Anda di halaman 1dari 31

REFERAT

Gerhana Sukma Hendra


H1AP21006

Pembimbing: dr. Norevia Eurelyn, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PSIKIATRI


RSKJ SOEPRAPTO BENGKULU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
Gangguan identitas
gender
Pendahuluan

Identitas gender adalah perasaan pribadi


tentang gender seseorang. Ketidaksesuaian
yang signifikan antara fenotipe fisik seseorang
dan identitas gendernya didefinisikan sebagai
disforia gender. Gender biner
Disforia gender secara tradisional merupakan gender non biner
diagnosis yang langka atau tidak biasa; namun,
dalam beberapa dekade terakhir, jumlahnya
meningkat
Anak-anak atau remaja yang mengalami ini tidak
dapat berkorelasi dengan ekspresi gender mereka
ketika mengidentifikasi diri mereka dalam peran
biner masyarakat tradisional laki-laki atau
perempuan, yang dapat menyebabkan stigmatisasi
budaya.

Konfik hubungan dengan keluarga, teman


sebaya, teman dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari mereka dan mengarah pada
penolakan dari masyarakat, konflik
interpersonal, gejala depresi dan kecemasan,
gangguan penggunaan zat adiktif, perasaan diri
yang negatif dan kepercayaan diri yang rendah,
serta peningkatan risiko melukai diri sendiri dan
bunuh diri
Gangguan identitas gender merupakan salah satu diagnosis yang kontroversial dan
termasuk kompleks dari segi sosial dan etik. Meningkatnya prevalensi gangguan
identitas gender yang dahulunya dianggap tabu menjadi alasan penulis untuk
membahas mengenai gangguan identitas gender pada referat ini.
Definisi

• Identitas gender adalah suatu keadaan psikologis yang


mencerminkan perasaan seseorang mengenai ia
sebagai laki-laki atau perempuan.
• Identitas gender berkembang pada sebagian besar
orang pada usia 2 atau 3 tahun.
• Gangguan identitas gender, melibatkan hasrat
menetap untuk menjadi atau sikap bersikeras
seseorang bahwa ia berjenis kelamin sebaliknya dan
rasa tidak nyaman yang hebat dengan jenis kelamin
aslinya serta peran gendernya
• DSM IV Gangguan Identitas Gender - DSM V Disforia
Gender
Epidemiologi
Ada banyak penggabungan terminologi (transgender/transeksual/gangguan
identitas gender/gender disforia), sehingga sulit untuk memahami dengan
jelas jumlah orang yang benar-benar menderita gender disforia karena
sistem klasifikasi yang digunakan bervariasi dari waktu ke waktu

Menurut survey nasional 1,4 juta orang Menurut sebuah studi kesehatan seks yang diterbitkan pada
(0,6%) di Amerika Serikat tahun 2017, terdapat prevalensi yang sangat tinggi mulai
diidentifikasi sebagai transgender dari 0,5% hingga 1,3% untuk identitas transgender yang
dilaporkan sendiri pada anak-anak, remaja, dan orang
dewasa.
Etiologi dan patofisiologi

• Faktor Biologis
• Faktor Psikososial
• Faktor biologis
• Individu yang lahir dengan hiperplasia adrenal
kongenital atau sindrom insensitivitas androgen
biasanya dibesarkan dan disosialisasikan sebagai
anak perempuan, meskipun mereka sering
melakukan cross-dress

2. paparan in-utero terhadap ftalat dalam plastik dan


bifenil poliklorinasi. Phthalates dapat menyebabkan
peningkatan kadar testosteron total janin, yang dapat
meningkatkan risiko gangguan spektrum autisme
serta disforia gender
3. Steroid seks memengaruhi ekspresi 4. Heritabilitas dan familialitas disforia gender
perilaku seksual pada laki-laki atau telah diidentifikasi: misalnya, prevalensi lebih
perempuan dewasa, yaitu, testorsetron dapat tinggi pada kembar monozigot daripada
meningkatkan libido dan agresivitas pada kembar dizigotik. Beberapa alel (CYP17 dan
perempuan, dan estrogen dapat menurunkan CYP17 T-34C) juga ditemukan memiliki
libido dan keagresifan pada laki-laki. asosiasi,

5. Beberapa laporan kasus melaporkan 6. Studi genetik molekuler sampai saat ini,
hubungan gender disforia dengan infeksi tidak memiliki bukti konklusif dari setiap gen
toksoplasma pada ibu, meskipun data yang diidentifikasi untuk GD
tambahan diperlukan untuk bukti lebih
lanjut.
Faktor Psikososial

DSM-5 secara eksplisit menyatakan bahwa identitas gender yang beragam


bukan hal yang lahirian, dan gangguan semata-mata berhubungan dengan
masalah psikososial

Kualitas hubungan ibu – anak pada tahun pertama kehidupan paling


penting dalam menegakkan identitas gender.

