N SEKSUAL
(Sexual Harassment)
DOSEN PEMBINA :
ERNI FATURRAHMAN,SST.
M.KES
Oleh :
KELOMPOK 13
EFRIA YANI
RISMA YANTI
RANI MUKARJI
.Sexual Harassment.
Pengetahuan
Pergaulan
kesehatan reproduksi
Faktor
Faktor
Gaya
Harga Diri
MotivasiHidup Media massa
Faktor yang Mempengaruhi
Sudut Pandang Pelaku:
Sudut Pandang Korban:
Penyebab pelecehan seksual
Penyebab pelecehan seksual yang
yang biasanya dilakukan oleh
sering terjadi karena adanya daya
seseorang pelaku karena tarik seksual atau rangsangan yang
memiliki kekuasaan atau dialami dua jenis kelamin yang
kekuatan terhadap berbeda.
korbannya, dengan disertai Ditambah lagi perempuan yang
iming-iming pekerjaan atau menjadi korban tidak berani
kenaikan penghasilan. menolak perlakuan karena takut
kehilangan pekerjaan.
Pada posisi seperti ini, laki-laki
Bidang pekerjaan bagi
lebih sering memungkinkan perempuan umumnya terbatas,
untuk memperkerjakan tidak seluas laki-laki. Karena
perempuan, seperti: memecat, keterbatasan itu perempuan menjadi
susah untuk menghindari tindak
mengawasi dan
pelecehan yang diterimanya.
mempromosikan perempuan.
Faktor yang Mempengaruhi
Faktor Lingkungan
Eksternal korban
adanya anggapan perempuan sebagai jenis kelamin yang
lebih rendah dan kurang bernilai dibandingkan laki-laki.
Ruangan
Jika terdapat ruangan agak tertutup mempermudah
terjadinya tindak pelecehan seksual.
Interaksi
Penyebab terjadinya pelecehan seksual yang dialami oleh
perempuan di lingkungannya dapat melalui tiga model
teoritis, yaitu :
Biological Model (model biologis), Organization Model (model
organisasi), The Sosial Culture Model (model sosial budaya)
Hukum yang Mengatur
tentang Pelecehan Seksual
Bahwa pelecehan seksual
menyebabkan perampasan pada
sejumlah hak warga negara
menunjukkan bahwa upaya
pencegahan dan penanganannya
adalah amanat Undang-Undang.
Negara adalah pihak utama
yang bertanggung jawab untuk
memenuhi hak-hak konstitusional
berdasarkan Undang-Undang itu.
Hak-Hak Korban
Tidak
melenyapkan
bukti kekerasan/
pelecehan
Polisi membuat
Minta bantuan surat permintaan
pihak yg dapat visum agar
melindungi korban dapat
Faktor Hambatan Korban Pelecehan
Seksual dalam Pemulihan dan Keadilan
Korban kekerasan bisa menderita trauma mendalam akibat
pelecehan seksual yang ia alami.
Konsep moralitas dan aib mengakibatkan masyarakat cenderung
menyalahkan korban, meragukan kesaksian korban atau mendesak
korban untuk bungkam. Pada sejumlah masyarakat, konsep aib juga
dikaitkan dengan konsep nasib sial dan karma.
Sekalipun ada penegasan pada hak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi, berbagai jenis pelecehan seksual belum dikenali
oleh hukum Indonesia.
Unit dan prosedur khusus untuk menangani kasus kekerasan
terhadap perempuan, khususnya pelecehan seksual belum tersedia di
semua tingkat penyelenggaraan hukum dan belum didukung
dengan fasilitas yang memadai.
Adanya penyelenggara hukum yang mengadopsi cara pandang
masyarakat tentang moralitas dan pelecehan seksual.
Cara Mencegah dan Menangani Pelecehan
Seksual
Bangun pemahaman tentang pelecehan seksual
Jangan tinggal diam bila mengetahui adanya tindak
pelecehan seksual. Segera laporkan pada pihak berwajib
Temani korban pelecehan seksual, bangun keyakinan korban
untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri
Temani dan dukung korban bila ia hendak melapor. Bila
korban enggan melapor, jangan dihakimi keputusannya itu.
Berikan informasi kepada korban hak-haknya dan juga
keberadaan lembaga-lembaga yang dapat ia hubungi untuk
memperoleh informasi lebih lanjut ataupun masukan bagi
upaya pencarian keadilan dan pemulihan
LANJUT.....