Anda di halaman 1dari 29

REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

DAN MEDIKOLEGAL
“KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK”
• Dosen Pengampu:
dr. Gatot Suharto Sp.F., SH., MKes., DFM

• Residen Pembimbing:
dr. Wian Pisia Anggreliana

• Disusun Oleh:
Lorinsya Ayu Rezty Kawilarang
Antony Yaputra
Christopher Filbert
Agustina Sri Selapawati
Cynthia Pradevayanti
Margareth Pereira
Anak merupakan kelompok
yang memerlukan perhatian
dalam upaya pembinaan LATAR
kesehatan masyarakat, karena
mereka akan berperan sebagai BELAKANG
calon orang tua, tenaga kerja,
bahkan pemimpin bangsa di
masa depan.

Laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)


triwulan 4 tahun 2013 kepada Presiden RI menyebutkan
pada tahun 2012 terdapat 1051 anak menjadi korban
kekerasan, kekerasan seksual sebanyak 436 kasus (41,
48%). Tahun 2013, terdapat 15 anak per bulan sebagai
pelaku kekerasan sensual yang berhadapan dengan
hukum. Selain itu, dilaporkan juga terjadi peningkatan
jumlah anak pelaku pencabulan dari 162 kasus (15,52%)
tahun 2010 menjadi 237 kasus (22, 77%) pada tahun
2013.
Bedasarkan data
komisi nasional
perlindungan
anak Pada tahun 2008
terdapat 1555
Pada tahun 2007 kasus
terdapat 1194
kasus

Dengan kata lain setiap hari


terdapat 4,2 kasus.

Kepada anak usia 10-17


tahun
Kekerasan seksual anak mengakibatkan terjadinya
gangguan proses pada tumbuh kembang anak.
Keadaan ini jika tidak ditangani secara dini
dengan baik, akan berdampak terhadap penurunan
kualitas sumber daya manusia
.

Apakah yang dimaksud dengan kejahatan seksual pada anak-


anak ?

Peraturan apa yang mengatur perlindungan terhadap kejahatan


seksual pada anak-anak ?

Bagaimanakah mengetahui tanda-tanda kejahatan seksual pada


anak ?

Bagaimanakah efek psikologi pada anak korban kejahatan


seksual ?
Mengetahui peranan dokter
umum dalam menangani
Tujuan kasus kejahatan seksual
terhadap anak.
.
Manfaat

1. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan


dan meningkatkan pengetahuan tentang tanda-tanda kekerasan
seksual pada anak serta tanda-tanda psikologisnya

2. Untuk menambah wawasan tentang ilmu kedokteran forensik,


khususnya tentang kejahatan seksual pada anak-anak dan
bagaimana cara menangani kasus tersebut
Anak
 Manusia yang umurnya belum mencapai 18 tahun
(menurut konvensi hak anak). Sedangkan menurut
UU perlindungan anak no.35 tahun 2014 anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun
termasuk yang masih dalam kandungan.
Sexual maturating rate (SMR)
perempuan

Sumber: Behrman, 2000


Dasar hukum

Pasal 287 KUHP


(1) Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan,
padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya
belum lima belas tahun, atau kalau umumnya tidak jelas, bahwa belum
waktunya untuk dikawin, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umur
wanita belum sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal
berdasarkan pasal 291 dan pasal 294.
Pasal 289 KUHP
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
seorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan
cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang
kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama sembilan
tahun.
Pasal 290 KUHP
Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:
1.barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang, padahal
diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya;
2.barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang padahal
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya, bahwa umumnya
belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak jelas, yang
bersangkutan belum waktunya untuk dikawin;
3.barang siapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau
sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun
atau kalau umurnya tidak jelas yang bersangkutan belum waktunya
untuk dikawin, untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul, atau bersetubuh di luar perkawinan dengan orang
lain.
Pasal 293 KUHP
(1) Barang siapa dengan memberi atau menjanjikan uang atau
barang, menyalahgunakan pembawa yang timbul dari hubungan
keadaan, atau dengan penyesatan sengaja menggerakkan seorang
belum dewasa dan baik tingkahlakunya untuk melakukan atau
membiarkan dilakukan perbuatan cabul dengan dia, padahal
tentang belum kedewasaannya, diketahui atau selayaknya harus
diduganya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan orang yang
terhadap dirinya dilakukan kejahatan itu.
(3) Tenggang waktu tersebut dalam pasal 74 bagi pengaduan ini
adalah masing-masing sembilan bulan dan dua belas bulan.
Fungsi penyelidikan kejahatan seksual dalam forensik

(Siswanto , 2010)
Pemeriksaan hymen
Kekerasan seksual
Post traumatic syndrome disorder

Adalah Sindrom kecemasan, labilitas


autonomik, ketidakrentanan emosional, dan
kilas balik dari pengalaman yang amat
pedih setelah mengalami stress fisik
maupun emosi yang melampaui batas
ketahanan orang biasa
GANGGUAN SOSIAL PTSD
Contoh Kasus
1. Permasalahan kasus kekerasan seksual pada anak, tidak hanya
membutuhkan intervensi medis semata-mata tapi, menuntut
diambilnya langkah penanganan yang holistik dan
komprehensif termasuk dukungan psikososial yang secara
otomatis membutuhkan dukungan optimal dari keluarga dan
masyarakat

2. Seorang dokter dituntut juga untuk dapat menentukan adanya


tanda-tanda persetubuhan, tanda-tanda kekerasan, serta
memperkirakan umur anak berdasarkan keilmuan yang
dimilikinya
SARAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai