Anda di halaman 1dari 8

Gangguan Psikotik – Jenis – Penyebab – Cara Mengatasi

Gangguan psikotik yang paling banyak dikenal atau terjadi di masyarakat yaitu skizofrenia. Skizofrenia
muncul pada awal tahun 1893 oleh Emil Kraepelin. Gangguan psikotik ini dalam pandangan populernya
disebut juga dengan gila. Gejala gejala yan gmuncul berhubungan dengan gangguan perilaku dan pola pikir.
Kraepelin menyebut skizofrenia dengan dementia praecox.

Kemudian Kraepelin juga memaparkan tentang dementia praecox yaitu sebuah proses penyakit yang
disebabkan oleh proses patologi yang spesifik. Skizofrenia dijelaskan juga merupakan gangguan yang
mengacu pada prematur pertumbuhan mental. Kemudian, Bleuler mengganti dementia praecox menjadi
skizofrenia. Untuk lebih memahami tentang gangguan psikotik, mari simak artikel ini.

Pengertian
Eugen Bleurer (1857- 1939 mengganti nama dementia praecox dengan sebutan skizofrenia yang dalam
bahasa Yunani memiliki arti Schistos (terporong/ terpecah) dan Phren (otak). Bleuler mengartikan penamaan
tersebut sebagai terpisahnya fungsi otak yang mempenngaruhi kognisi, afeksi, dan perilaku seseorang.
Bleuler menyatakan tidak sepaham dengan Kraepelin yang menyatakan bahwa skizofrenia berawal dari
masa anak- anak dan berkembang memburuk. Bleuler menyebutkan bahwa skizofrenis lebih bervariasi.
Skizofrenia memiliki empat ciri primer yaitu gangguan asosiasi, gangguan respon/ afek, dan ambivalensi/
konflik dengan orang lain, autisme/ tidak terikat prinsip logika.

Namun Kurt Schneider (1887- 1967_ menyatakan bahwa apa yang dikemukakan oleh Bleuler samar dan
tidak cukup mewakili diagnostik skizofrenia dan perbedaan dengan gangguan lainnya. Scheider memberikan
pendapatnya menggunakan tingkatan gejala. Gejala tingkat pertama yaitu ciri ciri seperti halusinasi dan
waham, gejala tingkat kedua yaitu gejala yang berhubungan dengan skizofrenia dan juga gangguan mental
lainnya.

baca juga:

Berikut ini jenis jenis gangguan psikotik:

1. Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses pikir dan emosi. Pada
umumnya gejala yang muncul adalah halusinasi dengar, paranoid atau waham, cara berfikir kacau, dan
disertai disfungsi sosial. Gejala yang muncul biasa dalam usia dewasa muda, dengan prevalensi global 0,3 %
sampai 0,7%. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pengamatan perilaku danpengalaman yang dilaporkan.

Ciri ciri gangguan:

1. Gangguan proses pikir sehingga pikiran dan pembicaraan tidak terorganisasi.


2. Kurangnya perhatian: kesulitan memfokuskan perhatian pada stimulus yang relevan
3. Gangguan persepsional: halusinasi
4. Gangguan emosional: emosi tidak sesuai, emosi datar atau tumpul, emosi meluap luap penuh amarah, dan
lainnya.
5. Gejala lain: bingung tentang identitas diri, hilangnya rasa percaya diri dan keyakinan, perilaku stupor,
gerakan tubuh yang ganjil dan ekspresi wajah aneh, tidak mampu beradaptasi dalam kehidupan sosial.

Penyebab gangguan:
Faktor lingkungan bisa menjadi penyebab gangguan ini dan perkembangan skizofrenia. Faktor genetika juga
berperan dalam proses penurunan sifat gangguan pada anggota keluarga. Resiko terbesar penyakit
skizofrenia ini adalah 6,5%. Satu teori mengasumsikan keterlibatan genetik dalam evolusi sifat manusia
yaitu alami, namun belum ada teori resminya hingga saat ini. Selain faktor genetika, faktor lingkungan
seperti tempat tinggal, penggunaan obat, stres juga mampu mempengaruhi.
Penderita yang diberikan dukungan oleh orang sekitarnya akan berkembang lebih baik daripada yang lebih
banyak dikritik oleh orang tuanya. Faktor lainnya yang memiliki peranan penting juga seperti isolasi sosial,
disfungsi keluarga, pengangguran, dankondisi ekonomi yang buruk atau kehidupan yang penuh tekanan dari
oprang orang sekitar.

Penanganan :
Penanganan pada penderita skizofrenia bisa berupa:

1. Penanganan biomedis: berguna untuk mengendalikan gejala gejala yang muncul.


2. Penanganan psikososial: pendekatan berdasarkan prinsip belajar dan ketrampilan sosial untuk membantu
penderita mengendalikan perilakunya menjadi adaptif.
3. Rehabilitasi: melalui terapi keompok untuk membantu penderita beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
kehidupan komunitas.
4. Program intervensi keluarga: meningkatkan komunikasi antar keluarga dan memberikan dukungan positif
serta mengurangi adanya konflik dan tenkanan dalam keluarga.

2. Gangguan Delusi

Gangguan delusi merupakan kondisi pikiran yang berisi lebih dari satu delusi. Delusi diartikan sebagai
kepercayaan dalam pikiran seseorang yang dimunculkan dalam bentuk nyata misalnya pikiran bahwa dirinya
dilukai oleh orang dan dia merasa benar- benar ketakutan dan nyata. Delusi bisa juga terjadi pada
skizofrenia namun juga bisa berdiri sendiri sebagai diagnosis delusi.

Orang dengan delusi benar benar menganggap persepsi pada pikirannya itu nyata, sehingga orang juga akan
mempercayai apa yang dikatakan melalui ekspresinya yang meyakinkan. Kondisi delusi ini tidak tampak
abnormal dan tampak seperti orang pada umumnya. Delusi juga bisa muncul akibat kondisi medis dan
berlangsung beberapa waktu saja. Delusi memiliki macam macamnya yaitu:

1. Delusion of erotomaniac: individu yang memiliki kepercayaan bahwa dirinya sedang memiliki hubungan
percintaan dengan seseorang yang memiliki kedudukan tinggi.
2. Delusion of grandiose: individu memiliki kepercayaan bahwa dirinya memiliki kekuatan, bakat, insight,
atau memiliki hubungan khusus dengan Tuhan.
3. Delusion of jealous: memiliki kepercayaan bahwa pasangannya berselingkuh.
4. Delusion of persecutory: indiividu merasa dirinya telah ditipu, diikuti, difitnah oleh orang lain, sehingga
tidak bisa mempercayai siapapun.
5. Delusion of somatic: individu percaya bahwa tubuhnya merasakan sensasi bahwa tubuhnya tidak dapat
berfungsi seperti biasanya.
6. Delusion of control: individu merasa dirinya dikendalikan oleh orang lain.
7. Delusion of influence: individu merasa dirinya dipengaruhi oleh kekuatan dari luar.
8. Delusion of passivity: individu berada dalam ketidakberdayaan atau merasa dirinya paling tidak beruntung
di dunia.
9. Delusion of perception: individu merasa memiliki pengalaman mistik atau mukjizat.

Selain tipe tipe diatas, penderita campuran juga ada yaitu penderita yang memiliki lebih dari satu jenis delusi
diatas. hal itu memungkinkan gejala yang lebih parah dan perubahan perilaku yang lebih tidak terkontrol.

Ciri ciri gangguan:

1. Munculnya pikiran pikiran aneh dari refleksi pemikiran tentang sesuatu yang kemudian muncul di
kehidupan nyata dalam waktu 1 bulan atau lebih.
2. Adanya delusi pembauan yang konsistem apabila individu pernah mengalami skizofrenia sebelumnya.
3. Tidak adanya gangguan perilaku atau gangguan fungsi sosial.
4. Perubahan mood yang fluktuatif, berlangsung singkat selama periode delusi berlangsung.
Penyebab Gangguan:
Banyak faktor yang bisa menyebabkan delusi misalnya orang dengan kesulitan ekonomi atau maslah
kehidupan, orang yang tidak memiliki kepercayaan pada Tuhan, berpikiran negatif pada apa yang
diamatinya, misal berfikir kekasihnya selingkuh kemudian cemburu yang berlebihan yang termasuk dalam
tipe persecutory.

Penanganan:
Gangguan delusi ini jarang sekali dirasakan sebagai seuatu masalah pada seseorang sehingga jarang yang
melakukan penganan medis kecuali delusi bersifat sangat mengganggu dan merusak hubungan sosial atau
adanya konflik intrapersonal. Pada beberapa orang metode dukungan saja sudah cukup membantu,
keberhasilan metode ini adalah dengan mengikuti treatment secara teratur dan berupa pengetahuan mengenai
hubngan sosial, mengurangi resiko dan dampak dari delusi seperti kurang sensitif, isolasi diri, stres. Selain
itu pasien juga dibimbing untuk menghadapi dunia nyata dan menyesuaikan harapan dan pikiran secara
realistic.

Teori kognitif juga dapat membantu mengidentifikasi pikiran pikiran maladaptif dengan dipicu pertanyaan
pertanyaan yang sesuai pengalaman individu. Terapis akan memberikan altiernatif yang lebih adaptif dan
dapat disesuaikan. Diskusi mengenai pikiran pikiran delusi pasien dan menghubungkannya pada realistik
cukup membantu memberikan kontribusi perbaikan kondisi pasien. Untuk membantu pasien dengan
gangguan delusi, dukungan dari teman, keluarga dan orang sekitarnya mungkin sangat dibutuhkan.

baca juga:

3. Gangguan Psikotik Singkat

Gangguan psikotik singkat merupakan gangguan yang berlangsung singkat yaitu dalam satu hari atau satu
bulan saja. Ciri ciri gangguannya hampir sama yaitu: waham, halusinasi, pembicaraan tidak terorganisasi,
perilaku tidak terorganisasi. Penyebab gangguan singkat ini ada hubungannya dengan faktor stressor yang
signifikan bisa satu atau beberapa misalnya trauma bencana, kehilangan orang yan gdisayangi. Gangguan ini
juga bisa terjadi pada sindrom baby blues atau trauma setelah melahirkan.

Penanganan gangguan psikotik singkat yaitu melalui psikoterapi dan mungkin memerlukan obat obatan
penekan gejala. Selain itu dukungan keluarga merupakan faktor penting untuk penderita. Setelah fase akut
teratasi, orang orang disekitar penderita dapat membantu mengatasi stres, menyelesaikan konflik dan juga
meningkatkan harga diri dan percaya diri dari penderita.

4. Gangguan Skizofreniform

Gangguan skizofreniform merupakan adanya gangguan yang menyebabkan perilaku abnormal mirip
skizofrenia. Gangguan ini terjadi kurang dari enam bulan dan belum dapat dikategorikan sebagai
skizofrenia. Ciri ciri gangguan skizofreniform ini yaitu pikiran aneh, ketidakmampuan emosi, pola bicara
yang abnormal, halusinasi, delusi, kesulitan dalam memahami dan berfikir, tidak mampu mengekspresikan
perasaan dan mempertahankan hubungan sosial.

Penyebabnya bisa bermacam macam misalnya faktor biologis, genetika yaitu adanya keturunan, atau
hubungan dengan lingkungan sosial. Penanganannya bisa dengan terapi psikologis, pengobatan, konseling,
dan juga dukungan dari orang sekitar akan selalu dibutuhkan.

baca juga:
5. Gangguan Spektrum Skizofrenia

Gangguan spektrum skizofrenia merupakan jenis gangguan psikotik dimana individu memiliki gangguan
mood yang parah dan juga ciri seperti skizofrenia. Istilah ini mencakup tipe skizofrenia yang bervariasi
tinkat keparahannya mulai dari yang ringan yaitu tipe skizotipal dan schizoid hingga gangguan kepribadian
yang berat seperti skizofrenia dan skizoafektif. Perbedaan skizofrenia dengan spektrum skizofrenia adalah
pada derajat keparahannya daripada jenisnya.

Ciri gangguan spektrum skizofrenia bercampur, termasuk ciri psikotik seperti halusinasi, waham, perubahan
mood, depresi, maniak, kesulitan menetap dan beradaptasi dengan tuntutan lingkungan atau kehidupan.

Baca juga:

Jenis jenis gangguan psikotik memiliki penyebab dan cara penanganannya masing masing meskipun secara
umum gejala dan penangannya hampir sama. Gangguan psikotik menitikberatkan pada adanya
keabnormalan pada kognitif atau pola pikir, afektif, dan perilaku. Penyimpangan tersebut kemudian
menimbulkan kerusakan hubungan sosial dan merugikan.

Menurut Kaplan, Sadock, Grebb gangguan psikotik adalah hilangnya batas ego (ego boundaries) atau
rusaknya kemampuan menilai realitas (reality testing) dalam taraf yang parah. Dalam DSM IV ada sekitar 9
jenis, yaitu:

1.Gangguan Schizophreniform

2.Gangguan Skizoafektif

3.Gangguan Delusi

4.Gangguan Reaktif Singkat

5.Gangguan Psikotik karena Kondisi Medis Umum dan Gangguan Psikotik karna Penggunaan Zat

6.Gangguan Psikotik pada bagian tambahan (appendix) DSM-IV

7.Gangguan Psikotik Atipikal

8.Sindrom Psikotik yang terkait budaya

9.Gangguan Psikotik NOS (Not Otherwise Specified).

Saya tertarik untuk sedikit membagikan informasi tentang gangguan pada nomer 8, yaitu sindrom psikotik
yang terkait budaya. Sindrom psikotik terkait budaya (culture bound syndrome – CBS) menurut ICD-10 dan
DSM-IV adalah varian lokal dari kategori gangguan yang sudah ada, dengan manifestasi yang dipengaruhi
budaya setempat. atau varian lokal dari gangguan anxietas, depresi, somatoform, gangguan penyesuaian.
Ada beberapa contoh yang mungkin sering kita jumpai dikehidupan sehari-hari. Silahkan simak..

AMOK

Amok adalah satu episode disosiatif tunggal terbatas, ada periode murung serta cetusan agresivitas atau
perilaku yg menimbulkan malapetaka ditujukan kepada manusia atau hewan, didahului rasa tersinggung.
Memiliki agresivitas yang jauh lebih besar disbanding stressor dan lebih banyak terjadi pada kaum adam.
Sering disertai ide kejaran, amnesia, kelelahan, lalu kembali kepada keadaan premorbid. Biasa terjadi di
Indonesia, Malaysia, Laos, Filipina dan suku Navajo.

BABAINAN (BEBAINAN)

Babainan (bebainan) adalah perubahan kesadaran, tingkah laku agitatif yang terjadi mendadak,
kebingungan, halusinasi, gejolak emosional. Cepat hilang diikuti amnesia. Menjelang hari raya, dianggap
kemasukan roh.

KESURUPAN/KEMASUKAN/KERASUKAN/KESAMBET (POSSESSION)

Kesurupan adalah perubahan kesadaran seseorang disertai tanda-tanda yang tergolong di dalam Gangguan
Disosiatif.

KORO

Koro adalah episode anxietas kuat dan mendadak, disertai ketakutan bahwa penis (pada wanita vulva atau
putting payudara) akan mengkerut dan masuk (menghilang) ke dalam tubuh dan kemungkinan menyebabkan
kematian. Tingkat keparahannya tergantung taraf waham dari penderita. Penderita biasanya berusaha dengan
cara memegang, mengikat atau mengikatkan pada benda lain dan lain-lain agar tidak masuk ke dalam tubuh.
Lebih umum terjadi pada laki-laki dan di Asia Tenggara (Malaysia, Cina, Sulawesi).

LATAH

Latah adalah hipersensitivitas terhadap kejutan mendadak disertai dengan ekhopraksia, ekholali, koprolali,
kepatuhan automatisme. Biasanya terjadi pada perempuan setengah baya atau wanita muda dan di Negara
Indonesia, Malaysia, Siberia, Thailand, Filipina dan Jepang.

DHAT

Dhat adalah anxietas berat dengan kekhawatiran hipokondrik yang berkaitan dengan pengeluaran air mani
(semen), warna urine jadi keputihan, perasaan lemas dan kelelahan. Ditemukan di India, Sri Lanka dan Cina.

PIBLOKTO

Piblokto adalah episode disosiatif akut, disertai gaduh gelisah hebat selama kurang lebih ½ jam, diikuti
serangan kejang konvulsif dan koma yang bisa berlangsung sampai 12 jam. Selama serangan biasanya
merobek pakaian, merusak barang, memaki dengan kata kotor, makan feses, keluar dari tempat berlindung
atau tindakan berbahaya lainnya yang diikuti amnesia total. Dan sebelum serangan biasanya menarik diri
atau agak peka selama beberapa jam/beberapa hari.
Definisi

Apa itu psikosis?

Psikosis adalah istilah medis yang merujuk pada keadaan mental yang terganggu oleh delusi atau halusinasi.
Delusi adalah kesalahpahaman atau pandangan yang salah terhadap suatu hal, sementara halusinasi adalah
persepsi kuat atas suatu peristiwa yang dilihat atau didengar tetapi sebenarnya tidak ada.

Seberapa umumkah psikosis?

Psikosis adalah pencetus utama dari banyak penyakit mental termasuk skizofrenia, depresi, gangguan
schizoafektif dan bipolar. Oleh karena itu, psikosis merupakan penyakit umum pada:

 Kebanyakan orang yang mengidap skizofrenia


 Beberapa orang dengan gangguan depresi bipolar (manic-depressive) atau depresi berat
 Beberapa gangguan kepribadian

Anda dapat meminimalisasi peluang terkena psikosis dengan mengurangi faktor risiko Anda. Silakan
diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala psikosis?

Jika Anda menderita psikosis, Anda akan merasa asing dengan lingkungan sekitar (realita). Pola pikir yang
mengalami gangguan akan membuat Anda berbicara aneh, misalnya:

 Kata-kata yang diucapkan tidak bermakna


 Pikiran seperti tersumbat dan terjadi berulang-ulang
 Kurangnya wawasan

Perilaku penderita akan tampak aneh dan tidak terduga. Ada yang mengatakan bahwa mereka mendengar
suara yang memberitahu mereka untuk melakukan hal-hal tertentu (halusinasi pendengaran). Ada pula yang
melihat tanda-tanda atau gambar yang memberi tahu mereka untuk melakukan sesuatu (halusinasi visual).

Kemungkinan terdapat gejala dan tanda lain yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki
kekhawatiran mengenai gejala penyakit ini, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Temui dokter jika Anda atau anggota keluarga merasa jauh dengan realita. Jika Anda berpikir bahwa Anda
atau anggota keluarga Anda akan merugikan diri sendiri atau orang lain, Anda harus segera membawanya ke
rumah sakit jiwa untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk.

Penyebab

Apa penyebab psikosis ?

Penyebab psikosis belum diketahui. Sementara, diduga akibat dari kombinasi sosial, faktor genetik,
lingkungan, psikologis dan fisik. Obat-obatan, misalnya obat untuk penyakit Parkinson dan kejang-kejang,
steroid, dan kemoterapi, serta obat-obatan terlarang (misalnya, LSD, kokain, alkohol, amfetamin, ganja, PCD)
juga bisa menyebabkan gangguan mental.

Kemungkinan psikosis merupakan salah satu gejala pada banyak penyakit, misalnya pada penderita Human
Immunodeficiency Virus (HIV), penyakit Parkinson, malaria, stroke, tumor otak, dan penyakit kekejangan.
Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk psikosis?

Meskipun demikian, penelitian telah menunjukkan bahwa genetika memiliki peran penting dalam penyakit
ini. Jika salah satu anak kembar identik menderita psikosis, ada kemungkinan 50% kembar lainnya pun akan
mengalami hal yang sama. Individu yang hidup berdampingan dengan anggota keluarga (orangtua atau
saudara kandung) yang mengidap psikotik lebih berisiko mengalami gangguan psikotik.

Anak-anak yang lahir dengan mutasi genetik yang dikenal sebagai 22q11 deletion syndrome berisiko
mengalami gangguan psikotik, terutama skizofrenia.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter
Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk psikosis?

euroleptik digunakan untuk pengobatan orang yang berperilaku aneh dan tidak terduga. Tujuannya adalah
untuk mencegah orang tersebut menyakiti diri sendiri atau orang lain. Obat-obatan ini termasuk haloperidol
dan benzodiazepin yang merupakan obat untuk mengatasi rasa gelisah (seperti lorazepam, alprazolam).

Pengobatan lanjutan tergantung pada penyebabnya:

 Untuk penyakit semacam depresi mental atau skizofrenia, Anda memerlukan psikiater (spesialis gangguan
mental dan emosional) dalam pengobatan bersamaan dengan obat antidepresan atau antipsikotik;
 Orang dengan penyakit Parkinson dan kejang-kejang harus mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi
masalah tersebut;
 Pecandu narkoba (misalnya, alkohol, dan obat terlarang lainnya) memerlukan bimbingan dan arahan.

Terapi perilaku kognitif dapat membantu penderita (CBT). Terapi kognitif melatih orang bagaimana sebuah
pola pikir akan menimbulkan gejala. Terapi perilaku dapat mengatasi rasa khawatir terhadap gejala dan reaksi
penderita.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk psikosis?

Jika Anda mencurigai seseorang mengidap psikosis, dokter akan membuat diagnosis berdasarkan sejarah
medis, pemeriksaan fisik dan evaluasi psikiater. Dalam prosedur ini, dokter akan melihat perilaku orang
tersebut dan bertanya mengenai dirinya sendiri.

Di samping itu, dokter juga akan melakukan tes untuk memastikan tidak ada penyakit medis lainnya, antara
lain tes darah, CT dan MRI pada otak. Tulang belakang juga akan diperiksa untuk mendeteksi adanya infeksi,
kanker atau penyebab psikosis lainnya.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi psikosis?

Berikut gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi psikosis.

 Anda membutuhkan psikolog atau psikiater untuk memantau kondisi medis jangka panjang.
 Hubungi dokter Anda jika Anda merasa cemas atau tertekan.
 Hubungi dokter Anda jika Anda mendengar suara-suara atau melihat hal-hal yang sesungguhnya tidak ada.
 Jangan memakai narkoba. Alkohol, amfetamin, kokain, obat tidur, dan anti antidepresan dapat menyebabkan
psikosis.

Anda mungkin juga menyukai