Anda di halaman 1dari 19

PELECEHA

N SEKSUAL
(Sexual Harassment)
DOSEN PEMBINA :
ERNI FATURRAHMAN,SST.
M.KES

Oleh :
KELOMPOK 13
EFRIA YANI
RISMA YANTI
RANI MUKARJI
.Sexual Harassment.

Apa Itu Pelecehan Seksual?


► perilaku yang mengganggu
► dilakukan oleh seseorang
atau kelompok orang
terhadap pihak lain
► berkaitan langsung dengan
jenis kelamin pihak yang
diganggunya
► menurunkan martabat dan
harga diri orang yang
diganggunya
Pengertian

Pengertian Pelecehan Seksual


 Sexual hal-hal yang menyangkut
seks/jenis kelamin
 Harassment penggangguan
ketenangan yang sifatnya tidak diundang
oleh subject yang diganggu
 Leceh membuat kecil, mengejek,
merendahkan martabat
 Pelecehan adalah tindakan menurunkan
martabat
macam” pelecehan seksual

Berdasarkan pengertian, tingkat pelecehan seksual dapat


dibagi dalam tiga tingkatan:
Rentang pelecehan
Pertama, tingkatan ringanseksual ini sangat
luas , yakni
• godaan meliputi:
nakal, ajakan iseng, dan humor porno.
 main mata, siulan nakal, komentar berkonotasi seks
atau gender,
Kedua, humor
tingkatan porno,
sedang
 cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian
• memegang, menentuh, meraba bagian tubuh
tubuh tertentu, gerakan tertentu atau isyarat yang
tertentu, hingga ajakan serius untuk “berkencan”.
bersifat seksual,
 ajakan berkencan dengan iming-iming atau
Ketiga, tingkatan berat
ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual
• hingga
perbuatanperkosaan.
terang-terangan dan memaksa,
penjamahan, pemaksaan kehendak, hingga
percobaan pemerkosaan.
Kategori Pelecehan
Seksual
Kategori pelecehan seksual menurut Nichaus:
• pelecehan seksual yang terjadi sangat cepat,
Blitz rape
Kategori Pelecehan Seksual
sedangkan pelaku tidak saling kenal.

Confidence • pelecehan seksual dengan penipuan, hal ini jarang


 Quid pro quo
rape dilaporkan karena malu.
 pelecehan seksual yang biasanya dilakukan oleh
• pelecehan
seseorang yang memiliki
seksual yangkekuasaan otoritaspelaku
saling tidak mengenal,
bertindak cepat dan menguasai korban, dilakukan oleh
Power rape
terhadap orang
korbannya, disertaidan
yang berpengalaman iming-iming
yakin korban akan
pekerjaan menikmati.
atau kenaikan gaji atau promosi.
 Hostile work environment
• pelecehan seksual dimana korban menjadi marah
Anger rape
Pelecehan dan
seksual
balas yang terjadi tanpa janji atau
dendam.
iming-iming maupun ancaman.
Sadistie • pelecehan seksual dengan ciri kekejaman atau
rape sampai pembunuhan
Kategori Pelecehan
Seksual
Secara luas, terdapat lima bentuk pelecehan seksual menurut
ILO (International Labour Organization) yaitu:
1. Pelecehan fisik
mencium, menepuk, mencubit, melirik atau menatap penuh
nafsu.
2. Pelecehan lisan
komentar yang tentang bagian tubuh atau penampilan
seseorang, lelucon dan komentar bernada seksual.
3. Pelecehan isyarat
bersiul yang dilakukan berulang-ulang, isyarat dengan jari,
dan menjilat bibir.
4. Pelecehan tertulis atau gambar
menampilkan bahan pornografi , pelecehan lewat email dan
moda komunikasi elektronik lainnya.
5. Pelecehan psikologis/emosional
penghinaan atau celaan yang bersifat seksual.
Faktor yang Mempengaruhi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Terjadinya Pelecehan Seksual

Faktor Internal Faktor Eksternal


Faktor Faktor
Fisik Hubungan
seksual
Keluarga
(fisik/psikologis)

Pengetahuan
Pergaulan
kesehatan reproduksi
Faktor
Faktor
Gaya
Harga Diri
MotivasiHidup Media massa
Faktor yang Mempengaruhi
Sudut Pandang Pelaku:
Sudut Pandang Korban:
 Penyebab pelecehan seksual
 Penyebab pelecehan seksual yang
yang biasanya dilakukan oleh
sering terjadi karena adanya daya
seseorang pelaku karena tarik seksual atau rangsangan yang
memiliki kekuasaan atau dialami dua jenis kelamin yang
kekuatan terhadap berbeda.
korbannya, dengan disertai  Ditambah lagi perempuan yang
iming-iming pekerjaan atau menjadi korban tidak berani
kenaikan penghasilan. menolak perlakuan karena takut
kehilangan pekerjaan.
 Pada posisi seperti ini, laki-laki
 Bidang pekerjaan bagi
lebih sering memungkinkan perempuan umumnya terbatas,
untuk memperkerjakan tidak seluas laki-laki. Karena
perempuan, seperti: memecat, keterbatasan itu perempuan menjadi
susah untuk menghindari tindak
mengawasi dan
pelecehan yang diterimanya.
mempromosikan perempuan.
Faktor yang Mempengaruhi

Faktor Lingkungan
 Eksternal korban
 adanya anggapan perempuan sebagai jenis kelamin yang
lebih rendah dan kurang bernilai dibandingkan laki-laki.
 Ruangan
 Jika terdapat ruangan agak tertutup mempermudah
terjadinya tindak pelecehan seksual.
 Interaksi
 Penyebab terjadinya pelecehan seksual yang dialami oleh
perempuan di lingkungannya dapat melalui tiga model
teoritis, yaitu :
Biological Model (model biologis), Organization Model (model
organisasi), The Sosial Culture Model (model sosial budaya)
Hukum yang Mengatur
tentang Pelecehan Seksual
Bahwa pelecehan seksual
menyebabkan perampasan pada
sejumlah hak warga negara
menunjukkan bahwa upaya
pencegahan dan penanganannya
adalah amanat Undang-Undang.
Negara adalah pihak utama
yang bertanggung jawab untuk
memenuhi hak-hak konstitusional
berdasarkan Undang-Undang itu.
Hak-Hak Korban

Hak-Hak Korban Pelecehan Seksual


 Pelecehan seksual merupakan pelanggaran terhadap hak
asasi manusia yang telah dijamin dalam konstitusi kita,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Secara khusus, tindak pelecehan seksual merampas hak
korban sebagai warga negara atas jaminan perlindungan dan
rasa aman yang telah dijamin di dalam konstitusi pada Pasal
28G(1).
 Karena seringkali lahir dari ketimpangan kekuasaan antara
laki-laki dan perempuan, pembiaran terhadap terus berlanjutnya
pelecehan seksual terhadap perempuan merampas hak
perempuan sebagai warga negara untuk bebas dari perlakuan
diskriminatif dan untuk mendapatkan perlindungan dari
perlakuan diskriminatif itu (Pasal 28I(2)).
Hak-Hak Korban

 Akibat dari pelecehan seksual itu, korban dapat kehilangan


hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin (Pasal 28H(1))
 Hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia (Pasal 28G(2))
 dan bahkan mungkin kehilangan haknya untuk hidup
(Pasal 28A)
 Banyak pula korban yang kehilangan haknya atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum
(Pasal 27(1) dan Pasal 28D(1)) karena tidak dapat
mengakses proses hukum yang berkeadilan.
Undang-Undang tentang
Pelecehan Seksual
 Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan
 Undang-Undang No.5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Anti
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak
Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia
 Undang-Undang No. 24 tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
 Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 285, Pasal 286, Pasal
287, Pasal 289, Pasal 291, Pasal 294;
 Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1365 tentang
Perbuatan Melawan Hukum
Yang Harus Dilakukan
pelecehan seksual Ketika Terjadi Pelecehan Seksual
ringan (pelecehan
seksual bentuk
visual dan verbal Lapor pihak yang
serta beberapa berwajib tergantung
bentuk fisik yang masing-masing
ringan misalnya individu
sentuhan, tahap awal dapat diadukan ke pihak
menyenggol, yang dapat melindungi korban,
pelecehan
mendekatkanseksual
tubuh) misalkan guru, orang dilaporkan ke
tua atau orang
bentuk fisik yang yang dipercaya olehpihak yang
korban.
lebih berat berwajib

Tidak
melenyapkan
bukti kekerasan/
pelecehan

Polisi membuat
Minta bantuan surat permintaan
pihak yg dapat visum agar
melindungi korban dapat
Faktor Hambatan Korban Pelecehan
Seksual dalam Pemulihan dan Keadilan
 Korban kekerasan bisa menderita trauma mendalam akibat
pelecehan seksual yang ia alami.
 Konsep moralitas dan aib mengakibatkan masyarakat cenderung
menyalahkan korban, meragukan kesaksian korban atau mendesak
korban untuk bungkam. Pada sejumlah masyarakat, konsep aib juga
dikaitkan dengan konsep nasib sial dan karma.
 Sekalipun ada penegasan pada hak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi, berbagai jenis pelecehan seksual belum dikenali
oleh hukum Indonesia.
 Unit dan prosedur khusus untuk menangani kasus kekerasan
terhadap perempuan, khususnya pelecehan seksual belum tersedia di
semua tingkat penyelenggaraan hukum dan belum didukung
dengan fasilitas yang memadai.
 Adanya penyelenggara hukum yang mengadopsi cara pandang
masyarakat tentang moralitas dan pelecehan seksual.
Cara Mencegah dan Menangani Pelecehan
Seksual
 Bangun pemahaman tentang pelecehan seksual
 Jangan tinggal diam bila mengetahui adanya tindak
pelecehan seksual. Segera laporkan pada pihak berwajib
 Temani korban pelecehan seksual, bangun keyakinan korban
untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri
 Temani dan dukung korban bila ia hendak melapor. Bila
korban enggan melapor, jangan dihakimi keputusannya itu.
 Berikan informasi kepada korban hak-haknya dan juga
keberadaan lembaga-lembaga yang dapat ia hubungi untuk
memperoleh informasi lebih lanjut ataupun masukan bagi
upaya pencarian keadilan dan pemulihan
LANJUT.....

 Berikan informasi tentang pelecehan seksual kepada


anggota keluarga, teman,tetangga, teman sekerja atau
lainnya
 Ajak mereka untuk ikut mendukung korban dengan cara
tidak menyalahkan korban, tidak menstigma, tidak
mengucilkan apalagi mengusir korban
 Ikut serta dalam advokasi perubahan hukum untuk
kepentingan korban pelecehan, termasuk dengan memantau
jalannya proses penegakan hokum
 Dukung kerja-kerja lembaga pengada layanan bagi korban
pelecehan dengan mengumpulkan informasi tentang
pelecehan seksual yang terjadi disekelilingnya, memberikan
dukungan, ikut serta dalam kampanye atau dalam
penggalangan dana bagi penanganan korban.
USAHA YANG DAPAT
DILAKUKAN ORANG TUA

Sedangkan usaha yang dapat dilakukan orang tua kepada


anaknya untuk menghindari terjadinya pelecehan seksual adalah
sebagai berikut:
 Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan
yang baik dengan sentuhan yang buruk dari orang dewasa.
 Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh
disentuh oleh orang dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan
fisik oleh dokter.
 Ajarkan kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa
tidak nyaman dengan perlakuan orang dewasa dan menceritakan
kejadian itu kepada orang dewasa yang meraka percaya.
 Ajarkan bahwa orang dewasa tidak selalu ’benar’, dan semua
orang mempunyai kontrol terhadap tubuh mereka, sehingga ia
dapat memutuskan siapa yang boleh atau tidak boleh untuk
memeluknya.
Tindakan Yang Dapat Dilakukan Untuk
Menangani Korban Pelecehan Seksual
1. Perlindungan dan penanganan secara fisik
(contohnya penyembuhan atau terapi oleh dokter).
2. Perlindungan dan penanganan kejiwaan (bisa
dengan konsultasi, terapi kejiwaan atau pendidikan
mental spiritual).
3. Secara sosial dengan memberi dukungan sosial dan
emosional, menerima kehadirannya, membicarakan
sesuatu yang sesuai dengan pemahamannya sehari-
hari, serta memberikan kesempatan untuk terlibat aktif
dalam berbagai kegiatan di lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai