Anda di halaman 1dari 53

KEBUTUHAN KHUSUS PADA

PERMASALAHAN PSIKOLOGI
Kehamilan akibat pemerkosaan, KDRT, Trauma
persalinan sebelumnya, kelainan mental/jiwa,
Riwayat kehilangan dan kematian, dan
Kehamilan yang tidak diinginkan

DIAN FURWASYIH, S.Keb., Bd., MSc


PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
SITUASI
KEKERASAN
TERHADAP
PEREMPUAN
DAN ANAK
DI
INDONESIA
2
3
KEKERASAN SEKSUAL
Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina,
melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi
seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang
berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk
yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan
melaksanakan pendidikan dengan aman dan optimal.

https://merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id/kekerasan-seksual/
4
Apa itu “ketimpangan relasi kuasa dan/atau
gender”?
• Menurut Komnas Perempuan (2017), “ketimpangan relasi kuasa dan/atau
gender” adalah sebuah keadaan terlapor menyalahgunakan sumber daya
pengetahuan, ekonomi dan/ atau penerimaan masyarakat atau status
sosialnya untuk mengendalikan korban.
• Kekerasan seksual dapat berupa :
1. Kekerasan verbal
2. Kekerasan non fisik
3. Kekerasan fisik
4. Kekerasan daring atau melalui TI dan komunikasi

5
6
PEMERKOSAAN
• Kata perkosaan berasal dari bahasa latin rapere yang berarti mencuri,
memaksa, merampas, atau membawa pergi.

• Pasal 285 KUHP : perkosaan adalah tindakan atau perbuatan laki – laki
yang memaksa perempuan agar mau bersetubuh dengannya di luar
perkawinan dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan

“Barang siapa yang dengan kekerasan dan atau dengan ancaman memaksa
perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, karna perkosaan,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun”
7
APA
PERKOSAAN
HANYA PADA
PEREMPUAN ?
8
APA PERKOSAAN HANYA
MELIBATKAN PEREMPUAN YANG
BUKAN ISTRINYA ?

9
JENIS – JENIS TINDAK PIDANA PERKOSAAN
BERDASARKAN MOTIF PELAKU :
• Seductive rape : pelaku merasa terangsang nafsu birahi dan bersifat subjektif,
misal pemerkosaan terhadap pacar, anggota keluarga, atau teman
• Sadistic rape : pelaku merasakan kepuasan dari perbuatan kekerasan atau sadistic
yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban
• Anger rape : pemerkosaan untuk melampiaskan atau mengungkapkan kemarahan
pelaku terhadap korban
• Domination rape : pelaku ingin menguasai korban secara seksual untuk
menunjukkan ia berkuasa atas orang tertentu.
• Exploitation rape : terjadi karna ketergantungan korban terhadap pelaku, baik
secara ekonomi atau sosial

10
FAKTOR RISIKO KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Korban Pelaku
Kekerasan terhdap
istri/pasangan

Individual/Relasi

11
Korban Pelaku

Kekerasan terhdap
istri/pasangan
Komunitas

12
Korban Pelaku
Kekerasan terhdap
istri/pasangan
Masyarakat

13
Kekerasan seksual
terhadap perempuan
bukan pasangan
Individual

14
Kekerasan seksual
terhadap perempuan
bukan pasangan
Komunitas

Masyarakat

15
EFEK KEKERASAN SEKSUAL ATAU
PERKOSAAN TERHADAP KORBAN
https://merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id/kekerasan-seksual/

16
Tonic immobility adalah
keadaan lumpuh sementara yang
tak disengaja, dimana seorang
individu tidak dapat bergerak ,
atau dalam banyak kasus, bahkan
tak dapat mengeluarkan suara.
Dari studi Miller, 2017 terhadap
300 orang perempuan korban
perkosaan didapatkan hasil
bahwa 70% korban mengalami
tonic immobility
17
VICTIM BLAMING atau
menyalahkan korban bahwa
korbanlah yang
bertanggungjawab atas
kekerasan seksual yang
dialaminya. Seringkali dikaitkan
dengan cara berpakaian korban
yang dianggap “mengundang”,
kata – kata atau perilaku korban
yang dianggap “provokatif”

18
19
Tuduhan Palsu atau False Accusation
• Hal lain yang juga membuat banyak korban kekerasan seksual enggan
melaporkan kasusnya adalah pandangan bahwa mereka melakukan
tuduhan palsu. Tidak hanya itu, banyak korban kekerasan (seksual) yang
kemudian malah dilaporkan balik dengan pasal pencemaran nama baik,
karena dianggap tidak memiliki bukti yang cukup kuat.

20
Pembebanan Pembuktian
• Tantangan yang dihadapi korban dan pendamping korban kekerasan
seksual juga ditambah lagi dengan pembebanan pembuktian yang seolah
menjadi “tanggung jawab” pihak korban untuk membuktikan keabsahan
kasus yang dilaporkannya. Tidak jarang, saat melaporkan ke pihak
berwenang, pihak korban yang dituntut untuk mencari identitas dan data
lengkap pelaku hingga memberikan rujukan pasal dalam aturan hukum
yang bisa digunakan oleh aparat untuk memproses kasusnya lebih lanjut.

21
SKEMA PROSES TRAUMA PADA KORBAN PERKOSAAN

22
APA YANG DIBUTUHKAN KORBAN ?
• Kerangka kerja pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di
Indonesia dikembangkan dengan menggunakan pendekatan ekologis yang
mengidentifikasi faktor penyumbang terjadinya kekerasan berada pada
beberapa lapisan yakni tingkat individu, relasi atau hubungan dan
keluarga, komunitas, dan negara.

23
MODEL PENCEGAHAN
• Legislasi, kebijakan, dan reformasi organisasi dan infrastruktur
1

• Mobilisasi dan pelibatan organisasi dan anggota masyarakat


2

• Melibatkan media untuk mendukung upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan


3

• Menyasar bentuk kekerasan lain yang dapat mencegah kekerasan terhadap perempuan
4

• Mitigasi konsekuensi dari paparan kekerasan


5

• Pengembangan ketrampilan
6

• Pemberdayaan sosial, ekonomi, dan politik


7

24
Selain pemerkosaan, perbuatan-perbuatan di
bawah ini termasuk kekerasan seksual :
• berperilaku atau mengutarakan ujaran yang mendiskriminasi atau
melecehkan penampilan fisik, tubuh ataupun identitas gender orang lain
(misal: lelucon seksis, siulan, dan memandang bagian tubuh orang lain);
• menyentuh, mengusap, meraba, memegang, dan/atau menggosokkan
bagian tubuh pada area pribadi seseorang;
• mengirimkan lelucon, foto, video, audio atau materi lainnya yang
bernuansa seksual tanpa persetujuan penerimanya dan/atau meskipun
penerima materi sudah menegur pelaku;

25
LANJUTAN..
• menguntit, mengambil, dan menyebarkan informasi pribadi termasuk
gambar seseorang tanpa persetujuan orang tersebut;
• memberi hukuman atau perintah yang bernuansa seksual kepada orang
lain (seperti saat penerimaan siswa atau mahasiswa baru, saat
pembelajaran di kelas atau kuliah jarak jauh, dalam pergaulan sehari-hari,
dan sebagainya);
• mengintip orang yang sedang berpakaian;
• membuka pakaian seseorang tanpa izin orang tersebut;

26
LANJUTAN ...
• membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam
seseorang untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang sudah
tidak disetujui oleh orang tersebut;
• memaksakan orang untuk melakukan aktivitas seksual atau melakukan
percobaan pemerkosaan; dan
• melakukan perbuatan lainnya yang merendahkan, menghina, melecehkan,
dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena
ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat
berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu
kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan
pendidikan dengan aman dan optimal.
27
KEKERASAN
DALAM
RUMAH
TANGGA Kekerasan yang dilakukan dalam
lingkup rumah tangga, baik oleh
suami, istri, maupun anak, yang
mengakibatkan timbulnya
penderitaan fisik, psikis, dan
keharmonisan hubungan
28
APA YANG HARUS DILAKUKAN BIDAN
?

29
Kemampuan yang harus dimiliki bidan :
• Memahami masalah kekerasan terhadap perempuan (KTP),
ketidakberdayaan korban, yang berpengaruh terhadap
reproduksi perempuan
• Dapat memberikan penyuluhan yang tepat dan meyakinkan
perempuan bahwa berbagai bentuk penyalahgunaan atau
kekerasan terhadap pasangan tidak dapat diterima dan
karenanya tidak ada perempuan yang pantas untuk dipukul,
dipaksa dalam berhubungan seksual atau didera secara
emosional

30
• Dapat melakukan anamnesis/bertanya kepada korban tentang
kekerasan yang dialami dengan cara simpatik, sehingga korban
merasa mendapat pertolongan

31
• Dapat memberikan rasa empati dan dukungan terhadap korban

32
• Dapat memberikan layanan medis, konseling, visum, yang sesuai
dengan kebutuhan, merujuk ke fasilitas yang lebih memadai
dengan cepat dan tepat
• Memberikan pelayanan keluarga berencana dan pelayanan
kesehatan reproduksi lainnya sesuai dengan kebutuhan serta
mencegah dampak serius terhadap kesehatan reproduksi korban
• Dapat mengidentifikasi korban kekerasan dan dapat
menghubungkan mereka dengan pelayanan dukungan
masyarakat lainnya misalnya LSM dan bantuan lainnya

33
APA PENDAPAT
SAUDARI ?

34
PERAN BIDAN DALAM PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN KTP
• Kegiatan pelayanan di tingkat masyarakat : bidan berperan
menyebarluaskan informasi yang ditujukan kepada masyarakat
khususnya kepada kader kesehatan dan toma agar mereka
mampu merespon secara simpatik terhadap korban KTP
• Contoh kegiatan :
1. Mengenalkan masalah KTP dan bentuk hubungan/interaksi yang
sehat dalam keluarga
2. Mempromosikan hubungan suami istri yang sehat dan alternatif
penanganan KTP melalui pendidikan agama

35
• Memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada korban
KTP
• Memberi dukungan agar kader/toma menjadi agen
pembaharuan di masyarakat melalui penyuluhan di masyarakat
dan pembahasan/identifikasi tentang norma dan sikap
masyarakat yang berisiko dan protektif terhadap kejadian KTP
• Mengikutsertakan kader kesehatan dalam pelatihan agar dapat
menjadi kelompok pendukung bagi korban KTP
• Memberi dukungan kepada kader agar mau mendampingi
korban dalam mencari pertolongan
36
Kegiatan pelayanan di tingkat pelayanan
dasar
• Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bidan tentang KTP
• Selalu melatih diri mereka dalam mengidentifikasi korban KTP dan cara
pencegahan dan penanganannya
• Mencatat kasus KTP secara baik dan membuat catatan penanganan dan
penyelamatan yang dilakukan
• Melibatkan organisasi wanita setempat misalnya kelompok PKK,
pengajian, arisan, dan lain – lainnya dalam penanganan korban
kekerasan
• Menanyangkan poster dan alat KIE lainnya diruang tunggu praktik bidan
baik Polindes, RB, praktik perorangan, puskesmas dimana bidan bertugas

37
Pelayanan di tingkat rujukan primer
• Melatih bidan untuk mengenali dan menanggapi korban KTP
secara memadai
• Mengupayakan rencana penyelamatan diri dan pencatatan kasus
• Memasang poster dan pamflet di ruang tunggu
• Melakukan skrining terhadap KTP terhadap kelompok tertentu
misalnya pasien kebidanan, pasien UGD, dan pasien kesehatan
jiwa
• Menyusun prosedur tetap untuk penanganan korban KTP
• Memasukkan pertanyaan tentang KTP kedalam format
pencatatan data klien yang sudah ada
38
• Mengorganisasi kelompok wanita dengan perempuan yang
sudah pernah menjadi dan memberi bantuan korban KTP, agar
mampu mandiri serta meminjamkan tempat kepada kelompok
wanita untuk membantu perempuan korban kekerasan
• Koordinasi dengan kelompok wanita setempat untuk
menyediakan pelayanan melalui telfon
• Mengadakan pelayanan khusus dengan privasi yang tinggi untuk
korban perkosaan

39
STRATEGI KONSELING PENCEGAHAN KTP
OLEH BIDAN
• KELOMPOK DEWASA
1. Melakukan sarasehan dan kampanye anti kekerasan terhadap
perempuan dan menolakkekerasan sebagai cara untuk
memecahkan masalah, terutama dalam rumah tangga
2. Memberi penyuluhan tentang jenis kekerasan dan akibatnya
bagi keluarga danmasyarakat
3. Melakukan promosi tentang sikap yang mendukung dan atau
tidak menyalahkankorban melalui berbagai media

40
• Memasukan materi tentang kekerasan fisik dan seksual terhadap
perempuan kepadapenyuluhan-penyuluhan berkaitan dengan
kesehatan reproduksi yang dilakukan bidan
• Mengupayakan agar semua materi KIE yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksiselalu mempromosikan kesetaraan gender
melalui penampilan wanita yang berdayadan pasangan pria yang
melindungi
• Melakukan kampanye pencegahan penyalahgunakan obat dan
alcohol

41
Kelompok remaja
• Memberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja
yangmeliputi norma gender dan pencegahan perilaku seksual
yang membahayakan
• Melakukan pembahasan mengenai hubungan pria-wanita , cinta
tentang kecemburuan dan kekarasan , pendidikan hak
perempuan bagi remaja putri

42
Kelompok anak anak
• Melakukan dukungan KIE melalui sekolah dan luar sekolah
tentang keterampilan dalam menghadapi masalah sehari-hari ,
termasuk mengatasi konflik, membangun hubungan
interpersonal yang sehat dan keamanan diri di sekolah maupun
dalam rumah tanga
• Melakukan kampanye anti kekerasan, dengan promosi “tangan
bukan untuk memukul”

43
TAHAP TAHAP PENANGANAN KASUS
• Anamnesis
Pertanyaan langsung :
1. Pada zaman sekarang sudah tidak pantas bahwa seorang
perempuan menjadi korban kekerasanbaik fisik psikologis dan
seksual dalam kehidupannya yang kemungkinan akan berakibat
padakesehatan di waktu yang akan datang. apakah ibu pernah
mengalaminya ?
2. Kadang-kadang bila saya melihat luka seperti ini sering
berkaitan dengan luka pukul olehseseorang , apakah hal ini juga
dialami oleh ibu ?
44
• Apakah pasangan atau bekas pasangan anda penah memukul
atau menyakiti ?
• Apakah suami atau pasangan anda pernah memaksa anda untuk
melakukan hubungan intim ?
• Apakah anda pernah mengalami perlakuan yang berkaitan
dengan masalah seksual pada masa kanak-kanak ?

45
Menggunakan format pertanyaan yang digunakan dalam format
pencatatan pasien

• Apakah anda mengalami atau pernah mengalami kekerasan yang


dilakukan pasangan anda ?
• Apakah anda pernah diperkosa atau dipaksa melakukan
hubungan intim ?
• Apakah anda pernah mengalami kekerasan seksual pada masa
kanak-kanak ?

46
PENGENALAN KASUS
• Kekerasan dalam rumah tangga
Keluhan klitoris tanpa adanya penyakit dan kelainan fisik yang jelas
Cidera yang sebabnya tidak dikemukakan dengan jelas
Pasangan pria yang terus menerus mengawasi dan tidak mau meninggalkan
korban
Trauma fisik selama kehamilan
Memeriksakan kehamilan pada kehamilan yang lebih lanjut
Riwayat percobaan bunuh diri atau ingin bunuh diri
Tak segera mencari pertolongan medis setelah mengalami cidera
Ada infeksi saluran kencing atau nyeri panggul kronis
Sindrom gangguan pencernaan

47
KEKERASAN SEKSUAL
• Kehamilan anak usia 14 tahun pra nikah
• PMS pada anak kecil atau remaja
• Perdarahan atau gatal pada vagina
• BAB atau BAK disertai rasa nyeri
• Nyeri perut atau panggul
• Gangguan seksual sulit menikmati senggama, vaginitis
• Cemas, depresi, sikap merusak, menyakiti diri, obesitas,
gangguan tidur, ketergantungan terhadap alkohol atau narkoba
• Gangguan fisik yang tidak jelas sebabnya
• Menolak / tidak mau diperiksa panggul
• Berganti-ganti pasangan
48
Tanda – tanda kekerasan yang tampak
• Tanda kekerasan
Trauma ringan atau berat yang meninggalkan bekas berupa memar
pada tubuh, khususnya sekitar mata dan wajah
Cedera akibat pukulan/benda tajam
Gigi tanggal, biasanya berhubungan dengan kehamilan yang
ditelantarkan atau akibat gizi buruk, juga dapat disebabkan oleh
sepaket atau pukulan didaerah mulut
Sering mengalami perdarahan dari hidung, yang mungkin akibat
pukulan

49
Keputihan yang dapat disebabkan penyakit menular seksual yang
sering merupakan pertanda adanya kekerasan seksual
Perdarahan pervagina yang dapat diakibatkan oleh perlakuan buruk
terhadap perempuan

50
Gejala kekerasan
Cemas, penuh rasa takut, sedih, putus asa
Bersifat agresif, tanpa sebab yang jelas
Tampak jauh lebih tua dari umumnya
Merasa rendah diri, menunjukkan ketidakberhargaan dirinya dengan
menganggap dirinya bodoh dan tidak mampu
Mengeluh nyeri yang tak jelas sebabnya, kontraksi otot, kesemutan
dan nyeri perut
Sering nyeri kepala atau sulit tidur
Mengeluh nyeri bila bersenggama, tak bisa menikmatinya dan
menganggap sebagai pengorbanan
51
Pernyataan yang sering dikatakan adalah :
• Ia (pasangan saya) memanfaatkan saya
• Ia melampiaskan kekesalannya pada saya
• Ini adalah risiko perkawinan

52
TERIMAKASIH

53

Anda mungkin juga menyukai