Anda di halaman 1dari 23

AKULTURASI KEBUDAYAAN NUSANTARA dan

HINDU-BUDHA
Anggota kelompok 4 :
1. Ahmad Firdaus
2. Galuh Inge pratiwi
3. Hagia Sofia Siden
4. Rekha Meilani
5. Flandy Chamesawara
6. Solagracia s.p.
Pengertian akulturasi
perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan
bertemu, kemudian hidup berdampingan dan saling mengisi
serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua
kebudayaan tersebut.
Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia-pun tidak
diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan
penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia
tanpa menghilangkan unsur-unsur asli.
Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan
kebudayaan Indonesia asli sebagai berikut.

1.Seni Bangunan
Bentuk-bentuk bangunan di Indonesia umumnya merupakan
bentuk akulturasi antara unsur-unsur budaya Hindu-Budha
dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan yang megah,
patung-patung perwujudan dewa atau Budha, serta bagian-
bagian candi dan stupa adalah unsur-unsur dari India. Bentuk
candi-candi di Indonesia pada hakikatnya adalah punden
berundak yang merupakan unsur Indonesia asli. salah satu
contoh dari bentuk akulturasi tersebut adalah Candi Borobudur .
1.Candi
sebuah bangunan yang berasal dari zaman kekuasaan kerajaan – kerajaan Hindu-
Budha di Indonesia .”candi” berasal dari kata candika yaitu salah satu nama dewi
Durga. “Candi” juga berasal dari kata cinandi yang berarti makam .

Pada umumnya candi terdiri atas tiga bagian yaitu :


Bhurloka adalah bawah candi yang melambangkan kehidupan dunia fana.

Bhurvaloka adalah bagian candi yang melambangkan tahap pembersihan dan


pemurnian jiwa.

Svarloka adalah melambangkan tempat para dewa atau jiwa yang telah disucikan.
2. Stupa
Bangunan stupa pada masa India Kuno digunakan sebagai makam atau tempat
penyimpanan abu kalangan bangsawan/tokoh tertentu.

Stupa memiliki tiga bagian dari bangunannya :

Andah, melambangkan dunia bawah tempat manusia yang masih dikuasai hawa nafsu.

Yanthra, merupakan suatu benda untuk memusatkan pikiran saat bermeditasi.

Cakra, melambangkan nirwana tempat para dewa.


2.SENI RUPA DAN SENI UKIR
SENI RUPA
Seni Rupa merupakan seni yang monumental, dalam seni rupa pengekspresian
penciptaan dilakukan di beberapa media sesuai dengan ide atau gagasannya.

pengaruh India juga membawa perkembangan dalam bidang seni rupa , seni
pahat , dan seni ukir. Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahat
pada bagian dinding-dinding candi . Misalnya, relief di Candi Borobudur yang
berupa pahatan riwayat Sang Budha. Di sekitar Sang Budha terdapat lingkungan
alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati.

Pada relief kala makara pada candi dibuat sangat indah . Hiasan relief kala
makara , dasarnya adalah motif bintang dan tumbuh-tumbuhan . Hal semacam ini
sudah dikenal sejak masa sebelum Hindu . Binatang-binatang itu dipandang
suci , maka sering diabadikan dengan cara di lukis .
Seni Ukir

seni ukir adalah hasil suatu gambaran yang dibuat oleh manusia pada suatu
permukaan yang dikerjakan sedemikian rupa dengan alat-alat tertentu sehingga
permukaaan yang asal mulanya rata menjadi tidak rata (kruwikan dan buledan).

Kehadiran seni ukir di Indonesia sebenarnya telah tumbuh pada zaman purba ketika
kesenian Indonesia menerima unsur-unsur seni Hindu.Hal ini dapat dilihat pada seni
bangunan percandian yang memiliki karya-karya batu ornamentik yang indah.

Menurut Van den Berg dan Kroskamp, seni arca berasal dari bangsa Hindu, tetapi
mereka mengatakan bahwa yang membuat candi dan arca di Dieng adalah orang
Jawa sendiri. Seniman tersebut menciptakan bangunan di Dieng berdasarkan
pengetahuan dari guru-guru mereka yang berasal dari India. Dengan demikian seni
bangunan dan seni arca yang ada di Indonesia mempunyai corak tersendiri sebagai
hasil dari kreativitas orang Indonesia.
Motif hias percandian

Relief di Prambanan menampilkan Shinta tengah diculik Rahwana yang menunggangi


raksasa bersayap, sementara burung Jatayu di sebelah kiri atas mencoba menolong
Shinta.
3.Seni pertunjukan.

Menurut J.L.A Brandes,gamelan merupakan salah satu pertunjukan


asli yang dimiliki oleh bangsa indonesia sebelum masuknya unsur-
unsur budaya india. Selama waktu berabad-abad gamelan juga
mengalami perkembangan dengan masuknya unsur-unsur budaya
baru baik dalam bentuk maupun kualitasnya.
Macam-macam gamelan dapat
dikelompokkan dalam chordaphones,
aerophones, membranophones,
tidophones, dan xylophones.
Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia
dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat
Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari
pengambilan lakon cerita dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang
berasal dari budaya India namun wayangnya asli dari indonesia
4.seni sastra dan aksara.
Pengaruh india membawa perkembangan seni sastra di indonesia, seperti prasasti yang ditulis
dengan huruf pallawa dan bahasa sanskerta.Begitu juga pada Seni sastra waktu itu ada yang
berbentuk prosa dan ada yang berbentuk tembang (puisi), tembang jawa kuno umumnya disebut
kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama dari India.

Berdasarkan isinya, kesusastraan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:


1. tutur (pitutur kitab keagamaan),
2.kitab hukum, dan
3.wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan
atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.

Bentuk wiracarita yang sangat terkenal di indonesia,seperti kitab Ramayana dan Mahabarata. dan
terdapat pula wiracarita hasil gubahan dari para pujangga indonesia, Misalnya, Baratayuda yang
digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Juga munculnya cerita-cerita Carangan.
Perkembangan seni sastra yang sangat cepat didukung oleh penggunaan huruf pallawa, misalnya
dalam karya-karya sastra jawa kuno. pada prasasti-prasasti yang ditemukan terdapat unsur india
dengan unsur budaya indonesia. Misalnya, ada pasasti dengan huruf Nagari( india) dan huruf Bali
kuno (indonesia)

dan terdapat pula beragam prasasti yang menandakan pengaruh kuat dari Hindu-Buddha di
Indonesia, seperti prasasti di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Bahasa
yang digunakan pun menggunakan huruf Pallawa dan Sansekerta.
5. Sistem Kepercayaan

Nenek moyang bangsa indonesia berasal dari daerah yunan (cina selatan) nenek
moyang datang ke indonesia mangarungi lautan yan luas menggunakan perahu
cardik. Kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia sebelum masuknya
agamanya hindhu-budha adalah animisme dan dinamisme.

 Animisme yaitu (aliran) atau kepercayaan yang memuja roh nenek moyang.

 dinamisme yaitu paham aliran yang beranggapan bahwa setiap benda memiliki
kekuatan gaib, sehingga benda itu sangat dihormati dan dikeramati.
Sesudah masuknya pengaruh India, kepercayaan atas roh halus tidak hilang atau
telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama seperti
animisme, dinamisme kedalam keagamaan Hindu-Budha.

Contohnya bisa dilihat pada fungsi candi.Fungsi kuil atau candi di India ialah
sebagai tempat pemujaan, candi juga sebagai makam atau raja untuk menyimpan
abu jenazah raja yang sudah meninggal. Itulah sebabnya peripih tempat
penyimpanan abu jenazah raja didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewi yang
dipujanya. Hal in jelas sebagai perpaduan antara candi di India dan tradisi
pemakaman serta pemujaan roh nenek moyang yang sudah ada di Indonesia.
Bentuk bangunan lingga dan yoni juga merupakan tempat pemujaan terutama bagi
orang-orang Hindu penganut syiwanisme. Lingga adalah lambang dewa syiwa. Secara
filosofis lingga yoni adalah lambang kesuburan dan lambang kemakmuran. Lingga lambang
laki-laki dan yoni adalalah lambang perempuan.
6. SISTEM PEMERINTAHAN
Pemerintahan yang dimaksud adalah semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu.
Rakyat mengangkat seorang pemimpin atau semacam kepala suku. Setelah pengaruh India
masuk, maka pemimpin tadi diubah menjadi raja dan wilayahnya disebut kerajaan. Hal ini secara
jelas terjadi di Kutai.

