Anda di halaman 1dari 32

Kekerasan berbasis

Gender
IZZATUL ARIFAH, MPH
Pokok Bahasan
Definisi Kekerasan berbasis gender
Situasi kekerasan terhadap perempuan dan anak
Faktor penyebab kekerasan berbasis gender
Kekerasan pada anak
1. Apa yang melatar belakangi munculnya undang-undang pencegahan kekerasan seksual?
2. Apa penyebab yg melatarbelakangi seseorang melakukan kekerasan seksual (dan kekerasan
dalam rumah tangga )?
3. Kalau tidak dengan undang-undang ini kira-kira, apa solusi yang tepat untuk mengurangi
tindak kekerasan tersebut?
Definisi Kekerasan
UU PKDRT No. 23/ 2004
Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis dan / atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam rumah
tangga.
Jenis kekerasan
Kekerasan Fisik
Kekerasan Emosional (Psikis)
Kekerasan Ekonomi
Kekerasan Seksual
Bentuk kekerasan terhadap perempuan saling berkaitan (tidak berdimensi tunggal )

Kekerasan fisik : menampar, menempeleng, memukul, membenturkan ke


benda lain, dsb, sampai ke bentuk –bentuk kekerasan yang mengancam
keselamatan
Kekerasan emosional(psikis) : kata-kata yang menyakitkan, bentakan,
penghinaan, ancaman, dsb.
Kekerasan ekonomi : larangan bekerja, mengontrol pendapatan isteri, tidak
memberikan uang yang cukup untuk keluarga,
Kekerasan seksual : perkosaan, pemaksaan kehamilan, pemukulan atau
bentuk penyiksaan lain yang menyertai hubungan intim, pornografi,
penghinaan terhadap seksualitas perempuan dengan bahasa verbal.
Bentuk Kekerasan Seksual
1. Perdagangan perempuan untuk tujuan seksual
2. Pelecehan seksual
3. Penyiksaan seksual
4. Eksploitasi Seksual
5. Perbudakan Seksual
6. Intimidasi/serangan bernuansa seksual, termasuk ancaman/percobaan perkosaan
7. Kontrol seksual, termasuk pemaksaan busana dan kriminalisasi perempuan lewat aturan
diskriminatif beralasan moralitas dan agama
8. Pemaksaan Aborsi
9. Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual
10. Pemaksaan perkawinan, termasuk kawin paksa dan kawin gantung
11. Pemaksaan kehamilan
12. Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan
PELAKU KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

NEGARA

MEDIA

MASYARAKAT/TEMPAT KERJA

KELUARGA

INDIVIDU
Situasi Kekerasan
Berbasis Gender di
Indonesia
Kekerasan perempuan
18,3% (2 dari 11) perempuan 15-64 tahun yang pernah/sedang menikah mengalami kekerasan
fisik dan atau seksual dilakukan oleh pasangan.
23,7% kekerasan fisik dan/seksual dilakukan oleh bukan pasangan dialami oleh wanita 15-64,
baik yang pernah/sedang menikah maupun yang belum menikah.
Jenis kekerasan seksual yang dilakukan oleh bukan pasangan
Berkomentar/ mengirim pesan bernada seksual(10%)
Menyentuh/meraba tubuh (7,1%)
Pelaku memperlihatkan gambar seksual (5,1%)
Memaksa hubungan seksual (2,8%)
Kekerasan terhadap Perempuan
Kekerasan pada Anak (KPAI)
Faktor Penyebab Kekerasan berbasis Gender
Ketimpangan relasi antara laki-laki dan perempuan
Ketergantungan isteri secara penuh kepada suami
Pengabaian oleh masyarakat
Keyakinan yang salah tentang “kodrat” termasuk yang
berdasar tafsir agama
Ketimpangan Relasi
 Membuat lelaki dan perempuan terpaksa “mematuhi” peran gender
yang dilekatkan masyarakat pada mereka
 Suami adalah pemimpin (penguasa) dalam keluarga, isteri adalah “milik”
suami dan berada di bawah pengawasannya
 Apapun yang dilakukan isteri harus atas izin suami, jika terjadi kesalahan
dalam pandangan suami, maka ia harus “dididik”
 Pengontrolan ini sering menggunakan tindak kekerasan
Ketergantungan isteri
Karena isteri tidak bekerja di sektor produksi, ia bergantung sepenuhnya
terhadap suami
Suami menggunakan ketergantungan ekonomi ini sebagai ancaman jika
isteri tidak mengikuti apa yang dikehendaki
Ancaman bisa berwujud tindak kekerasan, tidak memberikan nafkah,
perceraian, penguasaan hak asuh anak, penguasaan harta bersama.
Pengabaian oleh masyarakat dan keyakinan yang salah ttg “kodrat”

Masyarakat menganggap KDRT sebagai urusan internal sehingga


tidak berhak campur tangan
KDRT dianggap sebagai cobaan, bukan sebagai relasi kekuasaan
yang bias gender, sehingga perempuan harus mengalah dan
bersabar
Isteri yang saleh adalah isteri yang mampu menjaga aib dan
martabat keluarga, termasuk tindak kekerasan yang ditimpakan
kepadanya
Kekerasan terhadap anak
Kekerasan Seksual, adalah keterlibatan anak dalam kegiatan seksual yang tidak
dipahaminya. Kekerasan Seksual dapat juga berupa :
◦ Perlakuan tidak senonoh dari orang lain (Hubungan seksual, Stimulasi seksual, perabaan )
◦ Perkataan-perkataan porno dan tindakan pelecehan organ seksual anak
◦ Perbuatan cabul dan persetubuhan pada anak-anak yang dilakukan oleh orang lain dengan tanpa tanggung
jawab
◦ Eksploitasi berupa mendorong atau memaksa anak terlibat dalam kegiatan prostitusi
◦ Memperlihatkan kemaluan kepada anak untuk tujuan kepuasan seksual
◦ Memaksa anak untuk memegang kemaluan orang lain
◦ Memaksa anak untuk melihat kegiatan seksual
Kekerasan Emosional, adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan terhambatnya
perkembangan emosional anak.
◦ Kata-kata yang mengancam
◦ Menakut-nakuti
◦ Berkata-kata kasar
◦ Mengolok-olok anak
◦ Perlakuan diskriminatif dari orang tua, keluarga, pendidik dan masyarakat
◦ Membatasi kegiatan sosial dan kreasi anak dan lingkungannya
Kekerasan Ekonomi (Ekploitasi Komersial), penggunaan tenaga anak untuk bekerja dan kegiatan
lain demi keuntungan orangtua atau orang lain, spt:
◦ menyuruh anak bekerja secara berlebihan
◦ menjerumuskan anak pada dunia prostitusi untuk kepentingan ekonomi
Tindak Pengabaian dan Penelantaran, adalah ketidakpedulian orangtua,
atau orang yang bertanggung jawab atas anak pada kebutuhan mereka,
seperti:
◦ Pengabaian pada kesehatan anak
◦ Pengabaian dan penelantaran pada pendidikan anak
◦ Pengabaian pada pengembangan emosi (terlalu dikekang)
◦ Penelantaran pada pemenuhan gizi
◦ Penelantaran dan pengabaian pada penyediaan perumahan
◦ Pengabaian pada kondisi keamanan dan kenyamanan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai