Anda di halaman 1dari 4

KEKERASAN SEKSUAL

Kekerasan seksual bisa terjadi pada semua orang, baik pria maupun wanita dari anak-
anak hingga orang dewasa. Beberapa kondisi yang membuat seseorang melakukan
tindakan ini umumnya disebabkan karena faktor ekonomi, sosial, dan budaya.
Kekerasan seksual didefinisikan sebagai tindakan seksual apa pun yang dilakukan oleh
satu (atau lebih) orang atas orang lain tanpa persetujuan. Pada beberapa kasus,
korban tidak dapat memberikan persetujuan untuk melakukan hubungan seks karena
tidak sadar atau tidak mampu. Tindakan seksual ini merujuk pada penetrasi di lubang
tubuh tubuh (mulut, vagina, atau anus) tanpa persetujuan. Perbedaan Kekerasan
Seksual dan Pelecehan Seksual Meski terdengar sama, definisi kekerasan seksual dan
pelecehan seksual di Indonesia tidaklah sama. Menurut naskah akademik Rancangan
Undang-Undang Tentang Penghapusan Kekerasan Seksual oleh KOMNAS
Perempuan, terdapat perbedaan di antaranya keduanya. Kekerasan seksual adalah
setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang dan/atau tindakan lainnya,
terhadap tubuh yang terkait dengan nafsu perkelaminan, hasrat seksual seseorang,
dan/atau fungsi reproduksi, secara paksa, bertentangan dengan kehendak seseorang,
dan/atau tindakan lain yang menyebabkan seseorang itu tidak mampu memberikan
persetujuan dalam keadaan bebas karena ketimpangan relasi kuasa, relasi gender
dan/atau sebab lain, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan atau
kesengsaraan terhadap secara fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau politik. Pelecehan seksual adalah tindakan seksual lewat sentuhan
fisik maupun nonfisik dengan sasaran organ seksual atau seksualitas korban. Tindakan
yang dimaksud termasuk juga siulan, main mata, ucapan bernuansa seksual,
mempertunjukkan materi pornografi dan keinginan seksual, colekan atau sentuhan di
bagian tubuh, dan gerakan atau isyarat yang bersifat seksual sehingga mengakibatkan
rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya, dan mungkin
sampai menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan. Pelecehan seksual sendiri
adalah salah satu jenis dari kekerasan seksual. Jenis Kekerasan Seksual Selain
pelecehan seksual, menurut Komnas Perempuan terdapat berbagai jenis kekerasan
seksual lainnya, antara lain: Perkosaan Intimidasi seksual termasuk ancaman atau
percobaan perkosaan Eksploitasi seksual Perdagangan perempuan untuk tujuan
seksual Prostitusi paksa Perbudakan seksual Pemaksaan perkawinan, termasuk cerai
gantung Pemaksaan kehamilan Pemaksaan aborsi Pemaksaan kontrasepsi dan
sterilisasi Penyiksaan seksual Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual
Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi
perempuan Kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas
dan agama Kekerasan Seksual pada Anak Jenis kekerasan lainnya yang harus
dipahami adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Kekerasan seksual pada anak
dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan biasanya pelaku kekerasan adalah orang-
orang terdekatnya. Orang dewasa yang melakukan kekerasan seksual pada anak,
dalam beberapa kasus, memiliki ketertarikan seksual kepada anak-anak. Namun
ketertarikan seksual tidak membuatnya untuk melakukan pelecehan. Sering kali, pelaku
melakukan pelecehan pada anak untuk mendapatkan kontrol atas tubuh orang lain.
Sebagian besar korban pelecehan seksual berada di bawah usia 18 tahun. Anak-anak
yang mengalami pelecehan tidak selalu melaporkannya segera. Hal ini mungkin
didasari atas ancaman yang diberikan pelaku kepadanya. Jika orang tua bingung
apakah anak mendapatkan kekerasan atau tidak, berikut ini adalah tanda-tanda yang
mungkin menjadi alasan untuk khawatir, antara lain: Celana dalam yang sobek atau
bernoda Munculnya infeksi saluran kemih Mimpi buruk dan kecemasan waktu tidur
Mengompol melewati usia yang sesuai Cepat marah Menarik diri dari lingkungan
Pengetahuan seksual yang tidak sesuai dengan usia Dampak Kekerasan Seksual yang
Bisa Dirasakan Kondisi ini dapat memiliki efek psikologis, emosional, dan fisik pada
korban. Efek ini tidak selalu mudah untuk dihadapi, tetapi dengan bantuan dan
dukungan yang tepat, efeknya dapat dikelola dengan baik. Oleh karena itu, mempelajari
dampaknya dapat membantu menemukan bentuk terbaik untuk memulai proses
penyembuhan. Berikut adalah berbagai dampak yang bisa terjadi pada seseorang yang
