Akulturasi merupakan terjadinya proses sosial di masyarakat di mana kedua budaya yang berbeda
berinteraksi hingga membentuk sebuah kebudayaan yang baru.
Kebudayaan yang baru merupakan percampuran dari masing-masing budaya, sehingga untuk
berakulturasi, masing-masing kebudayaan harus seimbang.
Contoh yang pertama adalah Budaya Hindu di Bali. Hal ini merupakan hasil asimilasi
dikarenakan adanya percampuran antara kepercayaan animisme tradisional Bali dengan agama
Hindu yang dibawa dari pulau Jawa yang berasal dari India. Hasilnya menjadi agama Hindu
Dharma yang sangat berbeda dengan praktik Hindu di India dan kepercayaan masa lalu rakyat
Bali. Hindu Dharma adalah aliran agama Hindu yang umumnya dianut oleh suku Bali di
Indonesia. Hindu Dharma merupakan sinkretisme Hindu Saiwa, Waisnawa, dan Brahma dengan
kepercayaan lokal suku Bali. Hindu Dharma berasal dari aliran Saiwa Sidhanta, yang berasal dari
Madhya Pradesh, India. Dapat dikatakan asimilasi karena kepercayaan Hindu Dharma
merupakan kepercayaan yang baru dan tidak berkaitan / meninggalkan kepercayaan kedua
kepercayaan tersebut.
Contoh yang kedua adalah kenduri dan selamatan yang mana berasal dari pengaruh
kebudayaan Hindu-Budha. Setelah datang Islam, maka ritual sesajen dari Hindu Budha melebur
dengan syariat Islam berupa sedekah. Mantera-manteranya pun diganti dengan dzikir kepada
Allah SWT. Kenduri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti perjamuan makan
untuk memperingati peristiwa, meminta berkah, dan sebagainya. Dapat dikatakan bentuk
asimilasi karena kenduri tidak lagi berasal dari kebudayaan Hindu-Budha, melainkan menjadi
budaya Islam. Hal ini berarti bahwa budaya kenduri melepas kaitan dari Hindu-Buddha dan
menjadi Islam.
INKULTURASI
Dari segi bangunan terdiri dari satu buah candi yang menampilkan salah satu ciri khas candi
Hindu yang memiliki atap yang lancip didalam candi itu sendiri terdapat patung batu dari Yesus
Kristus.Patung Yesus sendiri memiliki corak pakaian ala ala agama Hindu dengan tahtanya.
Dalam Gereja Ini memiliki konsep bangunan Jawa Hindu tetapi fungsi tempat ini adalah tempat
beribadah agama katolik. Ini menunjukan jika suatu agama atau kepercayaan fleksibel atau bisa
melebur dengan budaya setempat