Anda di halaman 1dari 96

PROGRAM STUDI DIII

REKAM MEDIS & INFORMASI


KESEHATAN
FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN

Mata kuliah

Patologi Gangguan Mental


5 SKS
Semester 5

Dr.Noor Yulia

PATOFISIOLOGI

GANGGUAN
MENTAL

PENGERTIAN MENTAL
Menurut Webster Dictionary, MENTAL adalah
way of thinking, berkenaan dengan
pikiran/gangguan saraf/kejiwaan.
Menurut
Purwodarminto,
merupakan way of sense.

MENTAL

Dari berbagai arti tersebut dapat disimpulkan


bahwa MENTAL merupakan cara berpikir &
berperasaan berdasarkan atas nurani yang
tercermin pada perilaku seseorang.

KESEHATAN MENTAL
Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak (1999: 9-10),
ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah
kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan mencegah timbulnya
gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, berusaha
mengurangi
atau
menyembuhkan
penyakit
mental,
serta
memajukan kesehatan jiwa rakyat.
Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsipprinsip,
peraturan-peraturan
serta
prosedur-prosedur
untuk
mempertinggi kesehatan ruhani (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004).
orang yang sehat mental adalah orang yang terhindar dari gangguan
dan penyakit jiwa,dapat menyesuaikan diri, sanggup menghadapi
masalah dan kegoncangan ,adanya keserasian fungsi jiwa, dan
merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta
dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin
(Sururin,2004: 144).

Gangguan Mental
atau penyakit mental adalah gangguan pola
psikologis atau perilaku , pada umumnya
terkait dengan stress atau kelainan mental .
Gangguan tersebut didefinisikan sebagai
kombinasi afektif, perilaku, komponen
kognitif atau persepsi, yang berhubungan
dengan fungsi tertentu pada daerah otak
atau sistem saraf yang menjalankan fungsi
sosial manusia

PENYEBAB GANGGUAN
MENTAL
Penyebab gangguan mental bervariasi, pada beberapa
kasus tidak jelas,

Kategori kelainan dan standar kriteria untuk


diagnosis
Terdapat dua sistem yang mengklasifikasikan kelainan
mental :
Mental and behavioural disorders, bagian dari
International Classification of Diseases yang diterbitkan
oleh World Health Organization (WHO), ICD-10 Chapter V:
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM-IV) diterbitkan oleh Psychiatric Association (APA).

PENGGOLONGAN DIAGNOSIS
GANGGUAN MENTAL ORGANIK MENURUT
PPDGJ III
Klasifikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut :
l. Demensia pada penyakit Alzheimer
1.1 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini.
1.2.Demensia pada penvakit Alzheimer dengan onset lambat.
1.3.Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe
campuran.
1.4. Demensia pada penyakit Alzheimer Yang tidak tergolongkan ( YTT).
2. Demensia Vaskular
2.1.Demensia Vaskular onset akut.
2.2. Demensia multi-infark
2.3 Demensia Vaskular subkortikal.
2.4. Demensia Vaskular campuran kortikal dan subkortikal
2.5. Demensia Vaskular lainnya
2.6. Demensia Vaskular YTT

3. Demensia pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain


(YDK)
3.1. Demensia pada penyakit Pick.
3.2. Demensia pada penyakit Creutzfeldt Jakob.
3. 3. Demensia pada penyakit huntington.
3.4. Demensia pada penyakit Parkinson.
3.5. Demensia pada penyakit human immunodeciency virus (HIV).
3.6. Demensia pada penyakit lain yang ditentukan (YDT) dan YDK
4. Demensia YTT.
5. Sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif
lainnya
5.1. Tanpa gejala tambahan.
5.2. Gejala lain, terutama waham.
5.3. Gejala lain, terutama halusinasi
5.4. Gejala lain, terutama depresi
5.5. Gejala campuran lain.

6. Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya


6.1. Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia
6.2. Delirium, bertumpang tindih dengan demensia
6. 3. Delirium lainya.
6.4 DeliriumYTT
7. Gangguan mental lain akibat kerusakan dan disfungsi otak &
penyakit fisik.
7.1. Halusinosis organik.
7.2. Gangguan katatonik organik.
7.3. Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
7.4. Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik.
7.4.1. Gangguan manik organik.
7.4.2. Gangguan bipolar organik.
7.4.3. Gangguan depresif organik.
7.4.4. Gangguan afektif organik campuran.
7.5. Gangguan anxietas organik
7.6. Gangguan disosiatif organik.

7.7. Gangguan astenik organik.


7.8. Gangguan kopnitif ringan.
7.9. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak
dan penyakit fisik lain YDT.
7.10. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi
otak dan penyakit fisik YTT.
8. Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit,
kerusakan dan fungsi otak
8.1. Gangguan keperibadian organik
8.2. Sindrom pasca-ensefalitis
8.3. Sindrom pasca-kontusio
8.4. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat
penyakit, kerusakan dan disfungsi otak lainnya.
8.5. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat
penyakit, kerusakan dan disfungsi otak YTT.
9. Gangguan mental organik atau simtomatik YTT

Menurut DSM IV, klasifikasi gangguan


mental organik sebagai berikut:
1. Delirium
1.1. Delirium karena kondisi medis umum.
1.2.Delirium akibat zat.
1.3. Delirium yang tidak ditentukan (YTT)
2. Demensia.
2.1. Demensia tipe Alzheimer.
2.2. Demensia vaskular.
2.3. Demensia karena kondisi umum.
2.3.1. Demensia karena penyakit HIV.
2.3.2. Demensia karena penyakit trauma kepala.
2.3.3. Demensia karena penyakit Parkinson.
2.3.4. Demensia karena penyakit Huntington.
2.3.5. Demensia karena penyakit Pick
2.3.6. Demensia karena penyakit Creutzfeldt Jakob
2.4. Demensia menetap akibat zat
2.5. Demensia karena penyebab multipeL
2.6. Demensia yang tidak ditentukan (YTT)

3. Gangguan amnestik
3.1.Gangguan amnestik karena kondisi medis
umum.
3.2 Gangguan amnestik menetap akibat zat
3.3 Gangguan amnestik yang tidak ditentukan
( YTT )
4. Gangguan kognitif yang tidak ditentukan

MACAM-MACAM GANGGUAN KESEHATAN


MENTAL

1. Gangguan organik otak


- Huntington disease : Penyakit genetik
- Multiple Sclerosis : Gangguan sistim kekebalan tubuh
- Pikun
Parkinson
:
Gangguan
saraf
menyebabkan
kelumpuhan
- Intoksisasi : Mengkonsumsi obat dan alkohol
2. Gangguan Kecemasan
- Depresi - Phobia
- Panik
- Evoidant
- Dependent
- Obsesif Kompulsif
3. Gangguan kepribadian
- Odd Prilaku - Dramatis atau emosional tak menentu
4. Gangguan Psikotik : kumpulan penyakit yang sangat
mempengaruhi proses otak dan berpikir.

Delerium
Dementia
GANGGUAN
MENTAL
ORGANIK

Sindroma Amnestik dan


halusinosis organik
Sindroma waham organik
Sindroma afektif organik
Sindroma Kepribadian organik
Intoksikasi dan Sindroma
Putus Zat

GANGGUAN
PSIKOTIK

Skizofrenia

GANGGUAN
PSIKOTIK
FUNGSIONAL

Gangguan afektif berat


Gangguan Paranoid
Psikosis Non Organik lainnya

GANGGUAN PSIKOTIK
a. Gangguan psikotik adalah semua kondisi yang
memberi indikasi tetang terdapatnya hendaya
( kerusakan/ impairment ) yang berat di dalam
kemampuan daya nilai realitas.
b. Bukti langsung hendaya dari daya nilai realitas
dapat ditentukan berdasarkan terdapatnya :
Waham
Halusinasi tanpa tilikan ( insight)
Inkoherensi
Disorientasi

GANGGUAN MENTAL ORGANIK


sebagai gangguan dimana terdapat suatu patologi
yang dapat diidentifikasi
Contohnya :

tumor otak.
penyakit cerebrovaskuler,
intoksikasi obat : Intoksikasi dan Sindroma Putus
Zat
Delerium
Dementia
Sindroma Amnestik dan halusinosis organik
Sindroma waham organik
Sindroma afektif organik
Sindroma Kepribadian organik

GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL


gangguan fungsional adalah
gangguan otak dimana tidak ada
dasar organik yang dapat diterima
secara umum
Contoh :
Depresi
Skizofrenia
Gangguan afektif berat
Gangguan Paranoid
Psikosis Non Organik lainnya

Gangguan Mental Organik


( DMO )
Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi
berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar
penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit,
cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak
Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan
ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau
sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang
menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau
sistem tubuh4
Delirium, Demensia,
Gangguan Amnestik
Gangguan Kognitif lain, dan Gangguan Mental

SINDOMA OTAK ORGANIK (SOO)


PPDGJ II membedakan antara Sindroma Otak Organik dengan
Gangguan Mental Organik.
Sindrom Otak Organik yaitu sindrom (gejala) psikologik atau
perilaku tanpa kaitan dengan etiologi.
Misal : Delirium , dementia, intoksikasi , sindroma putus
zat
Gambaran penyerta : gangguan emosi , gangguan
motivasi, gangguan perilaku
Gangguan Mental Organik yaitu Sindrom Otak Organik yang
etiologinya diketahui (diduga) jelas.
Misal : Demensia degeneratif primer , onset senil , tanpa
komplikasi ( demensia senil, tanpa komplikasi ) , Delirium
putus alkohol , delirium sub akut yang berkaitan dengan
uremia ,demensia yang berkaitan dengan epilepsi atau
sindroma kepribadian organik

SINDROM OTAK ORGANIK


Penjelasan

SINDROM OTAK ORGANIK


Sindrom Otak Organik dikatakan akut atau menahun
berdasarkan
reversibel / ireversibel
Lama perjalanan penyakit
Penyebabnya
Gejala utama Sindrom Otak Organik akut ialah
kesadaran yang menurun (delirium )dan
sesudahnya terdapat amnesia,

Gejala utama Sindrom Otak Organik menahun (kronik) ialah


demensia.2,4

1.
2.
3.
4.
5.
6.

KATEGORI SINDROM OTAK


ORGANIK
Delirium dan demensia : terdapat hendaya /
impairment kognitif yang relatif menyeluruh
Sindrom amnestik dan halusinasi organik : hendaya
fungsi kognitif relatif selektif
Sindrom waham organik dan sindrom afektif organik :
ciri-ciri mirip gangguan skhizofrenik / gangguan afektif
Sindrom Kepribadian Organik : terdapat gangguan
dalam kepribadian
Intoksikasi dan sindrom putus zat : berkaitan dengan
penggunaan atau pengurangan zat
Sindrom Otak Organik tidak khas atau campuran :
sindrom otak organik yang tidak dapat digolongkan
dalam salah satu kategori diatas

1a.DELIRIUM
Definisi
Adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran
yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif.
Etiologi
Delirium mempunyai berbagai macam penyebab.
Semuanya mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan
tingkat kesadaran dan kognitif pasien.
Penyebab utama :
berasal dari penyakit susunan saraf pusat ( contoh epilepsi), Area
yang terutama terkena adalah formasio retikularis
penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal dan hati. terbanyak
intoksikasi atau reaksi putus obat maupun zat toksik.
Neurotransmiter yang dianggap berperan adalah :
asetilkolin,
serotonin,
glutamat
.

Gambaran utama :
Kesadaran berkabut yang berarti terdapat suatu
penurunan kejernihan kesadaran( awarness) akan
lingkungan ,
Ditandai oleh :
Kesukaran memusatkan , memindahkan dan memper
tahan kan perhatian pada stimulus luar dan dalam
Gangguan persepsi sensorik hingga terjadi salah
tafsir kadang disertai keyakinan yang salah akan
gangguan persepsi tersebut , misal ilusi dan
halusinasi
Proses pikir yang tidak teratur, tidak jelas dan tak
tentu arah tujuan , misal disorientasi , gangguan
daya ingat , gangguan konsentrasi
Ditemukan juga gangguan dalam siklus tidur
bangun , gangguan aktifitas psikomotor , onsetnya
relatif cepat

Penyebab Delirium
Penyakit intrakranial
Epilepsi atau keadaan pasca kejang
Trauma otak (terutama gegar otak)
Infeksi (meningitis.ensetalitis).
Neoplasma.
Gangguan vaskular
Penyebab ekstrakranial
Obat-obatan (di telan atau putus) :Obat
antikolinergik, Antikonvulsan, Obat antihipertensi,
Obat antiparkinson. Obat antipsikotik, Cimetidine,
Klonidine. Disulfiram, Insulin, Opiat, Fensiklidine,
Fenitoin, Ranitidin, Sedatif(termasuk alkohol) dan
hipnotik, Steroid.
Racun : Karbon monoksida, Logam berat dan
racun industri lain.

Penyebab ekstrakranial lain


Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi) :
Hipofisis, Pankreas, Adrenal, Paratiroid, tiroid
Penyakit organ non endokrin.:
Hati (ensefalopati hepatik),
Ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik),
Paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia),
Sistem kardiovaskular (gagal jantung, aritmia,
hipotensi).
Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik,
B12 atau asain folat)
Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.
Ketidakseimbangan elektrolit dengan penvebab apapun
Keadaan pasca operatif , Trauma (kepala atau seluruh
tubuh)
Karbohidrat: hipoglikemi.

Diagnosis
Kriteria Diagnostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum:
1. Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran
terhadap lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk
memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.
2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat
(biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi
selama perjalanan hari.
3. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan
bahasa)
4. disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan kondisi medis umum
( riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan Iaboratorium )

Pemeriksaan Laboratorium Delirium


Pemeriksaan standar
a. Kimia darah (termasuk elektrolit, indeks ginjal dan hati, dan glukosa)
b. Hitung darah lengkap (CBC) dengan deferensial sel darah putih
c. Tes fungsi tiroid
d. Tes serologis untuk sifilis
e. Tes antibodi HIV (human Immunodeficiency virus)
f. Urinalisa
g. Elektrokardiogram (EKG)
h. Elektroensefalogram (EEG)
i. X ray Thoraks
j. Skrining obat dalam darah dan urin
k. Pemeriksaan lain : kultur darah, urin, dan cairan serebrospinalis,
Konsentrasi B 12, asam folat , CT scan , MRI , Pungsi lumbal

1b. DEMENSIA
suatu gangguan mental organik yang biasanya diakibatkan oleh
proses degeneratif yang progresif dan irreversible yang mengenai
arus pikir.( penyakit penuaan)
Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai
gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.
Fungsi kognitif yang dipengaruhi pada demensia adalah :
inteligensia umum, belajar dan ingatan,
bahasa,
pertimbangan, dan memecahkan masalah,
orientasi, persepsi,
perhatian, dan konsentrasi,
kemampuan sosial, Kepribadian

Kriteria diagnostik dementia secara


umum
Kehilangan kemampuan intelektual yang sedemikian
beratnya sehingga menghalangi fungsi sosial atau pekerjaan
Hendaya daya ingat
Paling sedikit terdapat satu dari yang berikut :
Hendaya kemampuan daya pikir abstrak
Hendaya daya nilai
Gangguan lain dari fungsi kortikal yang lebih tinggi
Perubahan kepribadian
Tidak ada kesadaran berkabut
Salah satu atau keduanya dari :
Terdapat faktor organik spesifik yang mempunyai
hubungan etiologik dengan gangguan tersebut
Apabila tidak terbukti dan merupakan manifestasi dari
gangguan fungsi kognitif dalam berbagai aspek

Penyebab Dimentia
Penyakit Alzheimer
Demensia Vaskular
Infeksi
Gangguan nutrisional
Gangguan metabolik
Gangguan peradangan kronis
Obat dan toksin (termasuk demensia alkoholik kronis)
Massa intrakranial : tumor, massa subdural, abses otak
Anoksia
Trauma (cedera kepala )
Hidrosefalus

Dementia pada Alzheimer disease :


Digolongkan :
Dementia pada Alzheimer disease dengan onset cepat ( early )
Timbul sebelum usia 65 tahun
Dalam kurun waktu akan memburuk dengan cepat
Bermacam macam Penyebab dari gangguan fungsi Kortikal yang
lebih tinggi
Alzheimer`s disease type 2
Presenil dementia , alzheimer`s type
Primary degenerative dementia of the alzheimer`s type, presenile
onset
Dementia pada Alzheimer disease dengan onset lambat ( late)
Onset timbul pada usia setelah usia 65 tahun , sering diusia 70 tahun
Progres lambat dengan gejala utama gangguan ingatan
Alzheimer`s dementia type 1
Primary degenerative dementia of the Alzheimer`s type, senile onset
Senile dementia ,type Alzheimers
Dementia pada Alzheimer disease atypikal atau tipe campuran
A typical dementia, Alzheimer`s type
Dementia pada Alzheimer disease tidak spesifik

Kriteria Diagnostik untuk


DEMENSIA TIPE ALZHEIMER

Dimensia pada Alzheimer disease


Manifestasi Perkembangan defisit kognitif multipel :
Gangguan daya ingat:
gangguan kemampuan untuk mempelajari
informasi baru
Gangguan untuk mengingat informasi yang telah
dipelajari sebelumnya
Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :
Afasia (gangguan bahasa)
Apraksia (gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas motorik)
Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau
mengidentitikasi benda)
Gangguan fungsi eksekutif
(merencanakan,mengorganisasi, mengurutkan,
abstrak)

Defisit kognitif yang menyebabkan gangguan yang


bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan (menunjukkan
suatu penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya).
Defisit tidak terjadi semata-mata hanya selama perjalanan
suatu delirium dan menetap melebihi lama yang lazim
( intoksikasi atau putus zat).
Terdapat bukti riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
laboratorium bahwa defisit secara etiologis berhubungan
dengan efek menetap dari pemakaian zat (misalnya suatu
obat yang disalahgunakan).
Dementia pada Alzheimer disease :
Adalah suatu penyakit degeneratif otak primer ,dengan
etiologi yang diketahui (neuropathological dan neurokimia )
biasanya onset perlahan dan berkembang perlahan tetapi
akan menetap dalam beberapa tahun

Kriteria Diagnostik untuk


DEMENTIA VASCULAR
Merupakan hasil dari infark diotak akibat ganggun pada
pembuluh darah , termasuk hipertensive cerebrovascular
disease.
Infark biasanya kecil tetapi sering menimbulkan efek
yang luas
Onset timbul dikemudian hari
termasuk: Arteriosclerotic dementia
Digolongkan :

Vascur dementia of acute onset


Multi infarct dementia
Subcortical vascular dementia
Mixed cortical and subcortical vascular dementia
Vascular dementia lain
Vascular dementia tidak spesifik

Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh baik,


Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi
baru dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
Afasia (gangguan bahasa)
Apraksia (gangguan untuk mengenali atau melakukan aktivitas motorik
ataupun fungsi motorik adalah utuh)
Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda
walaupun fungsi sensorik adalah utuh)
Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan,
mengorganisasi, mengurutkan, dan abstrak)
Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :
Defisit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan
gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan
menunjukkan suatu penurunan bermakna dan tingkat fungsi sebelumnya.
Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya, peninggian refleks tendon
dalam, respon ekstensor plantar, palsi pseudo bulbar, kelainan gaya
berjalan, kelemahan pada satu ekstremitas) atau tanda-tanda laboratorium
adalah indikatif untuk penyakit serebrovaskular (misalnya, infark multipel
yang mengenai korteks dan substansia putih di bawahnya) yang
berhubungan secara etiologi dengan gangguan.
Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium

Kriteria Diagnostik untuk


DEMENTIA PADA PENYAKIT LAIN DIKLASIFIKASIKAN DI
TEMPAT LAIN
Suatu kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan, penyebab lain selain

penyakit Alzheimer atau penyakit serebrovaskular.


On set mungkin di setiap saat dalam hidup, jarang pada usia tua
Contoh :
Dementia pada Picks disease
Suatu progresif dementia , timbul pada usia pertengahan , karakteristik
timbul dini secara perlahan terjadi perubahan karakteristik dan social
deterioration , diikuti kemunduran kecerdasan , menurunnya daya ingat, dan
gangguan bahasa , apatis, euphoria , occasionally, phenomena ekstra
piramidal
Dementia pada huntington disease
Dementia akibat degenerasi otak , gangguan pada gen autosom dominan
Gejala timbul pada usia 30-40 tahunan
Progresif lambat menyebabkan kematian biasanya dalam waktu 10 sampai
15 tahun,
Dementia pada chorea Huntington
Dementia pada Parkinson disease
Timbulnya dementia karena parkinson disease
Tidak terbukti adanya gambaran khusus
Contoh : dementia pada paralyses agitans , parkinsonism

Pemeriksaan lengkap Dementia :


Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan neorologis lengkap
Tanda vital
Mini mental state examination ( MMSE )
Pemeriksaan medikasi dan kadar obat
Skrining darah dan urin untuk alkohol
Pemeriksaan fisiologis
Sinar-X dada
Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan neurologis
CT atau MRI kepala
Pungsi lumbal
EEG
Tes neuropsikologis

2a. GANGGUAN AMNESTIK


ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu gangguan daya ingat yang
menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan.
Diagnosis gangguan amnestik tidak dapat dibuat jika mempunyai tanda
lain dari gangguan kognitif, seperti yang terlihat pada demensia, atau
jika mempunyai gangguan perhatian (attention) atau kesadaran, seperti
yang terlihat pada delirium
Sebuah sindrom penurunan memori baru dan lama
,dengan penurunan kemampuan untuk mempelajari
materi baru dan disorientati pada waktunya.
Ditandai dengan gangguan bicara , tetapi persepsi dan
fungsi kognitif lainnya, termasuk Intelect yang biasanya
utuh.
Prognosis bergantung pada jalannya lesi yang mendasari

Penyebab
1. Kondisi medis sistemik
a. Defisiensi tiamin (Sindroma Korsakoff)
b. Hipoglikemia

2. Kondisi otak primer


Kejang
Trauma kepala (tertutup dan tembus)
Tumor serebrovaskular (terutama thalamik dan lobus temporalis)
Prosedur bedah pada otak
Ensefalitis karena herpes simpleks
Hipoksia (terutama usaha pencekikan yang tidak mematikan dan keracunan CO )
Amnesia global transien
Terapi elektrokonvulsif
Sklerosis multipel

3. Penyebab berhubungan dengan zat


a. Gangguan pengguanan alkohol
b. Neurotoksin
c. Benzodiazepin (dan sedatif- hipnotik lain)
d. Banyak preparat yang dijual bebas

Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Amnestik


Karena Kondisi Medis Umum.
Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan oleh
gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau ketidak
mampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari
sebelumnya(daya ingat jangka panjang )
Ganguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dan tingkat
fungsi sebelumnya.
Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu
delirium atau suatu demensia.
Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari
kondisi medis umum (termasuk trauma fisik)
Sebutkan jika :
Transien :jika gangguan daya ingat berlangsung selama 1 bulan /
kurang
Kronis :jika gangguan daya ingat berlangsung lebih dari 1 bulan.

2b. HALUSINASI ORGANIK


Baru menggunakan halusinogenika ( LSD ; asam lisergik
dietilamin , DMT ; Dimetil triptamin , zat yang berkaitan
dengan katekolamin ; meskalin )
Perubahan persepsi timbul dalam keadaan sadar dan siaga
penuh , misal ; depersonalisasi , derealisasi, ilusi, halusinasi,
sinestesia,( melihat warna bila mendengar suara keras) ,
Paling sedikit terdapat 2 dari pemeriksaan fisik berikut :
dilatasi pupil, takikardia,berkeringat,palpitasi,pandangan
kabur,tremor, gangguan koordinasi
Efek tingkah laku mal adaptif, misal kecemasan atau depresi
hebat, gagasan mirip waham , takut menjadi gila, ide
paranoid, gangguan daya nilai, halangan dalam fungsi sosial
Tidak disebabkan oleh gangguan fisik atau mental lainnya

3a. SINDROM WAHAM


ORGANIK
Gambaran klinis yang paling menonjol

adalah waham
Tidak ada kesadaran yang berkabut
Tidak ada kehilangan kemampuan
intelektual yang bermakna
Terdapat faktor organik spesifik yang
berhubungan dengan etiologik
gangguan tersebut , terbukti dari
riwayat penyakit , pemeriksaan fisik
atau laboratorium

3b. SINDROM AFEKTIF


ORGANIK
Afek / mood merupakan bagian yang paling menonjol pada

penyakit tersebut dan secara relatif persisten


Terdapat paling sedikit 3 gejala berikut yang menetap dan cukup
berarti ;
Peningkatan aktifi / ketidak tenangan fisik
Lebih banyak berbicara dari lazimnya ( berbicara terus
menerus)
Flight of ideas ( banyak gagasan / penghayatab subyektif dalam
pikirannya yang berlomba keluar
Rasa harga diri melambung
Berkurang kebutuhan tidur
Mudah beralih perhatian pada stimulus dari luar yang tidak
berarti
Keterlibatan berlebih dalam aktifitas yang mengandung resiko
tinggi dengan akibat yang tidak diperhitungkan / berakibat
merugikan

4. Sindrom Kepribadian
Organik
Bila ciri-ciri kepribadian seseorang tidak fleksibel dan sulit
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya
Mengakibatkan hendaya didalam fungsi sosial atau
pekerjaannya
Menimbulkan penderitaan subyektif bagi dirinya
Manifestasi biasanya sudah tampak pada saat remaja atau
usia dini dan berkelanjutan pada usia dewasa
Sering kali ciri-ciri karakteristik beberapa gangguan
kepribadian dapat terlihat dalam suatu episode gangguan
mental lain , misal depresi berat pada gangguan
kepribadian dependen , paranoid atau skizotipal .
Contoh ; gangguan kepribadian skizoid ; menghindar
,tingkah laku, kepribadian antisosial, menentang pada
remaja

5a. INTOKSIKASI
Gambaran klinis yang disebabkan oleh zat eksogen yang
tidak sesuai dengan salah satu dari Sindrom Otak
Organik spesifik
Gambaran klinik spesifik bergantung dari zat yang
digunakan , paling sering mencakup :
Gangguan persepsi, keadaan jaga ( wake fullness),
perhatian ,proses berpikir, daya nilai, pengendalian
emosi , perilaku motorik
Terdapat tingkah laku mal adaptif
Komplikasi yang berlebihan dapat menimbulkan koma
dan kematian. Zat yang bersifat simultan dapat
menimbulkan kejang
Contoh Intoksikasi Amfetamin .Intoksikasi methil alkohol

Kriteria diagnostik
Intoksikasi

Timbulnya sindrom zat spesifik yang terjadi


segera sesudah memakai zat dan terdapatnya zat
tersebut didalam tubuh.
Terdapat perilaku mal adaptif dalam keadaan jaga
( waking state) akibat pengaruh zat tersebut pada
SSP , misal : handaya daya nilai , sikap perusuh .
Gambaran klinis tidak sesuai dengan Sindrom
Otak Organik Spesifik , seperti delirium , sindrom
waham organik, halusinosis organik atau sindrom
afektif organik

5b. SINDROM PUTUS ZAT


Kriteria diagnostik :
Timbulnya suatu sindrom zat spesifik yang
terjadi sesudah penghentian atau
pengurangan pemakaian zat yang sebelumnya
digunakan secara teratur oleh individu untuk
mencapai suatu keadaan intoksikasi
Gambaran kliniknya tidak sesuai dengan
Sindrom Otak Organik spesifik seperti
delirium , sindrom waham organik, halusinosis
organik atau sindrom afektif organik

6. SINDROM OTAK ORGANIK TIDAK


KHAS ATAU CAMPURAN
Merupakan kategori sisa untuk sindrom
sindrom yang tidak memenuhi kriteria
daripelbagai jenis Sindrom Otak Organik
Gangguan itu terjadi dalam keadaan jaga
( waking state ) dan tidak memenuhi kriteria
dari salah satu Sindrom Otak Organik yang
telah diuraikan sebelumnya .
Terdapat faktor organik spesifik yang dinilai
mempunyai kaitan etiologik dengan gangguan
tersebut , yang terbukti dari riwayat penyakit ,
pemeriksaan fisik atau laboratorium.

