Akulturasi kebudayaan terjadi sebagai akibat interaksi antar perbedaan suku, agama,
ras dan golongan di dalam masyarakat. Perbedaan menyebabkan adanya ketertarikan
sehingga tercipta adaptasi dan menghasilkan sebuah akulturasi kebudayaan. Sosiolog Gillin
dan Raimy menyatakan, akulturasi merupakan proses modifikasi antara kebudayaan yang
sudah ada di masyarakat dengan kebudayaan lain. Modifikasi kebudayaan diakibatkan
adanya dua maupun lebih kebudayaan yang mengalami kontak sosial dan menghasilkan
akulturasi kebudayaan.
Proses akulturasi kebudayaan terjadi secara dinamis tanpa menghilangkan
kebudayaan lama yang sudah ada. Menurut Deverex dan Loeb, proses akulturasi kebudayaan
bersifat menjadikan kelompok sebagai hal terpenting dalam suatu budaya.Dohrewen dan
Smith menyatakan, walaupun kelompok masyarakat berada pada posisi konstituen dalam
kebudayaan, namun tetap memiliki hubungan dan pengaruh dengan akulturasi secara
individu.
Dari beberapa perdebatan mengenai akulturasi kebudayaan di atas, Gillin, Raimy, dan
Eaton mengungkapkan, pada akhirnya akulturasi kebudayaan terjadi pada kelompok dan
individu.Pada akulturasi kebudayaan secara kelompok, akulturasi ditunjukan dengan adanya
perubahan pada orientasi nilai dan adopsi nilai-nilai dari kelompok lain. Tanpa hal tersebut,
akulturasi kebudayaan tetap dapat terjadi, karena hal tersebut tercipta dari adanya nilai dan
sikap secara alamiah.
4. Kesusasteraaan
Berkembang kesusastraan seperti hikayat dan syair. Di daerah Melayu karya sastra banyak
ditulis menggunakan bahasa Arab. Sedangkan di Jawa menggunakan bahasa Jawa, walaupun
beberapa kesusastraan menggunakan bahasa Arab terutama tentang soal keagamaan.
5. Seni Wayang
Berkembang seni kebudayaan berupa wayang yang digunakan untuk menyebarkan agama
Islam oleh para Walisongo. Wayang merupakan bentuk samaran gambaran manusia supaya
tidak melanggar aturan dalam Islam.