Anak yang tidak diinginkan atau disika dapat berlaku dengan keyakinan
seperti itu. Masalah identitas gender juga dapat dipicu oleh kematian
ibu, ketiadaan dalam waktu lama, atau depresi, yang mengakibatkan
seorang anak laki-laki mungkin bereaksi dengan benar-benar
menganggap dirinya sama dengan ibunya
Peran ayah juga penting pada tahun-tahun awal dan keberadaan ayah
biasanya membantu proses pengindividuan-perpisahan. Tanpa seorang
ayah, ibu dan anak dapat terlalu dekat. Untuk anak perempuan, seorang
ayah biasanya menjadi prototoper objek yang dicintai di masa mendantang,
untuk anak laki-laki, ayah merupakan model untuk identifikasi laki-laki

Pelecehan masa kanak-kanak, penelantaran, penganiayaan, dan


pelecehan fisik atau seksual dapat dikaitkan dengan disforia
gender.
GAmbaran klinis
Anak-anak

Anak perempuan Anak laki-laki


• memilki banyak teman laki-laki • memilki kecenderungan berpakaian
• minat yang kuat pada olah raga
perempuan atau dapat mereka-reka
dan permainan kasar serta pakaian tesebut dari bahan yang tersedia
bergulingan jika pakaian aslinya tidak tersedia
• menolak buang air kecil dngan • keinginan yang begitu kuat untuk turut
posisi duduk serta dalam permainan dan aktivitas anak
• menyatakan bahwa mereka
perempuan
memiliki atau akan tumbuh penis • menyatakan dengan tegas bahwa mereka
• tidak ingin tumbuh payudara atau
akan tumbuh menjadi seorang perempuan
mengalami menstruasi • menyatakan bahwa penis atau testisnya
• menyatakan dengan tegas bahwa
menjijikkan atau akan hilang atau bahwa
mereka akan tumbuh menjadi akan lebih baik jika mereka tidak memiliki
seorang laki-laki penis atau testis
REmaja dan dewasa

• mengungkapkan keinginan unluk


berjenis kelamin sebaliknya
• sering mencoba untuk menjadi
anggota keIompok jenis kelamin
lainnya, dan ingin hidup serta
diperlakukan seperti lawan jenis.
• berkeinginan memperoleh ciri
seks lawan jenisnya
Kriteria diagnostic

A. Identifikasi gender-berlawanan yang kuat dan menetap (bukan hanya hasrat


terhadpap manfaat budaya yang dirasakan jika memiliki jenis kelamin lain), Pada anak,
gangguan ini ditunjukkan oleh empat (atau lebih) hal berikut:
(1) Keinginan berulang yang diungkapkan untuk menjadi, atau sikap bersikeras bahwa ia
berjenis kelamin sebaliknya
(2) Pada anak laki-laki, kecenderungan untuk berpakaian seperti lawan jenis atau
memakai pakaian perempuan; pada anak perempuan sikap bersikeras untuk hanya
mengenakan pakaian maskulin yang stereotipik.
(3) Kecenderungan yang kuat dan menetap untuk memerankan jenis kelamin
berlawanan di dalam permainan membuat-percaya atau khayalan menetap dirinya
berjenis kelamin berlawanan.
(4) Keinginan yang intens untuk turut serta di dalam permainan dan hobi yang
stereotipik untuk jenis kelamin sebaliknya
(5) Kecenderungan yang kuat untuk memiliki teman bermain berjenis kelamin sebaliknya
B. Rasa tidak nyaman yang menetap dengan jenis kelaminnya atau
merasa tidak sesuai dengan peran gender jenis kelaminnya.

C. Gangguan ini tidak terjadi bersamaan dengan keadaan interseks


fisik

D. Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis


bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi
penting lain.

Tentukan jika (untuk individu yang matang secara seksual):


·Tertarik secara seksual pada laki-laki.
·Tertarik secara seksual pada perempuan.
·Tertarik secara seksual pada keduanya.
Tidak tertarik secara seksual pada keduanya
Gangguan Identitas Gender Yang Tidak Tergolongkan
Katagori ini dimasukkan untuk memberi kode pada
gangguan identitas gender yang tidak dapat
digolongkan sebagai gangguan identitas gender
spesifik. Contohnya mencakup
1. Keadaan interseks (contoh., sindrom ketidasensitifan
androgen parsial atau hyperplasia adrenal kongenital)
dan disforia gender yang menyertai
2. Perilaku memakai pakaian lawan jenis terkait stres
dan sementara
3. Preokupasi menetap terhadap kastrasi atau
panektomi tanpa keinginan memperoleh ciri khas dan
jenis kelamina sebaliknya.
Prognosis

Prognosis untuk gangguan identitas gender


bergantung pada onset usia dan intensitas gejala.
Anak laki-laki mulai memiliki gangguan ini sebelum
usia 4 tahun, dan konflik dengan sebaya terjadi selama
tahun-tahun awal, sekolah sekitar usia 7 atau 8 tahun.
Sikap feminin yang jelas dapat berkurang ketika anak
laki- laki bertambah usianya, terutama jika upaya
dilakukan untuk menghambat perilaku seperti itu.
Onset usia biasanya dini untuk anak perempuan, tetapi sebagian
besar menunjukkan perilaku maskulin saat remaja. Pada kedua
jenis kelamin. homoseksualitas cenderung terjadi sebaliknya pada
sepertiga hingga dua pertiga kasus, walaupun alasannya tidak jelas,
lebih sedikit anak perempuan yang memiliki orientasi homoseksual
daripada anak laki-laki.

