Anda di halaman 1dari 17

Dampak Psikologis Kekerasan dan

Penyimpangan Seksual

Politehnik Mitra Karya Mandiri

dr. Nur Setyaningsih, MARS, Sp.KJ


APA ITU KEKERASAN SEKSUAL ??

Disebut Sexual abuse merupakan pemaksaan hubungan


seksual dengan cara tidak wajar atau tidak disukai untuk
tujuan komersil atau tujuan tertentu.

Kekerasan seksual sulit terdeteksi sejak dini  sebab


pelaku kekerasan seksual tidak selalu memiliki defisian
moral atau defek moral
 Pelaku kekerasan seksual secara umum berstatus
sosial sebagai “ orang baik”

 Keluarga korban cenderung merahasiakan karena


kasus tersebut merupakan aib bagi kekeluarga
Mengapa Kekerasan Seksual
terjadi secara berulang ??

Kekerasan seksual hanya dianggap sebagai


kejahatan kesusilaan
KUHP : kekerasan seksual seperti pemerkosaan
dianggap sebagai pelanggaraan kesusilaan
Kekerasan seksual hanya persoalan moralitas saja
Siapa Korban Kekerasan Seksual??

 Kaum yang dianggap lemah, dan tidak terbatas


pada usia
 Anak perempuan 4x lebih besar kemungkinan
menjadi korban kekerasan seksual
Dimana Kekerasan Seksual terjadi ??

Ranah personal, artinya kekerasan seksual dilakukan


oleh orang yang memiliki hubungan darah (ayah, kakak,
adik, kakek, paman) dan kerabat dekat lainnya seperti
ipar atau pacar = 70.115 kasus dari N: 93.960
Ranah Publik, kekerasan seksual terjadi dimana antara
korban dan pelaku tidak memiliki hubungan
kekerabatan, darah ataupun perkawinan = 22.284 kasus
dari N : 93.960
Pelaku kekerasan seksual adalah aparatur negara
sebanyak 1.561 kasus
Kekerasan seksual Berdasarkan
Identitas Pelaku

Familial abuse sexual abuse yang masih ada


hubungan darah

Extrafamilial abuse  dilakukan oleh orang lain


diluar keluarga dan hanya 40% yang melaporkan
adanya peristiwa kekerasan
Dampak trauma akibat kekerasan
seksual

 Psychological disorder  PTSD (post traumatic


syndrome disorder)
Gejala : - ketakutan
- kecemasan (penghindaran/avoidance)
- emosional
- menutup diri/mengisolasi diri
- krisis identitas
 Kondisi traumatic mempengaruhi sikap, cara
pandang, orientasi seksual dan memicu
munculnya perilaku amoral
 Sebagai bentuk perlawanan terhadap perlakuan
tidak menyenangkan yang dialami anak
Efek Trauma akibat Kekerasan Seksual

 Traumatic Sexualization ( trauma secara sexual)


 Perempuan yang mengalami kekerasan seksual
cenderung menolak hubungan seksual,
konsekuensinya menjadi korban kekerasan
seksusal dalam rumah tangga
 Korban lebih memilih pasangan sesama jenis
 Powerlessness (merasa tidak berdaya)
perasaan tidak berdaya mengakibatkan individu
merasa lemah, tidak mampu dan kurang efektif
dalam bekerja
 Rasa Takut, mimpi buruk, Phobia, cemas disertai
rasa sakit.
 Stigma
mendapat stigma negative dari lingkungan takut
ditolak, merasa bersalah, malu
Penyimpangan seksual/ Parafilia

 cenderung kompulsif dan destruktif


 Pedofilia : seks dengan anak, penganiayaan anak
 Ekshibisionisme : pamer alat genital
 Sadisme seksual : kepuasan seksual melalui
Tindakan menyakiti
 Mesochisme seksual : kepuasan melalui Tindak
disakiti
 Fottrurism : sentuhan atau rabaan seksual pada orang yang
tidak menyetujuinya. Biasanya terjadi ditempat umum seperti
bus/kereta
 Fetishisme : kepuasan seksual pada obyek yang tidak hidup 
pakaian dalam Wanita, sepatu Wanita
 Homoseksual – Gay & Lesbian  secara seksual tertarik pada
sesame jenis tetapi tidak berarti memiliki Kesehatan mental
yang buruk
 Voyeurisme : kegemaran mengintip orang yang sedang
berhubungan seks
 Sodomi : melakukan hubungan seks melalui anus korban
 Transvetisme : seseorang yang secara
anatomis laki-laki, tetapi secara patologis
merasa dan menganggap dirinya seorang
perempuan
 Masturbasi : memuaskan diri sendiri
 Trolisme : melakukan senggama dengan
pasangannya dengan mengajak orang lain
sebagai penonton
 Bestialitas : persetubuan dengan hewan
Penyebab timbulnya penyimpangan seksual :

- intern: -kelainan fisik


- pengaruh obat
- problem emosional
-ektern: kurangnya informasi tentang
seksualitas
Upaya untuk mengatasi
Kekerasan seksual

 Preventif dan protektif  memberikan Pendidikan


seksual sejak dini kepada anak
 Melatih ketrampilan asertif
 Konseling individual
 Meningkatkan kesadaran hukum
 Penanggulangan yang bersifat represifsanksi hukum
 Medis
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai