HINDU-BUDHA
KELOMPOK 3 ( XI IPS I )
Anggota :
Aisyah Pipit Pujiana Fajar Gumilang
Rima Melati Siti Nurmelianti Awan
Ai Novia Rivaldi Winandar Firda
Fakta tentang Proses Interaksi Masyarakat
2. Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia.
Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan
perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan
oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika
dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk
maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara
turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki
kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk
memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan
sistem pemerintahan kepala suku.
4. Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia
dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum
mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian
masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
5. Kepercayaan
Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia
mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek
moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-Budha
mendorong masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha
walaupun tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap
arwah nenek moyang dan dewa-dewa alam. Telah terjadi
semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama seperti animisme,
dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha.
Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan
Kertanegara dari Singasari yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan
terhadap roh leluhur masih terwujud dalam upacara kematian dengan
mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan
1000 hari, serta masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
A. Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran
antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan
bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi
merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden
berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi
Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur
yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan
semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat
pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar
candi dalam bangunan stupa.
B. Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di
Bangun Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending
(Sulawesi Selatan). Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi
seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta
suasana alam Indonesia.
Periode Patung Relief
Periode Awal Patung para dewa Hindu-Budha seperti Berciri Naturalis (alami) misalnya relief candi
Brahma, Wisnu, Siwa Borobudur menggambarkan kehidupan
Sidharta Gautama. Sedangkan relief
Prambanan mengambarkan Ramayana dan
Kresnayana.
Periode Tengah Di Jawa Timur dibuat patung raja-raja di Di Jawa Timur unsur Indonesia semakin
Indonesia yang merupakan titisan para kuat tamapk pada relief Candi Panataran
dewa. Contoh Patung Tribuana sebagai yang tidak naturalis melainkan bergaya
Parwati/Kertanegara sebagai Siwa. wayang. Menunjukkan pada kepercayaan
memuja roh nenek moyang.
Periode Akhir Patung di Bali sudah banyak Di Bali relief yang mencolok berupa candi-
menggambarkan makhluk-makhluk candi yang dibuat di tebing sungai
seram (demon) merupakan makam raja seperti yang ada di
Gunung Kawi (Tampak Siring)
C. Seni Sastra dan Aksara
8. Sistem Kalender
Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan
adanya : Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan
sebutan tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari,
tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1
tahun ada 365 hari.