mengalami kondisi ini, di antaranya: Tindakan yang membahayakan diri sendiri. Kondisi
ini bisa mengakibatkan seseorang melukai dirinya sendiri. Infeksi menular seksual
(IMS). Hal ini bisa terjadi akibat infeksi bakteri atau virus yang ditularkan dari satu orang
ke orang lain melalui kontak vagina, anal, atau oral. Serangan Panik. Ini adalah
perasaan tiba-tiba akan rasa takut dan kecemasan hebat yang terjadi dalam situasi di
mana mungkin tidak ada bahaya langsung. Gangguan makan. Kondisi ini juga dapat
memengaruhi korban dalam banyak hal, termasuk persepsi tubuh dan kemampuan
untuk mengontrol. Gangguan tidur. Gejala gangguan tidur dapat berupa kesulitan tidur,
tidur pada waktu yang tidak biasa, dan tidur lebih lama atau lebih pendek dari biasanya.
Bunuh diri. Ini adalah dampak yang paling membahayakan. Pelecehan seksual yang
dialami korban bisa menjadi trauma yang berkepanjangan sehingga bisa membuatnya
mengambil tindakan ini. Menurunnya tingkat percaya diri. Seseorang yang mengalami
kondisi ini bisa membuatnya merasa ‘tidak layak’ atau ‘kotor’. Mengisolasi diri.
Perasaan malu yang dialami korban bisa membuatnya mengisolasi diri dari keluarga
dan teman. Berbagai Faktor yang Membuat Seseorang Melakukan Kekerasan Seksual
Kombinasi faktor individu hingga hubungan sosial berkontribusi membuat seseorang
menjadi pelaku kekerasan seksual. Meski begitu berbagai faktor ini bukanlah penyebab
langsung karena tidak semua teridentifikasi berisiko menjadi pelaku. Berikut adalah
beberapa faktor yang bisa dikenali, antara lain: Faktor Individu Menggunakan narkoba
atau pecandu alkohol Pernah melakukan tindak kejahatan Kurang empati Agresivitas
yang tinggi Inisiasi seksual dini Fantasi seksual koersif Paparan seksual yang terlalu
eksplisit Permusuhan terhadap wanita Hipermaskulinitas Mengalami tindakan
kekerasan seksual sebelumnya Faktor Hubungan Kekerasan fisik dan konflik di
lingkungan keluarga Sejarah masa anak-anak dari pelecehan fisik, seksual, atau
emosional Lingkungan keluarga yang tidak mendukung secara emosional Hubungan
orangtua-anak yang buruk, khususnya dengan ayah Bersama dengan teman sebaya
yang agresif secara seksual, hipermaskulin, dan nakal Keterlibatan dalam hubungan
intim yang kasar Faktor Komunitas Kemiskinan Kurangnya peluang kerja Kurangnya
dukungan dari sistem peradilan Toleransi terhadap tindakan pelecehan seksual Sanksi
masyarakat yang lemah terhadap pelaku Faktor Sosial Norma sosial yang mendukung
kekerasan seksual Norma sosial yang mendukung superioritas pria dan hak seksual
Norma sosial yang mempertahankan inferioritas dan kepatuhan seksual perempuan
Hukum dan kebijakan yang lemah terkait dengan kekerasan seksual dan kesetaraan
gender Tingkat kejahatan yang tinggi dan bentuk kekerasan lainnya Cara Memberikan
Dukungan pada Korban Kekerasan Seksual Jika keluarga atau teman mengalami
kondisi ini, berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya:
Jangan menghakimi dan jangan menyalahkannya. Serangan seksual tidak pernah
menjadi kesalahan korban. Dengarkan ceritanya, tetapi jangan meminta detail kejadian
yang dialaminya. Jangan bertanya mengapa korban tidak menghentikan tindakan
tersebut, karena hal itu bisa membuatnya seolah Anda menyalahkannya. Tawarkan
dukungan praktis, seperti pergi bersama. Hormati keputusannya. Misalnya, apakah
korban ingin melaporkan kekerasan yang dialaminya pada polisi atau tidak. Jangan
katakan pada korban untuk melupakan kondisi yang dialaminya. Butuh waktu bagi
korban untuk menghadapi perasaan dan emosinya. Pencegahan Kekerasan Seksual
Setelah mengetahui berbagai faktor yang membuat seseorang berisiko menjadi pelaku
kekerasan, hal itu dapat juga berguna untuk mengidentifikasi berbagai peluang untuk
tindakan pencegahan. Meski mencegah kekerasan seksual adalah sesuatu yang
kompleks karena melibatkan banyak sektor, tujuan pencegahan adalah agar tindakan
ini tidak terjadi lagi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan: Mendukung norma sosial
yang memberikan perlindungan terhadap korban. Memberikan peluang untuk bisa
berdaya secara ekonomi. Menciptakan lingkungan yang aman dengan meningkatkan
keamanan. Memberikan perawatan untuk anak-anak dan keluarga yang berisiko untuk
mencegah perilaku bermasalah termasuk kekerasan seksual.
KELOMPOK 3
DI
S
U
S
U
N
OLEH
MUH AKBAR 1
HAJIR
NURFADILAH

Anda mungkin juga menyukai