Johan
Gangguan jiwa
Sindrom atau perilaku tertentu atau kondisi
psikologis seseorang yang secara klinis cukup
bermakna, dan secara khusus berkaitan
dengan distress (gejala penderitaan) dan
disability (keterbatasan kemampuan normal
pada aktivitas normal pada tingkat personal
PPDGJ III
Daftar kategori diagnosis
F00-F09 Gangguan mental organik termasuk gangguan mental simtomatik
F10-F19 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
F20-F29 Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham
F30-F39 Gangguan suasana perasaan
F40-F48 Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yang
berkaitan dengan stres
F50-F59 Sindrom perilaku yang berhubungan dgn gangguan fisiologis dan faktor
fisik
F60-F69 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
F70-F79 Retardasi mental
F80-F89 Gangguan perkembangan psikologis
F90-F98 Gangguan perilaku dan emosional dgn onset biasanya pada masa kanak
dan remaja
F99 Gangguan jiwa YTT
F2: Skizofrenia, gangguan skizotipal dan
gangguan waham
• F20: Skizofrenia
• F21: Gangguan skizotipal
• F22: Gangguan waham menetap
• F23: Gangguan psikotik akut dan sementara
• F24: Gangguan waham terinduksi
• F25: Gangguan skizoafektif
• F28: Gangguan psikotik nonorganik lainnya
• F29: Psikosis nonorganik YTT
Pola Perjalanan Penyakit
Karakter kelima dapat digunakan untuk
mengklasifikasi perjalanan penyakit:
.x0 Berkelanjutan
.x1 Episodik dengan kemunduran progresif
.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
.x3 Episodik berulang
.x4 Remisi tak sempurna
.x5 Remisi sempurna
.x8 Lainnya
.x9 Periode pengamatan kurang dari satu
tahun
Aksis
• Axis I: sindrom klinis
Inilah yang biasanya kita anggap sebagai diagnosis (misalnya, depresi,
skizofrenia, fobia sosial)
• Skizofrenia
GANGGUAN • Gangguan afektif berat
PSIKOTIK •Gangguan Paranoid
FUNGSIONAL
•Psikosis Non Organik lainnya
Klasifikasi Gangguan Psikotik
Kelompok gangguan psikotik yang bersifat organik :
demensia (Alzheimer, vaskular, penyakit lain, ytt),
sindrom amnesik organik (selain kausalitas alkohol,
zat psikoaktif lain),
delirium,
gangguan mental organik (dengan kausa kerusakan
otak, disfungsi otak, dan penyakit fisik),
gangguan kepribadian dan perilaku (akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak)
Klasifikasi Gangguan Psikotik
Kelompok gangguan psikotik yang bersifat fungsional :
gangguan skizofrenia,
gangguan skizotipal dan
gangguan waham (APA, 1994; PPDGJ III, 1993;
Sadock, 2000).
Jenis-Jenis Gangguan Psikotik
• Skizofrenia • Gangguan psikotik
– Tipe disorganisasi bersama
–Tipe katatonik • Gangguan waham
– Tipe paranoid • Gangguan psikotik akibat
kondisi medis
– Tipe residual
• Gangguan psikotik akibat
– Tipe yang tidak
zat
terdiferensiasi
• Gangguan psikotik yang
• Gangguan skizofreniform
tidak dapat diklasifikasikan
• Gangguan psikotik singkat
• Gangguan skizoafektif
ETIOLOGI
• Alkohol dan obat-obatan terlarang tertentu, baik
selama menggunakan dan selama penarikan
• tumor otak atau kista
• Demensia (termasuk penyakit Alzheimer)
• penyakit otak degeneratif, seperti penyakit Parkinson,
penyakit Huntington, dan kelainan kromosom tertentu
• HIV dan infeksi lain yang mempengaruhi otak
• Beberapa obat seperti steroid dan perangsang
• Beberapa jenis epilepsi
• Stroke
GEJALA
• Berpikir dan berbicara tak teratur
• Salah keyakinan yang tidak didasarkan pada
realitas (delusi),
• melihat, atau merasakan hal-hal yang tidak
ada (halusinasi)
• Pikiran yang "melompat" antara topik yang
tidak berhubungan
PSIKOSIS FUNGSIONAL
0801
• > 1 BULAN
• AFEKTIF - / <
ya tidak
YA TIDAK
Skizofrenia Nonskizofrenia
Gangguan Psikotik Akut
A. Definisi
• Merupakan suatu perubahan dari keadaan
tanpa gejala psikotik ke keadaan psikosis
yang jelas abnormal yang terbukti dalam
periode 2 minggu atau kurang.
Gangguan Psikotik Akut
B. Klasifikasi
1. Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
– Merupakan suatu gangguan psikotik akut di mana jelas terdapat
halusinasi,waham dan gangguan persepsi tetapi bersifat sangat
bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau bahkan dari
jam ke jam.
– Tidak terdapat episode manik, episode depresif dan skizofrenia.
2. Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia
– Merupakan gangguan psikotik akut yang memenuhi kriteria
deskriptif untuk gangguan polimorfik akut dan disertai gejala
skizofrenik yang khas.
3. Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut
– Merupakan suatu gangguan psikotik akut dengan gejala-gejala
psikotik yang secara komparatif bersifat cukup stabil dan
memenuhi kriteria untuk skizofrenia tetapi hanya berlangsung <
1 bulan lamanya.
Gangguan Psikotik Akut
4. Gangguan psikotik akut lainnya dengan
predominan waham
– Merupakan gangguan psikosis akut dengan waham
dan halusinasi yang secara komparatif stabil tetapi
tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia.
5. Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
– Merupakan gangguan psikosis akut lain yang tidak
dapat diklasifikasikan ke dalam kategori manapun .
– Keadaan gaduh gelisah tak khas juga dimasukkan
jika:
• Informasi keadaan mental pasien tidak dapat diperoleh
• Tidak ada kelainan organik
6. Gangguan psikotik akut dan sementara YTT
– Termasuk : Psikosis reaktif (singkat) YTT.
Gangguan Psikotik Akut
C. Pedoman diagnostik
1. Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
a. Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai
keadaan psikotik yang jelas dalam waktu 2 minggu atau
kurang).
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang
berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau
dalam hari yang sama.
c. Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka
ragamnya.
d. Walaupun gejala-gejala beraneka ragam, tidak satu pun dari
gejala itu ada secara cukup konsisten, sehingga dapat
memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik atau
episode depresif.
Termasuk :
Bouffe delirante tanpa gejala skizofrenia atau YTT
Psikosis sikloid tanpa gejala skizofrenia atau YTT
Gangguan Psikotik Akut
2. Gangguan psikotik polimorfik akut
dengan gejala skizofrenia
• Terdapat kriteria (a), (b), dan (c) yang khas
untuk diagnostik gangguan psikotik
polimorfik akut.
• Gejala-gejala skizofrenia.
Termasuk :
• Bouffe delirante dengan gejala skizofrenia
• Psikosis sikloid dengan gejala skizofrenia
Gangguan Psikotik Akut
3. Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut
a. Onset gejala psikotik harus akut (dua minggu atau kurang dari suatu
keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik).
b. Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia harus sudah
ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran
klinis yang jelas psikotik.
c. Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.
Termasuk :
Skizofrenia akut (tak terinci)
Gangguan skizofreniform singkat
Psikosis skizofreniform singkat
Oneirofrenia
Reaksi skizofrenik
Tak termasuk :
Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
Gangguan skizofreniform YTT
Gangguan Psikotik Akut
4. Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham
a. Onset dari gejala psikotik harus akut (dua minggu atau
kurang dari keadaan nonpsikotik sampai jelas psikotik)
b. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian
besar waktu sejak berkembangnya keadaan psikotik yang
jelas, dan
c. Baik kriteria untuk skizofrenia maupun untuk gangguan
psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi
Termasuk :
Reaksi paranoid
Psikosis paranoid psikogenik
Gangguan Psikotik Akut
5. Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
◦ Merupakan gangguan psikosis akut lain yang tidak
dapat diklasifikasikan ke dalam kategori manapun .
Contoh : Keadaan psikotik akut + waham dan
halusinasi namun hanya dalam sebagian kecil waktu.
◦ Keadaan gaduh gelisah tak khas juga dimasukkan
jika:
Informasi keadaan mental pasien tidak dapat diperoleh
Tidak ada kelainan organik
Psikoterapi
1. Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga
2. Mengatasi stresor dan episode psikotik
3. Mengembalikan harga diri dan kepercayaan
F20 : SKIZOFRENIA
Definisi
• Sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat,
berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari
pikiran, persepsi serta emosi
• Gangguan jiwa yang termasuk dalam kelompok gangguan
neurokognitif di mana terjadi gangguan dalam proses pikir
dan persepsi
• Gangguan skizofrenik umumnya ditandai oleh distorsi
pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh
afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted)
• Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual
biasanya tetap dipertahankan, walaupun definisi kognitif
dapat berkembang
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
• Emil Kraepelin (1856 – 1926)
– Demensia prekoks suatu istilah yang
menekankan suatu proses kognitif yang jelas
(demensia) dan onset yang awal (prekoks) / terjadi
kemunduran inteligensi sebelum waktunya.
– Pasien dengan demensia prekoks mengalami
perjalanan jangka panjang yang memburuk dan
gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham.
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
– Kraepelin lebih lanjut membedakan pasien dengan
demensia prekoks dari pasien dengan psikosis
manik-depresif atau paranoia.
• Pasien dengan psikosis manik-depresif dibedakan dari
pasien dengan demensia prekoks dengan adanya
episode penyakit yang jelas yang dipisahkan oleh
periode fungsi normal.
• Pasien dengan paranoia mempunyai waham
persekutorik yang persisten sebagai gejala utamanya
tetapi tidak mempunyai perjalanan demensia prekoks
yang memburuk atau gejala psikosis manik-depresif
yang intermiten.
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
• Eugen Bleuer (1857 – 1939)
– Dalam tahun 1911 Bleuer menganjurkan supaya lebih baik
dipakai istilah “skizofrenia” (schizos = pecah-belah atau
bercabang; phren = jiwa) jiwa yang terpecah belah,
adanya keretakan / disharmoni antara proses berpikir,
perasaan, dan perbuatan.
– Demensia dalam demensia prekoks tidak dapat disamakan
dengan demensia pada gangguan otak organik atau
gangguan inteligensi pada retardasi mental dan pada
skizofrenia perjalanannya tidak harus memburuk pada
skizofrenia tidak terdapat demensia.
– Gejala fundamental Empat A: gangguan asosiasi,
afektif, autisme, dan ambivalensi.
– Gejala pelengkap (sekunder) halusinasi & waham
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
– Bleuer membagi gejala-gejala skizofrenia menjadi
dua kelompok:
• Gejala-gejala primer:
– Gangguan proses berpikir
– Gangguan emosi
– Gangguan kemauan
– Otisme
• Gejala-gejala sekunder:
– Waham
– Halusinasi
– Gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain
Epidemiologi
Patofisiologi
• FAKTOR BIOLOGI
• Komplikasi kelahiran
• Infeksi
• Hipotesis Dopamin
• Hipotesis Serotonin
• Struktur Otak
• GENETIK
• Komplikasi kelahiran : Bayi laki laki yang mengalami komplikasi
saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal
akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.
• Fase Aktif :
– gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku
katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan
afek.
• Fase Residual :
– gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi
gejala positif / psikotiknya sudah berkurang.
NB
• Bila gejala sisa Skizofrenia telah hilang maka
pasien masuk ke dalam depresi
F20.5 Skizofrenia residual
• Sindrom negatif menonjol
• Ada riwayat episode Skizofrenia di masa lampau
• Minimal 1 tahun dimana halusinasi dan waham
berkurang dan timbul sindrom negatif
• Tidak terdapat dimensia / gangguan otak lain /
depresi yang dapat menjelaskan bagaimana
sindrom negatif tersebut timbul
Sindrom negatif: •Kuantitas n isi pembicaraan kurang
•Perlambatan psikomotorik •Ekspresi muka n kontak mata buruk
•Aktivitas menurun •Posisi tubuh buruk
•Afek menumpul •Perawatan diri n kinerja sosial buruk
•Pasif n ketidakadaan inisiatif
F20.6 Skizofrenia simpleks
• Gangguan ini memiliki gejala psikotik yg kurang
jelas dibanding Skizofrenia yg lain
• Ditentukan berdasar perkembangan yg berjalan
perlahan dan progesif dari:
– Sindrom negatif dr Skizofrenia residual tanpa
didahului oleh halusinasi, waham atau manifestasi
psikotik lain
– Disertai perubahan perilaku pribadi yg bermakna
• Kehilangan minat
• Tidak berbuat sesuatu
• Tanpa tujuan hidup
• Penarikan diri dari lingkungan sosial
KRITERIA DIAGNOSTIK
SKIZOFRENIA MENURUT DSM IV
SKIZOFRENIA
• Antipsikotika : APG-I dan APG II
• APG-I : dopamine receptor antagonist ( DRA )
• APG-II : serotonin-dopamine antagonist ( SDA )
• Sebaiknya skizofrenia diobati dengan APG-II
klorpromazin 300-6– mg/hari.
• New gold standart APG-II
SKIZOFRENIA
• APG-I : bekerja pada reseptor-reseptor neurotransmiter
aktivitas reseptor akan diteruskan ke dalam peristiwa
intraseluler menurunkan aktivitas dopamin
– Fenotiazine
– Tioxantine
– Butirofenon
– Dibenzoxazepine
– Dihidronidol
– Difenilbutil piperidine
GANGGUAN
Sedikitnya ada waham atau SKIZO-AFEKTIF
halusinasi selama 2 minggu
tanpa gejala afektif yang GANGGUAN AFEKTIF
menonjol DENGAN GAMBARAN
PSIKOTIK
Kecuali
Jangka waktu
waham, tidak
Waham tidak bizare episode afektif lebih GANGGUAN
ada gangguan
minimal 1 bulan singkat dari jangka WAHAM
fungsional
masa wahamnya
yang nyata
Jangka waktu lebih
dari sehari tetapi Waham timbul
kurang dari sebulan hanya pada saat GANGGUAN PSIKOTIK YTT
episode efektif
• Termasuk :
– Psikosis reaktif (singkat) YTT
PENATALAKSANAAN
Pemilihan Obat
• Obat anti psikosis gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat
• ES: sedasi, otonomik, ekstrapiramidal
• Obat antipsikosis tidak memberikan respons
klinis dalam dosis optimal setelah jangka
waktu yang tepat diganti dengan obat
antipsikosis lain dengan dosis ekivalen
Antipsikotik Generasi Pertama (APG I)
• memblok reseptor D2 di mesolimbik,
mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular
gejala positif
• F/ : gejala dominan apatis, menarik diri, hipoaktif,
waham dan halusinasi
• Terapi lama gangguan ekstrapiramidal, tardive
dyskinesia, prolaktin disfungsi seksual /
BB dan memperberat gejala negatif / kognitif,
efek samping antikolinergik : mulut kering
pandangan kabur, defekasi dan hipotensi
Antipsikotik Generasi Ke Dua (APG Ll)
• serotonin dopamin antagonis (SDA)
bekerja melalui interaksi serotonin dan
dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak
• Rendahnya efek samping extrapiramidal dan
sangat efektif mengatasi gejala negatif
• Clozapine, olanzapine, quetiapine dan
risperidon
Dosis
• Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:
– Onset efek primer (efek klinis) : 2-4 minggu
– Onset efek sekunder (efek samping) : 2-6 jam
– Waktu paruh : 12-24 jam (pemberian 1-2 x/hr)
– Dosis pagi dan malam dapat berbeda (pagi kecil, malam
besar) sehingga tidak mengganggu kualitas hidup
penderita.
– Obat antipsikosis long acting : fluphenazine decanoate 25
mg/cc atau haloperidol decanoas 50 mg/cc, IM untuk 2-
4ininggu. Berguna untuk pasien yang tidak/sulitininum
obat, dan untuk terapi pemeliharaan.
Kontraindikasi Utama Antipsikotik
• Riwayat respon alergi yang serius
• Kemungkinan bahwa pasien telah mengingesti zat
yang akan berinteraksi dengan antipsikotik
sehingga menyebabkan depresi sistem saraf
pusat.
• Resiko tinggi untuk kejang dari penyebab organik
atau audiopatik.
• Adanya glaukoma sudut sempit jika digunakan
suatu antipsikotik dengan aktivitas antikolinergik
yang bermakna.
Terapi Psikososial
• Psikoterapi individual
• Terapi suportif
• Sosial skill training
• Terapi okupasi
• Terapi kognitif dan perilaku (CBT)
• Psikoterapi kelompok
• Psikoterapi keluarga
• Manajemen kasus
• Assertive Community Treatment (ACT)
Perawatan di Rumah Sakit
• Indikasi utama :
– Untuk tujuan diagnostik.
– Menstabilkan medikasi.
– Keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau
membunuh.
– Perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai.
– Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Gangguan Psikotik Non-Organik yang
Tak-Tergolongkan
• Kategori gangguan psikotik non-organik yg tak-
tergolongkan digunakan untuk pasien yg
mempunyai gejala psikotik tetapi tidak
memenuhi kriteria diagnostik gangguan
psikotik lain
• Digunakan juga bila tdk cukup tersedia
informasi untuk menegakkan diagnosis
tertentu
PSIKOSIS AUTOSKOPIK
• Gejala khas : halusinasi penglihatan seluruh
atau sebagian tubuh pasien sendiri
• Terjadi mendadak
Epidemiologi
• Merupakan fenomena yang jarang terjadi
• Jenis kelamin, usia, hereditas dan intelegensia
tampaknya tidak mempengaruhi terjadinya
sindrom tersebut
Etiologi
• Tidak diketahui
• Hipotesis biologis menyatakan :
- ada aktivitas episodik dan abnormal di daerah
lobus temporoparietalis timbul sensasi
terhadap diri sendiri
- mungkin disertai aktivitas abnormal di bagian
korteks visual
• Faktor pencetus : stress
• Perjalanan dan prognosis : tidak bersifat progresif
maupun menyebabkan tdk berdaya
Psikosis Pascapartus
• Disebut juga psikosis puerperal
• Adalah psikosis yang terjadi pada perempuan
yg baru saja melahirkan bayi.
• Paling sering ditandai dgn :
- depresi pada ibu
- waham dan pikiran membahayakan diri
sendiri atau bayinya
Epidemiologi
• Insiden psikosis pascapartus sekitar 1 per 1000
kelahiran
• Sekitar 50 persen pasien memiliki riwayat
keluarga dengan gangguan mood
• Beberapa kasus menyerang ayah
Etiologi
• Data menunjukkan bahwa episode psikosis
pascapartus pd dasar nya merupakan episode
gangguan mood
• Peristiwa yang menekan
Diagnosis
• Diagnosis dapat ditegakkan bila psikosis
terjadi dalam waktu singkat dgn kelahiran
anak
• Gejala khas : waham, defisit kognitif,
gangguan motilitas, kelainan mood, kadang
halusinasi
Gambaran Klinis
• Gejala sering mulai dlm beberapa hari persalinan,
paling sering dlm 8 minggu setelah persalinan
• Pasien mulai mengeluh lelah, insomia, gelisah,
sedih, labil emosinya
• Timbul rasa curiga, bingung
• Pasien punya perasaan tidak ingin merawat
bayinya, ingin melukai bayinya/diri sendiri
• Halusinasi : suara yg memberitahu pasien agar
membunuh bayinya
Diagnosis banding
• Gangguan psikotik akibat zat
• Postpartum blues
- keadaan normal
- beberapa hari
- rasa takut, lelah, iritabilitas segera setelah
melahirkan
- berkurang keparahannya setelah
berlangsung seminggu
Perjalanan dan prognosis
• Pada satu studi, 5 persen pasien melakukan
bunuh diri
• 4 persen melakukan pembunuhan bayi
• Kehamilan berikutnya menyebabkan
peningkatan risiko
Pengobatan
Tanpa Kriteria umtuk episode depresi ringan tlh terpenuhi dan tdk
gejala ada/hanya ada sedikit sekali gejala somatik
somatik
Dgn gejala Kriteria untuk episode depresi ringan tlh terpenuhi dan 4/lbh
somatik gejala somatik ditemui
Depresi sedang
Gejala •Sekurang-kurangnya hrs ada 2 dr 3 gejala paling khas dri
depresi ringan di tmbah sekurang-kurangnya 3/lbh dri gejala
depresi
•Menghadapi kesulitan u/ meneruskan kegiatan sosial.
Pekerjaan dan urusan rumah tngga
Tanpa Kriteria u/ episode depresi sedang tlh dipenuhi dan tdk ada/hnya
gejala ada sedikit gejla somatik
somatik
Dgn Kriteria u/ episode depresi sedang tlh dipenuhi dan ada 4/lbh
gejala gejala somatik
somatik
Depresi berat tanpa gejala psikotik
Gejala •Terdpt 3 gjl khas depresi ringan dan sedang di tambah sekurang
kurangnya 4 gjl lainnya
•Berintensitas berat
•Ketegangan/kegelisahan yg nyata
•Kehilangan harga diri
•Merasa dirinya tdk berguna
•Bunuh diri
•Tdk dpt melakukan kegiatan sosial dan urusan rumah tangga
Diagnosa Jika gejla amat berat dan sgt cepat maka diagnosa dpt ditegakkan
kurang dri 2 mgu
Belajar Mandiri
LANGKAH 7
Mendiskusikan Temuan
Informasi dan Membuat
Sintesa
Kesimpulan
Saran
Sumber
• PPDGJ III
• Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry, 10th ed.
• McCance K, Huether SE. Pathophysiology : the biologic
basis for disease in adults and children. 6th ed. Mosby
Elsevier : Philadelphia, 2010.
• Authors: Higgins, Edmund S.; George, Mark S.
Title: Neuroscience of Clinical Psychiatry, The: The
Pathophysiology of Behavior and Mental Illness, 1st
Edition