Anda di halaman 1dari 29

KEKERASAN

TERHADAP ANAK
Dr Retno Sawitri, SpF
DEFINISI
◦ UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak :
◦ Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan.
◦ Setiap anak berhak atas taraf hidup yang layak bagi
pengembangan fisik,mental,spiritual,moral dan sosial anak
◦ UU No. 23 tahun 2002 pasal 13 :
 Setiap anak selama dalam pengasuhan ortu/ wali/ pihak lain yg bertgg
jwb atas pengasuhan berhak mendapat perlindungan dari perlakuan :
a.Diskriminasi
b.eksploitasi ekonomi/seksual,
c.Penelantaran
d.kekejamam/kekerasan dan penganiayaan
e.ketidak adilan
f.perlakuan salah lainnya.
◦ Psl 13 ayat 2
Dalam hal ortu/wali/pengasuh anak melakukan segala btk
perlakuan ayat 1, maka pelaku dikenakan pemberatan
hukuman (pidana 3 s/d 15 th, denda 60 s/d 300 jt)
◦ Psl 71 ayat 2
Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan,
melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam situasi
perlakuan salah dan penelantaran
◦ UU No. 23 tahun 2002 pasal 54 :
◦ Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari
tindakan kekerasan yang dilakukan guru, pengelola sekolah atau
teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga
pendidikan lainnya.
STATISTIK
◦ Penelitian di CDC / Kaiser Permanente Adverse Childhood
Kategori Prevalensi (%)
Physical Abuse 28.3

Sexual Abuse 20.7

Emotional Abuse 10.6

Physical Neglect 9.9

Emotional Neglect 14.8


◦ Indonesia 400 anak Indonesia yang menjadi korban
kekerasan seksual, baik yang dilakukan oleh keluarga
maupun orang dewasa lainnya
Fisik