GANGGUAN MENTAL
ORGANIK
Penjelasan

GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Demensia yang berkaitan dengan Alzheimer disease digolongkan :


Dementia pada Alzheimer disease dengan onset cepat ( early )
Timbul sebelum usia 65 tahun
Dalam kurun waktu akan memburuk dengan cepat
Bermacam macam Penyebab dari gangguan fungsi Kortikal yang lebih
tinggi
Alzheimer`s disease type 2
Presenil dementia , alzheimer`s type
Primary degenerative dementia of the alzheimer`s type, presenile onset
Dementia pada Alzheimer disease dengan onset lambat ( late)
Onset timbul pada usia setelah usia 65 tahun , sering diusia 70 tahun
Progres lambat dengan gejala utama gangguan ingatan
Alzheimer`s dementia type 1
Primary degenerative dementia of the Alzheimer`s type, senile onset
Senile dementia ,type Alzheimers
Dementia pada Alzheimer disease atypikal atau tipe campuran
A typical dementia, Alzheimer`s type
Dementia pada Alzheimer disease tidak spesifik

VASCULAR DEMENTIA
Hasil infark diotak akibat penyakit pembuluh darah ,
termasuk hipertensif cerebrovascular disease ,
Infark biasanya kecil namun dampaknya kumulatif ,
onset seri ng lambat
Vascular dementia onset acut
Multi infark dementia
Subcortical vascular dementia
Mixed cortical dan subcortical vascular dementia
Vascular dementia lain
Vascular dementia yang tak ditentukan
( unspecified)

DEMENTIA IN OTHER DISEASES CLASSIFIED


ELSEWHERE
kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan,
penyebab lain selain penyakit Alzheimers atau
penyakit serebrovaskular. onset mungkin di setiap
saat dalam hidup, meskipun jarang pada usia tua
Digolongkan dalam :

Dementia pada Picks disease


Dimentia Creutzfieldt-Jacob disease
Dementia pada Huntington disease
Dementia pada Parkinson disease
Dimentia pada HIV disease
Dimentia pada penyakit lain yang bukan klasifikasi
diatas

DEMENSIA YANG TIDAK


SPESIFIK
Demensia yang timbul pada usia
Prasenile
Dementia
Psikosis
Demensia degeneratif primer

Demensia yang timbul pada usia


Senile
Demensia
Psikosis

GANCGUAN MENTAL ORGANIK


LAIN
Epilepsi
Kejang umum
Absences (Petit Mal)

EPILEPSI
Definisi : Suatu kejang (seizure) adalah suatu gangguan
patologis paroksismal sementara dalam gangguan
patologis paroksismal sementara dalam fungsi cerebral
yang disebabkan oleh pelepasan neuron yang spontan dan
luas
Pasien dikatakan menderita epilepsi jika mereka
mempunyai keadaan kronis yang ditandai dengan kejang
yang rekuren.
Dua kategori utama suatu sistem klasifikasi untuk kejang
adalah parsial dan umum (generalized).
Kejang parsial melibatkan aktivitas epileptiformis di
daerah otak setempat;
kejang umum melibatkan keseluruhan otak.

KEJANG UMUM
Kejang tonik klonik umum mempunyai gejala klasik :
hilangnya kesadaran,
gerakan tonik klonik umum pada tungkai,
menggigit lidah, dan
inkotinensia.
Walaupun diagnosis peristiwa kilat dari kejang adalah relatif
langsung, keadaan pascaiktal yang ditandai oleh pemulihan
kesadaran dan kognisi yang lambat dan bertahap kadangkadang memberikan suatu dilema diagnostik bagi dokter
psiktatrik di ruang gawat darurat.
Periode pemulihan dan kejang tonik klonik umum terentang
dari beberapa menit sampai berjam-jam.
Gambaran klinis delirium yang menghilang secara bertahap.

Masalah psikiatrik yang paling sering berhubungan dengan kejang


umum adalah :
gangguan neurologis kronis
efek kognitif atau perilaku
obat antiepileptik.
Kejang parsial diklasifikasikan sebagai :
sederhana (tanpa perubahan kesadaran) atau
kompleks (dengan perubahan kesadaran)
Sedikit lebih banyak dari setengah semua pasien dengan kelainan
parsial mengalami kejang parsial kompleks;
istilah lain yang digunakan untuk kejang parsial kompleks adalah
epilepsi lobus temporalis, kejang psikomotor, dan epilepsi limbik
tetapi istilah tersebut bukan merupakan penjelasan situasi klinis yang
akurat. Epilepsi parsial kompleks adalah bentuk epilepsi pada orang
dewasa yang paling sering mengenai 3 dan 1.000 orang.

ABSENCES (Petit Mal)


Suatu tipe kejang umum yang sulit didiagnosis
Sifat epileptik dari episode mungkin berjalan tanpa diketahui, karena
manifestasi motorik atau sensorik karakteristik dari epilepsi tidak ada atau
sangat ringan.
Epilepsi petit mal biasanya mulai pada masa anak-anak antara usia 5 dan 7
tahun dan menghilang pada pubertas.
Karakteristik epilepsi petit mal adalah kehilangan kesadaran singkat,dimana
pasien tiba-tiba kehilangan kontak dengan lingkungan, tetapi pasien tidak
mengalami kehilangan kesadaran atau gerakan kejang yang sesungguhnya
selama episode.
Elektroensefalogerafi ( EEG) menghasilkan pola karakteristik aktivitas
paku dan gelombang (spike and wave) tiga kali perdetik
Pada keadaan yang jarang, epilepsi petitmal dengan onset dewasa dapat
ditandai oleh episode psikotik atau delirium yang tiba-tiba dan rekuren yang
tampak dan menghilang secara tiba-tiba
Gejala dapat disertai dengan riwayat terjatuh atau pingsan.

GEJALA PRAIKTAL
Peristiwa praiktal (aura) pada epilepsi parsial kompleks adalah
termasuk :
sensasi otonomik (sebagai contohnya rasa penuh di perut,
kemerahan, dan perubahan pada pernafasan),
sensasi kognitif(sebagai contohnya, deja vu, jamais vu,
pikiran dipaksakan, dan keadaan seperti mimpi).
keadaan afektif (sebagai contohnya, rasa takut, panik,
depresi, dan elasi) dan secara klasik.
automatisme (sebagai contohnya, mengecapkan bibir,
menggosok, dan mengayah)

GEJALA IKTAL
Perilaku yang tidak terinhibisi, terdisorganisasi, dan singkat
menandai serangan iktal.
jarang sesorang menunjukkan perilaku kekerasan yang terarah
dan tersusun selama episode epileptik
Gejala kognitif termasuk amnesia untuk waktu selama kejang
dan suatu periode delirium yang menghilang setelah kejang.
Pada pasien dengan epilepsi parsial kompleks, suatu fokus
kejang dapat ditemukan pada pemeriksaan EEG pada 25
sampai 50 % dari semua pasien.
Penggunaan elektroda sfenoid atau temporalis anterior dan
EEG pada saat tidak tidur dapat meningkatkan kemungkinan
ditemukannya kelainan EEG.

GEJALA INTERIKTAL
Gangguan kepribadian Kelainan psikiatrik yang paling sering
dilaporkan pada pasien epileptik adalah gangguan kepribadian,
dan biasanya kemungkinan terjadi pada pasien dengan epilepsi
dengan asal lobus temporalis.
Ciri yang paling sering adalah perubahan perilaku seksual, suatu
kualitas yang biasanya disebut viskositas kepribadian,
religiositas, dan pengalaman emosi yang melambung.
Sindroma dalam bentuk komplitnya relatif jarang, bahkan pada
mereka dengan kejang parsial kompleks dengan asal lobus
temporalis.
Banyak pasien tidak mengalami perubahan kepribadian, yang
lainnya mengalami berbagai gangguan yang jelas berbeda dari
sindroma klasik.

GEJALA PSIKOTIK
Keadaan psikotik interiktal lebih sering dari psikosis iktal.
Episode interpsikotik mirip dengan skizofrenia
dapat terjadi pada pasien dengan epilepsi, khususnya yang berasal
dan lobus temporalis , Diperkirakan 10 sampal 30 persen dari
semua pasien dengan epilepsi partial kompleks mempunyai gejala
psikotik
Faktor risiko untuk gejala tersebut adalah :
jenis kelamin wanita
onset kejang selama pubertas,
dan lesi di sisi kiri ( kidal ) .

Onset gelala psikotik pada epilepsi adalah bervariasi.


Biasanya, gejala psikotik tampak pada pasien yang telah
menderita epilepsi untuk jangka waktu yang lama,
onset gejala psikotik di dahului oleh perkembangan perubahan
kepribadian yang berhubungan dengan aktivitas otak epileptik

gejala psikosis yang paling karakteristik adalah halusinasi dan waham


paranoid.biasanya pasien tetap hangat dan sesuai pada afeknya,
berbeda dengan kelainan yang sering ditemukan pada pasien
skizofrenik
Gejala gangguan pikiran pada pasien epilepsi psikotik paling sering
merupakan gejala yang melibatkan konseptualisasi dan
sirkumstansialitas,
ketimbang gejala skizofrenik klasik berupa penghambatan (blocking)
dan kekenduran (looseness), kekerasan.
kekerasan episodik merupakan masalah pada beberapa pasien dengan
epilepsi khususnya epilepsi lobus temporalis dan frontalis.
Apakah kekerasan merupakan manifestasi dan kejang itu sendiri atau
merupakan psikopatologi interiktal adalah tidak pasti.
Sampai sekarang ini, sebagian besar data menunjukkan sangat
jarangnya kekerasan sebagai suatu fenomena iktal.
Hanya pada kasus yang jarang suatu kekerasan pasien epileptik dapat
disebabkan oleh kejang itu sendiri.

GEJALA GANGGUAN PERASAAN.


Gejala gangguan perasaan, seperti depresi dan mania, terlihat
lebih jarang pada epilepsi dibandingkan gejala mirip
skizofrenia.
Gejala gangguan mood yang terjadi cenderung bersifat
episodik dan terjadi paling sering jika fokus epileptik
mengenai lobus temporalis dan hemisfer serebral non
dominan.
gejala gangguan perasaan pada epilepsi diperlihatkan oleh
meningkatnya insidensi usaha bunuh diri pada orang dengan
epilepsi.

SCHIZOPHRENIA
PENJELASAN

SKIZOFRENIA
A.

PENGERTIAN SKIZOFRENIA
Skizofrenia : gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang
mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi
fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku
adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri
hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan
menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering
kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan
halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Gangguan Skizofenik : sekelompok gangguan jiwa berat
yang umumnya ditandai oleh distorsi proses pikir dan
persepsi yang mendasar, alam perasaan yang menjadi
tumpul dan tidak serasi, tetapi kesadarannya tetap jernih
dan kemampuan intelektual biasanya dapat
dipertahankan.

gangguan proses pikir : Menonjol ke hal-hal yang kecil


dan tidak relevan
halusinasi : Pendengaran
suasana perasaan : dangkal, berubah-ubah, tak serasi
Ambivalensi dan gangguan kemauan
Gejala skizofrenia meliputi gejala positif dan negatip
GEJALA POSITIF (Positive Symptom): berupa
peningkatan atau distorsi fungsi normal seperti :
waham, halusinasi, inkoherensi ,peningkatan
pembicaraan, asosiasi longgar , Perilaku yang sangat
kacau
dan katatonia
GEJALA NEGATIF : pengurangan atau kehilangan fungsi
norma seperti : ekspresi efektif tumpul atau datar,
kemiskinan pembiacaraan atau pikiran, anhedonia,
kurang motivasi, penarikan diri.

B. Epidemiologi
Prevalensi 1 %
Puncak onset : pria
15-25 th
wanita 25 35 th
Gejala negatif : pria > wanita
Fungsi sosial memburuk : pria > wanita
Lebih sering lahir pada musim dingin dan awal
semi
50 % pernah mencoba bunuh diri, dan 10 %
meninggal
Lebih banyak pada sosial ekonomi lemah, dan
penduduk perkotaan.

BEBERAPA KONSEP SKIZOFRENIA


1.
2.

3.

4.
5.

6.
7.

EMIL KRAEPELIN ( 1856 1926 )


Demensia prekoks
EUGEN BLEULER ( 1857 1939 )
Istilah skizofrenia : perpecahan pikiran , emosi, dan perilaku
Empat A : asosiasi , afektif, autisme, dan ambivalensi
KURT SCHNEIDER
First rank symtoms
Second rank symptons
Model STRES DIATESIS
Ada kerentaan + stres
TEORI NEUROTRANSMITER
Hipotesis dopamin
Neurotransmiter lain : seortonin, norepinefrin
Teori GENETIK
Faktor PSIKOSOSIAL

KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA


( F20 )
A. Paling sedikit terdapat satu gejala yang amat jelas dari
kelompok (1) atau dua gejala kelompok (1) yang kurang
jelas atau dua gejala yang jelas dari kelompok (2)
1. Paling sedikit satu gejala yang amat jelas atau dua
gejala yang kurang jelas.
2. PIKIRAN ANEH ( Pikiran bergema , sisipan pikiran ,
pikiran dapat disedot, atau pikiran dapat disiarkan )
3. WAHAM ANEH (waham dikendalikan , waham
dipengaruhi, waham tak berdaya, waham persepsi )
4. HALUSINASI AUDITORIK ( suara mengomentari terus
menerus ; suara-suara berdiskusi; suara salah satu
bagian tubuhnya
5. WAHAM TAK MUNGKIN ( waham yang menurut budaya
tidak wajar dan tak mungkin )

2. PALING SEDIKIT DUA GEJALA BERIKUT :


HALUSINASI MENETAP
Setiap hari selama 1 bulan atau lebih ; atau
Disertai waham mengambang tanpa kandungan
afektif yang jelas ; atau
Disertai ide berlebihan dan menetap
INKOHERENSI / PEMBICARAAN TAK RELEVAN
akibat NEOLOGISME ; arus pikiran terputus/tersisipi

KATATONIA SCHIZOPHRENIA

gaduh; gelisah; mematung;fleksibilitas serba;


negativisme ; mutisme; stupor
GEJALA NEGATIF
sangat apatis; miskin pembicaraan; ekspresi
emosi tumpul/ tak serasi
B. Gejala berlangsung terus menerus paling sedikit satu bulan
C. Bila memenuhi kriteria episode manik atau depresif, maka
gejala psikotik ( A ) harus mendahuluinya
D. Tidak disebabkan oleh penyakit otak atau intoksinasi atau
lepas zat.

JENIS SKIZOFRENIA
Paranoid Skizofrenia
Skizofrenia Tidak Teratur/ un
differentiated schizophrenia
Katatonia Skizofrenia
Dibedakan Skizofrenia / diferential Sz
Sisa Skizofrenia/ Residual
schizophrenia

SKIZOFRENIA PARANOID

Jenis skizofrenia dimana penderitanya mengalami


bayangan dan khayalan tentang penganiayaan dan
kontrol dari orang lain dan juga kesombongan yang
berdasarkan kepercayaan bahwa penderitanya itu
lebih mampu dan lebih hebat dari orang lain

Waham atau halusinasi harus menonjol


Waham kejar
Waham besar
Waham memburu
Halusinasi yang berisi kejaran atau kebesaran

Ekspresi afektif tumpul / tak serasi, gejala


katatonik, atau inkoherensi tidak menonjol

SKIZOFRENIA HEBREFRENIK

Skizofrenia Tidak Teratur/ kacau/ disorganized


Jenis skizofrenia yang sifatnya ditandai terutama oleh
gangguan dan kelainan di pikiran. Seseorang yang
menderita skizofrenia sering menunjukkan tanda tanda
emosi dan eksspressi yang tidak sesuai untuk
keadaannya. Halusinasi dan khayalan adalah gejala
yang sering dialami untuk orang yang mederita
skizofrenia jenis ini

Harus terdapat ekspresi afektif tumpul/ afek datar atau


tidak serasi , ketolol tololan ( silly), giggling( tertawa
kekanakan), senyum yang hanya dihayati sendiri
Harus terdapat salah satu dari :
Perilaku tak bertujuan
Inkoherensi atau pembicaraan tak menentu
Waham atau halusinasi tidak menonjol

SKIZOFRENIA KATATONIK

Jenis skizofrenia yang ditandai dengan berbagai


gangguan motorik, termasuk kegembiraan
ekstrim dan pingsan.

orang yang menderita bentuk skizofrenia ini


akan menampilkan gejala negatif: postur
katatonik dan fleksibilitas seperti lilin yang bisa di
pertahankan dalam turun waktu yang panjang
Selama dua minggu atau lebih terdapat gejala yang
menonjol dari :

Stupor atau mutisme katatonik

Gaduh gelisah

Mematung (katatonik)

Negativisme katatonik

Rigiditas katatonik / kekakuan

SKIZOFRENIA TAK TERINCI/


UNDIFERENTIATED

Skizofrenia akan di diagnosis ketika setidaknya


epsiode dari salah satu dari empat jenis
skizofrenia yang lainnya telah terjadi. Tetapi
skizofrenia ini tidak mempunyai satu gejala
positif yang menonjol
Tidak memenuhi salah satu kriteria atau
memenuhi lebih dari satu kriteria subtipe
skizofrenia
Gejala psikotik jelas yang tidak dapat
diklasifikasikan dalam salah satu kategori
sebelumnya
Gambaran klinis : waham terlihat jelas ,
halusinasi , inkoherensi, tingkah laku kacau

SKIZOFRENIA RESIDUAL
A.

Skizofrenia sisa akan di diagnosis ketika setidaknya


epsiode dari salah satu dari empat jenis skizofrenia yang
lainnya telah terjadi. Tetapi skizofrenia ini tidak
mempunyai satu gejala positif yang menonjol
B. Saat ini tidak memenuhi kriteria skizofrenia
C. Paling sedikit terdapat empat gejala negatif berikut ini
untuk waktu 12 bulan atau lebih
(1) Perlambatan Psikomotor
(2) Ekspresi Afektif Tumpul
(3) Pasif dan inisiatif kurang
(4) Kemiskinan kuantitas dan isi pembicaraan
(5) Miskin komunikasi nonverbal
(6) Perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk

DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA


A. Pernah memenuhi kriteria skizofrenia
dalam 12 bulan terakhir
B. Salah satu dari gejala psikotik kelompok
(2) dari skizofrenia harus tetap ada
C. Memenuhi kriteria episode depresif
yang menonjol paling sedikit dua
minggu

Penyebab Skizofrenia
Pengaruh Neurobiologis
Ada beberapa teori tentang pengaruh neurobiologis yang
menyebabkan Skizorenia.
Salah satunya adalah ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu
salah satu sel kimia dalam otak.
Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar
transtiretin atau pre-albumin yang merupakan
pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan
permasalahan pada aliran serebrospinal
Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric
Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi
penduduk dunia menderita skizofrenia.

75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25


tahun.[
Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena
tahap kehidupan ini penuh stresor.
Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan
lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap
penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial
sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati,
kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap
upaya terapi semakin kuat.
Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya
segera dibawa ke psikiater dan psikolog.

Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia


antara lain
1. ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi:
wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh.
2. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan
pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential)
atau berputar-putar (sirkumstantial).
3. Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan,
mempertahankan, atau memindahkan atensi.
4. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik
diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang,
menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak
disiplin.

Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa


dibagi menjadi dua kelas:
1. Gejala-gejala Positif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif).
Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan
manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
2. Gejala-gejala Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena
merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal
seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu
menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan
perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak
dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan
kurangnya kemampuan bicara (alogia).

FAKTOR PREDISPOSISI SKIZOFRENIA


Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang
merupakan,gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan
berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh.
Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang
mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu
menyendiri.
Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau
tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh,
pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi
pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali,
pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet
atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang
aneh dan inkoheren.

faktor lain yang berperan untuk munculnya


gejala skizofrenia,
misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik.
Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita
skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat
sehingga tak mampu mengatasi.
Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja,
halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat
menimbulkan gejala-gejala psikosis.

PENGOBATAN YANG EFEKTIF


A. Terdapat 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam penanganan
penderita skizofrenia adalah :

Terapi harus disesuaikan dengan lingkungan yang mendukung


pasien

Strategis nonfarmakologik harus mengatasi masalah-masalah


nonbiologik

Terapi tunggal jarang memberi hasil yang memuaskan, karena


gangguan skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks
B. Antipsikotik , Terdapat 5 pedoman dalam penggunaan antipsikotik pada
penderita skizofrenia , yaitu :
(1) Tentukan target symtomps terlebih dahulu
(2) Antipsikotik yang telah berhasil dengan baik pada masa lampau
sebaiknya tetap dipergunakan
(3) Pengganti jenis antipsikotik baru dilakukan setelah jenis
antipsikotik sebelumnya telah dipergunakan 4 6 minggu
(4) Hindari polifarmasi
(5) Dosis mantenans adalah dosis efektif terendah

Terdapat 3 kelompok besar antipsikotik yang


dipergunakan masa kini, yaitu :
(I)
Dopamin Reseptor Antagonis

Kekurangannya :

50 % penderita tetap tidak banyak perbaikan


Efek samping yang cukup serius ( tardive diskinesia
dam neuroleptik malignan sindrom )

Beberapa kelompok obat yang sering dipergunakan :

Chlorpromazine ( 100 )
Trifluoperazine (
5)
Haloperidol
( 2-5 )
Thionidazine
( 100 )

(II) Risperindon ( Risperidal )

Lebih efektif
Efek samping neurologik sangat berkurang
Dapat mengatasi poitif dan negatif symtomps

(III) Clozapine

Kekurangan : agranulositosis dan harganya mahal


Kelebihannya : tidak menyebabkan tardive diskimesia

GANGGUAN AFEKTIF ( MOOD


DISORDERS )
Episode Manik
Hipomania
Mania tanpa psikotik symptoms
Mania dengan psikotik symptoms
Mania dengan symptom psikotik
Episode manik lain
Episode un spesifik
Bipolar afektif disorder
Episode depresif

PSIKOSOSIAL
PENJELASAN

PSIKOSOSIAL
Terapi perilaku , Famili terapi , Grup terapi , Psikoterapi
individual
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati,
namun keluarga perlu menghindari reaksi yang
berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu
memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa
menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam
menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan
obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan
perawatan terapi psikologis.
Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan
oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung
serta memotivasi penderita untuk sembuh.

. Mental Breakdown
Dalam dunia yang serba cepat, gangguan saraf adalah masalah yang sangat
umum yang dihadapi oleh orang di seluruh dunia. Mental Breakdown adalah
istilah non medis yang digunakan oleh masyarakat umum. Ini menandakan
serangan akut penyakit mental yang ditandai oleh depresi atau kecemasan.
Nervous Breakdown juga disebut sebagai gangguan mental.
Ada banyak penyebab yang berkontribusi pada masalah
gangguan saraf. Tapi isolasi sosial dianggap sebagai salah
satu penyebab utama gangguan saraf. Mungkin ada
beberapa alasan di balik isolasi sosial. Ini tidak masalah,
karena kerusakan yang disebabkan oleh faktor ini dapat
diperbaiki.

Gejala Nervous Breakdown


1. Secara fisik - Sebuah otak dengan stress yang berlebihan
merupakan indikator pertama dari gangguan saraf. Perasaan lesu,
sakit terus-menerus dan nyeri, gatal dan radang kulit, turunnya
daya tahan tubuh juga merupakan tanda-tanda breakdown.
Berulang kali muntah dan masalah lambung seperti kram perut,
ulkus kolitis gastrointestinal dan diare selama periode yang lama
mungkin merupakan indikasi dari gangguan saraf.
2. Gangguan Perilaku - Menampilkan perilaku antisosial yang
berlebihan seperti perjudian, pengrusakan dan dunia alkohol.
Dalam kasus ekstrim mungkin seseorang terang-terangan
menggunaan obat yang cukup jelas merusak saraf

3. Amnesia - Terus-menerus melupakan janji dan jadwal, daya ingatnya


jangka pendek, kebingungan urutan atas terjadinya peristiwa masa lalu,
semua itu menggambarkan amnesia, yang jika tidak diobati dapat
menyebabkan frustrasi. Frustrasi kemudian dapat mengambil kontrol
penderita yang mengarah ke kemarahan dan ledakan.
4. Delirium - Individu dapat menunjukkan tanda-tanda delirium dan
menunjukkan halusinasi dan delusi. Halusinasi dan delusi bermakna
mencicipi, mencium, melihat, merasakan dan mendengar hal-hal yang
tidak ada dalam realitas. Mereka juga akan menampilkan narsisme yang
merupakan keadaan ekstrim adorasi diri dan kesombongan.
Orang-orang yang berada pada ambang gangguan saraf memiliki mimpi
buruk dan menjadi terobsesi dengan teror. Serangan panik, kehilangan
harga diri, tidur sambil berjalan, dan pola pikir tidak sehat jgua
merupakan gejala kerusakan saraf. Orang-orang seperti itu juga bisa
mengancam untuk menyakiti dan menghancurkan orang lain, atau
menyakiti diri sendiri dengan melakukan bunuh diri.

X. PROGNOSIS
A. PROGNOSIS KEARAH BAIK
(1) Onset akut dengan faktor pencetus yang jelas
(2) Riwayat hubungan sosial & pekerjaan yang
baik ( premorbid )
(3) Adanya gejala afektif ( depresi )
(4) Subtipe paranoid
(5) Subtipe katatonik
(6) Sudah menikah
(7) Banyak symptoms positif
(8) Kebingungan
(9) Tension, Cemas hostilitas

B. PROGNOSIS KEARAH BURUK


(1) Onset perlahan-lahan dengan faktor pencetus
tidak jelas
(2) Riwayat hubungan sosial dan pekerjaan buruk
( premorbid )
(3) Menarik diri , tingka laku yang artistik
(4) Tipe Hebepink dan tipe tak tergolongkan
(5) Belum menikah
(6) Riwayat skizofrenia dalam keluarga
(7) Adanya gejala neurologik
(8) Banyak symptom negatif
(9) Tidak ada gejala afektif atau hostilitas yang
jelas

LANJUT KULIAH MENDATANG


TRAUMA

Anda mungkin juga menyukai