PENDAHULUAN
BAB II
F65. GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL
II.1
DEFINISI
Termasuk : Parafilia
II.2
KLASIFIKASI
Ekshibisionisme
Fetishisme
Froteurisme
Pedofilia
Masokisme Seksual
Sadisme Seksual
Voyeurisme
Fetishisme Transvestik
Page | 3
Parafilia Lain yang Tidak Ditentukan (NOS : Not Oherwise Specified) contoh:
Zoofilia
F65.0 Fetihisme
F65.2 Ekshibisionisme
F65.3 Voyeurisme
F65.4 Pedofilia
F65.5 Sadomasokisme
II.3 EPIDEMIOLOGI
Parafilia dipratekkan oleh sejumlah kecil populasi. Tetapi, sifat gangguan yang
berulang menyebabkan tingginya frekuensi kerusakan akibat tindakan parafilia. Di antara
kasus parafilia yang dikenali secara hukum, pedofilia adalah jauh lebih sering
dibandingkan yang lainnya. Voyeurisme memiliki resiko yang tidak besar. 20% wanita
dewasa telah menjadi sasaran orang dengan ekshibisionisme dan voyeurisme.
Masokisme seksual dan sadisme seksual kurang terwakili dalam perkiraan prevalensi
yang ada. Zoofilia merupakan kasus yang jarang.
Menurut definisinya, parafilia adalah kondisi yang terjadi pada laki-laki. Lebih dari
80% penderita parafilia memiliki onset sebelum usia 18 tahun. Pasien parafilia umunya
memiliki 3 sampai 5 parafilia baik yang bersamaan atau pada saat terpisah. Kejadian
perilaku parafilia memuncak pada usia antara 15 dan 25 tahun, dan selanjutnya menurun.
Parafilia jarang terjadi pada pria umur 50 tahun, kecuali mereka tinggal dalam isolasi
atau teman yang senasib.
Page | 4
Kategori Diagnostik
Pedofilia
Eksibisionisme
Veyorisme
Frotteurisme
Masokisme seksual
Transvestik Fetishisme
Sadisme seksual
Fetishisme
Zoofilia
Tabel 1 - Frekuensi Tindakan Parafilia yang dilakukan oleh Pasien Parafilia yang
mencari Terapi Rawat Jalan.
II.4
ETIOPATOFISIOLOGI
1. Faktor Psikososial
Dalam model psikoanalitik klasik, seseorang dengan parafilia adalah orang
yang gagal untuk menyelesaikan proses perkembangan normal ke arah penyesuaian
heteroseksual, tetapi model tersebut telah dimodifikasi oleh pendekatan psikoanalitik.
Kegagalan menyelesaikan krisis oedipus dengan mengidentifikasi aggressor ayah
(untuk laki-laki) atau aggressor ibu (untuk perempuan) menimbulkan baik identifikasi
yang tidak sesuai dengan orang tua dengan jenis kelamin berlawanan atau pilihan
objek yang tidak tepat untuk penyaluran libido. Eksibisionisme dapat merupakan
suatu upaya menenangkan kecemasan mereka akan kastrasi. Kecemasan kastrasi
membuat eksibisionis meyakinkan diri sendiri tentang maskulinitasnya dengan
menunjukkan kelaki-lakiannya kepada orang lain.
Apa yang membedakan satu parafilia dengan parafilia lainnya adalah metode
yang dipilih oleh seseorang (biasanya laki-laki) untuk mengatasi kecemasan yang
disebabkan oleh: (1) kastrasi oleh ayah dan (2) perpisahan dengan ibu. Bagaimanapun
kacaunya manifestasi, perilaku yang dihasilkan memberikan jalan keluar untuk
dorongan seksual dan agresif yang seharusnya telah disalurkan kedalam perilaku
seksual yang tepat.
Berdasarkan teori ini terdapat beberapa penyebab parafilia. Freud dan koleganya
mengajukan bahwa beberapa parafilia dapat disebabkan oleh penyimpangan dari fase
courtship. Normalnya, fase ini akan berujung pada proses mating pada pria dan wanita.
Page | 5
Fase ini dimulai dari masa remaja dan dengan/ tanpa adanya sexual intercourse
a)
b)
c)
d)
Page | 6
5. Teori Darwin
Faktor operatif dari teori Darwin ada 2, yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas
jika dari keturunan yang dihasilkan yang besar dibandingkan dengan yang survive.
Kualitas yaitu yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan. Pria yang secara fisik
dapat menghasilkan banyak keturunan (kuantitas), dan wanita yang bertanggung jawab
untuk kualitas. Wanita akan lebih berhati hati dalam memilih pasangannya sedangkan
pria cenderung hanya untuk melakukan hubungan seksual dengan banyak wanita
(tidak memilih-milih). Hal tersebut menjelaskan mengapa parafilia sering terjadi pada
pria. Study dari Sharnor (1978) menyatakan bahwa pria usia 12-19 tahun memikirkan
seks 20 kali dalam 1 jam atau sekali dalam 3 menit
Pria usia
30-39 tahun,
memikirkan seks 4 kali per jam. Hal ini dapat menjelaskan alasan, mengapa parafilia
biasanya terjadi pada usia 15-25 tahun.
Page | 7
II.5
MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama dari parafilia adalah dorongan, fantasi, dan rangsangan yang terjadi
berulang-ulang dan ada kaitannya dengan :
1. Obyek-obyek yang bukan manusia (sepatu, baju dalam, bahan kulit atau karet).
2. Menyakiti diri sendiri atau menghina mitra sendiri.
3. Individu-individu yang tidak diperbolehkan menurut hukum (anak-anak, orang
yang tidak berdaya atau pemerkosaan).
BAB III
DIAGNOSIS
Page | 9
Faktor Biologis
Beberapa studi mengidentifikasi temuan organic abnormal
pada orang dengan parafilia. Diantara pasien yang dirujuk ke
pusat medis besar, yang memiliki temuan organik positif
mencakup 74 persen pasien dengan kadar hormone abnormal,
27 persen dengan tanda neurologis yang ringan atau berat 24
persen dengan kelainan kromosom, 9 persen dengan kejang, 9
persen dengan dileksia, 4 persen dengan elektroensefalogram
(EEG) abnormal, 4 persen dengan gangguan jiwa berat, dan 4
persen dengan cacat mental. Pertanyaan yang masih tidak
terjawab adalah apakah kelainan ini menyebabkan minat
parafilik atau merupakan temuan insidental yang tidak memiliki
relevansi dengan timbulnya parafilia.
patung.
Mechanophilia/Mechaphilia - kegairahan seksual yang timbul terhadap
3
4
mesin.
Psychrophilia - kegairahan seksual yang timbul dari objek yang sejuk.
Salirophilia - kegairahan seksual yang timbul terhadap tanah atau
5
6
kekotoran.
Mucophilia - kegairahan seksual yang timbul dari mucus.
Dendrophilia - kegairahan seksual yang timbul disebabkan seseorang yang
kegairahan seksual yang didapat dari benda- benda seperti bulu, balon, celana
dalam perempuan, sepatu tumit tinggi, karet dan banyak lagi.
III.1.5 GAMBARAN KLINIS
Penderita kelainan Fetishisme sering masturbasi sambil memegang atau
menggosok objek fetish atau mungkin meminta pasangan seksual untuk
memakai objek fetish dalam hubungan seksual mereka. Fetishisme biasanya
dimulai pada masa remaja, meskipun fetish mungkin bisa muncul lebih awal
pada masa anak-anak. Setelah menjadi suatu kebiasaan yang menetap,
fetishisme
cenderung
kronis.
Gejala
awal
pada
penderita
biasanya
meningkatkan sentuhan pada benda fetish, dan waktu yang dihabiskan untuk
memikirkan mengenai objek fethish meningkat. Lambat laun, objek fetish
akan menjadi objek yang sangat penting bagi penderita, hal ini akan me njadi
syarat untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan seksual.
Berikut ini adalah contoh gambar foot fetishism:
yang memuaskan. Fantasi fetishistik adalah lazim, tetapi tidak menjadi suatu
gangguan kecuali apabila menjurus kepada suatu ritual yang begitu memaksa
dan
tidak
semestinya
sampai
mengganggu
hubungan
seksual
dan
yang memuaskan.
Fantasi fetihistik adalah lazim, tidak menjadi suatu gangguan kecuali apabila
menjurus kepada suatu ritual yang begitu memaksa dan tidak semestinya
sampai menggangu hubungan seksual dan menyebabkan bagi penderitaan
individu.
Page | 12
psikoanalisis
ini
berupaya
untuk
menempatkan
Page | 13
PENGOBATAN
Perawatan farmasi terdiri dari berbagai jenis obat yang dapat
menghambat jumlah steroid seks melebihi jumlah testosteron yang dimiliki
pria dan estrogen yang dimiliki wanita. Dengan memotong tingkat steroid
seks, hasrat seksual berkurang. Dengan demikian, sesuai dengan teori, pasien
bisa mencapai kemampuan mengontrol fetish dan secara masuk akal
memproses pemikirannya tanpa terganggu oleh rangsangan seksual. Juga,
penerapan ini bisa melegakan pasien dalam kehidupan sehari-hari, dengan
membantu si pasien untuk bisa mengabaikan fetishnya dan kembali ke
rutinitas sehari-hari. Penelitian lain mengasumsikan bahwa fetish bisa berupa
cacat obsesif-kompulsif (godaan yang sangat mengganggu, pent.), dan
memandang penggunaan obat-obatan psikiatri (serotonin mencerdaskan
penghambat dan pemblokir dopamin) untuk pengontrolan parafilia yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi. Meskipun riset
berkelanjutan menunjukkan hasil positif dalam studi kasus tunggal dengan
sebagian obat, misalnya topiramate, belum ada satupun pengobatan yang dapat
menangani fetishisme itu sendiri. Karena itu, perawatan fisik hanya cocok
untuk mendukung salah satu metode psikologi.
III.1.8 KESIMPULAN
Fetishisme adalah kelainan yang dikarakteristikan sebagai dorongan
seksual hebat yang berulang dan secara seksual menimbulkan khayalan yang
dipengaruhi oleh objek yang bukan manusia. Pada fetishisme, dorongan
seksual terfokus pada benda atau bagian tubuh (seperti, sepatu, sarung tangan,
celana dalam, atau stoking) yang secara mendalam dihubungkan dengan tubuh
manusia. Menurut beberapa ahli kejiwaan, hasrat fetish bisa timbul karena
pengalaman traumatik dari penderita, misalnya salah satu orang yang sangat
dia sayang meninggal, dan beberapa tahun kemudian dia bertemu seseorang
yang memiliki bibir yang sama dengan orang yang dia sayang itu. Namun
banyak juga yang mengatakan bahwa fetishisme itu muncul karena adanya
faktor alami dari otak si penderita yang mengingat terus menerus
Page | 14
kepuasaan seksual
Gangguan ini harus dibedakan dari fetihisme (F65.0) dimana pakaian
sebagai objek fetish bukan hanya sekedar dipakai, tetapi juga untuk
menciptakan penampilan seorang dari lawan jenis kelaminya. Biasanya
Page | 15
lebih dari satu jenis barang yang dipakai dan seringkali suatu perlengkapan
yang
jelas
dengan
bangkitnya
gairah
seksual
dan
Page | 16
laki-laki
dengan
eksibisonisme
adalah
untuk
menegaskan
Pada
beberapa
penderita,
eksibisionisme
merupakan
satu-satunya
Page | 17
III.3.3 TERAPI
1. Psikoterapi berorintasi tilikan
Merupakan pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengobati
parafilia. Pasien memiliki kesempatan untuk mengerti dinamikanya sendiri
dan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan perkembangan parafilia. Secara
khusus,
mereka
menjadi
menyadari
peristiwa
sehari-hari
yang
dengan
seperti ciproterone
gangguan-gangguan
acetate di
Eropa
tersebut.
dan
Antiandrogen,
medroxiprogesterone
pada
parafilia
hiperseksual. Medroxiprogesterone
yang
telah
diterapi
mengalami
Page | 19
asing (biasanya lawan jenis kelamin) atau kepada orang banyak di tempat
umum, tanpa ajakan atau niat utuk berhubungan lebih akrab.
Eksibisonisme umumnya terjadi pada laki-laki.
Etiologi timbulnya eksibisionisme dapat berasal dari faktor psikososial
dan faktor biologis.
Terapi penderita eksibisionisme meliputi kendali eksternal, pengurangan
dorongan seksual, terapi keadaan komorbid (seperti depresi atau ansietas),
terapi perilaku-kognitif, dan psikoterapi dinamik.
Indikator prognosis yang baik mencakup adanya hanya satu parafilia,
intelegensia normal, tidak adanya peyalahgunaan zat, tidak adanya cirri
kepribadian antisocial nonseksual, dan adanya pelekatan orang dewasa yang
berhasil.
BAB IV
DIAGNOSIS BANDING DAN PROGNOSIS
IV.1
DIAGNOSIS BANDING
Klinisi perlu membedakan suatu parafilia dari coba-coba dimana
tindakan dilakukan untuk mengetahui efek baru dan tidak secara rekuren atau
Page | 20
kompulsif. Aktivitas parafilia paling sering terjadi pada masa remaja. Beberapa
parafiliak (khususnya tipe kacau) adalah bagian dari gangguan mental lain,
seperti skizofrenia. Penyakit otak mungkin melepaskan impuls yang buruk.
IV.2
PROGNOSIS
Prognosisnya buruk untuk parafilia adalah berhubungan dengan onset
usia yang awal, tingginga frekuensi tindakan, tidak adanya perasaan bersalah
atau malu terhadap tindakan tersebut, dan penyalahgunaan zat. Perjalanan
penyakit dan prognosisnya baik jika pasien memiliki riwayat koitus disamping
parafilia, jika pasien memiliki motivasi tinggi untuk berubah, dan jika pasien
datang berobat sendiri, bukannya dikirim oleh badan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
G.E.
&
Carroll,
K.S.
Paraphilias
2008
.Available
from:
Page | 22