Salah satu bukti akulturasi dalam bidang pemerintahan, misalnya seorang raja harus berwibawa
dan dipandang memiliki kekuatan gaib seperti pada pemimpin masa sebelum Hindu-Buddha
Buddha. Karena raja memiliki kekuatan gaib, maka oleh rakyat raja dipandang dekat dengan dewa.
Raja kemudian disembah, dan kali sudah meninggal, rohnya di puja – puja.
7. Arsitektur

Bentuk akulturasi budaya lain yang dapat dilihat hingga saat ini adalah arsitektur
pada bangunan-bangunan keagamaan. Hal ini terlihat pada sosok bangunan sakral
peninggalan hindhu seperti candi sewu, candi Gedungsongo, dan masih banyak lagi.
Juga bangunan pertapaan-wihara merupakan bangunan berundak. Bangunan ini
dapat dilihat pada beberapa candi Plaosan, candi Jalatunda, Candi Tikus, dan lain-
lain. Bentuk lain berupa stupa berundak yang dapat dilihat pada pada bangunan
Borobudur. Disamping itu juga terdapat bangunan gua, seperti gua Selomangkleng
Kediri, dan Gua Gajah. Bangunan lainnya dapat berupa gapura paduraksa seperti
candi Bajangratu, candi Jedong, dan Candi plumbangan.
Bangunan suci berundak itu sudah berkembang subur dalam zamam praaksara, sebagai
penggambaran dari alam semesta yang bertingkat- tingkat.Tingkat paling atas adalah
tempat persemayaman roh nenek moyang. Punden berundak itu menjadi sarana khusus
untuk persembahyangan dalam rangka pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Pemikiran dasar dan filsafat yang melandasi kepercayaan ini terus hidup di dalam alam
kehidupan, meskipun tidak begitu tampil dipermukaan. Sebagai lokal genius yang
menentukan arah perkembangan kebudayaan indonesia dalam mengolah pengaruh Hindu-
Budha maka unsur-unsur praaksara itu makin nampak pengaruhnya.
Ungkapan- ungkapan seperti candi, misalnya dipahami maknanya hanya sebagai
pemuja roh nenek moyang. Alas atau kaki candi berbentu persegi atau
bujursangkar, berketinggian menyerupai batur dan dicapai melalui tangga yang
langsung dapat menuju bilik candi. Ditengah kaki candi terdapat perigi tempat
menanam peripih. Bagian kaki candi disimbolkan sebagai bhurloka dalam ajaran
hindhu atau kamaloka dalam ajaran Buddha. Denah bagian tubuh candi pada
umumnya berdimensi lebih kecil dari alasnya, sehingga membentuk serambi.
Bagian tubuh ini dapat berbentuk kubus atau silinder yang berisi satu atau empat
bilik. Pada candi Hindu lubang perigi yang ditutup yoni terdapat ditengah bilik
utama, dinding luar terdapat relung - relung yang berisi arca. Pada bagian atas
setiap pintu masuk candi dihiasi kepala kala yang sebagai banaspati, yaitu
lambang penjaga.
Bagian atas candi selalu terdiri atas susunan tingkatan yang mengecil ke atas, dan diakhiri
dengan mahkota. Mahkota ini dapat berupa stupa, lingga, ratna, atau berbentuk kubus. Bagian
atap candi disimbolkan sebagai tempat persemayaman dewa. Khusus untuk candi-candi
Buddha menggunakan stupa sebagai elemennya.

Secara keseluruhan candi menggambarkan hubungan makrokosmos atau alam semesta yang
dibagi menjadi tiga, yaitu alam bawah tempat manusia yang masih mempunyai nafsu, alam
antara tempat manusia yang telah menginggalkan keduniawian dan dalam keadaan suci
menemui Tuhannya, dan alam atas tempat dewa-dewa.
1. Diah laras (8): contoh seni sastra yg berbentuk prosa
2. Ziyan (36) : contoh relief kalamakara.dan apa itu relief
kalamakara, contoh binatang yg dipandang suci?
3. Boan (7) : apa fungsi bhurloka,bhurvaloka dan svarloka selain
untuk melambangkan sesuatu
5. Alifia (4) : arti dari kalimat dinding luar terdapat relung” yg berisi
arca
6. Anes (31) : contoh dari cerita” carangan

Anda mungkin juga menyukai