Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SEJARAH INDONESIA

1. Indentifikasi bukti pengaruh Hindu-Budha dalam masyrakat yang masih ada hingga
kini seperti dilihat dari aspek.
a. Bahasa dan tulisan
Masuknya kebudayaan Hindu di Indonesia pada abad ke-1 Masehi
memperkenalkan masyarakat Nusantara kepada budaya tulis atau masa aksara.
Pada saat itu, budaya tulis yang dibawa menggunakan bahasa Sansekerta dengan
huruf Pallawa, yaitu sejenis tulisan yang juga ditemukan di wilayah India bagian
selatan. Dengan begitu, masuklah Indonesia pada zaman sejarah atau zaman
aksara, yaitu zaman ketika manusia mulai mengenali tulisan. Kemudian, bahasa
Sansekerta dengan huruf Pallawa menjadi bahasa dan huruf utama yang
digunakan pada banyak prasasti di Indonesia. Prasasti tertua adalah prasasti
Mulawarman yang ditemukan di Kalimantan Timur. Prasasti-prasasti lain pun
ditemukan di daerah-daerah lain di Indonesia yang ternyata menggunakan huruf
dan bahasa yang sama, yang diduga berasal dari masa Kerajaan Tarumanegara,
Sriwijaya, dan Mataram Kuno.
Bahasa Sansekerta kebudian banyak memengaruhi bahasa Kawi (bahasa Jawa
Kuno) dan bahasa Melayu Kuno. Bahasa Kawi banyak menyerap kosakata dari
bahasa Sansekerta, namun tidak meniru tata bahasanya karena tata bahasa
sansekerta sangatlah rumit. Istilah kawi bermakna penyair, dan hasil karya yang
dihasilkan penyair isebut dengan kakawin. Sedangkan sebutan Jawa Kuno
menunjukkan bahwa bahasa tersebut merupakan bahasa Jawa yang paling tua.
Prof. Dr. P. J Zoetmulder mengatakan bahwa bahasa Jawa Kuno merupakan
bahasa yang umum digunakan pada masa pemerintahan Hindu di Jawa sampai
kerajaan Majapahit runtuh. Menurut para ahli, setelah kerajaan Majapahit runtuh,
orang-orang Majapahit yang tidak ingin menganut agama Islam menyingkirkan
diri ke arah Timur, bahkan sampai ke Bali. Orang-orang tersebut pergi dengan
membawa naskah dan karya-karya sastra sehingga terjadilah pencampuran antara
bahasa Kawi dan bahasa Bali, sehingga lahirlah bahasa Kawi-Bali (bahasa Jawa
Tengahan dan atau Bali Tengahan). Di Bali, bahasa ini digunakan dalam naskah
tutur, usasda, babad, dan kidung.
Setelah muncul dan berkembangnya Islam di Nusantara, bahasa Jawa Kuno
berkembang menjadi bahasa Jawa Tengahan dan bahasa Jawa modorn. Bahasa
Jawa Tengahan ditandai dengan adanya ciri erat antara budaya Hindu-Jawa Bali
dengan pengaruh India yang tetap terasa.
b. Politik dan sistem pemerintahan
Kebudayaan Hindu Buddha mengenalkan pada konsep dewa raja pada sistem
pemerintahan dengan memosisikan  raja sebagai titisan para dewa. Para ahli
beranggapan bahwa konsep dewa raja meupakan hasil proses akulturasi antara
Hinduisme dan pemujaan nenek moyang yang sudah lama dianut oleh masyarakat
Nusantara pada saat itu. Dalam bahasa Sansekerta, istilah dewa raja bermakna
“raja para dewa” atau “raja yang juga titisan dewa”. Dalam masyarakat Hindu,
pemegang kekuasaan tertinggi dapat disandang oleg Siwa, terkadang Wisnu, atau
Brahma. Konsep ini memandang bahwa raja atalah dewa yang hidup di atas bumi
sebagai titisan dewa tertinggi
Jika saat ini kamu banyak menemukan sekolah yang memiliki asrama, itu
adalah salah satu warisan masa klasik. Salah satu kerajaan yang terkenal dengan
pendidikan agama Buddha-nya dan memiliki asrama adalah Sriwijaya. Saat itu
kerajaan memiliki asrama (mandala) sebagai tempat untuk belajar ilmu
keagamaan dan ilmu-ilmu lainnya. Asrama biasanya terletak di sekitar kompleks
candi dan digunakan oleh para murid.
c. Ekonomi dan sistem penceharian
Di bidang ekonomi, Kerajaan Demak berperan penting karena menjadi daerah
penghubung antara penghasil rempah-rempah di timur dengan Malaka sebagai
pasar di barat. Perdagangan Kerajaan Demak juga maju terlihat dari aktivitas
kegiatan ekspor produk ke wilayah lain melalui pelabuhan-pelabuhan yang
dimilikinya. Komoditas yang diekspor Kerajaan Demak antara lain beras, madu
dan lilin. Ekspor komoditas dari Kerajaan Demak ditujukan ke wilayah Malaka
melalui Pelabuhan Jepara. Pelabuhan milik Kerajaan Demak sering menjadi
tempat transit kapal-kapal dagang yang hendak ke Selat Malaka dan sebaliknya.
Kerajaan Demak mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai
penghasil makanan terutama beras. Melalui kegiatan pertanian dan perdagangan
tersebut, kehidupan ekonomi masyarakat di kerajaan Demak berkembang lebih
baik.
d. Agama dan sorbut
Sebelum mendapatkan pengaruh dari agam hindu budha dari India, bangsa-
bangsa di kepulauan Indonesia sudah memiliki beberapa kepercayaan asli, antara
lain :

1) Animisme adalah kepercayaan yang mempercayai bahwa setiap benda di Bumi


ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar), mempunyai jiwa yang
mesti dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu manusia.
2) Dinamisme  adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah
meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon besar.
3) Animatisme adalah sistem kepercayaan yang meyakini bahwa benda-benda
atau tumbuhan di sekitar manusia memiliki jiwa dan bisa berpikir.
4) Totemisme adalah kepercayaan yang mempercayai adanya daya atau sifat ilahi
yang dikandung sebuah benda atau makhluk hidup selain manusia.

Kepercayaan-kepercayaan tersebut lambat laun tergeser dengan hadirnya


agam Hindu dan Budha, diawali dari pemimpin-pemin lokal sampai kemudian
merambah keseluruh masyarakat bawah. Meskipun begitu, kebudayaan dan
agama Hindu Budha yang masuk tidak serta merta menghapus kepercayaan asli
masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Lebih tepatnya, kepercayaan baru yang
datang yaitu pengaruh Hindu Budha berbaur dengan kepercayaan yang sudah ada
sebelumnya.
e. Seni bangun, seni pahat, relifel candi

Pada zaman sebelum Hindu Buddha, masyarakat Indonesia belum


mengenal bangunan dan taat kota yang kompleks, tertata, dan bernilai seni tinggi
(arsitektur). Dengan masuknya pengaruh Hindu Buddha, masyarakat Indonesia
jadi mengenal sistem bangunan yang lebih ber-arsitektur dibandingkan bangunan
sebelumnya. Salah satunya adalah keraton. Keraton merupakan tempat tinggal raja
yang biasanya terletak di pusat kota dan dikelilingi oleh tembok-tembok tinggi.
Tembok tersebut umumnya memilii empat pintu gerbang atau gapura yang
menghadap ke empat arah mata angin : utara, selatan, barat, dan timur. Di sebelah
selatan umumnya terdapat alun-alun, sedangkan di bagian barat terdapat bangunan
peribadatan. Sebagai contoh, alun-alun Keraton Yogya, yang disetiap tempatnya
memiliki fungsi masing-masing : Alun-alun Utara sebagai tempat berkumpul
masyarakat yang bersifat dinamis, Alun-alun Selatan sebagai penyeimbang dan
dimaksudkan sebagai tempat palereman (istirahat) para dewa sehingga
suasananya dikondisikan agar dapat menentramkan hati banyak orang. Tata letak
bangunan yang lazim disebut sistem macapat ini masih sering kita jumpai di kota-
kota lain di Jawa. Sementara sisa-sisa bangunan keraton zaman dulu sengan
sistem macapat masih dapat dilihat hingga saat ini, contohnya adalah Keraton
Majapahit di Trowulan , Jawa Timur.

Pada awalnya, masyarakat Nusantara mengenal seni berupa lukisan di gua-


gua yang menggambarkan hewan, manusia, jari tangan, dan lain-lain. Dengan
masuknya Hindu Buddha, masyarakat Indonesia dikenalkan dengan sebuah
kesenian yang disebut dengan relief. Relief merupakan seni pahat berupa ukiran
(seni ukir) yang biasanya dibuat pada dinding candi, kuil, monumen, atau tempat
bersejarah. Relief-relief biasanya disusun sedemikian rupa sehingga membentuk
suatu rangkaian cerita. Biasanya diambil dari karya sastra yang lahir pada masa
itu. Berikut beberapa contohnya :Candi Prambanan : Dinding bagian luar candi
menceritakan kisah Ramayana. Borobudur : Bercerita mengenai kisah
Lalitawistara di dinding candi, dan pada dinding lain terdapat pahatan mengenai
karmawibhang

Namun, tidak semua candi yang bercorak Hindu Buddha memiliki


kesamaan di seluruh wilayah di Nusantara. Di Jawa Tengah, relief candi bersifat
naturalis, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sedangkan relief candi di Jawa
Timur lebih bersifat simbolis. Contoh relief candi yang bersifat simbolis adalah
relief di Candi Jago, Jawa Timur yang di dalamnya terdapat relief punakawan. 
Setiap bangunan candi mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut.

a. Kaki candi, berbentuk bujur sangkar melambangkan “alam bawah” yaitu dunia
tempat hidup manusia.
b. Badan candi, melambangkan “alam antara” tempat manusia yang sudah
meninggalkan semua urusan duniawinya.
c. Atap candi melambangkan “alam atas”, berbentuk lingkaran dengan tiga teras
berundak-undak.
2. Identifikasi alkuturasi pengaruh hindu-budha seperti
a. Bahasa dan aksara

Akulturasi kebudayaan dari negara India masuk Indonesia kemudian


mempengaruhi perkembangan dari seni sastra di Indonesia. Seni sastra yang
berbentuk seperti tembang ataupun puisi dan bisa juga berbentuk prosa. Seni
sastra bisa dibedakan jadi 3 bentuk, yaitu :

1) Jenis-Jenis dari Manusia Purba dengan ditemukan di Indonesia


2) Asal Usul dari Nenek Moyang dari Bangsa Indonesia
3) Sejarah Masuknya ajaran agama Islam ke Indonesia

Kitab Ramayana dan juga Mahabarata adalah salah satu dari kitab
Kepahlawanan dan lumayan dikenal di Indonesia. Perkembangan seterusnya
yakni dari kitab-kitab itu lalu muncul sebuah seni pertunjukan yang bernama
Wayang Kulit. Nah, seni pertunjukan dari Wayang ini telah terkenal sekali
terutama di Pulau Jawa, nilai-nilai dalam pertunjukan itu bersifat Edukatif. Dan
menariknya adalah kalau cerita-cerita pada pertunjukan wayang itu berasal dari
negara India tetapi wayangnya asli dibuat oleh orang Indonesia. Contoh tersebut
adalah bentuk akulturasi kebudayaan dari nusantara dengan kebudayaan hindu
budha.

b. Sistem kepercayaan
Pada awalnya bangsa Indonesia merupakan menyembah roh dari nenek
moyang, namun sesesudah masuk pengaruh kebudayaan dari India, kepercayaan
yang memang teah dianut yakni animisme tak hilang jika dilihat dari fungsi candi
yang ada di Indonesia.
Di India, candi fungsinya adalah untuk tempat pemujaan. Tetapi, di Indonesia
disamping utnuk tempat pemujaan, namun, juga dipakai sebagai tempat
pemakaman raja-raja. Dari penjelasan diatas, bahwa memang ada perpaduan
kebudayaan yakni fungsi candi di India dan juga tradisi pemujaan roh dari nenek
moyang serta sebagai pemakaman di Indonesia.
c. Kesastraan

Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar


dalam bidang sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab
Ramayana dan Mahabharata. Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga
Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di
Indonesia adalah:

1) Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,


2) Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan
3) Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.
d. Sistem pemerintah
Pada awanya sistem pemerintahan diIndonesia bersifat sederhana, dimana
rakyat mengangkat pemimpin menjadi kepala suku. Dengan riteria : seorang yang
senior, punya kesaktian, dapat membimbing, ekonominya lebih, punya wibawa
serta arif. Tetapi sesudah pengaruh kebudayaan India masuk, sistem kepercayaan
lama tak hilang begitu saja.
Karena pemimpin-pemimpin yang memang telah ada selanjutnya diangkat jadi
seorang raja dengan kekuasaannya yakni kerajaan. Bukti dari akulturasi
kebudayaan Nusantara dengan kebudayaan Hindu Budha pada bidang
pemerintahan bisa dilihat dari syarat seorang bisa menjadi seorang raja, yaitu
harus mempunyai kesaktian danjuga wibawa. Raja dengan kesaktian dinila punya
kedekatan dengan para dewa.
e. Kesenian
Seni rupa dengan seni ukir adalah contoh akulturasi kebudayaan nusantara
dengan kebudayaan hindu budha. Pengaruh akulturasi pada bidang seni Rupa
dengan Seni ukir itu bisa dilihat dari  relief-relief candi. Contoh dari relief di
dinding Candi Borobudur yakni adalah pahatan riwayat hidup Sang Buddha, pada
sekitar relief itu terdapat sebuah relief berbentuk burung merpati dan juga rumah
panggung dan itu adalah ciri khas unsur kebudayaan Indonesia. Disamping itu
adajuga relief kala makara dengan memiliki motif binatang dan tumbuh-
tumbuhan.
f. Seni bangunan tata kota
Akulturasi kebudayaan dari nusantara dan kebudayaan hindu budha terlihat
dalam seni bangunan, seperti contoh bangunan candi-candi kerajaan Hindu Budha
di Indonesia. Bentuk candi tersebut adalah bentuk akulturasi antara unsur
kebudayaan dari India dengan kebudayaan Nusantara. Unsur asli kebudayaan
dalam seni bangunan adalah bentuknya punden berundak.
g. Bidang seni rupa
Akulturasi padaseni pertunjukan yakni sepertipada pertunjukan seni wayang.
Pertunjukan tersebut sudah dikenal di Indonesia dari sejak zaman prasejarah.
sekarang ini, pertunjukanwayang biasa dikaitkan dengan magis seperti pemujaan
nenekmoyang melalui bayangan dari bentuk wayang. Disamping itu, lakon
pewayangan juga banyak bercerita tentang petualangan dan juga kepahlawanan.
Contohnyayakni “murwakala dan juga dewi sri’.
h. Sistem klender
Sistem penanggalan atau kalender Hindu Buddha berpengaruh pada
kebudayaan Indonesia yang berupa penggunaan kalender dari India bernama Saka.
Tahun Saka dimulai pada tahun 78 M. Penggunaan kalender Saka dilihat pada
Prasasti Talang Tuo, yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno,
menjelaskan mengenai keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera yang berangka
tahun 606 Saka atyau 686 M. Masyarakat Indonesia yang hingga saat ini masih
menggunakan perhitungan tahun Saka adalah masyarakat Bali yang beragama
Hindu, untuk menentukan hari pada kegiatan upacara keagamaan.
1. Sebutkan salah satu alkuturasi sistem tata kota di pulau jawa yang sampai saat ini kita
temukan.
Masyarakat” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 924) adalah sekumpulan
orang yang hidup bersama pada suatu tempat atau wilayah dengan ikatan aturan tertentu.
Dapat juga diartikan sebagai segolongan orang-orang yang mempunyai kesamaan
tertentu. Definisi tersebut merupakan definisi umum yang dapat dipergunakan dalam
berbagai kondisi geografi, sosial, dan budaya. Arah definisi akan mengerucut apabila
ditambahkan satu atau dua kata di belakangnya. Apalagi ada unsur etnisitas yang
menjadi tambahan kata di belakangnya, seperti halnya dengan masyarakat Bugis yang
menjadi objek penelitian ini. Unsur mobilitas yang sangat kental mewarnai kehidupan
masyarakat Bugis kemudian dipadukan dengan lokasi mereka menetap menjadi sebuah
kajian yang sangat menarik karena di dalamnya ada unsur pertemuan antara dua budaya
yang saling berinteraksi dan berakulturasi. Ruang lingkup ekologi menjadi sebuah
penentu berhasil atau tidaknya kedua belah pihak melakukan interaksi tersebut. Ekologi
yang dimaksud dapat dilihat dari sisi sosial, budaya, ataupun kondisi alamnya.
Proses tawar menawar yang terjadi serta lokasi tujuan “merantau” masyarakat Bugis
setidaknya dapat dilihat dari karakter dan budaya masyarakat Bugis itu sendiri. Terkait
dengan kondisi ekologi antara masyarakat Bugis dengan lokasi tujuan perantauan, adalah
bergantung pada sisi budaya kedua belah pihak. Oleh karena itu, sudut ekologi budaya
menjadi bagian terpenting dalam penelitian ini. Steward dalam Putra (1994: 4)
Sebagai salah satu bangunan masjid tertua di negeri ini, Masjid Agung Demak
dibangun dengan gaya khas Majapahit, yang membawa corak kebudayaan Bali. Gaya ini
berpadu harmonis dengan langgam rumah tradisional Jawa Tengah. Persinggungan
arsitektur Masjid Agung Demak dengan bangunan Majapahit bisa dilihat dari bentuk
atapnya. Namun, kubah melengkung yang identik dengan ciri masjid sebagai bangunan
Islam, malah tak tampak. Sebaliknya, yang terlihat justru adaptasi dari bangunan
peribadatan agama Hindu. Bentuk ini diyakini merupakan bentuk akulturasi dan toleransi
masjid sebagai sarana penyebaran agama Islam di tengah masyarakat Hindu. Kecuali
mustoko (mahkota--Red) yang berhias asma Allah dan menara masjid yang sudah
mengadopsi gaya menara masjid Melayu. Keunikan akulturasi semacam ini, setidaknya
juga berakar pada Masjid Menara, Kudus, Kabupaten Kudus, yang terletak sekitar 35
kilometer sebelah timur kota Demak.

2. Ciri khas utama candi bercorak hindu-budha


Di Indonesia banyak sekali peninggalan peninggalan sejarah, baik berupa
peninggalan Kerajaan Islam, Hindu maupun Budha. Salah satu peninggalan sejarah yang
cukup populer di Indonesia ialah candi Hindu dan candi Budha. Setiap jenis candi
memiliki ciri ciri, seperti halnya ciri ciri candi Hindu dan ciri ciri candi Budha.
Sebenarnya terdapat perbedaan candi Hindu dan Budha apabila dilihat dari berbagai hal.
Kerajaan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pernah berjaya dimasa silam dan
meninggalkan berbagai benda bersejarah. Misalnya saja candi dan prasasti yang sampai
sekarang masih dipelihara dan dijaga. Dipenjuru negeri ini, kita sering menjumpai candi
candi peninggalan Hindu Budha, terutama di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera. Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang ciri ciri candi Hindu, ciri ciri candi
Budha beserta perbedaan candi Hindu dan Budha. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak
di bawah ini.

Dibawah ini terdapat ciri ciri candi Hindu yang meliputi :

1) Candi Hindu memiliki pintu masuk yang dilengkapi dengan kepala kala dan rahang
bawah.
2) Bentuk candinya ramping.
3) Bentuk candi Hindu menyerupai komplek, dimana candi utamanya terletak
dibelakang candi perwara. Misalnya candi Prambanan.
4) Mempunyai Arca Dewi Trimuri.
5) Dibagian puncaknya terdapat bentuk Ratna.
6) Memiliki struktur candi seperti svarloka, bhurloka, dan bhuvarloka.
7) Digunakan sebagai tempat menyembah dewa dan tempat memakamkan para raja.

Di bawah ini terdapat ciri ciri candi Budha yang meliputi:

1) Candi Budha digunakan sebagai tempat pemujaan.


2) Candi tersebut memiliki struktur tingkatan seperti arupadhatu, kamadhatu, dan
rupadhatu.
3) Di bagian puncak candi terdapat stupa.
Memiliki patung Budha.
4) Bagian candi utamanya terdapat ditengah candi cand kecil. Contohnya candi
Borobudur.
5) Candi Budha memiliki relief yang mempunyai cerita sendiri.
6) Bangunan candinya berbentuk tambun.
7) Bagian pintu candi terdapat Kala yang mulutnya menganga tanpa rahang bawah.
Kemudian dilengkapi dengan Makara ganda yang terletak disisi sisi pintu.
3. 3 teori masuk agama islam
a. Teori gujarat
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh J. Pijnapel seorang para cendikiawan
Belanda yang berasal dari Universitas Leiden pada abad ke-19. Teori ini
mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat,
daerah yang berada di India bagian barat. Menurut Pijnapel, Islam turut
disebarkan pertama kali oleh pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan
berdagang ke bagian timur yang salah satunya adalah Indonesia. Teori Gujarat
kemudian dikembangkan oleh J.P Moquetta pada tahun 1912. Moquetta
memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat
pada 1297 Masehi di Aceh. Menurutnya bentuk dan gaya batu nisan tersebut sama
dengan bentuk nisan yang ada di Kambay, Gujarat. Selain itu alasan lainnya
adalah adanya kesamaan mahzah Syafei pada masyarakat muslim di Gujarat
dengan di Indonesia.
b. Teori makkah
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh salah seorang ulama dan sastrawan
Indonesia yaitu Profesor Buya Hamka. Beliau mengatakan bahwa masuknya Islam
di Indonesia pertama kali dibawa oleh orang Arab sekitar abad ke-7
Masehi.Menurut Hamka, kedatangan awal bangsa Arab tersebut tidaklah
dipengaruhi oleh aktor ekonomi, tetapi lebih kepada motivasi dan dorongan untuk
menyebarkan agama Islam. Teori Makkah ini juga disampaikan oleh Hamka
untuk menyangkal teori Gujarat tentang masuknya Islam di Indonesia.
c. Teori persia
Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten adalah orang yang pertama kali
mengenalkan teori Persia. Menurut teori Persia kedatangan Islam ke Indonesia
berasal dari daerah Persia atau Parsi, yang kini dikenal dengan Negara Iran.Dalam
memberikan argumentasinya, Hoesein memfokuskan pada persamaan budaya dan
tradisi yang berkembang di antara masyarakat Persia dan Indonesia. Tradisi
tersebut antara lain seperti merayakan 10 Muharram atau 1 Suro. Budaya lain
yang dianggap sama adalah ukiran kaligrafi pada batu nisan yang dipakai
dibanyak pemakaman Islam.
4. Apa yang dimaksud tasawuf
Dalam buku Akhlak Tasawuf karya Abuddin Nata dijelaskan, makna
tasawuf secara kata saja memiliki banyak arti. Sejumlah ahli tasawuf menjelaskan
bahwa makna tasawuf secara bahasa berasal dari kata al-shuffah atau orang yang ikut
pindah dengan Nabi dari Makkah ke Madinah. Selanjutnya bisa dimaknai pula
sebagai suf (barisan), suf (kain wol), hingga ke bahasa Yunani sophos (hikmat).
Kata  al-suffah  misalnya, menggambarkan keadaan orang yang rela mencurahkan jiwa-
raga, harta-benda, dan lainnya hanya untuk Allah SWT. Setia mengikuti dakwah
Rasulullah selagi susah. Namun demikian, dari sisi linguistik tasawuf dapat dipahami sebagai
sikap mental. Yakni sikap mental yang senantiasa memelihara kesucian diri, ibadah, menjalani
kehidupan dengan sederhana, hingga sikap rela berkorban untuk kebaikan dan selalu
bijaksana.Dari sisi istilah, pengertian tasawuf, manusia yang memiliki keterbatasan
berupaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia.
Kemudian mereka memusatkan perhatian hanya kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai