Anda di halaman 1dari 3

KEKERASAN SEKSUAL

Kekerasan seksual adalah sebuah tindakan pelecehan seksual terhadap seseorang


tanpa adanya persetujuan dari pihak yang bersangkutan. Ini juga termasuk tindakan seksual
terhadap anak yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada anak atau individu yang terlalu muda
untuk menyatakan persetujuan, ini disebut dengan pelecehan seksual terhadap anak.

Contoh Kekerasan Seksual

Pasangan sah

Kekerasan seksual pada pasangan sah (suami-istri) adalah salah satu bentuk kekerasan
dalam rumah tangga. Ketika kekerasan dilakukan dengan ancaman kontak seksual yang tidak
diinginkan atau seks paksa oleh suami atau mantan suami seorang perempuan, maka hal itu
dapat dianggap sebagai pemerkosaan, tergantung pada yurisdiksinya, dan dapat juga
digolongkan sebagai penyerangan.

Anak-anak

Kekerasan seksual pada anak adalah suatu bentuk pelecehan seksual pada anak di
mana seorang anak digunakan sebagai pelampiasan kepuasan seksual orang dewasa atau
remaja yang lebih tua.[3][4] Bentuk kekerasan seksual terhadap anak dapat berupa kontak
seksual langsung, orang dewasa atau orang yang lebih tua yang memperlihatkan hal tidak
senonoh (alat kelamin, puting wanita, dll.) kepada seorang anak dengan maksud untuk
memuaskan hasrat seksual mereka sendiri atau untuk menindas dan memikat anak tersebut,
meminta atau menekan seorang anak untuk berhubungan seksual, menampilkan pornografi
kepada seorang anak, atau menggunakan seorang anak untuk memproduksi pornografi anak.

Penyebab Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual biasanya terjadi karena adanya keinginan dari pelaku dan
kesempatan untuk melakukan pelecehan. Perbuatan ini juga bisa terjadi akibat stimulus dari
korban yang memancing terdorongnya perilaku melecehkan.

Faktor Risiko Kekerasan Seksual


Adapun faktor yang meningkatkan risiko kekerasan seksual, yakni:

 Korban mudah ditaklukkan. Pelaku biasanya menganggap korbannya lemah dan


mudah masuk ke perangkapnya.

 Hawa nafsu. Hasrat seks yang tak tersalurkan menjadi pemicu pelecehan seksual.

 Pernah menjadi korban. Memiliki riwayat kekerasan seksual saat masih kecil juga
bisa menjadi pemicu.

 Menjadi saksi. Pelaku pernah menyaksikan pelecehan seksual secara langsung.

 Memiliki kekuasaan. Pelaku memiliki otoritas atas korbannya. 

 Ketergantungan. Kecanduan obat-obatan dan alkohol dapat memengaruhi cara


pelaku dalam berpikir dan bertindak.

 Fantasi seksual. Pelaku biasanya memiliki fantasi dengan unsur kekerasan atau


melecehkan.

 Kebiasaan menonton video porno. Kebiasaan ini memicu adanya fantasi seksual
yang berujung pada kekerasan seksual.

Pencegahan Kekerasan Seksual


Adapun langkah mencegah kekerasan seksual, yakni:

 Jangan memberikan kepercayaan sepenuhnya pada orang yang baru dikenal.


 Hindari obrolan yang berbau seksual. 
 Menguasai ilmu bela diri dasar untuk melindungi diri sendiri.
 Berani bersikap tegas.
 Memiliki sikap percaya diri.
 Mempersiapkan alat pelindung diri, seperti semprotan cabai atau alat setrum.

PERUNDUNGAN

Perundungan adalah suatu perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal maupun


fisik yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan. Biasanya,
perundungan dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok.
Perundungan dianggap terjadi bila seseorang merasa tidak nyaman dan sakit hati atas
perbuatan orang lain. Perundungan dapat diibaratkan sebagai benih dari banyak kekerasan
lain, misalnya seperti, tawuran, intimidasi, pengeroyokan, pembunuhan, dan sebagainya.

Jenis-jenis Perundungan Adalah...


Perundungan tak hanya terjadi dalam dunia nyata, tetapi juga terjadi di dunia maya. Berikut
jenis-jenis perundungan di dunia nyata:

 Perundungan verbal, seperti membentak, berteriak, memaki, bergosip, menghina,


meledek, mencela, mempermalukan, dan sebagainya.
 Perundungan fisik, seperti menampar, mendorong, mencubit, menjambak,
menendang, meninju, dan lain sebagainya yang dapat melukai fisik.
 Perundungan sosial, seperti, mengucilkan, membeda-bedakan, mendiamkan.

KORUPSI

Korupsi adalah perbuatan yang buruk (seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan
sebagainya. Diperlukan suatu kemauan dan keinginan yang kuat (political will) dari lembaga
pemerintahan seperti legislatif, eksekutif, maupun yudikatif dalam melakukan pencegahan Tindak
Pidana korupsi.

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan tindak pidana korupsi sebagai
bentuk dari kontrol sosial, tingginya kontrol sosial akan mampu mempersempit ruang gerak
bagi korupsi dan memperlebar ruang bagi anti korupsi.

Upaya Pencegahan Korupsi

 Memperbaiki sistem dan memantau pengaduan masyarakat.


 Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
 Pelaporan harta pribadi pemegang kekuasaan dan fungsi publik.
 Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di kancah
internasional.

Anda mungkin juga menyukai