5 Sadomasokisme
Sadomasokisme adalah gangguan seksual yang ditandai dengan aktivitas
seksual yang melibatkan penghinaan atau penyiksaan dimana individu
yang terlibat mendapatkan kepuasan seksual dari aktivitas tersebut.
Namun, harus dibedakan antara kebrutalan yang berhubungan dengan
erotisme dan yang tidak. Sadomasokisme dibagi menjadi dua, yaitu sang
pelaku yang disebut sadism dan resipien yang disebut masokisme.
(PPDGJ)
Masokisme seksual
Istilah masokisme diambil dari nama Leopold Sacher-Masoch, seorang
penulis novel abad-19 dari Austria yang karakternya dalam
mendapatkan kesenangan seksual karena disiksa atau didominasi oleh
wanita. Menurut DSM-IV, orang dengan masokisme seksual memiliki
preokupasi yang rekuren dengan desakan dan fantasi seksual karena
dihina dipukul, diikat, atau hal lain yang menyebabkan penderitaan.
Masokisme seksual lebih sering dilakukan oleh laki-laki dibandingkan
wanita. Freud percaya bahwa masokisme dihasilkan dari khayalan
destruktif yang dikembailkan kepada diri sendiri. Pada beberapa kasus,
seseorang dapat membiarkan dirinya mengalami perasaan seksual
hanya jika mereka dihukum. Orang dengan masokisme seksual
mungkin memiliki pengalaman masa anak-anak yang mengesankan
bagi mereka bahwa rasa sakit diperlukan untuk kenikmatan seksua.
Sekitar 30% masokisme juga memiliki khayalan sadistik.
Kriteria Diagnostik Masokisme Seksual
a. Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat rangsangan yang
merangsang secara seksual, dorongan seksual yang berulang dan kuat
berupa tindakan (nyata atau distimulasi) dihina, dipukuli, diikat, atau
hal lain yang membuat menderita.
b. Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku yang menyebabkan
penderitaan bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi social,
pekerjaan, atau fungsibpenting lainnya.
kekecewaan dan disilusi karena tidak sesuai dengan ekspektasi pelaku. Pada
situasi lain, beberapa pelaku dewasa yang bertemu tersebut dapat memperkosa
bahkan membunuh korbannya.
Nekrofilia
Nekrofilia adalah obsesi seksual yang dicapai dari mayat. Kebanyakan orang
dengan kelainan ini, muncul keinginannya saat bertemu di kamar mayat, tetapi
beberapa juga diketahui dapat menggali kubur atau membunuh telebih dahulu
untuk memenuhi nafsu seksualnya. Para pelaku percaya bahwa mereka dapat
menimbulkan penghinaan yang besar terhadap korbannya.
Partialism
Partialism adalah gangguan seksual pada satu bagian tubuh. Kontak mulut-genital,
sperti cunnilingus( kontak oral dengan genitalia eksterna wanita), fellatio (kontak
oral dengan penis), anilingus (kontak oral dengan anus) normal biasanya
berhubungan dengan fore play. Freud menyatakan bahwa permukaan mukosa
tubuh bersifat erotogenik dan mampu memproduksi sesuatu yang menyenangkan.
Ketika pelaku tidak dapat melakukan atau menolak coitus dan aktivitas tersebut
sebagai satu-satunya sumber pemuasan kebutuhan seksual maka disebut dengan
parafilia atau oralism.
Zoofilia
Zoofilia, biasanya pada hewan-hewan terlatih bias menjadi fantasia tau gairah
seksual, termasuk persetubuhan, masturbasi, kontak genital-oral. Zoofilia berupa
parafilia yang terorganisir jarang terjadi. untuk beberapa orang, hewan-hewan
domestic sering digunakan untuk memuaskan gairah seksual. Hubungan seksual
dengan hewan biasanya terjadi pada tempat yang memiliki peraturan yang keras
tentang seksual sebelum menikah dan tempat isolasi. Karena masturbasi dapat
terjadi di berbagai situasi, predileksi untuk kontak terhadap hewan, dapat
menimbulkan kesempatan timbulnya zoofilia.
Koprofilia
pola
rangsangan
homoseksual,
keinginan
untuk
meningkatkan
Diagnosis Banding
Perlu dibedakan antara gangguan preferensi seksual dengan yang hanya coba-coba
dimana tindakan dilakukan untuk mengetahui efek baru dan tidak secara rekuren
dan kompulsif. Beberapa gangguan preferensi seksual adalah bagian dari
gangguan mental lain, seperti skizofrenia.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Prognosis untuk gangguan preferensi seksual berhubungan dengan onset usia
yang awal, tingginya frekuensi tindakan, tidak adanya rasa bersalah atau malu
terhadap tindakan tersebut, dan penyalahgunaan zat. Prognosis baik bila pasien
memiliki motivasi yang tinggi untuk berubah, dan juka pasien dating sendiri
bukan karena dibawa oleh keluarga.
Terapi
Psikoterapi berorientas tilikan adalah pendekatan yang paling sering digunakan
untuk mengobati gangguan preferensi seksual. Pasien memiliki kesempatan untuk
mengerti dinamikanya sendiri dan peristiwa yang menyebabkan perkembangan
kasus
telah
melaporkan
penurunan
perilaku
seksual.