Transeksualisme-yaitu, keinginan pembedahan ganti kelamin –


terdapat pada kurang dari l0 persen kasus

Depresi juga merupakan masalah yang lazim terutama jika orang


tersebut merasa putus asa untuk mendapatkan perubahan jenis
kelamin dengan pembedahan atau hormon.
Terapi

• Terapi Hormon
• Terapi Pembedahan
• Terapi Keadaan Interseks
• Terapi Perilaku Memakai Pakaian Lawan Jenis
1. Terapi Hormon

Tujuannya adalah untuk menekan hormon yang diproduksi secara


internal dan untuk mengelola dan mempertahankan hormon lintas
jenis kelamin dalam kisaran fisiologisnya
a. Transpuan

Estrogen Dosis yang Direkomendasikan


Estradiol oral 2-6 mg setiap hari
Estradiol valerat/cypionate 10-20 mg/1-2 minggu
intramuskular

Patch estradiol 50-100 mcg/24 jam

Estradiol gel* 0,75 mg-2,25 mcg setiap hari


Antiandrogen  
Siproteron asetat 10-50 mg setiap hari
Spironolakton 50-200 mg setiap hari
Analog GnRH Bervariasi per persiapan
a. Transmen

Testosteron Dosis yang

direkomendasikan
Enanthate atau cypionate 100–200 mg/2 minggu

intramuskular* Ester 250 mg/2-3 minggu

campuran intramuskular 1000 mg/12 minggu ATAU

(Sustanon®) undecanoate 750 mg/8 minggu**

intramuskular

Gel testosteron 25-100 mg/hari


Patch testosteron 2 atau 4 mg/hari
2. Terapi pembedahan
a.Transpuan
Pembesaran payudara adalah operasi top umum yang diinginkan
oleh wanita trans. Juga, gonadektomi termasuk penektomi dan
vaginoplasti, diinginkan untuk menghilangkan sumber utama
testosteron dari tubuh. Dilator vagina juga rutin digunakan untuk
menjaga anatomi jika hubungan seksual adalah tujuan.

b.Transmen
Metoidioplasty, di mana klitoris dilepaskan dari ligamen yang
melekat padanya, dan jaringan ditambahkan untuk menambah
panjang dan lingkar. Scrotoplasty (implan testis) dan phalloplasty
(implan penis) juga merupakan metode; namun, karena biaya dan
keahlian yang diperlukan untuk operasi ini, prosedur ini bukanlah
prosedur yang sangat umum.
3. Terapi Keadaan interseks

Ketika keadaan interseks ditemukan, satu panel yang terdiri


dari ahli pediatrik, urologis, dan psikiatrik biasanya
menentukan seks asli berdasarkan pemeriksaan klinis, studi
urologis, apusan bukal, analisis kromosom, dan pengkajian
keinginan orang tua.
4. Terapi Perilaku Memakai
Pakaian Lawan Jenis

Pendekatan kombinasi, menggunakan psikoterapi


dan farmakoterapi sering berguna di dalam terapi
ini. Terapi perilaku, pembelajaran aversif, dan
hipnosis adalah metode alternative yang dapat
berguna pada kasus tertentu
Kesimpulan
• American Psychiatric Association dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder edisi kelima telah mengubah diagnosis gangguan identitas gender menjadi
disforia gender.
• Disforia gender secara tradisional merupakan diagnosis yang langka atau tidak biasa;
namun, dalam beberapa dekade terakhir, jumlahnya meningkat.
• Disforia gender dapat disebabkan karena faktor biologis dan faktor psikososial.
• Gambaran penting pada gangguan identitas gender adalah distress seseorang yang
menetap dan hebat mengenai jenis kelamin aslinya dan keinginan untuk menjadi atau
sikap bersikeras bahwa ia berjenis kelamin sebaliknya.
• Terapi gangguan identitas gender rumit dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk
menyembuhkan gangguan.Terapi yang dapat menjadi pilihan pada orang dengan disforia
gender antara lain, terapi hormon, terapi pembedahan, terapi keadaan interseks, dan
terapi perilaku memakai pakaian lawan jenis. Dukungan keluarga, teman, dan lingkungan
sangat penting dalam terapi disforia gender.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai