Anda di halaman 1dari 11

Oleh: Fandy Achmad Y 1550407050

Individu

individu dengan gangguan kepribadian dependent kadang kadang menyetujui pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapatnya sendiri untuk menghindari penolakan ( Hirscfeld, Shea dan Weis, 1995 ). Keinginannya untuk memperoleh dan mempertahankan hubungan yang suportif dan nurturance ( bersifat mengurus dan merawat ) dapat menghasilkan ciri ciri perilaku yang lain (Bornstein, 1997) termasuk sikap submisif, penakut dan pasif.

FITUR FITUR GANGGUAN KEPRIBADIAN DEPENDENT MELIPUTI:

Kebutuhan pervasif dan eksesif untuk diurusi orang lain yang menghasilkan perilaku submisif dan lengket serta takut untuk berpisah, yang berawal pada masa dewasa awal. Kesulitan dalam mengambil keputusan sehari hari tanpa nasihat dan dukungan dari orang lain. Menyandarkan diri pada orang lain untuk memikul tanggung jawab di bidang bidang yang penting dalam kehidupannya. Kesulitan dalam mengekspresikan sikap tidak setuju dengan orang lain karena takut kehilangan dukungan atau karena kurangnya rasa percaya diri. Kesulitan untuk memulai sebuah proyek atau melakukan berbagai hal sendirian karena kurangnya rasa percaya diri. Berusaha keras untuk mendapatkan dukunangan dan perhatian dari orang lain. Ingin segera mendapatkan hubungan baru untuk dijadikan sumber perhatian dan dukungan bila sebuah hubungan dekat berakhir. Terpreokupasi secara tidak rasional dengan ketakutan untuk ditinggalkan dan harus mengurus diri sendiri.

Menurut Buku PPDGJ gangguan kepribadian Dependent, harus terdapat ciri ciri sebagai berikut:
y Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil y y y y y

sebagian besar keputusan penting untuk dirinya; Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa ia bergantung dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka; Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana tempat ia bergantung; Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar besarkan tentang ketidakmampuan mengurus dirinya sendiri. Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri; Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari hari tanpa nasihat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain.

gangguan kepribadian dependent dan gangguan kepribadian lain. Kecenderungan untuk dependent dapat ditemukan pada berbagai gangguan psikiatri sehingga kadangkala sulit untuk menentukan diagnosis. Kecenderungan dependent merupakan menonjol pula pada gangguan kepribadian histrionik dan boderline, namun individu dengan kepribadian dependent biasanya mampu berelasi dengan orang lain dalam waktu yang lebih panjang ketimbang individu dari gangguan tersebut. Merekapun tidak terlalu manipulatif.
Membedakan

Penyebab dan Penanganan


y Teori kepribadian Tergantung y Menurut teori psikodinamika: penyebabnya adalah

regresi atau fiksasi pada masa oral karena orang tua yang sangat melindungi atau orang tua yang mengabaikan kebutuhan tergantung. y Pendekatan kognitif behavioral: penyebabnya adalah karena kurang asertif dan kecemasan dalam membuat keputusan. Penderita merasa tidak berdaya dan tidak sesuai maka tidak dapat menangani problem sendiri.

Psikoterapi

berdasar proses kognitif behavioral: melatih secara bertahap, mengerjakan pekerjaan sehari hari secara mandiri. Klinisi dapat mencari ketrampilan ketrampilan yang kurang dan membantu melaksanakannya.

Contoh Kasus
Karen Apa Saja Maumu, Aku Ikut y Karen berumur 45 tahun dan sudah menikah. Ia dirujuk oleh seorang dokter karena mengalami serangan panik. Selama evaluasi ia menampakkan sikap sangat khawatir, sensitif dan naif. Ia mudah dikuasai emosi. Ia berulang kali menangis sepanjang sesi itu. Selama prose evaluasi, setiap ada kesempatan ia mengkritik dirinya sendiri. Sebagai contoh, ketika ditanyai tentang bagaimana hubungannya dengan orang lain, ia mengatakan bahwa orang orang menganggap saya bodoh dan tidak adekuat, meskipun ia tidak dapat menunjukkan bukti yang membuat ia pantas berpikir seperti itu. Ia menyatakan bahwa dirinya dulu tidak suka sekolah karena Saya Bodoh dan selalu merasa tidak pernah bisa meraih prestasi yang baik di sekolah.

Karena sanggup bertahan selama 10 tahun di perkawinan pertamanya, meskipun perkawinan itu digambarkan seperti neraka. Suaminya berselingkuh dengan beberapa perempuan lain dan sering menganiayanya secara verbal. Dia berulang kali mencoba meninggalkannya, tetapi selalu menyerah tiap kali suaminya memintanya kembali. Pada akhirnya ia mampu menceraikan suaminya dan tidak lama setelah itu ia bertemu dan kemudian menikah dengan suaminya yang sekarang. Seorang laki laki yang digambarkannya sebagai laki laki yang baik, sensitif dan suportif. Karen mengatakan bahwa ia lebih senang menyandarkan diri pada orang lain ketika harus mengambil keputusan keputusan penting. Ia juga selalu menyetujui pendapat orang lain untuk menghindari konflik. Ia takut ditinggalkan sendirian bila tidak ada seorang pun yang mengurusnya. Ia merasa seperti tersesat bila tidak ada orang lain yang siap mendukungnya. Ia juga menyatakan bahwa perasaannya mudah terluka, sehingga ia berusaha keras untuk tidak melakukan sesuatu yang membuatnya dikritik. (kasus kasus dan kutipan kutipan dari Cognitif therapy of personality disorder, oleh A. T. Beck dan A. Freeman, 1990. Copyright 1990 oleh Guildford Press. Dicetak ulang berdasarkan izin.).

THE END MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai