Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PKN

Wawasan Nusantara di Bidang


Pertahanan dan Keamanan

Oleh kelompok 5, X MIPA 4 :


1. Bintang Putra Megantara/ 05
2. Ignatius Lintar Adiluhung/ 14
3. Kristofer Vinsensius Sanjaya/ 16
4. Laurensius Arvel Wihangga/ 17
5. Nicholas Juan Harapan/ 23
6. Yehoshua Nugahita/ 32

Sekolah Menengah Atas Kolese De Britto Yogyakarta


Tahun Ajaran 2019/2020
BAB I

A. Latar Belakang

Bangsa kita merupakan bangsa yang teramat kaya akan keberagaman. Secara
garis besar, keberagaman bangsa kita terdiri atas keberagaman suku, ras, agama, serta
golongan. Hal tersebut merupakan anugerah sekaligus tantangan bagi bangsa kita untuk
menjaga dan melangsungka eksistensinya di mata masyarakat lokal dan dunia. Kita sebut
anugerah karena hal ini tentunya menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat untuk
menjadi bagian dari suatu komunitas negara yang begitu kaya dan beragam. Namun, hal
ini tak ayal menimbulkan suatu diskriminas, marginisasi, hingga sterotip terhadap suku,
ras, atau golongan tertentu yang ujung-ujungnya akan menimbulkan suatu konflik nyata
yang dipicu oleh kecemburuan sosial antar komunitas masyarakat. Demi meredam hal
tersebut maka tercetuslah gagasan empat pilar kebangsaan ( Pancasila, UUD 1945,
NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) yang kemudian disahkan oleh pemerintah sebagai
upaya untuk meminimalisir segala konflik akibat dari keberagaman yang dimiliki oleh
bangsa kita, Indonesia. Lalu selayaknya suatu raga yang membutuhkan jiwa agar dapat
berfungsi sebagaimana semestinya, wawasan nusantara hadir sebagai bentuk penjiwaan
dari keempat pilar kebangsaan, dengan harapan, kehadiran dari kedua unsur tersebut
mampu secara nyata meredam segala problematika keberagaman di Indonesia. Selain dari
pada itu, wawasan nusantara juga berperan sebagai cara bangsa Indonesia memandang
dirinya demi mewujudkan segala tujuan bangsa dalam bidang ekonomi, politik, sosial,
ideologi, serta pertahanan dan keamanan negara. Terkhusus pada bidang pertahanan dan
keamanan, wawasan nusantara berperan secara nyata dalam menjaga keutuhan bangsa
dari berbagai ancaman yang sekiranya membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

B. Pengertian Prinsip Wawasa Nusantara dalam Bidag pertahanan dan


keamanan.
Upaya pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada secara terpadu demi menjaga
keutuhan bangsa dan negara dari berbagai ancaman, dengan unsur utama TNI dan Polri
serta masyarakat sebagai unsur pendukung,
C. Azas Pertahanan dan Keamanan Bangsa
Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Titik fokus dari azas ini adalah kesejahteraan dan keamana masyrakat yang
menjdai tolak ukur tingkat keamana suatu negara. Dalam hal ini, upaya yang dilakuakn
adalah pendekata diplomatis, militer atau bahkan keduannya.
Azas Komprehensif Integral Terpadu
Azas ini menitikberatkan pada hunbungan terpadu dan sistematis antara segala
aspek-aspek suatu negara seperti ekonomi, politik, sosial budaya, serta pertahanan dan
keamanan.
Azas Mawas Diri
Azas ini berfokus kepada kewaspadaan terhadap berbagai potensi ancaman
terhadap keutuhan bangsa.

D. Sifat Wawasan Nusantara dalam Bidang pertahanan dan keamanan.


Mandiri
Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta
bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan
prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan
global.

Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun
bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan
strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini
senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa
diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi
kehidupan nasional yang lebih baik.

Manunggal
Ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan
dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Wibawa
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat
mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat
menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar
pula kewibawaannya.
Konsultasi dan kerjasama
Ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan
antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat
konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.
BAB II

A. Contoh Berhasil Penerapan Wawasan Nusantara di Bidang


Pertahanan dan Keamanan

1. Terduga Teroris di Lampung Tertangkap Berkat Laporan Ayah

Dalam berita di atas, disebutkan bahwa terduga teroris dilaporkan oleh


ayahnya sendiri kepada pihak berwenang karena kecurigaan sang ayah mengenai
keterlibatan pelaku dengan teroris. Hal yang dilakukan oleh ayah pelaku dalam
berita di atas merupkan contoh nyata implementasi wawasan nusantara dalam
bidang pertahanan dan keamananan. Karena dengan begitu, ayah tersangka telah
ikut serta dalam upaya pencegahan aksi terror yang sekiranya dapat menciptakan
suasana gaduh dalam masyarkat dan memfungsiakan diri sebagai unsur
pendukung dalam hal pertahanan dan keamanan negara demi menjaga keutuhan
bangsa dan negara dari berbagai ancaman.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190311070405-12-376063/terduga-
teroris-di-lampung-ditangkap-berkat-laporan-ayah

2. Keberhasilan Indonesia Tangkap Kapal Ilegal Vietnam Disorot Media Asing

Dalam artikel tersebut menjelaskan salah satu upaya Indonesia dalam


menjaga pertahanan dan keamanan negara. Upaya tersebut diwujudkan dengan
menangkap lima kapal illegal asal Vietnam yang memasuki Laut Cina Selatan.
Kejadian tersebut baru saja terjadi awal Maret ini yaitu pada 6 Maret 2020.
Daerah tersebut secara zona territorial dan ZEE merupakan daerah negara
Indonesia. Pada beberapa kasus sebelumnya, di daerah tersebut juga ada konflik
dengan Beijing. Kejadian serupa juga terjadi di Laut Natuna Utara. Konflik yang
sering terjadi di Laut Cina Selatan diakibatkan karena beberapa negara seperti
Cina, Vietnam, Malaysia, dan Filipina mengklaim bahwa daerah tersebut juga
termasuk milik mereka. Namun, Kementrian Kelautan dan Perikanan negara terus
memperjuangkan dan mempertahankan daerah tersebut sebagaimana sudah
tercata dalam zona ekonomi eksklusif. Zona tersebut semestinya sudah
ditandatangani dan disahkan dalam sebuah perjanjian. Sehingga, DPR, presiden,
bersama kementrian terus memperjuangkan dan mempertahankan salah satu
wawasan nusantara tersebut. Dengan berhasil ditangkapnya kapal-kapal illegal
serta diselesaikannya masalah konflik dengan beberapa negara tersebut
menunjukkan adanya upaya pemerintah dalam menjaga wawasan nusantara.
Upaya ini juga mewujudkan tujuan wawasan nusantara dalam menjaga dan mewujudkan
nasionalisme dalam berbagai aspek khususnya dalam pertahanan dan keamanan serta menjaga
wilayah laut milik Indonesia. Dalam aspek pertahanan dan keamanan ada beberapa prinsip
seperti, Bangsa Indonesia cinta damai, tetapu lebih cinta kemerdekeaan, pertahanan keamanan
berlandaskan pada landasan idiil Pancasila dan landasan Konstitusional UUD 1945, pertahanan
keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan segenap potensi dan kekuatan
nasional, pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan sitem pertahanan dan keamanan
nasional serta sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Berdasarkan prinsip-prinsip
tersebut, dengan berhasilnya Indonesia untuk terus menjaga wilayah kelautannya juga menjadi
perwujudan prinsip tersebut. Dengan berhasil menangkapnya kapal-kapal serta awak illegal juga
Indonesia mendapatkan kemerdekaannya kembali. Berdasarkan Yunitasari (2020) dalam
publikasinya mengenai penegakan hukum wilayah kelautan Indonesia, juga disebutkan bahwa
upaya menenggalamkan kapal dan menangkap awak illegal merupakan salah satu upaya yang
harus dilakukan dalam menegakkan hukum di negara Indonesia termasuk menyelamatkan
nelayan local. Meskipun terdapat dampak positif dan negatifnya, positifnya yaitu nelayan
Indonesia termasuk kekayaannya menjadi lebih aman dan sejahtera namun negatifnya terdapat
polusi dari hasil ledakan yang ditimbulkan di laut itu sehingga dapat merusak ekosistem laut jika
terus meneurs terjadi. Sehingga, disarankan bahwa dalam penegakan hukum yang dituliskan
serta diberikan perlunya ada prosedur, fasilitas, dan anggaran tambahan terkait penerjunan,
kapal, dan juga suplai BBM yang akan diberikan baik pada saat pra, saat, maupun pasca
penenggelaman tersebut. Dalam mempertahankan negara pun segala cara yang diberikan juga
harus memeperhatikan kelebihan dan kekurangannya masing-masing maka adanya monitoring
dan evaluasi penting untuk terus dilakukan bersama demi mewujudkan wawasan nusantara ini.
B. Contoh Gagal Penerapan Wawasan Nusantara di Bidang
Pertahanan dan Keamanan
1.Serangan Jakarta 2016

Serangan Jakarta 2016 merupakan serentetan peristiwa berupa


sedikitnya 6 ledakan dan juga penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan
M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Idonesia pada tanggal 14 Januari
2016. Ledakan terjadi di 2 tempat, yakni daerah tempat parkir Menara Cakrawala,
Gedung di sebelah utara Sarinah, dan sebuah pos polisi di depan gedung tersebut.
Sedikitnya 8 orang (4 pelaku dan 4 warga sipil) dilaporkan tewas dan 24 lainnya
luka-luka akibat serangan ini. Tujuh orang terlibat sebagai pelau penyerangan dan
organisasi Negara Islam Irak dan Syam mengklaim bertanggung jawab sebagai
pelaku penyerangan.
Menurut juru bicara Kepolisian Republik Indonesia, kepolisian menerima
informasi pada November 2015 bahwa Negara Islam Irak dan Syam (NIIS)
memberi sinyal akan menyerang Indonesia. Hal ini dikuatkan oleh laporan dari
Institute of Policy Analysis of Conflict, Lembaga kajian konflik di Indonesia asal
Jakarta, bahwa sedikitnya ada 50 WNI yang pergi secara diam-diam ke Suriah
untuk bergabung dengan organisasi NIIS.
(Sumber : wikipedia.org)

2.Tragedi Bom di Surabaya

Ledakan bom di tiga gereja mengguncang Surabaya, Jawa Timur, pada


Minggu (13/5/2018) pagi. Hingga malam ini, tercatat ada 13 orang menjadi
korban tewas, dan 43 orang lainnya mengalami luka-luka.
Pergerakan terorisme memang sudah menghangat ketika terjadinya
kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, namun berhasil
dikendalikan aparat kepolisian. Siapa sangka, aksi teror kembali mengguncang
Tanah Air.
Rentetan bom meledak dengan selang waktu berurutan. Dimulai ledakan
pertama mengguncang Gereja Santa Maria Tak Berrcela di Jalan Ngagel. Disusul
ledakan bom di GKI Jalan Raya Diponegoro dan di Gereja Pantekosta Jalan
Arjuno.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun ikut turun langsung untuk memantau
lokasi ledakan, dan dengan tegas ia menyatakan bahwa terorisme adalah
kejahatan kemanusiaan, tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Bahkan, ia
menilai aksi teror yang di Surabaya ini adalah tindakan yang biadab.
“Hari ini, telah terjadi aksi teror di tiga lokasi di Surabaya. Tindakan
terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan yang
menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisian dan anak-anak
yang tidak berdosa,” ujar Jokowi saat mengunjungi korban bom di RS
Bhayangkara, Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Jokowi pun memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk
mengusut dan menangkap pelaku teror ini hingga ke akar-akarnya. Pihaknya, tak
akan membiarkan tindakan pengecut ini merajalela di Tanah Air.
Kepada seluruh Rakyat Indonesia, dirinya menyampaikan agar tetap
tenang menyikapi tragedi bom yang menyayat ini. "Saya juga mengimbau rakyat
di seluruh Tanah Air agar tetap tenang dan menjaga persatuan dan tetap
waspada," ujarnya.

Pelaku Bom Bunuh Diri Jaringan ISIS


Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, pelaku bom bunuh diri yang
terjadi di tiga gereja, tidak lepas dari jaringan ISIS. Pasalnya, ISIS mempunyai
pendukung utama di Indonesia yakni kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD)
dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).
JAT sendiri didirikan Aman Abdurrahman, yang saat ini tengah menjalani
tahanan sebagai terdakwa kasus bom Thamrin. Sedangkan satu keluarga yang
merupakan pelaku bom bunuh diri di Surabaya adalah sel-sel dari JAD.
"Kelompok mana yang melakukan aksi ini (teror bom di surabaya), tidak
lepas dari JAD, JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia,"
terang Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian di RS Bhayangkara Surabaya.
Adapun motif di balik aksi teror bom ini diduga karena tingkat
internasional ISIS ditekan oleh kekuatan baik dari barat seperti Rusia dan lainnya.
Sehingga terpojok dan memerintahkan semua jaringan untuk melakukan serangan
pada seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia sendiri ada dua macam kelompok terkait dengan ISIS yang
menjadi ancaman. Pertama, kelompok sel-sel JAD dan JAT yang ada beberapa.
Mereka yang kembali berangkat ke Suriah atau tertangkap oleh otoritas Jordani
dan Turki atau sekitar Suriah.
Meledaknya bom di tiga gereja di Surabaya ini membuat polisi semakin
memperketat pengamanan di berbagai daerah. Sementara berbagai kecaman
terhadak aksi terorisme ini bermunculan dari berbagai pihak.
Seperti diungkapkan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo
meminta seluruh elemen bangsa untuk menjaga keamanan dan persatuan bangsa.
"Partai Perindo mengajak seluruh rakyat Indonesia rapatkan barisan
menjaga keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa," kata Hary Tanoe di akun
Twitter-nya @Hary_Tanoe.
Senada diungkapkan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil
Anzar Simanjutak memandang peristiwa tersebut terang adalah kejahatan
kemanusiaan yang tidak mungkin bersendikan nilai agama yang benar.
“Siapa pun pelaku pemboman tersebut pastilah orang yang membajak
nilai-nilai universal agama yang mendamaikan dan mencintai kasih sayang dan
persaudaran antarsesama,” kata Dahnil melalui keterangan tertulisnya kepada
Okezone.
Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak tokoh dan
umat beragama, termasuk para pengelola rumah ibadah untuk mendoakan
keselamatan bangsa.
"Saya minta semua pemuka agama, tokoh-tokoh umat, dan pengelola
semua rumah ibadah untuk mengajak umatnya berdoa untuk keselamatan dan
keamanan seluruh anak bangsa," ujar Menag di Surabaya.
(Sumber : https://nasional.okezone.com/ )

Kedua berita tersebut merupakan contoh dari kegagalan atau ketidakberhasilan dalam
melaksanakan nilai-nilai wawasan nusantara di bidang pertahanan dan keamanan. Hal itu dapat
terjadi karena kegagalan seluruh komponen bangsa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan
menghargai keberagaman. Kesadaran cinta tanah air dan bangsa seharusnya menjadi modal
utama yang akan menggerakan partisipasi setiap warga negara Indonesia dalam menanggapi
segala ancaman yang membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan negara.

BAB III
Kesimpulan
Melihat dari perspektif perjalanan historis Bangsa Indonesia yang terus menerus berusaha
meningkatkan kualitas eksistensinya di mata lokal dan dunia, Wawasan Nusantara sebagai
landasan pokok penjiwaan terhadap keempat pilar kebangsaan sangat diperlukan agar dalam
penerapannya masyarakat Indonesia sungguh dimampukan untuk dapat menghindari segala
macam bentuk ancaman yang berpotensi menghambat keberlangsungan hidup berbangsa dan
bernegara sesuai tatanan yang ada. Ancaman yang telah timbul tampak cukup konkret pada
bidang pertahanan dan keamanan, oleh karena itu Wawasan Nusantara juga tidak dapat lepas dari
bidang tersebut sebagai landasan dari tindakan/upaya pencegahan maupun penanggulangan demi
memperjuangkan stabilitas keamanan nasional.

Daftar Pustaka
Nuridha, S. D. (2019). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA.
Yogyakarta: PT Penerbit Intan Pariwara.

Setiawan, S. (2020). Pengertian Ketahanan Nasional – Ciri, Sifat, Asas, Unsur, Fungsi,
Konsepsi. Jakarta: gurupendidikan.com.

Silentedan. (2020). Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Jakarta:
id.m.wikipedia.org.

Tribunnews/Jeprima. (2020). Keberhasilan Indonesia Tangkap Kapal Ilegal Vietnam Disorot


Media Asing. Jakarta Utara: tribunnews.com.

Wikipedia. (2019). Serangan Jakarta 2016. Jakarta: id.wikipedia.org.

Anda mungkin juga menyukai