Bentuk
Neglect /
penelantaran
kekerasan Psikis
terhadap anak

Seksual
BENTUK-BENTUK KEKERASAN THD
ANAK:
◦ Kekerasan Fisik, tindakan yang menyebabkan
rasa sakit atau potensi menyebabkan sakit yang
dilakukan oleh orang lain, dapat terjadi sekali atau
berulang kali, berupa :
◦ Di pukul / tempeleng
◦ Di tendang
◦ Dijewer, dicubit
◦ Di lempar dengan benda-benda keras
◦ Dijemur di bawah terik sinar matahari
◦Kekerasan Seksual, adalah keterlibatan anak dalam kegiatan
seksual yang tidak dipahaminya. Kekerasan Seksual dapat juga berupa :
◦ Perlakuan tidak senonoh dari orang lain
◦ Kegiatan yang menjurus pada pornografi
◦ Perkataan-perkataan porno dan tindakan pelecehan organ seksual anak
◦ Perbuatan cabul dan persetubuhan pada anak-anak yang dilakukan oleh
orang lain dengan tanpa tanggung jawab
◦ Tindakan mendorong atau memaksa anak terlibat dalam kegiatan seksual
yang melanggar hukum seperti dilibatkannya pada kegiatan prostitusi
◦ Kekerasan Emosional, adalah segala sesuatu yang
dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan
emosional anak.
◦ Kata-kata yang mengancam
◦ Menakut-nakuti
◦ Berkata-kata kasar
◦ Mengolok-olok anak
◦ Perlakuan diskriminatif dari orang tua, keluarga, pendidik dan
masyarakat
◦ Membatasi kegiatan sosial dan kreasi anak dan lingkungannya
◦ Kekerasan Ekonomi (Ekploitasi Komersial), penggunaan
tenaga anak untuk bekerja dan kegiatan lain demi
keuntungan orangtua atau orang lain, spt:
◦ menyuruh anak bekerja secara berlebihan
◦ menjerumuskan anak pada dunia prostitusi untuk
kepentingan ekonomi
◦ Tindak Pengabaian dan Penelantaran, adalah ketidakpedulian
orangtua, atau orang yang bertanggung jawab atas anak pada
kebutuhan mereka, seperti:
◦ Pengabaian pada kesehatan anak
◦ Pengabaian dan penelantaran pada pendidikan anak
◦ Pengabaian pada pengembangan emosi (terlalu dikekang)
◦ Penelantaran pada pemenuhan gizi
◦ Penelantaran dan pengabaian pada penyediaan perumahan
◦ Pengabaian pada kondisi keamanan dan kenyamanan
Physical Abuse
◦ Di USA 
◦ 2.4 % mengalami kekerasan  ditendang, digigit, ditonjok, dibakar, diancam
menggunakan pisau atau senjata oleh orang tuanya.
◦ 8.5 %  dipukul menggunakan benda oleh orang tuanya.
◦ Karakteristik orang tua pelaku kekerasan  gangguan emosional,
penyalahgunaan narkoba, adanya riwayat KDRT atau kekerasan pada masa
kecilnya.
◦ Karakteristik anak yang mengalami kekerasan  biasanya mencapai
puncaknya pada anak usia 4 – 8 th.
PHYSICAL ABUSE
◦ Anak yang mengalami kekerasan memiliki tanda-tanda di masa
kanak-kanak 
◦ Suka main hakim sendiri
◦ Curigaan
◦ Dominan dan agresif
◦ Memiliki masalah akademis
◦ Memiliki masalah dalam hubungan social
◦ Depresi, cemas dan tidak percaya diri
PHYSICAL ABUSE
◦ Anak yang mengalami child abuse, pada masa remajanya memiliki
tanda-tanda :
◦ Memiliki perilaku kekerasan
◦ Pemalu
◦ Memiliki sikap menghindar
◦ Dapat menjadi pelaku kejahatan seksual
KEKERASAN PSIKIS
◦ Kekerasan psikis berupa 
◦ Intimidasi oleh orang tua
◦ Memanipulasi anaknya
◦ Bullying di lingkungan sekolah oleh guru atau teman sekolah
◦ Yang mengalami kekerasan psikis  anak usia 6 – 8 th dan usia remaja
◦ Pelaku kekerasan  orang tua  riwayat penyalahguna alcohol, narkoba,
riwayat KDRT, memiliki masalah kejiwaan, riwayat kekerasan pada masa
kecilnya.
KEKERASAN SEKSUAL
◦ Anak yang mengalami kekerasan seksual  dimanipulasi dan dibuat percaya
bahwa aktivitas seksual adalah bentuk ekspresi cinta.
◦ Di Australia 
◦ 1/3 perempuan pernah mengalami kekerasan seksual
◦ 10 % laki-laki pernah mengalami kekerasan seksual di masa anak-anak
◦ Indonesia  400 anak menjadi korban kekerasan seksual, mayoritas laki-laki
KEKERASAN SEKSUAL
Kekerasan seksual terdapat unsur -unsur yang meliputi :

1. Suatu perbuatan yang berhubungan dengan seksual (alat


kelamin;
2. Pada umumnya pelakunya laki-laki dan korbannya
perempuan,
3. Wujud perbuatan berupa fisik dan nonfisik dan,
4. Tidak ada kesukarelaan.
Bentuk Child Abuse
UNDANG-UNDANG
• Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)  Pencabulan
(Pasal 289 -296); Penghubungan pencabulan (Pasal 286-288).
◦ Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak yang telah diubah dengan UU No 35 tahun 2014
◦ Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT
• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak
• RUU Kekerasan Seksual
Ketentuan Pidana dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Pasal 81
1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling
sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah);
2. Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang
yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.

Pasal 82
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh
juta rupiah).
◦ Pasal 46 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga “Setiap
orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual
dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas)
tahun atau denda paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh
enam juta rupiah).
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Pasal 76D
◦ Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan memaksa Anak
melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Pasal 76E
◦ Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan, memaksa, melakukan
tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak untuk melakukan
atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul.
Pasal 76F
◦ Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau
turut serta melakukan penculikan, penjualan, dan/atau perdagangan Anak.
Pasal 76I
◦ Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan,
menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi secara
ekonomi dan/atau seksual terhadap Anak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai