Gender
IZZATUL ARIFAH, MPH
Pokok Bahasan
Definisi Kekerasan berbasis gender
Situasi kekerasan terhadap perempuan dan anak
Faktor penyebab kekerasan berbasis gender
Kekerasan pada anak
1. Apa yang melatar belakangi munculnya undang-undang pencegahan kekerasan seksual?
2. Apa penyebab yg melatarbelakangi seseorang melakukan kekerasan seksual (dan kekerasan
dalam rumah tangga )?
3. Kalau tidak dengan undang-undang ini kira-kira, apa solusi yang tepat untuk mengurangi
tindak kekerasan tersebut?
Definisi Kekerasan
UU PKDRT No. 23/ 2004
Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis dan / atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam rumah
tangga.
Jenis kekerasan
Kekerasan Fisik
Kekerasan Emosional (Psikis)
Kekerasan Ekonomi
Kekerasan Seksual
Bentuk kekerasan terhadap perempuan saling berkaitan (tidak berdimensi tunggal )
NEGARA
MEDIA
MASYARAKAT/TEMPAT KERJA
KELUARGA
INDIVIDU
Situasi Kekerasan
Berbasis Gender di
Indonesia
Kekerasan perempuan
18,3% (2 dari 11) perempuan 15-64 tahun yang pernah/sedang menikah mengalami kekerasan
fisik dan atau seksual dilakukan oleh pasangan.
23,7% kekerasan fisik dan/seksual dilakukan oleh bukan pasangan dialami oleh wanita 15-64,
baik yang pernah/sedang menikah maupun yang belum menikah.
Jenis kekerasan seksual yang dilakukan oleh bukan pasangan
Berkomentar/ mengirim pesan bernada seksual(10%)
Menyentuh/meraba tubuh (7,1%)
Pelaku memperlihatkan gambar seksual (5,1%)
Memaksa hubungan seksual (2,8%)
Kekerasan terhadap Perempuan
Kekerasan pada Anak (KPAI)
Faktor Penyebab Kekerasan berbasis Gender
Ketimpangan relasi antara laki-laki dan perempuan
Ketergantungan isteri secara penuh kepada suami
Pengabaian oleh masyarakat
Keyakinan yang salah tentang “kodrat” termasuk yang
berdasar tafsir agama
Ketimpangan Relasi
Membuat lelaki dan perempuan terpaksa “mematuhi” peran gender
yang dilekatkan masyarakat pada mereka
Suami adalah pemimpin (penguasa) dalam keluarga, isteri adalah “milik”
suami dan berada di bawah pengawasannya
Apapun yang dilakukan isteri harus atas izin suami, jika terjadi kesalahan
dalam pandangan suami, maka ia harus “dididik”
Pengontrolan ini sering menggunakan tindak kekerasan
Ketergantungan isteri
Karena isteri tidak bekerja di sektor produksi, ia bergantung sepenuhnya
terhadap suami
Suami menggunakan ketergantungan ekonomi ini sebagai ancaman jika
isteri tidak mengikuti apa yang dikehendaki
Ancaman bisa berwujud tindak kekerasan, tidak memberikan nafkah,
perceraian, penguasaan hak asuh anak, penguasaan harta bersama.
Pengabaian oleh masyarakat dan keyakinan yang salah ttg “kodrat”