Anda di halaman 1dari 162

Pemicu 2 Saraf

Johan
Gangguan jiwa
Sindrom atau perilaku tertentu atau kondisi
psikologis seseorang yang secara klinis cukup
bermakna, dan secara khusus berkaitan
dengan distress (gejala penderitaan) dan
disability (keterbatasan kemampuan normal
pada aktivitas normal pada tingkat personal

PPDGJ III
Daftar kategori diagnosis
F00-F09 Gangguan mental organik termasuk gangguan mental simtomatik
F10-F19 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
F20-F29 Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham
F30-F39 Gangguan suasana perasaan
F40-F48 Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yang
berkaitan dengan stres
F50-F59 Sindrom perilaku yang berhubungan dgn gangguan fisiologis dan faktor
fisik
F60-F69 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
F70-F79 Retardasi mental
F80-F89 Gangguan perkembangan psikologis
F90-F98 Gangguan perilaku dan emosional dgn onset biasanya pada masa kanak
dan remaja
F99 Gangguan jiwa YTT
F2: Skizofrenia, gangguan skizotipal dan
gangguan waham
• F20: Skizofrenia
• F21: Gangguan skizotipal
• F22: Gangguan waham menetap
• F23: Gangguan psikotik akut dan sementara
• F24: Gangguan waham terinduksi
• F25: Gangguan skizoafektif
• F28: Gangguan psikotik nonorganik lainnya
• F29: Psikosis nonorganik YTT
Pola Perjalanan Penyakit
Karakter kelima dapat digunakan untuk
mengklasifikasi perjalanan penyakit:
.x0 Berkelanjutan
.x1 Episodik dengan kemunduran progresif
.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
.x3 Episodik berulang
.x4 Remisi tak sempurna
.x5 Remisi sempurna
.x8 Lainnya
.x9 Periode pengamatan kurang dari satu
tahun
Aksis
• Axis I: sindrom klinis
Inilah yang biasanya kita anggap sebagai diagnosis (misalnya, depresi,
skizofrenia, fobia sosial)

• Axis II: Gangguan Perkembangan & Gangguan Kepribadian


Perkembangan gangguan termasuk autisme dan keterbelakangan mental,
gangguan yang biasanya pertama kali terlihat pada anak usia
Gangguan Kepribadian adalah sindrom klinis yang memiliki gejala
berlangsung lebih lama dan mencakup cara individu berinteraksi dengan
dunia. Mereka termasuk Paranoid, antisosial, dan Gangguan Kepribadian
Borderline.

• Axis III: Kondisi Fisik yang berperan dalam pengembangan, kelanjutan,


atau eksaserbasi Axis I dan II
Kondisi fisik seperti cedera otak atau HIV / AIDS yang dapat
mengakibatkan gejala penyakit mental yang disertakan di sini.
• Axis IV: Keparahan Stressors Psikososial
Peristiwa dalam kehidupan orang, seperti kematian orang
yang dicintai, putus cinta, memulai pekerjaan baru,
perguruan tinggi, pengangguran, dan bahkan perkawinan
dapat berdampak pada gangguan terdaftar di Axis I dan II.
kejadian ini keduanya terdaftar dan dinilai untuk sumbu ini

• Axis V: Tingkat Tertinggi Berfungsi


Pada sumbu akhir, tingkat klinisi tingkat seseorang yang
berfungsi baik pada saat ini dan tingkat tertinggi dalam
tahun sebelumnya. Ini membantu dokter memahami
bagaimana empat di atas sumbu adalah mempengaruhi
orang dan apa jenis perubahan yang bisa diharapkan
Axis III: Kondisi medis umum
(ICD-9-CM)

• Penyakit infeksi dan parasit (001-139)


• Neoplasma (140-239)
• Penyakit endokrin, nutrisional, dan metabolik
dan gangguan imunitas (240-279)
• Penyakit pada darah dan organ pembentuk
darah (280-289)
• Penyakit pada sistem saraf dan organ indera
(320-389)
• Penyakit pada sistem sirkulasi (390-459)
• Penyakit pada sistem pernafasan (460-519)
• Penyakit pada sistem pencenaan (520-579)
• Penyakit pada sistem genitourinarius (580-629)
• Penyakit kehamilan, persalinan, dan nifas
(630-676)
• Penyakit pda kulit dan jaringan subkutan
(680-629)
• Penyakit pada sistem muskuloskeletal dan
jaringan ikat (710-739)
• Anomali kongenital (740-759)
• Kondisi tertentu yang berasal dari periode
perinatal (760-779)
• Gejala, tanda, dan kondisi yang tidak jela
(780-799)
• Cedera dan keracunan (800-999)
Gangguan Psikotik
DEFINISI
• Psikosis adalah hilangnya kontak dengan
realitas, biasanya termasuk keyakinan yang
salah tentang apa yang sedang terjadi atau
melihat atau mendengar hal-hal yang tidak
ada
Gangguan Psikotik
Pada kondisi psikotik, proses berfikir dapat berubah
menjadi aneh (distorsi), yang terkait dengan terjadinya
gangguan pada:
 bentuk pikiran
 gangguan pada arus pikiran
 gangguan pada isi pikiran
Jenis Gangguan Psikotik
• Skizofrenia
perubahan dalam perilaku dan gejala lain - seperti delusi
dan halusinasi – berlangsung > 6 bulan(kriteria DSM
IV),>1 bulan (PPDGJ III), dengan penurunan dalam
pekerjaan, sekolah dan fungsi sosial
• Schizoafektif
memiliki gejala dari skizofrenia dan gangguan mood,
seperti depresi atau gangguan bipolar
• Schizophreniform
memiliki gejala skizofrenia, namun gejalanya
berlangsung 1-6 bulan
Jenis Gangguan Psikotik
• Psikotik Singkat
periode pendek perilaku psikotik, sering sebagai
tanggapan atas peristiwa yang sangat menegangkan,
seperti kematian dalam keluarga. Pemulihan
biasanya < 1 bulan
• Delusional
bertahan 1 bulan keyakinan palsu yang tertanam
dan jelas tidak didasarkan pada realitas dan tidak
konsisten dengan budaya percaya atau tingkat orang-
orang dalam kecerdasan dan pengalaman hidup
Jenis Gangguan Psikotik
• Psikotik bersama
terjadi ketika seseorang mengembangkan khayalan dalam
konteks hubungan dengan orang lain, yang sudah memiliki delusi
sendiri
• Zat induced gangguan psikotik
disebabkan oleh penggunaan dari beberapa zat, seperti alkohol
dan kokain halusinasi, delusi atau kebingungan
• Gangguan psikotik karena kondisi medis
hasil dari penyakit lain yang mempengaruhi fungsi otak, seperti
cedera kepala atau tumor otak
• Paraphrenia
jenis skizofrenia yg terjadi pada lanjut usia
• Delerium
• Dementia
•Sindroma Amnestik dan
halusinosis organik
GANGGUAN
•Sindroma waham organik
MENTAL ORGANIK
•Sindroma afektif organik
•Sindroma Kepribadian organik
•Intoksikasi dan Sindroma Putus
Zat
GANGGUAN
PSIKOTIK

• Skizofrenia
GANGGUAN • Gangguan afektif berat
PSIKOTIK •Gangguan Paranoid
FUNGSIONAL
•Psikosis Non Organik lainnya
Klasifikasi Gangguan Psikotik
Kelompok gangguan psikotik yang bersifat organik :
 demensia (Alzheimer, vaskular, penyakit lain, ytt),
 sindrom amnesik organik (selain kausalitas alkohol,
zat psikoaktif lain),
 delirium,
 gangguan mental organik (dengan kausa kerusakan
otak, disfungsi otak, dan penyakit fisik),
 gangguan kepribadian dan perilaku (akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak)
Klasifikasi Gangguan Psikotik
Kelompok gangguan psikotik yang bersifat fungsional :
 gangguan skizofrenia,
 gangguan skizotipal dan
 gangguan waham (APA, 1994; PPDGJ III, 1993;
Sadock, 2000).
Jenis-Jenis Gangguan Psikotik
• Skizofrenia • Gangguan psikotik
– Tipe disorganisasi bersama
–Tipe katatonik • Gangguan waham
– Tipe paranoid • Gangguan psikotik akibat
kondisi medis
– Tipe residual
• Gangguan psikotik akibat
– Tipe yang tidak
zat
terdiferensiasi
• Gangguan psikotik yang
• Gangguan skizofreniform
tidak dapat diklasifikasikan
• Gangguan psikotik singkat
• Gangguan skizoafektif
ETIOLOGI
• Alkohol dan obat-obatan terlarang tertentu, baik
selama menggunakan dan selama penarikan
• tumor otak atau kista
• Demensia (termasuk penyakit Alzheimer)
• penyakit otak degeneratif, seperti penyakit Parkinson,
penyakit Huntington, dan kelainan kromosom tertentu
• HIV dan infeksi lain yang mempengaruhi otak
• Beberapa obat seperti steroid dan perangsang
• Beberapa jenis epilepsi
• Stroke
GEJALA
• Berpikir dan berbicara tak teratur
• Salah keyakinan yang tidak didasarkan pada
realitas (delusi),
• melihat, atau merasakan hal-hal yang tidak
ada (halusinasi)
• Pikiran yang "melompat" antara topik yang
tidak berhubungan
PSIKOSIS FUNGSIONAL
0801

• > 1 BULAN
• AFEKTIF - / <
ya tidak

• pikiran aneh Nonskizofrenia


Satu
• Waham aneh
gejala
• Halusinasi akustik
• Waham tak mungkin
atau
• halusinasi menetap
•Inkoherensi / tak relevan
Dua • Katatonia
gejala • Gejala negatif

YA TIDAK
Skizofrenia Nonskizofrenia
Gangguan Psikotik Akut
A. Definisi
• Merupakan suatu perubahan dari keadaan
tanpa gejala psikotik ke keadaan psikosis
yang jelas abnormal yang terbukti dalam
periode 2 minggu atau kurang.
Gangguan Psikotik Akut
B. Klasifikasi
1. Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
– Merupakan suatu gangguan psikotik akut di mana jelas terdapat
halusinasi,waham dan gangguan persepsi tetapi bersifat sangat
bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau bahkan dari
jam ke jam.
– Tidak terdapat episode manik, episode depresif dan skizofrenia.
2. Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia
– Merupakan gangguan psikotik akut yang memenuhi kriteria
deskriptif untuk gangguan polimorfik akut dan disertai gejala
skizofrenik yang khas.
3. Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut
– Merupakan suatu gangguan psikotik akut dengan gejala-gejala
psikotik yang secara komparatif bersifat cukup stabil dan
memenuhi kriteria untuk skizofrenia tetapi hanya berlangsung <
1 bulan lamanya.
Gangguan Psikotik Akut
4. Gangguan psikotik akut lainnya dengan
predominan waham
– Merupakan gangguan psikosis akut dengan waham
dan halusinasi yang secara komparatif stabil tetapi
tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia.
5. Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
– Merupakan gangguan psikosis akut lain yang tidak
dapat diklasifikasikan ke dalam kategori manapun .
– Keadaan gaduh gelisah tak khas juga dimasukkan
jika:
• Informasi keadaan mental pasien tidak dapat diperoleh
• Tidak ada kelainan organik
6. Gangguan psikotik akut dan sementara YTT
– Termasuk : Psikosis reaktif (singkat) YTT.
Gangguan Psikotik Akut
C. Pedoman diagnostik
1. Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
a. Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai
keadaan psikotik yang jelas dalam waktu 2 minggu atau
kurang).
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang
berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau
dalam hari yang sama.
c. Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka
ragamnya.
d. Walaupun gejala-gejala beraneka ragam, tidak satu pun dari
gejala itu ada secara cukup konsisten, sehingga dapat
memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik atau
episode depresif.

Termasuk :
 Bouffe delirante tanpa gejala skizofrenia atau YTT
 Psikosis sikloid tanpa gejala skizofrenia atau YTT
Gangguan Psikotik Akut
2. Gangguan psikotik polimorfik akut
dengan gejala skizofrenia
• Terdapat kriteria (a), (b), dan (c) yang khas
untuk diagnostik gangguan psikotik
polimorfik akut.
• Gejala-gejala skizofrenia.

Termasuk :
• Bouffe delirante dengan gejala skizofrenia
• Psikosis sikloid dengan gejala skizofrenia
Gangguan Psikotik Akut
3. Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut
a. Onset gejala psikotik harus akut (dua minggu atau kurang dari suatu
keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik).
b. Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia harus sudah
ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran
klinis yang jelas psikotik.
c. Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.

 Apabila gejala skizofrenia menetap > 1 bulan  Skizofrenia

Termasuk :
 Skizofrenia akut (tak terinci)
 Gangguan skizofreniform singkat
 Psikosis skizofreniform singkat
 Oneirofrenia
 Reaksi skizofrenik

Tak termasuk :
 Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
 Gangguan skizofreniform YTT
Gangguan Psikotik Akut
4. Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham
a. Onset dari gejala psikotik harus akut (dua minggu atau
kurang dari keadaan nonpsikotik sampai jelas psikotik)
b. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian
besar waktu sejak berkembangnya keadaan psikotik yang
jelas, dan
c. Baik kriteria untuk skizofrenia maupun untuk gangguan
psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi

 Apabila waham-waham menetap > 3 bulan  Gangguan


waham menetap
 Apabila hanya halusinasi menetap > 3 bulan  Psikosis
nonorganik lainnya

Termasuk :
 Reaksi paranoid
 Psikosis paranoid psikogenik
Gangguan Psikotik Akut
5. Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
◦ Merupakan gangguan psikosis akut lain yang tidak
dapat diklasifikasikan ke dalam kategori manapun .
Contoh : Keadaan psikotik akut + waham dan
halusinasi namun hanya dalam sebagian kecil waktu.
◦ Keadaan gaduh gelisah tak khas juga dimasukkan
jika:
 Informasi keadaan mental pasien tidak dapat diperoleh
 Tidak ada kelainan organik

6. Gangguan psikotik akut dan sementara YTT


◦ Termasuk : Psikosis reaktif (singkat) YTT.
Diagnosis Banding
• Epilepsi
• Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
• Febris karena infeksi
• Demensia dan delirium atau keduanya
• Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan
skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain
• Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi,
percepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan),
pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak
• Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin
sedang mengalami depresi
Penatalaksanaan
Rujukan
Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi
kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi
melalui tindakan yang sudah dilakukan
sebelumnya khususnya pada :
– Kasus baru gangguan psikotik
– Kasus dengan efek samping motorik yang berat
atau timbulnya demam, kekakuan, hipertensi,
hentikan obat antipsikotik lalu rujuk
CARA PENANGANAN
Indikasi rawat nginap
◦ Pemeriksaan dan perlindungan pada pasien.

Psikoterapi
1. Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga
2. Mengatasi stresor dan episode psikotik
3. Mengembalikan harga diri dan kepercayaan
F20 : SKIZOFRENIA
Definisi
• Sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat,
berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari
pikiran, persepsi serta emosi
• Gangguan jiwa yang termasuk dalam kelompok gangguan
neurokognitif di mana terjadi gangguan dalam proses pikir
dan persepsi
• Gangguan skizofrenik umumnya ditandai oleh distorsi
pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh
afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted)
• Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual
biasanya tetap dipertahankan, walaupun definisi kognitif
dapat berkembang
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
• Emil Kraepelin (1856 – 1926)
– Demensia prekoks  suatu istilah yang
menekankan suatu proses kognitif yang jelas
(demensia) dan onset yang awal (prekoks) / terjadi
kemunduran inteligensi sebelum waktunya.
– Pasien dengan demensia prekoks mengalami
perjalanan jangka panjang yang memburuk dan
gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham.
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
– Kraepelin lebih lanjut membedakan pasien dengan
demensia prekoks dari pasien dengan psikosis
manik-depresif atau paranoia.
• Pasien dengan psikosis manik-depresif dibedakan dari
pasien dengan demensia prekoks dengan adanya
episode penyakit yang jelas yang dipisahkan oleh
periode fungsi normal.
• Pasien dengan paranoia mempunyai waham
persekutorik yang persisten sebagai gejala utamanya
tetapi tidak mempunyai perjalanan demensia prekoks
yang memburuk atau gejala psikosis manik-depresif
yang intermiten.
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
• Eugen Bleuer (1857 – 1939)
– Dalam tahun 1911 Bleuer menganjurkan supaya lebih baik
dipakai istilah “skizofrenia” (schizos = pecah-belah atau
bercabang; phren = jiwa)  jiwa yang terpecah belah,
adanya keretakan / disharmoni antara proses berpikir,
perasaan, dan perbuatan.
– Demensia dalam demensia prekoks tidak dapat disamakan
dengan demensia pada gangguan otak organik atau
gangguan inteligensi pada retardasi mental dan pada
skizofrenia perjalanannya tidak harus memburuk pada
skizofrenia tidak terdapat demensia.
– Gejala fundamental  Empat A: gangguan asosiasi,
afektif, autisme, dan ambivalensi.
– Gejala pelengkap (sekunder)  halusinasi & waham
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
– Bleuer membagi gejala-gejala skizofrenia menjadi
dua kelompok:
• Gejala-gejala primer:
– Gangguan proses berpikir
– Gangguan emosi
– Gangguan kemauan
– Otisme
• Gejala-gejala sekunder:
– Waham
– Halusinasi
– Gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain
Epidemiologi
Patofisiologi
• FAKTOR BIOLOGI
• Komplikasi kelahiran
• Infeksi
• Hipotesis Dopamin
• Hipotesis Serotonin
• Struktur Otak
• GENETIK
• Komplikasi kelahiran : Bayi laki laki yang mengalami komplikasi
saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal
akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.

• Infeksi : Perubahan anatomi SSP akibat infeksi virus pernah


dilaporkan pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian
mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trimester kedua
kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.

• Hipotesis Dopamin : Dopamin merupakan neurotransmiter


pertama yang berkontribusi terhadap gejala skizofrenia. Hampir
semua obat antipsikotik (tipikal / antipikal )  menyekat
reseptor dopamin D2  terhalangnya transmisi sinyal di sistem
dopaminergik  gejala psikotik mereda. Berdasarkan
pengamatan diatas dikemukakan bahwa gejala gejala skizofrenia
disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.
• Hipotesis Serotonin
• Gaddum, wooley dan show tahun 1954 mengobservasi efek
lysergic acid diethylamide (LSD) yaitu suatu zat yang bersifat
campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT. Temyata zatini
menyebabkan keadaan psikosis berat pada orang normal.
Kemungkinan serotonin berperan pada skizofrenia kembali
mengemuka karena penetitian obat antipsikotik atipikal clozapine
yang temyata mempunyai afinitas terhadap reseptor serotonin 5-
HT~ lebih tinggi dibandingkan reseptordopamin D2.
• Struktur Otak : limbik dan ganglia basalis
• Otak penderita skizofrenia sedikit berbeda dengan orang normal,
ventrikel melebar,  substansia grisea dan beberapa area terjadi
/  aktifitas metabolik. Pemeriksaan mikroskopis dan jaringan
otak ditemukan sedikit perubahan dalam distribusi sel otak yang
timbul pada masa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia,
biasa timbul pada trauma otak setelah lahir.
Genetika
• Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia
diturunkan, 1% dari populasi umum tetapi 10% pada
masyarakat yang mempunyai hubungan derajat pertama
seperti orang tua, kakak laki laki ataupun perempuan dengan
skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan derajat ke
dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan
lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar identik
40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan
kembar dizigotik 12%. Anak dan kedua orang tua yang
skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12%.
Skizofrenia
Gejala
a. “Thought echo”, “thought insertion atau withdrawal” dan “thought
broadcasting”.
– Thought echo  Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya dan isi pikiran ulangan. Walaupun isinya sama tapi
kualitasnya berbeda.
– Thought insertion atau withdrawal  Isi pikiran yang asing dari luar masuk
ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil ke luar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
– Thought broadcasting  isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya.
b. Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi (delusion
of influence), atau “passivity” yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh
atau pergerakan anggota gerak atau pikiran, perbuatan atau perasaan
(sensations) khusus, persepsi delusional.
c. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap
perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka
sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap
tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai
identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan kemampuan
“manusia super” (misalnya mampu mengendalian cuaca, atau
berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain)
Skizofrenia
e. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap
hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus.
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau
neologisme.
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), sikap
tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme,
dan stupor.
h. Gejala-gejala “negatif” seperti apatis, pembicaraan yang terhenti, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
i. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self-
absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial
Pedoman diagnostik menurut PPDGJIII
• Harus ada setidaknya 1 gejala di bawah ini yang amat jelas
A. Thought
• T.echo = isi pikiran diri sendiri yg berulan n bergema di kepala dengan isi yg sama
dgn kualitas berbeda
• T.insertion or withdrawal= isi pikiran yang masuk dr luar ke dalam / pikiran dari
dalam diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
• T.broadcasting= isi pikiran yg tersiar di luar sehingga org lain tau
B. Delusion
• D.of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu dari luar
• D.of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu dari luar
• D.of passivity= waham tentang dirinya pasrah terhadap sesuatu dari luar
• D.perception= pengalaman inderawi yang tidak wajar yang bermakna khas bagi
dirinya bersifat mistik / mukjizat
C. Halusinasi auditorik
• Suara halusinasi yg berkomentar secara terus menerus ttg dirinya
• Mendengar suara yg sedang berdikusi ttg perilaku dirinya
• Jenis suara halusinasi dr bag tubuhnya
D. Waham lain yang menurut budaya setempat tidak wajar dan sesuatu yg
mustahil (agama yang aneh / kekuatan yang aneh)
Pedoman diagnostik menurut PPDGJIII
• Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus
selalu ada secara jelas:
E. halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja,
apabila disertai baik oleh waham yang mengambang
maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau
berbulan-bulan terus menerus;
F. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
Pedoman diagnostik menurut PPDGJIII
G. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah
(excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
H. gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis,
bicara yang jarang, dan respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh
depresi atau medikasi neuroleptika;
Pedoman diagnostik menurut PPDGJIII
• Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah
berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau
lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
(prodromal)
• Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan
bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality)
dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap
larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
Simptom skizofrenia
• SIMPTOM POSITIF • SIMPTOM NEGATIF
– Halusinasi – Alogia
– Waham – Afek tumpul
– Pembicaraan – Anhedonia
disorganisasi – Avolisi
– Perilaku disorganisasi – Atensi menurun
– Emosi tak sesuai
Gejala skizofrenia (menurut Bleuler)
• Gejala primer
– Gangguan proses pikiran
– Gangguan afek dan emosi
– Gangguan kemauan
– Gejala psikomotor
• Gejala sekunder
– Waham
– Halusinasi
Fase
• Fase Prodromal :
– gejala non spesifik
– lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun
sebelum onset psikotik menjadi jelas, meliputi : hendaya fungsi
pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan
fungsi perawatan diri.
– Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta
membuat resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan
“orang ini tidak seperti yang dulu”.

• Fase Aktif :
– gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku
katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan
afek.
• Fase Residual :
– gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi
gejala positif / psikotiknya sudah berkurang.

• Disamping gejala gejala yang terjadi pada


ketiga fase diatas, penderita skizofrenia juga
mengalami gangguan kognitif
– berupa gangguan berbicara spontan,
mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan
eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial)
SUBTIPE SKIZOFRENIA

F20.0 Skizofrenia paranoid


F20.1 Skizofrenia hebefrenik
F20.2 Skizofrenia katatonik
F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
F20.4 Depresi pasca-skizofrenia
F20.5 Skizofrenia residual
F20.6 Skizofrenia simpleks
F20.8 Skizofrenia lainnya
F20.9 Skizofrenia YTT
F20.0 Skizofrenia paranoid
• Halusinasi / waham hrs menonjol
– Suara halusinasi mengacam pasien/ memberi perintah /
tidak ada suara verbal hanya bunyi2an
– Halusinasi pembauan / pengecapan/ bersifat seksual/ lain2
perasaan tubuh (visual ada tapi jarang)
– Waham bisa dari berbagai jenis tapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, passivity dan keyakinan yg dikejar2 biasanya
paling khas
• Gangguan afektif, dorongan kehendak n pembicaraan ,
gejala katatonik tidak menonjol
DD :
•Epilepsi n psikosis yg diinduksi oleh obat
•Paranoid involusional
•paranoia
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
• Biasa 15-25 tahun
• Keadaan premobid = pemalu n penyendiri
• Gejala khas (bertahan 2-3 bulan)
– Tidak bertangung jawab
– Perilaku tidak bertujuan n hampa perasaan
– mannerisme
– Afek pasien dangkal n tidak wajar
– Cekikikan, senyum sendiri
– Perasaan puas diri n tinggi hati
– Kelainan hipokondriakal
– Pengulangan kata berulang2
– Proses pikir mengalami disorganisasi
– Pembicaraan tidak menentu
F20.2 Skizofrenia katatonik
1 / > perilaku di bwah harus mendominasi:
• Stupor
• Gaduh n gelisah
• Menampilkan n mempertahankan posisi tubuh yg
aneh
• Negativisme
• Rigiditas
• Fleksibilitas cerea
• Command automatism (kepatuhan secara otomatis
terhadap perintah)
• Pengulangan kata dan kalimat
F20.3 Skizofrenia undifferentiated
Tidak memenuhi kriteria dibawah ini:
• Skizofrenia paranoid
• Skizofrenia Hebefrenik
• Skizofrenia katatonik
• Skizofrenia residual
• Depresi pasca Skizofrenia
F20.4 Depresi pasca Skizofrenia
• Mengalami Skizofrenia selama 1 tahun
• Masih ada gejala Skizofrenia yang tertinggal dan
menetap
• Gejala depresif menonjol dan memenuhi kriteria
depresif selama 2 minggu

NB
• Bila gejala sisa Skizofrenia telah hilang maka
pasien masuk ke dalam depresi
F20.5 Skizofrenia residual
• Sindrom negatif menonjol
• Ada riwayat episode Skizofrenia di masa lampau
• Minimal 1 tahun dimana halusinasi dan waham
berkurang dan timbul sindrom negatif
• Tidak terdapat dimensia / gangguan otak lain /
depresi yang dapat menjelaskan bagaimana
sindrom negatif tersebut timbul
Sindrom negatif: •Kuantitas n isi pembicaraan kurang
•Perlambatan psikomotorik •Ekspresi muka n kontak mata buruk
•Aktivitas menurun •Posisi tubuh buruk
•Afek menumpul •Perawatan diri n kinerja sosial buruk
•Pasif n ketidakadaan inisiatif
F20.6 Skizofrenia simpleks
• Gangguan ini memiliki gejala psikotik yg kurang
jelas dibanding Skizofrenia yg lain
• Ditentukan berdasar perkembangan yg berjalan
perlahan dan progesif dari:
– Sindrom negatif dr Skizofrenia residual tanpa
didahului oleh halusinasi, waham atau manifestasi
psikotik lain
– Disertai perubahan perilaku pribadi yg bermakna
• Kehilangan minat
• Tidak berbuat sesuatu
• Tanpa tujuan hidup
• Penarikan diri dari lingkungan sosial
KRITERIA DIAGNOSTIK
SKIZOFRENIA MENURUT DSM IV
SKIZOFRENIA
• Antipsikotika : APG-I dan APG II
• APG-I : dopamine receptor antagonist ( DRA )
• APG-II : serotonin-dopamine antagonist ( SDA )
• Sebaiknya skizofrenia diobati dengan APG-II 
klorpromazin 300-6– mg/hari.
• New gold standart  APG-II
SKIZOFRENIA
• APG-I : bekerja pada reseptor-reseptor neurotransmiter 
aktivitas reseptor akan diteruskan ke dalam peristiwa
intraseluler  menurunkan aktivitas dopamin
– Fenotiazine
– Tioxantine
– Butirofenon
– Dibenzoxazepine
– Dihidronidol
– Difenilbutil piperidine

• APG-II : Clozapine, Risperidone,Olanzapine, Quetiapine,


Ziprasidone.
SKIZOFRENIA
SKIZOFRENIA
• Diagnosis banding :
• Skizofrenia harus dibedakan dengan semua kondisi
yang menimbulkan psikosis akut.
• Semua kemungkinan harus hati-hati disisihkan
misalnya gangguan skizoafektif, gangguan afektif
berat, dan semua kondisi organik yang sangat mirip
dengan skizofrenia, seperti stadium awal khorea
huntington, stadium awal penyakit wilson, epilepsi
lobus temporalis, stadium awal multipel sklerosis,
dan sindroma lupus eritomatosus, porfiria, paresis
umum, penyalahgunaan zat yang kronik, & halusinasi
alkoholik kronik.
SKIZOFRENIA
SKIZOFRENIA
Algoritma Gangguan Psikotik
Waham, Halusinasi, GANGGUAN PSIKOTIK
Bicara kacau, Perilaku AKIBAT PENYAKIT UMUM
amat kacau
GANGGUAN PSIKOTIK
Akibat fisiologik langsung AKIBAT ZAT SKIZOFRENIA
dari penyakit umum
Jangka
Episode depresif atau
waktu
Akibat fisiologik langsung manik yang gawat sejalan
sedikitnya
dari zat (misalnya obat) dengan gejala fase aktif
6 bulan

Gejala skizofrenia fase Jangka waktu episode afektif


GANGGUAN
aktif minimal 1 bulan lebih singkat dari jangka
SKIZOFRENIFORM
waktu aktif dan residual

GANGGUAN
Sedikitnya ada waham atau SKIZO-AFEKTIF
halusinasi selama 2 minggu
tanpa gejala afektif yang GANGGUAN AFEKTIF
menonjol DENGAN GAMBARAN
PSIKOTIK
Kecuali
Jangka waktu
waham, tidak
Waham tidak bizare episode afektif lebih GANGGUAN
ada gangguan
minimal 1 bulan singkat dari jangka WAHAM
fungsional
masa wahamnya
yang nyata
Jangka waktu lebih
dari sehari tetapi Waham timbul
kurang dari sebulan hanya pada saat GANGGUAN PSIKOTIK YTT
episode efektif

GANGGUAN AFEKTIF DENGAN


GAMBARAN PSIKOTIK

GANGGUAN PSIKOTIK SINGKAT

GANGGUAN PSIKOTIK YTT


Prognosis
• Bila pasien berobat dalam tahun pertama
setelah serangan pertama:
– ⅓ sembuh sama sekali (full remission atau
recovery)
– ⅓ dapat dikembalikan ke masyarakat walau masih
didapati cacat sedikit dan mereka masih harus
sering diperiksa dan diobati selanjutnya (social
recovery)
– ⅓ prognosa jelek  tidak dapat berfungsi di
masyarakat dan menuju kemunduran mental
Faktor yang mempengaruhi Prognosa
• Kepribadian prepsikotik
• Skizofrenia akut  prognosa lebih baik daripada
penyakit mulai secara perlahan
• Jenis  jenis katatonik yang paling baik. Jenis
paranoid. Hebefrenia dan simplex prognosa paling
jelek
• Umur  makin muda umur permulaan, prognosa
makin jelek
• Pengobatan  semakin cepat semakin baik
• Bila terdapat faktor pencetus, prognosa lebih baik
• Keturunan  memperberat
Prognosis skizofrenia
Prognosa baik Prognosa buruk
• Onset lambat • Onset muda
• Faktor pencetus yg jelas • Tidak ada faktor pencetus
• Onset akut • Onset tidak jelas
• Riwayat sosial, seksual, pekerjaan • Riwayat sosial, seksual dan
pramorbid yg baik pekerjaan promorbid yg buruk
• Gejala gangguan mood (terutama • Perilaku menarik diri, autistik
ggg depresi) • Tidak menikah, bercerai,
• Riwayat keluarga gangguan mood janda/duda
• Sistem pendukung yg baik • Riwayat keluarga skizoferenia
• Gejala positif • Sistem pendukung yg buruk
• Gejala negatif
• Tanda dan Gejala neurologis
• Riwayat trauma perinatal
• Tidak ada remisi dalam tiga tahun
• Banyak relaps
F23 Gangguan Psikosis Akut & Sementara

F23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia


F23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia
F23.2 Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut
F23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham
F23.8 Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
F23.9 Gangguan psikotik akut dan sementara YTT
PSIKOTIK AKUT
• URUTAN DIAGNOSTIK:
– Onset akut (2 minggu)  ciri khas
• Perubahan dari keadaan tanpa gejala psikotik ke keadaan
psikosis yang jelas abnormal terjadi dalam ≤ 2 minggu
– Sindrom khas (+)
• Keadaan yang beraneka ragam & berubah cepat
(polimorfik)
• Gejala skizofrenik khas
– Stres akut yang terkait (+)
• Gejala psikotik I terjadi kira-kira 2 minggu setelah ≥ 1
kejadian yang dianggap menekan bagi banyak orang dalam
situasi & lingkungan budaya yang sama)
• Kesembuhan yang sempurna biasanya terjadi
dalam 2-3 bulan, sering kali dalam beberapa
minggu atau bahkan beberapa hari dan hanya
sebagian kecil dari pasien dengan gangguan
ini berkembang menjadi keadaan yang
menetap dan berhendaya
• PEDOMAN DIAGNOSTIK
– Tidak memenuhi kriteria F.30.- (episode manik)
– Tidak memenuhi kriteria F.32.- (depresif)
– Perubahan emosional & gejala afektif individual bisa
menonjol
– Penyebab organik bukan menyebabkan gangguan

F.23.x0  tanpa penyerta stres akut


F.23.x1  dengan penyerta stres akut
DD
• Epilepsi
• Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
• Febris karena infeksi
• Demensia dan delirium atau keduanya
• Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan
skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain
• Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi,
percepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan),
pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak
• Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin
sedang mengalami depresi
Penatalaksanaan
Farmakologi
1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
1. Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari
2. Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek
samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis
yang lebih tinggi

2. Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika


untuk mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1
sampai 3 kali sehari)

3. Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan


sesudah gejala hilang.
Penatalaksanaan
Rujukan
Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-
kondisi yang tidak dapat diatasi melalui
tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya
khususnya pada :
– Kasus baru gangguan psikotik
– Kasus dengan efek samping motorik yang berat
atau timbulnya demam, kekakuan, hipertensi,
hentikan obat antipsikotik lalu rujuk
F.23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut
tanpa Gejala Skizofrenia

• Gangguan psikotik akut, halusinasi (+), waham &


gangguan persepsi, bersifat sangat bervariasi &
berubah-ubah dari hari ke hari atau bahkan dari
jam ke jam  khas
• Juga sering ada  kekalutan emosional, berbagai
perasaan senang & ekstase atau anxietas serta
iritabilitas
• Onset mendadak (48 jam) & gejala cepat mereda
Pedoman Diagnostik
Untuk diagnostik pasti :
a. Onset harus akut
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham,
yang berubah dalam jenis dan intensitasnya dari
hari ke hari atau dalam hari yang sama
c. Harus ada keadaan emosional yg sama beraneka
ragamnya
d. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak
satu pun dari gejala itu ada secara cukup konsisten,
sehingga dapat memenuhi kriteria skizofrenia, atau
episode manik atau episode depresif
F.23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut
dengan Gejala Skizofrenia
• Ggn psikotik akut, memenuhi kriteria deskriptif gsn
psikotik polimorfik akut, disertai gejala skizofrenik khas
• Pedoman Diagnostik :
– (a), (b), (c)
– Gejala yang memenuhi kriteria skizofrenia (+)  bila gejala
skizofrenia menetap >1 bulan  diagnosis skizofrenia (F.20.-)
• Termasuk :
– Bouffee deliranter dengan gejala skizofrenia
– Psikosis sikloid dengan gejala skizofrenia
F23.2 Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Akut

• Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala-


gejala psikotik yang secara komparatif bersifat
cukup stabil dan memenuhi kriteria untuk
skizofrenia tetapi hanya berlangsung kurang
dari 1 bulan lamanya
Pedoman Diagnostik
• Onset gejala psikotik harus akut
• Gejala-gejala yg memenuhi kriteria untuk
skizofrenia harus sudah ada untuk sebagian
besar waktu sejak berkembangnya gambaran
klinis yg jelas psikotik
• Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak
terpenuhi
• Termasuk :
– Skizofrenia akut
– Ggn skizofreniform singkat
– Psikosis skizofreniform singkat
– Oneirofrenia
– Reaksi skizofrenik
• Tidak termasuk :
– Ggn waham organik (lir.skizofrenia) (F.06.2)
– Ggn skizofreniform YTT (F.20.8)
F23.3 Gangguan Psikotik Akut lainnya
dengan Predominan Waham
• Gangguan psikotik akut dengan waham dan
halusinasi yg secara komparatif stabil
merupakan gambaran klinis utama, tetapi
tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia
• Waham kejaran atau waham rujukan adalah
lazim dan halusinasi biasanya audiotorik
Pedoman Diagnostik
• Onset dari gejala psikotik harus akut
• Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar
waktu sejak berkembangnya keadaan psikotik yg jelas
• Baik kriteria untuk skizofrenia maupun untuk gangguan
psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi
Kalau waham-waham menetap untuk lebih dari 3
bulan lamanya, maka diagnosis  gangguan
waham menetap

Apabila hanya halusinasi yang menetap untuk lebih dari 3


bulan lamanya, maka diagnosis  psikosis nonorganik
lainnya
• Termasuk :
– Reaksi paranoid
– Psikosis paranoid psikogenik
F.23.8 Gangguan Psikotik Akut dan
Sementara Lainnya

• Yang tidak dapat diklasifikasikan dalam


kategori manapun di F.23
• Keadaan gaduh gelisah tak khas
• Tanda-tanda penyebab organik (-)
F.23.9 Gangguan Psikotik Akut dan
Sementara YTT

• Termasuk :
– Psikosis reaktif (singkat) YTT
PENATALAKSANAAN
Pemilihan Obat
• Obat anti psikosis  gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat
• ES: sedasi, otonomik, ekstrapiramidal
• Obat antipsikosis tidak memberikan respons
klinis dalam dosis optimal setelah jangka
waktu yang tepat  diganti dengan obat
antipsikosis lain dengan dosis ekivalen
Antipsikotik Generasi Pertama (APG I)
•  memblok reseptor D2 di mesolimbik,
mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular
  gejala positif
• F/ : gejala dominan apatis, menarik diri, hipoaktif,
waham dan halusinasi
• Terapi lama  gangguan ekstrapiramidal, tardive
dyskinesia,  prolaktin  disfungsi seksual / 
BB dan memperberat gejala negatif / kognitif,
efek samping antikolinergik : mulut kering
pandangan kabur, defekasi dan hipotensi
Antipsikotik Generasi Ke Dua (APG Ll)
•  serotonin dopamin antagonis (SDA)
bekerja melalui interaksi serotonin dan
dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak
• Rendahnya efek samping extrapiramidal dan
sangat efektif mengatasi gejala negatif
• Clozapine, olanzapine, quetiapine dan
risperidon
Dosis
• Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:
– Onset efek primer (efek klinis) : 2-4 minggu
– Onset efek sekunder (efek samping) : 2-6 jam
– Waktu paruh : 12-24 jam (pemberian 1-2 x/hr)
– Dosis pagi dan malam dapat berbeda (pagi kecil, malam
besar) sehingga tidak mengganggu kualitas hidup
penderita.
– Obat antipsikosis long acting : fluphenazine decanoate 25
mg/cc atau haloperidol decanoas 50 mg/cc, IM untuk 2-
4ininggu. Berguna untuk pasien yang tidak/sulitininum
obat, dan untuk terapi pemeliharaan.
Kontraindikasi Utama Antipsikotik
• Riwayat respon alergi yang serius
• Kemungkinan bahwa pasien telah mengingesti zat
yang akan berinteraksi dengan antipsikotik
sehingga menyebabkan depresi sistem saraf
pusat.
• Resiko tinggi untuk kejang dari penyebab organik
atau audiopatik.
• Adanya glaukoma sudut sempit jika digunakan
suatu antipsikotik dengan aktivitas antikolinergik
yang bermakna.
Terapi Psikososial
• Psikoterapi individual
• Terapi suportif
• Sosial skill training
• Terapi okupasi
• Terapi kognitif dan perilaku (CBT)
• Psikoterapi kelompok
• Psikoterapi keluarga
• Manajemen kasus
• Assertive Community Treatment (ACT)
Perawatan di Rumah Sakit
• Indikasi utama :
– Untuk tujuan diagnostik.
– Menstabilkan medikasi.
– Keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau
membunuh.
– Perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai.
– Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Gangguan Psikotik Non-Organik yang
Tak-Tergolongkan
• Kategori gangguan psikotik non-organik yg tak-
tergolongkan digunakan untuk pasien yg
mempunyai gejala psikotik tetapi tidak
memenuhi kriteria diagnostik gangguan
psikotik lain
• Digunakan juga bila tdk cukup tersedia
informasi untuk menegakkan diagnosis
tertentu
PSIKOSIS AUTOSKOPIK
• Gejala khas : halusinasi penglihatan seluruh
atau sebagian tubuh pasien sendiri
• Terjadi mendadak
Epidemiologi
• Merupakan fenomena yang jarang terjadi
• Jenis kelamin, usia, hereditas dan intelegensia
tampaknya tidak mempengaruhi terjadinya
sindrom tersebut
Etiologi
• Tidak diketahui
• Hipotesis biologis menyatakan :
- ada aktivitas episodik dan abnormal di daerah
lobus temporoparietalis  timbul sensasi
terhadap diri sendiri
- mungkin disertai aktivitas abnormal di bagian
korteks visual
• Faktor pencetus : stress
• Perjalanan dan prognosis : tidak bersifat progresif
maupun menyebabkan tdk berdaya
Psikosis Pascapartus
• Disebut juga psikosis puerperal
• Adalah psikosis yang terjadi pada perempuan
yg baru saja melahirkan bayi.
• Paling sering ditandai dgn :
- depresi pada ibu
- waham dan pikiran membahayakan diri
sendiri atau bayinya
Epidemiologi
• Insiden psikosis pascapartus sekitar 1 per 1000
kelahiran
• Sekitar 50 persen pasien memiliki riwayat
keluarga dengan gangguan mood
• Beberapa kasus menyerang ayah
Etiologi
• Data menunjukkan bahwa episode psikosis
pascapartus pd dasar nya merupakan episode
gangguan mood
• Peristiwa yang menekan
Diagnosis
• Diagnosis dapat ditegakkan bila psikosis
terjadi dalam waktu singkat dgn kelahiran
anak
• Gejala khas : waham, defisit kognitif,
gangguan motilitas, kelainan mood, kadang
halusinasi
Gambaran Klinis
• Gejala sering mulai dlm beberapa hari persalinan,
paling sering dlm 8 minggu setelah persalinan
• Pasien mulai mengeluh lelah, insomia, gelisah,
sedih, labil emosinya
• Timbul rasa curiga, bingung
• Pasien punya perasaan tidak ingin merawat
bayinya, ingin melukai bayinya/diri sendiri
• Halusinasi : suara yg memberitahu pasien agar
membunuh bayinya
Diagnosis banding
• Gangguan psikotik akibat zat
• Postpartum blues
- keadaan normal
- beberapa hari
- rasa takut, lelah, iritabilitas segera setelah
melahirkan
- berkurang keparahannya setelah
berlangsung seminggu
Perjalanan dan prognosis
• Pada satu studi, 5 persen pasien melakukan
bunuh diri
• 4 persen melakukan pembunuhan bayi
• Kehamilan berikutnya menyebabkan
peningkatan risiko
Pengobatan

• Antidepresan dan litium, kadang bersamaan


dgn antipsikotik
• dukungan
Ciri Utama
• SKI. PARANOID Deluasi (waham) dan halusinasi dengan
tema curiga, diancam, atau waham kebesaran
• DISORGANIZED SCHI. Pikiran, bicara, dan perilaku;tidak
nyambung;, emosi datar atau tidak tepat
• SKI. KATATONIK Hampir tidak ada respon thd
lingkungan, aspek motorik dan verbal sangat terganggu
• UNDIFFERENTIATED SCHI. Klien masuk criteria skizofren
tapi tidak dapat masuk kelompok paranoid,
disorganized, ataupun katatonik
• SKI. RESIDUAL Ada riwayat minimal 1 episode gejala
positif yang akut tetapi saat ini tidak menampakkan
gejala positif
Prognosis
Ø 50-80% pasien skizofrenia yang pernah dirawat di
RS akan kambuh
Ø harapan hidup pasien skizofrenia 10 tahun lebih
pendek daripada non pasien skizofrenia
Ø pasien skizofrenia resiko tinggi terhadap
gangguan infeksi dan penyakit2 sistem peredaran
darah
Ø 10% pasien skizofrenia resiko bunuh diri
Ø Beberapa factor yang turut berperan dalam
prognosis skizofrenia: usia, jenis kelamin, dan
sosial budaya
Depresi
DEPRESI
DEPRESI
Klasifikasi Depresi
• EPISODE DEPRESIF RINGAN
• EPISODE DEPRESIF SEDANG
• EPISODE DEPRESIF BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK
• EPISODE DEPRESIF BERAT DENGAN GEJALA
PSIKOTIK
• EPISODE DEPRESIF LAINNYA
• EPISODE DEPRESIF YTT, termasuk:
– Depresi YTT
– Gangguan depresif YTT
Depresi ringan
Gejala •Sekurang-kurangnya 2 dri (perubhan suasana,kehilangn
minat,lelah) di tambah 2/lbh dri gejala khas depresi
•Gelisah/resah
•Sulit untuk meneruskan pekerjaan biasa dan kegiatan sosial
•Biasanya ditemui di pelayanan kesehtan

Tanpa Kriteria umtuk episode depresi ringan tlh terpenuhi dan tdk
gejala ada/hanya ada sedikit sekali gejala somatik
somatik
Dgn gejala Kriteria untuk episode depresi ringan tlh terpenuhi dan 4/lbh
somatik gejala somatik ditemui
Depresi sedang
Gejala •Sekurang-kurangnya hrs ada 2 dr 3 gejala paling khas dri
depresi ringan di tmbah sekurang-kurangnya 3/lbh dri gejala
depresi
•Menghadapi kesulitan u/ meneruskan kegiatan sosial.
Pekerjaan dan urusan rumah tngga
Tanpa Kriteria u/ episode depresi sedang tlh dipenuhi dan tdk ada/hnya
gejala ada sedikit gejla somatik
somatik
Dgn Kriteria u/ episode depresi sedang tlh dipenuhi dan ada 4/lbh
gejala gejala somatik
somatik
Depresi berat tanpa gejala psikotik
Gejala •Terdpt 3 gjl khas depresi ringan dan sedang di tambah sekurang
kurangnya 4 gjl lainnya
•Berintensitas berat
•Ketegangan/kegelisahan yg nyata
•Kehilangan harga diri
•Merasa dirinya tdk berguna
•Bunuh diri
•Tdk dpt melakukan kegiatan sosial dan urusan rumah tangga

Diagnosa Jika gejla amat berat dan sgt cepat maka diagnosa dpt ditegakkan
kurang dri 2 mgu

Depresi berat dgn gejala psikotik

Sama seperti gejala depresi berat tp disertai dgn waham,


halusinasi atau stupor depresi
EPISODE DEPRESIF LAINNYA
• Episode yg termasuk di sini: tidak sesuai dengan gambaran yang diberikan
untuk episode depresif pada F32.0 – F32.3, meskipun kesan diagnostik
menyeluruh menunjukkan sifatnya sebagai depresi.
• Contoh:
– Campuran gejala depresif (khususnya jenis somatik) yg berfluktuasi
dengan gejala non-diagnostik seperti: ketegangan, keresahan dan
penderitaan;
– Campuran gejala depresif somatik dengan nyeri/keletihan menetap yg
bukan akibat penyebab organik.
• Termasuk:
– Depresi tak khas
– Episode tunggal depresi “terselubung” YTT
LANGKAH 6

Belajar Mandiri
LANGKAH 7

Mendiskusikan Temuan
Informasi dan Membuat
Sintesa
Kesimpulan
Saran
Sumber
• PPDGJ III
• Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry, 10th ed.
• McCance K, Huether SE. Pathophysiology : the biologic
basis for disease in adults and children. 6th ed. Mosby
Elsevier : Philadelphia, 2010.
• Authors: Higgins, Edmund S.; George, Mark S.
Title: Neuroscience of Clinical Psychiatry, The: The
Pathophysiology of Behavior and Mental Illness, 1st
Edition

Anda mungkin juga menyukai