1. Indentifikasi bukti pengaruh Hindu-Budha dalam masyrakat yang masih ada hingga
kini seperti dilihat dari aspek.
a. Bahasa dan tulisan
Masuknya kebudayaan Hindu di Indonesia pada abad ke-1 Masehi
memperkenalkan masyarakat Nusantara kepada budaya tulis atau masa aksara.
Pada saat itu, budaya tulis yang dibawa menggunakan bahasa Sansekerta dengan
huruf Pallawa, yaitu sejenis tulisan yang juga ditemukan di wilayah India bagian
selatan. Dengan begitu, masuklah Indonesia pada zaman sejarah atau zaman
aksara, yaitu zaman ketika manusia mulai mengenali tulisan. Kemudian, bahasa
Sansekerta dengan huruf Pallawa menjadi bahasa dan huruf utama yang
digunakan pada banyak prasasti di Indonesia. Prasasti tertua adalah prasasti
Mulawarman yang ditemukan di Kalimantan Timur. Prasasti-prasasti lain pun
ditemukan di daerah-daerah lain di Indonesia yang ternyata menggunakan huruf
dan bahasa yang sama, yang diduga berasal dari masa Kerajaan Tarumanegara,
Sriwijaya, dan Mataram Kuno.
Bahasa Sansekerta kebudian banyak memengaruhi bahasa Kawi (bahasa Jawa
Kuno) dan bahasa Melayu Kuno. Bahasa Kawi banyak menyerap kosakata dari
bahasa Sansekerta, namun tidak meniru tata bahasanya karena tata bahasa
sansekerta sangatlah rumit. Istilah kawi bermakna penyair, dan hasil karya yang
dihasilkan penyair isebut dengan kakawin. Sedangkan sebutan Jawa Kuno
menunjukkan bahwa bahasa tersebut merupakan bahasa Jawa yang paling tua.
Prof. Dr. P. J Zoetmulder mengatakan bahwa bahasa Jawa Kuno merupakan
bahasa yang umum digunakan pada masa pemerintahan Hindu di Jawa sampai
kerajaan Majapahit runtuh. Menurut para ahli, setelah kerajaan Majapahit runtuh,
orang-orang Majapahit yang tidak ingin menganut agama Islam menyingkirkan
diri ke arah Timur, bahkan sampai ke Bali. Orang-orang tersebut pergi dengan
membawa naskah dan karya-karya sastra sehingga terjadilah pencampuran antara
bahasa Kawi dan bahasa Bali, sehingga lahirlah bahasa Kawi-Bali (bahasa Jawa
Tengahan dan atau Bali Tengahan). Di Bali, bahasa ini digunakan dalam naskah
tutur, usasda, babad, dan kidung.
Setelah muncul dan berkembangnya Islam di Nusantara, bahasa Jawa Kuno
berkembang menjadi bahasa Jawa Tengahan dan bahasa Jawa modorn. Bahasa
Jawa Tengahan ditandai dengan adanya ciri erat antara budaya Hindu-Jawa Bali
dengan pengaruh India yang tetap terasa.
b. Politik dan sistem pemerintahan
Kebudayaan Hindu Buddha mengenalkan pada konsep dewa raja pada sistem
pemerintahan dengan memosisikan raja sebagai titisan para dewa. Para ahli
beranggapan bahwa konsep dewa raja meupakan hasil proses akulturasi antara
Hinduisme dan pemujaan nenek moyang yang sudah lama dianut oleh masyarakat
Nusantara pada saat itu. Dalam bahasa Sansekerta, istilah dewa raja bermakna
“raja para dewa” atau “raja yang juga titisan dewa”. Dalam masyarakat Hindu,
pemegang kekuasaan tertinggi dapat disandang oleg Siwa, terkadang Wisnu, atau
Brahma. Konsep ini memandang bahwa raja atalah dewa yang hidup di atas bumi
sebagai titisan dewa tertinggi
Jika saat ini kamu banyak menemukan sekolah yang memiliki asrama, itu
adalah salah satu warisan masa klasik. Salah satu kerajaan yang terkenal dengan
pendidikan agama Buddha-nya dan memiliki asrama adalah Sriwijaya. Saat itu
kerajaan memiliki asrama (mandala) sebagai tempat untuk belajar ilmu
keagamaan dan ilmu-ilmu lainnya. Asrama biasanya terletak di sekitar kompleks
candi dan digunakan oleh para murid.
c. Ekonomi dan sistem penceharian
Di bidang ekonomi, Kerajaan Demak berperan penting karena menjadi daerah
penghubung antara penghasil rempah-rempah di timur dengan Malaka sebagai
pasar di barat. Perdagangan Kerajaan Demak juga maju terlihat dari aktivitas
kegiatan ekspor produk ke wilayah lain melalui pelabuhan-pelabuhan yang
dimilikinya. Komoditas yang diekspor Kerajaan Demak antara lain beras, madu
dan lilin. Ekspor komoditas dari Kerajaan Demak ditujukan ke wilayah Malaka
melalui Pelabuhan Jepara. Pelabuhan milik Kerajaan Demak sering menjadi
tempat transit kapal-kapal dagang yang hendak ke Selat Malaka dan sebaliknya.
Kerajaan Demak mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai
penghasil makanan terutama beras. Melalui kegiatan pertanian dan perdagangan
tersebut, kehidupan ekonomi masyarakat di kerajaan Demak berkembang lebih
baik.
d. Agama dan sorbut
Sebelum mendapatkan pengaruh dari agam hindu budha dari India, bangsa-
bangsa di kepulauan Indonesia sudah memiliki beberapa kepercayaan asli, antara
lain :
a. Kaki candi, berbentuk bujur sangkar melambangkan “alam bawah” yaitu dunia
tempat hidup manusia.
b. Badan candi, melambangkan “alam antara” tempat manusia yang sudah
meninggalkan semua urusan duniawinya.
c. Atap candi melambangkan “alam atas”, berbentuk lingkaran dengan tiga teras
berundak-undak.
2. Identifikasi alkuturasi pengaruh hindu-budha seperti
a. Bahasa dan aksara
Kitab Ramayana dan juga Mahabarata adalah salah satu dari kitab
Kepahlawanan dan lumayan dikenal di Indonesia. Perkembangan seterusnya
yakni dari kitab-kitab itu lalu muncul sebuah seni pertunjukan yang bernama
Wayang Kulit. Nah, seni pertunjukan dari Wayang ini telah terkenal sekali
terutama di Pulau Jawa, nilai-nilai dalam pertunjukan itu bersifat Edukatif. Dan
menariknya adalah kalau cerita-cerita pada pertunjukan wayang itu berasal dari
negara India tetapi wayangnya asli dibuat oleh orang Indonesia. Contoh tersebut
adalah bentuk akulturasi kebudayaan dari nusantara dengan kebudayaan hindu
budha.
b. Sistem kepercayaan
Pada awalnya bangsa Indonesia merupakan menyembah roh dari nenek
moyang, namun sesesudah masuk pengaruh kebudayaan dari India, kepercayaan
yang memang teah dianut yakni animisme tak hilang jika dilihat dari fungsi candi
yang ada di Indonesia.
Di India, candi fungsinya adalah untuk tempat pemujaan. Tetapi, di Indonesia
disamping utnuk tempat pemujaan, namun, juga dipakai sebagai tempat
pemakaman raja-raja. Dari penjelasan diatas, bahwa memang ada perpaduan
kebudayaan yakni fungsi candi di India dan juga tradisi pemujaan roh dari nenek
moyang serta sebagai pemakaman di Indonesia.
c. Kesastraan
1) Candi Hindu memiliki pintu masuk yang dilengkapi dengan kepala kala dan rahang
bawah.
2) Bentuk candinya ramping.
3) Bentuk candi Hindu menyerupai komplek, dimana candi utamanya terletak
dibelakang candi perwara. Misalnya candi Prambanan.
4) Mempunyai Arca Dewi Trimuri.
5) Dibagian puncaknya terdapat bentuk Ratna.
6) Memiliki struktur candi seperti svarloka, bhurloka, dan bhuvarloka.
7) Digunakan sebagai tempat menyembah dewa dan tempat memakamkan para raja.