pada kekerasan seksual
anak
 Kompleksitas hukum  kerangka kerja, kebijakan dan strategi yang belum jelas
dan belum fokus. dispensasi pada perkawinan anak di bawah umur 19 tahun
 Sistem perlindungan yang tidak sistematis,
 Peran perawat untuk menanggulangi kekerasan seksual pada remaja
Definisi Kekerasan Seksual

 Kekerasan seksual terhadap anak dan remaja


menurut End Child Prostitution in Asia Tourism
(ECPAT) Internasional merupakan hubungan atau
interaksi antara seorang anak dengan seorang
yang lebih tua atau orang dewasa seperti orang
asing, saudara sekandung atau orang tua dimana
anak dipergunakan sebagai objek pemuas
kebutuhan seksual pelaku.
 Perbuatan ini dilakukan dengan menggunakan
paksaan, ancaman, suap, tipuan bahkan tekanan.
Bentuk Kekerasan Seksual Pada Anak dan Remaja


Bentuk
Kekerasan Seksual



Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak
dan Remaja Perempuan
 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KemenPPPA) mencatat, jumlah kasus kekerasan hingga tindak
kriminal terhadap anak di Indonesia mencapai 9.645 kasus. Itu
terjadi sepanjang Januari sampai 28 Mei 2023.

 Dari 9.645 kasus kekerasan hingga tindak kriminal terhadap anak


tersebut, korban anak perempuan mencapai 8.615 kasus.
Sementara jumlah korban anak laki-laki sebanyak 1.832 kasus.

 Jika diperinci berdasarkan jenisnya, kasus kekerasan seksual


terhadap anak menduduki peringkat pertama dengan 4.280 kasus.
Lalu diikuti kekerasan fisik 3.152 kasus dan kekerasan psikis 3.053
kasus.
 Media Indonesia telah merangkum jumlah kasus
kekerasan hingga tindak kriminal terhadap anak,
berdasarkan data dari KemenPPPA selama Januari
hingga 29 Mei 2023:

Jumlah kasus : 9.645


Korban perempuan : 8.615
Korban laki-laki : 1.832
Fisik : 3.152
Psikis : 3.053
Seksual : 4.280
Eksploitasi : 112
Trafficking : 74
Penelantaran : 973
Lainnya : 1.211
 Provinsi tertinggi berada di Provinsi Sulawesi Utara
sebanyak 384 kasus. Posisi kedua ditempati provinsi
Jawa Barat sebanyak 349 kasus dan Sumatera Barat
sebanyak 343 kasus.
 Di ikuti oleh Provinsi Sulawesi Selatan dan Aceh di posisi
dengan laporan sebanyak 322 kasus dan 311 kasus. Di
Jawa Tengah sebanyak 270 kasus, Jawa Timur 258 kasus,
Sulawesi Tengah 245 kasus, Kalimantan Barat 226 kasus,
dan Sumatera Utara 224 kasus (Badan Pusat Statistik,
2018)
Faktor yang mempengaruhi
Kekerasan Seksual
 Pernikahan dini  fisik dan mental yang belum siap. Kakek yang menikahi
anak2 di bawah umur
 Pelacur anak-anak
 perhatian yang kurang terhadap kekerasan seksual anak pada konteks
keluarga, namun lebih fokus pada luar spt di layanan publik
 Budaya tabu, silent, stigmatisasi, agama , hambatan untuk membongkar
masalah dan pelaporan kekerasan seksual anak
 Sistem penanganan yang belum fokus pada korban kekerasan seksual,
lebih orientasi pada pelaku
Faktor yang mempengaruhi kekerasan
seksual pada remaja
 Pemahan agama dan Budaya
1. Pemahaman agama  tafsir agama yang salah
2. Pengasuhan yang kualitasnya rendah
3. Tradisi
 Pendidikan
1. Tidak sekolah
2. Akses pendidikan yang terbatas
 Ekonomi dan kemiskinan
1. terlilit hutang keluarga
Faktor yang Mempengaruhi Kekerasan
Seksual
 Pengasuhan yang rendah
1. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang
2. Pacaran bebas
3. Hamil di luar nikah
4. Pengawasan orang tua yang kurang
 Akses informasi
1. Game online
2. Kecanduan pornografi
3. Konten pornografi dan kekerasan
 Relasi kuasa
DAMPAK KEKERASAN SEKSUAL
PADA REMAJA
 Psikologis (stres, depresi, kecemasan, panik, keinginan bunuh
diri, self harm, gangguan klinis lainnya)

