Anda di halaman 1dari 93

MODUL 3

Gangguan Jiwa
Dr.Noor Yulia MM
PRODI ILMU KESEHATAN & FAKULTAS RMIK
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu menjelaskan dan menguraikan terjadinya
gangguan jiwa atau gangguan mental
PENDAHULUAN
• GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU F00 – F99
• Diagnosis adalah kunci utama terapi
• Dalam ICD 10 terdapat pada CHAPTER V (F00-F99) Mental and behavioural
disorders (Gangguan mental dan perilaku)
– F00-F09 Organik, termasuk, gejala gangguan mental
– F10-F19 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
– F20-F29 Skizofrenia, schizotypal dan gangguan delusional
– F30-F39 Mood [afektif] gangguan
– F40-F48 Neurotik, gangguan stres terkait dan somatoform
– F50-F59 Sindrom Perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor
fisik
– F60-F69 Gangguan kepribadian dewasa dan perilaku
– F70-F79 keterbelakangan Mental
– F80-F89 Gangguan perkembangan psikologis
– F90-F98 Perilaku dan gangguan emosional dengan onset biasanya terjadi pada
masa kanak-kanak dan remaja
– F99- Gangguan mental Unspecified
• Merupakan kelompok kelainan jiwa akibat penyakit otak,
kerusakan otak, atau keadaan lain yang merusak fungsi otak.
• Kerusakan fungsi bisa primer atau sekunder
– kelainan primer disebabkan oleh keadaan yang secara langsung
dan selektif mengganggu otak
– Kelainan sekunder adalah penyakit yang melibatkan otak atau
berbagai sistem – organ tubuh diserang
• PPDGJ : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa ,
merupakan alat bantu utama dalam menegakkan diagnosis
gangguan jiwa di Indonesia


Gangguan mental
• F00 – F09
• Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau
perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental
yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
• didefinisikan sebagai Gangguan kombinasi afektif , perilaku ,kognitif atau
persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada sistem saraf yang
menjalankan fungsi sosial manusia.
• Penyebab gangguan mental bervariasi dan pada beberapa kasus tidak jelas
• Terdapat dua sistem yang mengklasifikasikan kelainan mental
– ICD-10 Chapter V: Mental and behavioural disorders, bagian dari
International Classification of Diseases (ICD) yang diterbitkan oleh
World Health Organization (WHO),
– Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV)
diterbitkan oleh Psychiatric Association (APA).
GANGGUAN PSIKOTIK
• Gangguan yang ditandai dengan ketidakmampuan atau hendaya berat
dalam menilai realita, berupa sindroma (kumpulan gejala), yang
dimanifestasikan dengan adanya halusinasi dan waham.
• Pasien mungkin datang dengan keluhan:
– Sulit berpikir/sulit berkonsentrasi
– Tidak dapat tidur, tidak mau makan
– Perasaan gelisah, tidak dapat tenang, ketakutan
– Bicara kacau yang tidak dapat dimengerti
– Mendengar suara orang yang tidak dapat didengar oleh orang lain
– Adanya pikiran aneh yang tidak sesuai realita
– Marah tanpa sebab yang jelas,
– kecurigaan yang berat,
– perilaku kacau, perilaku kekerasan
– Menarik diri dari lingkungannya dan
– tidak merawat diri dengan baik
• Timbulnya keluhan tidak disertai adanya penyakit fisik seperti tidak ada
demam , kejang, tauma kepala ataupun pemakaian zat psikoaktif
• Faktor Risiko’
– Adanya faktor biologis yang mempengaruhi, antara lain hiperaktivitas
    sistem dopaminergik dan faktor genetik.
– Ciri kepribadian tertentu yang imatur, seperti ciri kepribadian skizoid,
    paranoid, dependen.
– Adanya stresor kehidupan.
• Pemeriksaan fisik :
– Dapat timbul gangguan fisik akibat perawatan diri kurang
– Tidak ditemukan gangguan organik
• Pemeriksaan Penunjang :
– Darah lengkap , tes fungsi hati, tes fungsi ginjal , Elektrolit, gula darah
– Radiologi, EKG
• Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Kriteria diagnosis gangguan psikotik
• Halusinasi merupakan gangguan persepsi (persepsi palsu), tanpa adanya
stimulus sensori eksternal.
• Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca indra, yaitu halusinasi dengar, lihat,
    cium, raba, dan rasa.
• Waham (delusi);merupakan gangguan pikiran, yaitu keyakinan yang salah, tidak
sesuai dengan realita dan logika, namun tetap dipertahankan dan tidak dapat
dikoreksi dengan cara apapun serta tidak sesuai dengan budaya setempat.
• Contoh: waham kejar, waham kebesaran, waham kendali, waham pengaruh.
• Perilaku kacau atau aneh
• Gangguan proses pikir (terlihat dari pembicaraan yang kacau dan tidak
    dimengerti)
• Agitatif
• Isolasi sosial (social withdrawal)
• Perawatan diri yang buruk
Penata laksanaan gangguan psikotik dengan cara :
• Intervensi Psikososial
– Informasi penting bagi pasien dan keluarga
• perilaku aneh , gejala dapat hilang timbul
– Konseling pasien dan keluarga
• Dukungan keluarga penting untuk ketaatan berobat
• Keluarga atau teman harus menjaga pasien.
• Pastikan kebutuhan dasar terpenuhi (misalnya makan dan minum).
• Meminimalisasi stres dan stimulasi: Sedapat mungkin hindari konfrontasi
dan kritik.
• Farmakologi
– Berikan obat antipsikotik
• Kunjungan Rumah (home visit)
– Memastikan kepatuhan dan kesinambungan pengobatan
– Melakukan asuhan keperawatan
– Melakukan pelatihan bagi pelaku rawat
         
PENGERTIAN MENTAL
• Menurut Webster Dictionary, :
– MENTAL adalah “way of thinking”, berkenaan dengan
pikiran/gangguan saraf/kejiwaan.
• Menurut Purwodarminto,:
– MENTAL merupakan “way of sense”.
• MENTAL merupakan cara berpikir & berperasaan
berdasarkan atas nurani yang tercermin pada perilaku
seseorang.
KESEHATAN MENTAL
• Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak (1999: 9-10), ilmu
kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan
mental/jiwa, yang bertujuan mencegah timbulnya gangguan/penyakit
mental dan gangguan emosi, berusaha mengurangi atau menyembuhkan
penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.

• Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip,


peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi
kesehatan ruhani (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004).

• orang yang sehat mental adalah orang yang terhindar dari gangguan dan
penyakit jiwa,dapat menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah dan
kegoncangan ,adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya
berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi-
potensi yang ada semaksimal mungkin (Sururin,2004: 144).
Gangguan Mental
• atau penyakit mental adalah gangguan pola
psikologis atau perilaku , pada umumnya terkait
dengan stress atau kelainan mental .

• Gangguan tersebut didefinisikan sebagai


kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif
atau persepsi, yang berhubungan dengan fungsi
tertentu pada daerah otak atau sistem saraf
yang menjalankan fungsi sosial manusia
PENGGOLONGAN DIAGNOSIS
GANGGUAN MENTAL ORGANIK MENURUT PPDGJ III
Klasifikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut :
l. Demensia pada penyakit Alzheimer
1.1 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini.
1.2.Demensia pada penvakit Alzheimer dengan onset lambat.
1.3.Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe campuran.
1.4. Demensia pada penyakit Alzheimer Yang tidak tergolongkan ( YTT).
2. Demensia Vaskular
2.1.Demensia Vaskular onset akut.
2.2. Demensia multi-infark
2.3 Demensia Vaskular subkortikal.
2.4. Demensia Vaskular campuran kortikal dan subkortikal
2.5. Demensia Vaskular lainnya
2.6.  Demensia Vaskular YTT
3. Demensia pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain (YDK)
3.1. Demensia pada penyakit Pick.
3.2. Demensia pada penyakit Creutzfeldt – Jakob.
3. 3. Demensia pada penyakit huntington.
3.4. Demensia pada penyakit Parkinson.
3.5. Demensia pada penyakit human immunodeciency virus (HIV).
3.6. Demensia pada penyakit lain yang ditentukan (YDT) dan YDK
4. Demensia YTT.
5. Sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
5.1. Tanpa gejala tambahan.
5.2. Gejala lain, terutama waham.
5.3. Gejala lain, terutama halusinasi
5.4. Gejala lain, terutama depresi
5.5. Gejala campuran lain.
6. Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya
6.1.   Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia
6.2.  Delirium, bertumpang tindih dengan demensia
6. 3.   Delirium lainya.
6.4    DeliriumYTT
7. Gangguan mental lain akibat kerusakan dan disfungsi otak & penyakit fisik.
7.1. Halusinosis organik.
7.2. Gangguan katatonik organik.
7.3. Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)­
7.4. Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik.
7.4.1. Gangguan manik organik.
7.4.2. Gangguan bipolar organik.
7.4.3. Gangguan depresif organik.
7.4.4. Gangguan afektif organik campuran.
7.5. Gangguan anxietas organik
7.6. Gangguan disosiatif organik.
7.7. Gangguan astenik organik.
7.8. Gangguan kopnitif ringan.
7.9. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
lain YDT.
7.10. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
YTT.
8. Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit, kerusakan dan fungsi otak
8.1.  Gangguan keperibadian organik
8.2.  Sindrom pasca-ensefalitis
8.3.  Sindrom pasca-kontusio
8.4. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan
dan disfungsi otak lainnya.
8.5. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan
dan disfungsi otak YTT.
• 9. Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
Menurut DSM IV, klasifikasi gangguan mental
organik sebagai berikut:
1. Delirium
1.1. Delirium karena kondisi medis umum.
1.2. Delirium akibat zat.
1.3. Delirium yang tidak ditentukan (YTT)
2. Demensia.
2.1. Demensia tipe Alzheimer.
2.2. Demensia vaskular.
2.3. Demensia karena kondisi umum.
2.3.1.    Demensia karena penyakit HIV.
2.3.2.    Demensia karena penyakit trauma kepala.
2.3.3.      Demensia karena penyakit Parkinson.
2.3.4.      Demensia karena penyakit Huntington.
2.3.5.      Demensia karena penyakit Pick
2.3.6.      Demensia karena penyakit Creutzfeldt – Jakob­
2.4. Demensia menetap akibat zat
2.5. Demensia karena penyebab multipeL
2.6. Demensia yang tidak ditentukan (YTT)
3. Gangguan amnestik
3.1.Gangguan amnestik karena kondisi medis umum.
3.2 Gangguan amnestik menetap akibat zat
3.3 Gangguan amnestik yang tidak ditentukan ( YTT )

4. Gangguan kognitif yang tidak ditentukan


MACAM-MACAM GANGGUAN KESEHATAN MENTAL
1. Gangguan organik otak
- Huntington disease : Penyakit genetik
- Multiple Sclerosis : Gangguan sistim kekebalan tubuh
- Pikun
- Parkinson : Gangguan saraf menyebabkan kelumpuhan
- Intoksisasi : Mengkonsumsi obat dan alkohol
2. Gangguan Kecemasan
- Depresi - Phobia - Panik - Evoidant
- Dependent - Obsesif Kompulsif
3. Gangguan kepribadian
- Odd Prilaku - Dramatis atau emosional tak menentu
4. Gangguan Psikotik : kumpulan penyakit yang sangat
mempengaruhi proses otak dan berpikir. 
• Delerium
• Dementia
GANGGUAN •Sindroma Amnestik dan
MENTAL halusinosis organik
ORGANIK
•Sindroma waham organik
•Sindroma afektif organik
•Sindroma Kepribadian organik
GANGGUAN •Intoksikasi dan Sindroma
PSIKOTIK Putus Zat

• Skizofrenia
GANGGUAN • Gangguan afektif berat
PSIKOTIK •Gangguan Paranoid
FUNGSIONAL
•Psikosis Non Organik lainnya
GANGGUAN PSIKOTIK
a. Gangguan psikotik adalah semua kondisi yang
memberi indikasi tetang terdapatnya hendaya
( kerusakan/ impairment ) yang berat di dalam
kemampuan daya nilai realitas.
b. Bukti langsung hendaya dari daya nilai realitas dapat
ditentukan berdasarkan terdapatnya :
• Waham
• Halusinasi tanpa tilikan ( insight)
• Inkoherensi
• Disorientasi
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
• sebagai gangguan dimana terdapat suatu patologi yang dapat
diidentifikasi
• Contohnya :
• tumor otak.
•penyakit cerebrovaskuler,
• intoksikasi obat : Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat
•Delerium
• Dementia
•Sindroma Amnestik dan halusinosis organik
•Sindroma waham organik
•Sindroma afektif organik
•Sindroma Kepribadian organik
GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL
• gangguan psikotik fungsional adalah gangguan otak
dimana tidak ada dasar organik yang dapat diterima
secara umum
• Contoh :
–Depresi
–Skizofrenia
– Gangguan afektif berat
–Gangguan Paranoid
–Psikosis Non Organik lainnya
Gangguan Mental Organik
( DMO )
• Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai
gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang
lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda
paksa otak, yang berakibat disfungsi otak
• Disfungsi ini dapat
– primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang
langsung atau diduga mengenai otak, atau
– sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang
menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau
sistem tubuh4
• Yang termasuk DMO : Delirium, Demensia, Gangguan Amnestik
• Gangguan Kognitif lain, dan Gangguan Mental
SINDOMA OTAK ORGANIK (SOO)
• PPDGJ II membedakan antara Sindroma Otak Organik dengan
Gangguan Mental Organik.
– Sindrom Otak Organik yaitu sindrom (gejala) psikologik atau
perilaku tanpa kaitan dengan etiologi.
• Misal : Delirium , dementia, intoksikasi , sindroma putus zat
• Gambaran penyerta : gangguan emosi , gangguan motivasi,
gangguan perilaku
– Gangguan Mental Organik yaitu Sindrom Otak Organik yang
etiologinya diketahui (diduga) jelas.
• Misal : Demensia degeneratif primer , onset senil , tanpa
komplikasi ( demensia senil, tanpa komplikasi ) , Delirium putus
alkohol , delirium sub akut yang berkaitan dengan uremia
,demensia yang berkaitan dengan epilepsi atau sindroma
kepribadian organik
SINDROM OTAK ORGANIK
• Sindrom Otak Organik dikatakan akut atau menahun
berdasarkan
– reversibel / ireversibel
– Lama perjalanan penyakit
– Penyebabnya

• Gejala utama Sindrom Otak Organik akut ialah


– kesadaran yang menurun (delirium )dan
– sesudahnya terdapat amnesia,

• Gejala utama Sindrom Otak Organik menahun (kronik) ialah


– Demensia.
KATEGORI SINDROM OTAK ORGANIK
1. Delirium dan demensia : terdapat hendaya / impairment kognitif
yang relatif menyeluruh
2. Sindrom amnestik dan halusinasi organik : hendaya fungsi kognitif
relatif selektif
3. Sindrom waham organik dan sindrom afektif organik : ciri-ciri
mirip gangguan skhizofrenik / gangguan afektif
4. Sindrom Kepribadian Organik : terdapat gangguan dalam
kepribadian
5. Intoksikasi dan sindrom putus zat : berkaitan dengan penggunaan
atau pengurangan zat
6. Sindrom Otak Organik tidak khas atau campuran : sindrom otak
organik yang tidak dapat digolongkan dalam salah satu kategori
diatas
1a.DELIRIUM
• Definisi
• Adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran
yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif.
• Etiologi
• Delirium mempunyai berbagai macam penyebab.
• Semuanya mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan
tingkat kesadaran dan kognitif pasien.
• Penyebab utama :
– berasal dari penyakit susunan saraf pusat ( contoh epilepsi),  Area
yang terutama terkena adalah formasio retikularis
– penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal dan hati. terbanyak
– intoksikasi atau reaksi putus obat maupun zat toksik.
• Neurotransmiter yang dianggap berperan adalah : asetilkolin,
serotonin, glutamat
• Gambaran utama delirium:
– Kesadaran berkabut yang berarti terdapat suatu penurunan
kejernihan kesadaran( awarness) akan lingkungan ,
– Ditandai oleh :
• Kesukaran memusatkan perhatian , memindahkan dan
mempertahan kan perhatian pada stimulus luar dan dalam
• Gangguan persepsi sensorik hingga terjadi salah tafsir
kadang disertai keyakinan yang salah akan gangguan
persepsi tersebut , misal ilusi dan halusinasi
• Proses pikir yang tidak teratur, tidak jelas dan tak tentu arah
tujuan , misal disorientasi , gangguan daya ingat , gangguan
konsentrasi
• Ditemukan juga gangguan dalam siklus tidur bangun ,
gangguan aktifitas psikomotor , onsetnya relatif cepat
Penyebab Delirium
• Penyakit intrakranial
– Epilepsi atau keadaan pasca kejang
– Trauma otak (terutama gegar otak)
– Infeksi (meningitis.ensetalitis).
– Neoplasma.
– Gangguan vaskular
• Penyebab ekstrakranial
– Obat-obatan (di telan atau putus) :Obat antikolinergik,
Antikonvulsan, Obat antihipertensi, Obat antiparkinson. Obat
antipsikotik, Cimetidine, Klonidine. Disulfiram, Insulin, Opiat,
Fensiklidine, Fenitoin, Ranitidin, Sedatif(termasuk alkohol) dan
hipnotik, Steroid.
– Racun : Karbon monoksida, Logam berat dan racun industri
lain.
• Penyebab ekstrakranial lain
– Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi) : Hipofisis,
Pankreas, Adrenal, Paratiroid, tiroid
– Penyakit organ non endokrin.:
• Hati (ensefalopati hepatik),
• Ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik),
• Paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia),
• Sistem kardiovaskular (gagal jantung, aritmia, hipotensi).
• Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau
asain folat)
– Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.
– Ketidakseimbangan elektrolit dengan penvebab apapun
– Keadaan pasca operatif , Trauma (kepala atau seluruh tubuh)
– Karbohidrat: hipoglikemi.
Diagnosis
Kriteria Diagnostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum:
1. Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran
terhadap lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk
memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.
2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat
(biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi
selama perjalanan hari.
3. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan
bahasa)
4. disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan kondisi medis
umum ( riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
Iaboratorium )
Pemeriksaan Laboratorium Delirium
Pemeriksaan standar
a. Kimia darah (termasuk elektrolit, indeks ginjal dan hati, dan glukosa)
b. Hitung darah lengkap (CBC) dengan deferensial sel darah putih
c. Tes fungsi tiroid
d. Tes serologis untuk sifilis
e. Tes antibodi HIV (human Immunodeficiency virus)
f. Urinalisa
g. Elektrokardiogram (EKG)
h. Elektroensefalogram (EEG)
i. X ray Thoraks
j. Skrining obat dalam darah dan urin
k. Pemeriksaan lain : kultur darah, urin, dan cairan serebrospinalis,
Konsentrasi B 12, asam folat , CT scan , MRI , Pungsi lumbal
1b. DEMENSIA
• suatu gangguan mental organik yang biasanya diakibatkan oleh
proses degeneratif yang progresif dan irreversible yang mengenai
arus pikir.( penyakit penuaan)
• Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai
gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.
• Fungsi kognitif yang dipengaruhi pada demensia adalah :
– inteligensia umum, belajar dan ingatan,
– bahasa,
– pertimbangan, dan memecahkan masalah,
– orientasi, persepsi,
– perhatian, dan konsentrasi,
– kemampuan sosial, Kepribadian
Kriteria diagnostik dementia secara umum
• Kehilangan kemampuan intelektual yang sedemikian beratnya
sehingga menghalangi fungsi sosial atau pekerjaan
• Hendaya daya ingat
• Paling sedikit terdapat satu dari yang berikut :
– Hendaya kemampuan daya pikir abstrak
– Hendaya daya nilai
– Gangguan lain dari fungsi kortikal yang lebih tinggi
– Perubahan kepribadian
• Tidak ada kesadaran berkabut
• Salah satu atau keduanya dari :
– Terdapat faktor organik spesifik yang mempunyai hubungan
etiologik dengan gangguan tersebut
– Apabila tidak terbukti dan merupakan manifestasi dari gangguan
fungsi kognitif dalam berbagai aspek
Penyebab Dimentia
•Penyakit Alzheimer
•Demensia Vaskular
•Infeksi
•Gangguan nutrisional
•Gangguan metabolik
•Gangguan peradangan kronis
•Obat dan toksin (termasuk demensia alkoholik kronis)
•Massa intrakranial : tumor, massa subdural, abses otak
•Anoksia
•Trauma (cedera kepala )
•Hidrosefalus
• Dementia pada Alzheimer disease Digolongkan :
• Dementia pada Alzheimer disease dengan onset cepat ( early )
– Timbul sebelum usia 65 tahun
– Dalam kurun waktu akan memburuk dengan cepat
– Bermacam – macam Penyebab dari gangguan fungsi Kortikal yang lebih
tinggi
– Alzheimer`s disease type 2
– Presenil dementia , alzheimer`s type
– Primary degenerative dementia of the alzheimer`s type, presenile onset
• Dementia pada Alzheimer disease dengan onset lambat ( late)
– Onset timbul pada usia setelah usia 65 tahun , sering diusia 70 tahun
– Progres lambat dengan gejala utama gangguan ingatan
– Alzheimer`s dementia type 1
– Primary degenerative dementia of the Alzheimer`s type, senile onset
– Senile dementia ,type Alzheimers
• Dementia pada Alzheimer disease atypikal atau tipe campuran
– A typical dementia, Alzheimer`s type
• Dementia pada Alzheimer disease tidak spesifik
Kriteria Diagnostik untuk
DEMENSIA TIPE ALZHEIMER
Dimensia pada Alzheimer disease
•Manifestasi Perkembangan defisit kognitif multipel :
– Gangguan daya ingat:
•gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru
•Gangguan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari
sebelumnya
–Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :
•Afasia (gangguan bahasa)
•Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
motorik)
•Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentitikasi
benda)
•Gangguan fungsi eksekutif (merencanakan,mengorganisasi,
mengurutkan, abstrak)
–Defisit kognitif yang menyebabkan gangguan yang bermakna
dalam fungsi sosial atau pekerjaan (menunjukkan suatu penurunan
bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya).
–Defisit tidak terjadi semata-mata hanya selama perjalanan suatu
delirium dan menetap melebihi lama yang lazim ( intoksikasi atau
putus zat).
–Terdapat bukti riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, laboratorium
bahwa defisit secara etiologis berhubungan dengan efek menetap
dari pemakaian zat (misalnya suatu obat yang disalahgunakan).

•Dementia pada Alzheimer disease : Adalah suatu penyakit


degeneratif otak primer ,dengan etiologi yang diketahui
(neuropathological dan neurokimia ) biasanya onset perlahan dan
berkembang perlahan tetapi akan menetap dalam beberapa tahun
Kriteria Diagnostik untuk DEMENTIA VASCULAR
• Merupakan hasil dari infark diotak akibat ganggun pada
pembuluh darah , termasuk hipertensive cerebrovascular
disease.
• Infark biasanya kecil tetapi sering menimbulkan efek yang luas
• Onset timbul dikemudian hari
• termasuk: Arteriosclerotic dementia
• Digolongkan :
– Vascur dementia of acute onset
– Multi infarct dementia
– Subcortical vascular dementia
– Mixed cortical and subcortical vascular dementia
– Vascular dementia lain
– Vascular dementia tidak spesifik
Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh
baik,
• Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari
informasi baru dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari
sebelumnya)
– Afasia (gangguan bahasa)
– Apraksia (gangguan untuk mengenali atau melakukan aktivitas
motorik ataupun fungsi motorik adalah utuh)
– Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi
benda walaupun fungsi sensorik adalah utuh)
– Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan,
mengorganisasi, mengurut kan, dan abstrak)
• Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :
• Defisit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masing
menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan bermakna dan
tingkat fungsi sebelumnya.
• Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya, peninggian refleks
tendon dalam, respon ekstensor plantar, palsi pseudo bulbar,
kelainan gaya berjalan, kelemahan pada satu ekstremitas) atau
• tanda-tanda laboratorium adalah indikatif untuk penyakit
serebrovaskular (misalnya, infark multipel yang mengenai korteks
dan substansia putih di bawahnya) yang berhubungan secara
etiologi dengan gangguan.
• Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium
DEMENTIA PADA PENYAKIT LAIN DIKLASIFIKASIKAN DI TEMPAT LAIN
• Suatu kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan, penyebab lain selain penyakit
Alzheimer atau penyakit serebrovaskular.m
• On set mungkin di setiap saat dalam hidup, jarang pada usia tua
• Contoh :
• Dementia pada Picks disease
– Suatu progresif dementia , timbul pada usia pertengahan , karakteristik timbul dini
secara perlahan terjadi perubahan karakteristik dan social deterioration , diikuti
kemunduran kecerdasan , menurunnya daya ingat, dan gangguan bahasa , apatis,
euphoria , occasionally, phenomena ekstra piramidal
• Dementia pada huntington disease
– Dementia akibat degenerasi otak gangguan pada gen autosom dominan
– Gejala timbul pada usia 30-40 tahunan , Progresif lambat menyebabkan kematian
biasanya dalam waktu 10 sampai 15 tahun,
– Dementia pada chorea Huntington
• Dementia pada Parkinson disease
– Timbulnya dementia karena parkinson disease, Tidak terbukti adanya gambaran
khusus
– Contoh : dementia pada paralyses agitans , parkinsonism
Pemeriksaan lengkap Dementia :
• Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan neorologis lengkap
• Tanda vital
• Mini – mental state examination  ( MMSE )
• Pemeriksaan medikasi dan kadar obat
• Skrining darah dan urin untuk alkohol
• Pemeriksaan fisiologis
• Sinar-X dada
• Elektrokardiogram (EKG)
• Pemeriksaan neurologis
• CT atau MRI kepala
• Pungsi lumbal
• EEG
• Tes neuropsikologis
2a. GANGGUAN AMNESTIK
• ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu gangguan daya ingat
yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan.
• Diagnosis gangguan amnestik tidak dapat dibuat jika mempunyai
tanda lain dari gangguan kognitif, seperti yang terlihat pada
demensia, atau jika mempunyai gangguan perhatian (attention) atau
kesadaran, seperti yang terlihat pada delirium
• Sebuah sindrom penurunan memori baru dan lama ,dengan
penurunan kemampuan untuk mempelajari materi baru dan
disorientasi pada waktunya.
Ditandai dengan gangguan bicara , tetapi persepsi dan fungsi
kognitif lainnya, termasuk Intelek biasanya utuh.
Prognosis bergantung pada jalannya lesi yang mendasari
Penyebab
1. Kondisi medis sistemik
a. Defisiensi tiamin (Sindroma Korsakoff) ,
b. Hipoglikemia
2. Kondisi otak primer
Kejang , Trauma kepala (tertutup dan tembus), Tumor serebro
vaskular (terutama thalamik dan lobus temporalis), Prosedur
bedah pada otak, Ensefalitis karena herpes simpleks, Hipoksia
(terutama usaha pencekikan yang tidak mematikan dan keracunan
CO ), Amnesia global transien , Terapi elektro konvulsif, Sklerosis
multipel
3. Penyebab berhubungan dengan zat
a. Gangguan pengguanan alkohol
b. Neurotoksin
c. Benzodiazepin (dan sedatif- hipnotik lain)
d. Banyak preparat yang dijual bebas.
Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Amnestik
Karena Kondisi Medis Umum.
• Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan oleh
gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau ketidak
mampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya(daya
ingat jangka panjang )
• Ganguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dan tingkat fungsi sebelumnya­.
• Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu
delirium atau suatu demensia.
• Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari kondisi
medis umum (termasuk trauma fisik)
• disebut:
– Transien : jika gangguan daya ingat berlangsung selama 1 bulan / kurang
– Kronis   :   jika gangguan daya ingat berlangsung lebih dari 1 bulan.
2b. HALUSINASI ORGANIK
• Baru menggunakan halusinogenika ( LSD ; asam lisergik dietilamin ,
DMT ; Dimetil triptamin , zat yang berkaitan dengan katekolamin ;
meskalin )
• Perubahan persepsi timbul dalam keadaan sadar dan siaga penuh ,
misal ; depersonalisasi , derealisasi, ilusi, halusinasi, sinestesia,
( melihat warna bila mendengar suara keras) ,
• Paling sedikit terdapat 2 dari pemeriksaan fisik berikut : dilatasi
pupil, takikardia,berkeringat,palpitasi,pandangan kabur,tremor,
gangguan koordinasi
• Efek tingkah laku mal adaptif, misal kecemasan atau depresi hebat,
gagasan mirip waham , takut menjadi gila, ide paranoid, gangguan
daya nilai, halangan dalam fungsi sosial
• Tidak disebabkan oleh gangguan fisik atau mental lainnya
3a. SINDROM WAHAM ORGANIK
• Gambaran klinis yang paling menonjol adalah waham
• Tidak ada kesadaran yang berkabut
• Tidak ada kehilangan kemampuan intelektual yang
bermakna
• Terdapat faktor organik spesifik yang berhubungan
dengan etiologik gangguan tersebut ,
• terbukti dari riwayat penyakit , pemeriksaan fisik atau
laboratorium

3b. SINDROM AFEKTIF ORGANIK
Afek / mood merupakan bagian yang paling menonjol pada penyakit
tersebut dan secara relatif persisten
• Terdapat paling sedikit 3 gejala berikut yang menetap dan cukup
berarti
– Peningkatan aktifi / ketidak tenangan fisik
– Lebih banyak berbicara dari lazimnya ( berbicara terus menerus)
– Flight of ideas ( banyak gagasan / penghayatab subyektif dalam
pikirannya yang berlomba keluar
– Rasa harga diri melambung
– Berkurang kebutuhan tidur
– Mudah beralih perhatian pada stimulus dari luar yang tidak berarti
– Keterlibatan berlebih dalam aktifitas yang mengandung resiko
tinggi dengan akibat yang tidak diperhitungkan/berakibat
merugikan
4. Sindrom Kepribadian Organik
• Bila ciri-ciri kepribadian seseorang tidak fleksibel dan sulit untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya
• Mengakibatkan hendaya didalam fungsi sosial atau pekerjaannya
• Menimbulkan penderitaan subyektif bagi dirinya
• Manifestasi biasanya sudah tampak pada saat remaja atau usia
dini dan berkelanjutan pada usia dewasa
• Sering kali ciri-ciri karakteristik beberapa gangguan kepribadian
dapat terlihat dalam suatu episode gangguan mental lain , misal
depresi berat pada gangguan kepribadian dependen , paranoid
atau skizotipal .
• Contoh ; gangguan kepribadian skizoid ; menghindar ,tingkah
laku, kepribadian antisosial, menentang pada remaja
5a. INTOKSIKASI
• Gambaran klinis yang disebabkan oleh zat eksogen yang tidak
sesuai dengan salah satu dari Sindrom Otak Organik spesifik
• Gambaran klinik spesifik bergantung dari zat yang digunakan ,
paling sering mencakup :
– Gangguan persepsi, keadaan jaga ( wake fullness), perhatian
,proses berpikir, daya nilai, pengendalian emosi , perilaku
motorik
– Terdapat tingkah laku mal adaptif
• Komplikasi yang berlebihan dapat menimbulkan koma dan
kematian. Zat yang bersifat simultan dapat menimbulkan kejang
• Contoh Intoksikasi Amfetamin .Intoksikasi methil alkohol
Kriteria diagnostik Intoksikasi
• Timbulnya sindrom zat spesifik yang terjadi segera
sesudah memakai zat dan terdapatnya zat tersebut
didalam tubuh.

• Terdapat perilaku mal adaptif dalam keadaan jaga


( waking state) akibat pengaruh zat tersebut pada SSP ,
misal : handaya daya nilai , sikap perusuh .

• Gambaran klinis tidak sesuai dengan Sindrom Otak


Organik Spesifik , seperti delirium , sindrom waham
organik, halusinosis organik atau sindrom afektif organik
5b. SINDROM PUTUS ZAT
Kriteria diagnostik :
• Timbulnya suatu sindrom zat spesifik yang terjadi
sesudah penghentian atau pengurangan pemakaian
zat yang sebelumnya digunakan secara teratur oleh
individu untuk mencapai suatu keadaan intoksikasi

• Gambaran kliniknya tidak sesuai dengan Sindrom Otak


Organik spesifik seperti delirium , sindrom waham
organik, halusinosis organik atau sindrom afektif
organik
6. SINDROM OTAK ORGANIK TIDAK KHAS ATAU
CAMPURAN
• Merupakan kategori sisa untuk sindrom – sindrom yang
tidak memenuhi kriteria daripelbagai jenis Sindrom Otak
Organik
• Gangguan itu terjadi dalam keadaan jaga ( waking state )
dan tidak memenuhi kriteria dari salah satu Sindrom Otak
Organik yang telah diuraikan sebelumnya .
• Terdapat faktor organik spesifik yang dinilai mempunyai
kaitan etiologik dengan gangguan tersebut , yang terbukti
dari riwayat penyakit , pemeriksaan fisik atau laboratorium.
VASCULAR DEMENTIA
• Hasil infark diotak akibat penyakit pembuluh darah , termasuk
hipertensif cerebrovascular disease ,
• Infark biasanya kecil namun dampaknya kumulatif , onset seri ng
lambat
• Vascular dementia onset acut
• Multi infark dementia
• Subcortical vascular dementia
• Mixed cortical dan subcortical vascular dementia
• Vascular dementia lain
• Vascular dementia yang tak ditentukan ( unspecified)
DEMENTIA IN OTHER DISEASES CLASSIFIED ELSEWHERE
• kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan, penyebab lain
selain penyakit Alzheimers atau penyakit serebrovaskular. onset
mungkin di setiap saat dalam hidup, meskipun jarang pada usia
tua
• Digolongkan dalam :
– Dementia pada Picks disease
– Dimentia Creutzfieldt-Jacob disease
– Dementia pada Huntington disease
– Dementia pada Parkinson disease
– Dimentia pada HIV disease
– Dimentia pada penyakit lain yang bukan klasifikasi diatas
DEMENSIA YANG TIDAK SPESIFIK
• Demensia yang timbul pada usia Prasenile
– Dementia
– Psikosis
– Demensia degeneratif primer
• Demensia yang timbul pada usia Senile
– Demensia
– Psikosis
GANCGUAN MENTAL ORGANIK  LAIN
• Epilepsi
• Kejang umum
• Absences (Petit Mal)
EPILEPSI
• Definisi : Suatu kejang (seizure) adalah suatu gangguan
patologis paroksismal sementara dalam fungsi cerebral yang
disebabkan oleh pelepasan neuron yang spontan dan luas
• Pasien dikatakan menderita epilepsi jika mereka mempunyai
keadaan kronis yang ditandai dengan kejang yang rekuren.

• Dua kategori utama suatu sistem klasifikasi untuk kejang


adalah parsial dan umum (generalized).
– Kejang parsial melibatkan aktivitas epileptiformis di
daerah otak setempat;
– kejang umum melibatkan keseluruhan otak.
KEJANG UMUM
• Kejang tonik klonik umum mempunyai gejala klasik :
– hilangnya kesadaran,
– gerakan tonik klonik umum pada tungkai,
– menggigit lidah, dan
– inkotinensia.
• Walaupun diagnosis peristiwa kilat dari kejang adalah relatif
langsung, keadaan pascaiktal yang ditandai oleh pemulihan
kesadaran dan kognisi yang lambat dan bertahap kadang-kadang
memberikan suatu dilema diagnostik bagi dokter psiktatrik di
ruang gawat darurat.
• Periode pemulihan dan kejang tonik klonik umum terentang dari
beberapa menit sampai berjam-jam.
• Gambaran klinis delirium yang menghilang secara bertahap.
Masalah psikiatrik yang paling sering berhubungan dengan kejang umum
adalah :
–gangguan neurologis kronis
–efek kognitif atau perilaku
–obat antiepileptik.
Kejang parsial diklasifikasikan sebagai :
–sederhana (tanpa perubahan kesadaran) atau
–kompleks (dengan perubahan kesadaran)
Sedikit lebih banyak dari setengah semua pasien dengan kelainan parsial
mengalami kejang parsial kompleks;
istilah lain yang digunakan untuk kejang parsial kompleks adalah epilepsi
lobus temporalis, kejang psikomotor, dan epilepsi limbik tetapi istilah
tersebut bukan merupakan penjelasan situasi klinis yang akurat. Epilepsi
parsial kompleks adalah bentuk epilepsi pada orang dewasa yang paling
sering mengenai 3 dan 1.000 orang.
ABSENCES (Petit Mal)
• Suatu tipe kejang umum yang sulit didiagnosis
• Sifat epileptik dari episode mungkin berjalan tanpa diketahui, karena manifestasi
motorik atau sensorik karakteristik dari epilepsi tidak ada atau sangat ringan.
• Epilepsi petit mal biasanya mulai pada masa anak-anak antara usia 5 dan 7 tahun
dan menghilang pada pubertas.
• Karakteristik epilepsi petit mal adalah kehilangan kesadaran singkat,dimana
pasien tiba-tiba kehilangan kontak dengan lingkungan, tetapi pasien tidak
mengalami kehilangan kesadaran atau gerakan kejang yang sesungguhnya
selama episode.
• Elektroensefalogerafi ( EEG)  menghasilkan pola karakteristik aktivitas paku dan
gelombang (spike and wave) tiga kali perdetik
• Pada keadaan yang jarang, epilepsi petitmal dengan onset dewasa dapat ditandai
oleh episode psikotik atau delirium yang tiba-tiba dan rekuren yang tampak dan
menghilang secara tiba-tiba
• Gejala dapat disertai dengan riwayat terjatuh atau pingsan.
GEJALA PRAIKTAL
• Peristiwa praiktal (aura) pada epilepsi parsial kompleks adalah
termasuk :
– sensasi otonomik (sebagai contohnya rasa penuh di perut,
kemerahan, dan perubahan pada pernafasan),
– sensasi kognitif(sebagai contohnya, deja vu, jamais vu, pikiran
dipaksakan, dan keadaan seperti mimpi).
– keadaan afektif (sebagai contohnya, rasa takut, panik, depresi,
dan elasi) dan secara klasik.
– automatisme (sebagai contohnya, mengecapkan bibir,
menggosok, dan mengayah)
GEJALA IKTAL
• Perilaku yang tidak terinhibisi, terdisorganisasi, dan singkat
menandai serangan iktal.
• jarang sesorang menunjukkan perilaku kekerasan yang terarah dan
tersusun selama episode epileptik
• Gejala kognitif termasuk amnesia untuk waktu selama kejang dan
suatu periode delirium yang menghilang setelah kejang.
• Pada pasien dengan epilepsi parsial kompleks, suatu fokus kejang
dapat ditemukan pada pemeriksaan EEG pada 25 sampai 50 % dari
semua pasien.
• Penggunaan elektroda sfenoid atau temporalis anterior dan EEG
pada saat tidak tidur dapat meningkatkan kemungkinan
ditemukannya kelainan EEG.
GEJALA INTERIKTAL
• Gangguan kepribadian Kelainan psikiatrik yang paling sering
dilaporkan pada pasien epileptik adalah gangguan kepribadian, dan
biasanya kemungkinan terjadi pada pasien dengan epilepsi dengan
asal lobus temporalis.
• Ciri yang paling sering adalah perubahan perilaku seksual, suatu
kualitas yang biasanya disebut viskositas kepribadian, religiositas, dan
pengalaman emosi yang melambung.
• Sindroma dalam bentuk komplitnya relatif jarang, bahkan pada
mereka dengan kejang parsial kompleks dengan asal lobus temporalis.
• Banyak pasien tidak mengalami perubahan kepribadian, yang lainnya
mengalami berbagai gangguan yang jelas berbeda dari sindroma
klasik.
GEJALA PSIKOTIK
• Keadaan psikotik interiktal lebih sering dari psikosis iktal.
• Episode interpsikotik mirip dengan skizofrenia
• dapat terjadi pada pasien dengan epilepsi, khususnya yang berasal dan lobus
temporalis , Diperkirakan 10 sampal 30 persen dari semua pasien dengan
epilepsi partial kompleks mempunyai gejala psikotik
• Faktor risiko untuk gejala tersebut adalah :
– jenis kelamin wanita
– onset kejang selama pubertas,
– dan lesi di sisi kiri ( kidal ) .
• Onset gelala psikotik pada epilepsi adalah bervariasi.
• Biasanya, gejala psikotik tampak pada pasien yang telah menderita epilepsi
untuk jangka waktu yang lama,
• onset gejala psikotik di dahului oleh perkembangan perubahan kepribadian
yang berhubungan dengan aktivitas otak epileptik
• gejala psikosis yang paling karakteristik adalah halusinasi dan waham
paranoid.biasanya pasien tetap hangat dan sesuai pada afeknya, berbeda
dengan kelainan yang sering ditemukan pada pasien skizofrenik
• Gejala gangguan pikiran pada pasien epilepsi psikotik paling sering
merupakan gejala yang melibatkan konseptualisasi dan
sirkumstansialitas,
• ketimbang gejala skizofrenik klasik berupa penghambatan (blocking) dan
kekenduran (looseness), kekerasan.
• kekerasan episodik merupakan masalah pada beberapa pasien dengan
epilepsi khususnya epilepsi lobus temporalis dan frontalis.
• Apakah kekerasan merupakan manifestasi dan kejang itu sendiri atau
merupakan psikopatologi interiktal adalah tidak pasti.
• Sampai sekarang ini, sebagian besar data menunjukkan sangat jarangnya
kekerasan sebagai suatu fenomena iktal.
• Hanya pada kasus yang jarang suatu kekerasan pasien epileptik dapat
disebabkan oleh kejang itu sendiri.
GEJALA GANGGUAN PERASAAN.
• Gejala gangguan perasaan, seperti depresi dan mania, terlihat
lebih jarang pada epilepsi dibandingkan gejala mirip
skizofrenia.
• Gejala gangguan mood yang terjadi cenderung bersifat
episodik dan terjadi paling sering jika fokus epileptik
mengenai lobus temporalis dan hemisfer serebral non
dominan.
• gejala gangguan perasaan pada epilepsi diperlihatkan oleh
meningkatnya insidensi usaha bunuh diri pada orang dengan
epilepsi.
SKIZOFRENIA
A.PENGERTIAN SKIZOFRENIA
• Skizofrenia : gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang
mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal
kognitif, emosional dan tingkah laku
• gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan
afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan
antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan
yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
• Gangguan Skizofenik : sekelompok gangguan jiwa berat yang
umumnya ditandai oleh distorsi proses pikir dan persepsi yang
mendasar, alam perasaan yang menjadi tumpul dan tidak serasi,
tetapi kesadarannya tetap jernih dan kemampuan intelektual
biasanya dapat dipertahankan.
• gangguan proses pikir : Menonjol ke hal-hal yang kecil dan tidak
relevan
• halusinasi : Pendengaran
• suasana perasaan : dangkal, berubah-ubah, tak serasi
• Ambivalensi dan gangguan kemauan
• Gejala skizofrenia meliputi gejala positif dan negatip
– GEJALA POSITIF (Positive Symptom): berupa peningkatan atau
distorsi fungsi normal seperti : waham, halusinasi,
inkoherensi ,peningkatan pembicaraan, asosiasi longgar ,
Perilaku yang sangat kacau
– dan katatonia
– GEJALA NEGATIF : pengurangan atau kehilangan fungsi norma
seperti : ekspresi efektif tumpul atau datar, kemiskinan
pembiacaraan atau pikiran, anhedonia, kurang motivasi,
penarikan diri.
B. Epidemiologi
• Prevalensi 1 %
• Puncak onset : pria 15-25 th
wanita 25 – 35 th
• Gejala negatif : pria > wanita
• Fungsi sosial memburuk : pria > wanita
• Lebih sering lahir pada musim dingin dan awal semi
• 50 % pernah mencoba bunuh diri, dan 10 % meninggal
• Lebih banyak pada sosial ekonomi lemah, dan
penduduk perkotaan.
KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA
( F20 )
A. Paling sedikit terdapat satu gejala yang amat jelas dari kelompok (1) atau
dua gejala kelompok (1) yang kurang jelas atau dua gejala yang jelas dari
kelompok (2)
1. Paling sedikit satu gejala yang amat jelas atau dua gejala yang kurang
jelas.
2. PIKIRAN ANEH ( Pikiran bergema , sisipan pikiran , pikiran dapat
disedot, atau pikiran dapat disiarkan )
3. WAHAM ANEH (waham dikendalikan , waham dipengaruhi, waham
tak berdaya, waham persepsi )
4. HALUSINASI AUDITORIK ( suara mengomentari terus menerus ; suara-
suara berdiskusi; suara salah satu bagian tubuhnya
5. WAHAM TAK MUNGKIN ( waham yang menurut budaya tidak wajar dan
tak mungkin )
2. PALING SEDIKIT DUA GEJALA BERIKUT :
1. HALUSINASI MENETAP
» Setiap hari selama 1 bulan atau lebih ; atau
» Disertai waham mengambang tanpa kandungan afektif yang jelas ; atau
» Disertai ide berlebihan dan menetap
2. INKOHERENSI / PEMBICARAAN TAK RELEVAN
» akibat NEOLOGISME ; arus pikiran terputus/tersisipi
3. KATATONIA SCHIZOPHRENIA
» gaduh; gelisah; mematung;fleksibilitas serba; negativisme ; mutisme; stupor
1. GEJALA NEGATIF
» sangat apatis; miskin pembicaraan; ekspresi emosi tumpul/ tak serasi

• Gejala berlangsung terus menerus paling sedikit satu bulan


• Bila memenuhi kriteria episode manik atau depresif, maka gejala psikotik ( A )
harus mendahuluinya
• Tidak disebabkan oleh penyakit otak atau intoksinasi atau lepas zat.
JENIS SKIZOFRENIA
• Paranoid Skizofrenia
• Skizofrenia Tidak Teratur/ un differentiated
schizophrenia
• Katatonia Skizofrenia
• Dibedakan Skizofrenia / diferential Sz
• Sisa Skizofrenia/ Residual schizophrenia
• SKIZOFRENIA PARANOID
• Jenis skizofrenia dimana penderitanya mengalami bayangan
dan khayalan tentang penganiayaan dan kontrol dari orang
lain dan juga kesombongan yang berdasarkan kepercayaan
bahwa penderitanya itu lebih mampu dan lebih hebat dari
orang lain

• Waham atau halusinasi harus menonjol


– Waham kejar
– Waham besar
– Waham memburu
– Halusinasi yang berisi kejaran atau kebesaran
• Ekspresi afektif tumpul / tak serasi, gejala katatonik, atau
inkoherensi tidak menonjol
• SKIZOFRENIA HEBREFRENIK
• Skizofrenia Tidak Teratur/ kacau/ disorganized
• Jenis skizofrenia yang sifatnya ditandai terutama oleh gangguan
dan kelainan di pikiran. Seseorang yang menderita skizofrenia
sering menunjukkan tanda tanda emosi dan eksspressi yang tidak
sesuai untuk keadaannya. Halusinasi dan khayalan adalah gejala
yang sering dialami untuk orang yang mederita skizofrenia jenis ini
• Harus terdapat ekspresi afektif tumpul/ afek datar atau tidak serasi
, ketolol – tololan ( silly), giggling( tertawa kekanakan), senyum
yang hanya dihayati sendiri
• Harus terdapat salah satu dari :
– Perilaku tak bertujuan
– Inkoherensi atau pembicaraan tak menentu
• Waham atau halusinasi tidak menonjol
• SKIZOFRENIA KATATONIK
• Jenis skizofrenia yang ditandai dengan berbagai gangguan
motorik, termasuk kegembiraan ekstrim dan pingsan.
• orang yang menderita bentuk skizofrenia ini akan
menampilkan gejala negatif: postur katatonik dan fleksibilitas
seperti lilin yang bisa di pertahankan dalam kurun waktu yang
panjang
Selama dua minggu atau lebih terdapat gejala yang menonjol
dari :
• Stupor atau mutisme katatonik
• Gaduh gelisah
• Mematung (katatonik)
• Negativisme katatonik
• Rigiditas katatonik / kekakuan
• SKIZOFRENIA TAK TERINCI/
UNDIFERENTIATED
•Skizofrenia akan di diagnosis ketika setidaknya epsiode
dari salah satu dari empat jenis skizofrenia yang lainnya
telah terjadi. Tetapi skizofrenia ini tidak mempunyai satu
gejala positif yang menonjol
•Tidak memenuhi salah satu kriteria atau memenuhi lebih
dari satu kriteria subtipe skizofrenia
•Gejala psikotik jelas yang tidak dapat diklasifikasikan
dalam salah satu kategori sebelumnya
•Gambaran klinis : waham terlihat jelas , halusinasi ,
inkoherensi, tingkah laku kacau
• SKIZOFRENIA RESIDUAL
A. Skizofrenia sisa akan di diagnosis ketika setidaknya epsiode dari salah
satu dari empat jenis skizofrenia yang lainnya telah terjadi. Tetapi
skizofrenia ini tidak mempunyai satu gejala positif yang menonjol
B. Saat ini tidak memenuhi kriteria skizofrenia
C. Paling sedikit terdapat empat gejala negatif berikut ini untuk waktu 12
bulan atau lebih
(1) Perlambatan Psikomotor
(2) Ekspresi Afektif Tumpul
(3) Pasif dan inisiatif kurang
(4) Kemiskinan kuantitas dan isi pembicaraan
(5) Miskin komunikasi nonverbal
(6) Perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk
• DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA
A. Pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam
12 bulan terakhir
B. Salah satu dari gejala psikotik kelompok (2)
dari skizofrenia harus tetap ada
C. Memenuhi kriteria episode depresif yang
menonjol paling sedikit dua minggu
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia
antara lain
1. ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin,
jarang tersenyum, acuh tak acuh.
2. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan
terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar
(sirkumstantial).
3. Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan,
mempertahankan, atau memindahkan atensi.
4. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara
sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan
jelas, mengganggu dan tak disiplin.
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa
dibagi menjadi dua kelas:
1. Gejala-gejala Positif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-
gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang
dapat diamati oleh orang lain.
2. Gejala-gejala Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan
kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk
kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada
wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak
dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya
kemampuan bicara (alogia).
FAKTOR PREDISPOSISI SKIZOFRENIA
• Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang
merupakan,gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan
berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh.
• Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu
bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu
menyendiri.
• Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan
diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran
magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra
yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang
samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik
yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
faktor lain yang berperan untuk munculnya
gejala skizofrenia,

• misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik.


Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita
skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat
sehingga tak mampu mengatasi.
• Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja,
halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat
menimbulkan gejala-gejala psikosis.
GANGGUAN AFEKTIF ( MOOD DISORDERS )
• Episode Manik
• Hipomania
• Mania tanpa psikotik symptoms
• Mania dengan psikotik symptoms
– Mania dengan symptom psikotik
– Episode manik lain
– Episode un spesifik
• Bipolar afektif disorder
• Episode depresif
PSIKOSOSIAL
• Terapi perilaku , Famili terapi , Grup terapi , Psikoterapi individual
• Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun
keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap
terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol
yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan
terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah
perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan
perawatan terapi psikologis.
• Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh
penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta
memotivasi penderita untuk sembuh.
Mental Breakdown
• Dalam dunia yang serba cepat, gangguan saraf adalah masalah yang
sangat umum yang dihadapi oleh orang di seluruh dunia. Mental
Breakdown adalah istilah non medis yang digunakan oleh masyarakat
umum. Ini menandakan serangan akut penyakit mental yang ditandai oleh
depresi atau kecemasan.

• Nervous Breakdown juga disebut sebagai gangguan mental. Ada banyak


penyebab yang berkontribusi pada masalah gangguan saraf. Tapi isolasi
sosial dianggap sebagai salah satu penyebab utama gangguan saraf.
Mungkin ada beberapa alasan di balik isolasi sosial. Ini tidak masalah,
karena kerusakan yang disebabkan oleh faktor ini dapat diperbaiki.
Gejala Nervous Breakdown
1. Secara fisik - Sebuah otak dengan stress yang berlebihan
merupakan indikator pertama dari gangguan saraf. Perasaan lesu,
sakit terus-menerus dan nyeri, gatal dan radang kulit, turunnya daya
tahan tubuh juga merupakan tanda-tanda breakdown. Berulang kali
muntah dan masalah lambung seperti kram perut, ulkus kolitis
gastrointestinal dan diare selama periode yang lama mungkin
merupakan indikasi dari gangguan saraf.

2. Gangguan Perilaku - Menampilkan perilaku antisosial yang


berlebihan seperti perjudian, pengrusakan dan dunia alkohol.
Dalam kasus ekstrim mungkin seseorang terang-terangan
menggunaan obat yang cukup jelas merusak saraf
3. Amnesia - Terus-menerus melupakan janji dan jadwal, daya ingatnya
jangka pendek, kebingungan urutan atas terjadinya peristiwa masa lalu,
semua itu menggambarkan amnesia, yang jika tidak diobati dapat
menyebabkan frustrasi. Frustrasi kemudian dapat mengambil kontrol
penderita yang mengarah ke kemarahan dan ledakan.
4. Delirium - Individu dapat menunjukkan tanda-tanda delirium dan
menunjukkan halusinasi dan delusi. Halusinasi dan delusi bermakna
mencicipi, mencium, melihat, merasakan dan mendengar hal-hal yang
tidak ada dalam realitas. Mereka juga akan menampilkan narsisme yang
merupakan keadaan ekstrim adorasi diri dan kesombongan.
• Orang-orang yang berada pada ambang gangguan saraf memiliki mimpi
buruk dan menjadi terobsesi dengan teror. Serangan panik, kehilangan
harga diri, tidur sambil berjalan, dan pola pikir tidak sehat jgua
merupakan gejala kerusakan saraf. Orang-orang seperti itu juga bisa
mengancam untuk menyakiti dan menghancurkan orang lain, atau
menyakiti diri sendiri dengan melakukan bunuh diri.
X. PROGNOSIS
A. PROGNOSIS KEARAH BAIK
(1) Onset akut dengan faktor pencetus yang jelas
(2) Riwayat hubungan sosial & pekerjaan yang baik
( premorbid )
(3) Adanya gejala afektif ( depresi )
(4) Subtipe paranoid
(5) Subtipe katatonik
(6) Sudah menikah
(7) Banyak symptoms positif
(8) Kebingungan
(9) Tension, Cemas hostilitas
B. PROGNOSIS KEARAH BURUK
(1) Onset perlahan-lahan dengan faktor pencetus tidak jelas
(2) Riwayat hubungan sosial dan pekerjaan buruk
( premorbid )
(3) Menarik diri , tingka laku yang artistik
(4) Tipe Hebepink dan tipe tak tergolongkan
(5) Belum menikah
(6) Riwayat skizofrenia dalam keluarga
(7) Adanya gejala neurologik
(8) Banyak symptom negatif
(9) Tidak ada gejala afektif atau hostilitas yang jelas
LANJUT KULIAH MENDATANG

Anda mungkin juga menyukai