 Fisik (tertular IMS, kehamilan tidak dikehendaki, aborsi,


melahirkan di usia dini)

 Sosial (stigma negatif dari keluarga dan masyarakat, dikucilkan,


dikeluarkan dari sekolah, menjadi orangtua tunggal di usia dini)

 Hukum (terlibat proses hukum, berlanjut dengan KDRT dan


perceraian)
Dampak pada keluarga

 Psikologis (malu, sedih, cemas, stres, depresi), sosial


(mendapat stigma buruk di masyarakat, dikucilkan)
 Hukum (terlibat proses hukum yang panjang, bahkan
terkadang proses hukum terhenti karena kekurangan
alat pendukung bukti dan saksi)
 Ekonomi (menanggung biaya yang ditimbulkan,
termasuk ketika terjadi kehamilan hingga ke
pemeliharaan bayi dan anak)
 Fisik (terdampak pada kesehatan fisik)
Penanganan
Kekerasan Seksual Pada Remaja
 Harus di bangun cara pandang yang baik dalam lingkungan keluarga
bahwa anak harus di lindungi, tidak boleh ada kekerasan seksual pada
anak
 Cara pandang aparat yang memiliki cara pandang yang konstruktif
terhadap kekerasan seksual
 Struktur layanan terhadap kekerasan seksual harus tersedia di semua level
 Tokoh masyarakat harus paham bagaimana cara mengatasi kekerasan
pada anak dan remaja
 Meningkatkan akses untuk layanan
untuk kesehatan reproduksi pada
remaja
 Peran keluarga dan masyarakat untuk
mencegah kekerasan seksual pada
anak
 Kerangka hukum untuk tindakan
pidana kekerasan seksual
 Komunikasi menjadi kunci penting
 Pendekatan interpersonal
 Peran aktif guru, kepala sekolah yang
menjadi role model
Peran Perawat Maternitas dalam
Penanganan Kekerasan Seksual Pada Remaja

 Di komunitas
1. Konseling keluarga orang tua pelaku kekerasan memilliki masa lalu
korban tindak kekerasan atau menyaksikan perilaku kekerasan
2. Modifikasi lingkungan sosial budaya  mengubah penerimaan masyarakat
terhadap tindak kekerasan seksual
3. Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan reproduksi, kekerasan seksual
4. Identifikasi dini kasus kekerasan seksual
5. Penanganan segera dan efektif
6. Ikut dalam kelompok masyarakat dalam menangani masalah kekerasan
seksual
Peran Perawat Maternitas di Rumah
Sakit  Kaji kondisi fisik
 Lakukan visum
 Kaji kondisi emosional  cari masalah utama apa
yang di rasakan pasien, persepsi korban, perilaku
koping, dukungan sosial dan situasional
 Pada tahap asuhan keperawatan hal yang harus di
perhatikan :
1. Memberikan asuhan pada fisik, mengobati cedera,
mengatasi infeksi
2. Memastikan mengumpulkan bukti untuk
kepentingan hukum
3. Memberikan infomasi tentang tindakan ,prosedur
medis yang akan dilakukan dan pengobatan
4. Lakukan pendekatan, bina hubungan saling
percaya, lakukan komunikasi yang efektif
 Memberi kesempatan untuk berbicara terkait perasaannya
 Bersama menyusun tindak lanjut dan rencana apa yang harus dilakukan
untuk kedepannya
 Memberikan bimbingan dan mendampingi pasien kekerasan seksual untuk
konseling, pemeriksaan oleh aparat
 Lakukan evaluasi terhadapat tindakan keperawatan yang di lakukan 
sejauh mana perkembangan koping pasien
 Evaluasi apakah pasien perlu di rujuk
Anak perempuan adalah
mutiara, wanita adalah rubi,
ibu adalah pembuat
cetakannya, dan semua
perempuan adalah luar
biasa
(ifeanyi enoch onuoha)

Save Your Child,

Anda mungkin juga menyukai