Anda di halaman 1dari 67

DIAGNOSI

S
PSIKIATRI
Pembimbing: dr. Sherly Yakobus, Sp. KJ
Pendahuluan
Perilaku manusia bermanifestasi
dalam 3 aspek:

Perilaku

Pikiran

Perasaan
Kriteria gangguan jiwa

01 Gejala klinis
03 Disfungsi/hendaya

02 Distress
Proses Diagnosis Gangguan Jiwa
Anamnesis Pemeriksaan Diagnosis Terapi
• Aksis I: klinis
• Alasan berobat • Aksis II:
• Fisik-diagnostic
• RPS kepribadian
• Status mental • Farmakoterapi
• RPD • Aksis III: kondisi
• Laboratorium • Psikoterapi
• Riwayat medis
• Radiologik • Terapi social
perkembangan • Aksis IV:
• Evaluasi • Terapi okupasi
diri Psikososial
psikologi
• Latar belakang • Aksis V: taraf
fungsi
Diagnosis Multiaksial
• Gangguan Klinis dan Kondisi Lain Yang Menjadi Fokus
AKSIS I Perhatian Klinis. Semua gangguan jiwa yang terdapat
dalam blok F0 sampai dengan F9

• Gangguan kepribadiaan (F60 dan F61) atau ciri


AKSIS II kepribadian (tidak menggunakan kode diagnostic)
• Retardasi mental (F7)

AKSIS III • Kondisi medis umum


Diagnosis Multiaksial

AKSIS IV • Problem psikososial dan lingkungan

• Penilaian fungsi secara global (menyeluruh) dalam fungsi


AKSIS V psikologis, social, dan okupasional
AKSIS V GLOBAI ASSESSMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE

 100 - 91 = gejala tidak ada, berfungsi  40 - 31 = beberapa disabilitas dalam


maksimal, tidak ada masalah yg tak hubungan dengan realita & komunikasi,
tertanggulangi. disabilitas berat dalam beberapa fungsi
 90 - 81 = gejala minimal, berfungsi baik, cukup  30 - 21 = disabilitas berat dalam komunikasi &
puas, tidak lebih dari masalah harian yang daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir
biasa. semua bidang.
 80 - 71 = gejala sementara & dapat diatasi,  20 - 11 =bahaya mencederai diri./orang lain,
disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, disabilitas sangat berat dalam komunikasi &
sekolah, dll. mengurus diri.
 70 - 61 =beberapa gejala ringan & menetap,  10 - 01 = seperti diatas -> persisten & lebih
disabilitas ringan dalam fungsi, secara urnum serius.
masih baik.  0 = informasi tidak adekuat
 60 - 51 = gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang.
 50 - 41 = gejala berat (serious), disabilitas
berat
Urutan Hierarkis

Urutan hierarkis umumnya merupakan gangguan-gangguan jiwa yang secara hierarkis terletak
dalam urutan di atas mempunyai lebih banyak unsur (gejala) dari gangguan jiwa yang terletak
dalam blok di bawahnya
Urutan Hierarki Blok Diagnosis Gangguan Jiwa Berdasarkan
PPDGJ III
I Gangguan mental organic&simptomatik (F00-F09)
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19)
II Skizofrenia, gangguan skizotipal, dan gangguan waham (F20-F29)

III Gangguan suasana perasaan (Mood/afektif) (F30-F39)

IV Gangguan neurotic, gangguan somatoform, dan gangguan yang berkaitan dengan stress (F40-F48)

V Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik (F50-F59)

VI Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa (F60-F69)

VII Retardasi Mental (F70-F79)

VIII Gangguan perkembangan psikologis (F80-F89)

IX Gangguan perilaku dan emosional dengan awitan biasanya pada masa anak dan remaja (F90-F98)

X Kondisi lain yang menjadi focus perhatian klinis (Kode Z)


Penggolongan Gangguan Jiwa dalam PPDGJ III Berdasarkan Blok

Blok F0 Gangguan mental organic, termasuk gangguan mental simptomatik

Blok F1 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif

Blok F2 Skizofrenia, gangguan skizotipal, dan gangguan waham (gangguan psikotik “nonorganic”)

Blok F3 Gangguan suasana perasaan (Mood/afektif)

Blok F4 Gangguan neurotic, gangguan somatoform, dan gangguan yang berkaitan dengan stres

Blok F5 Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik

Blok F6 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa

Blok F7 Retardasi Mental

Blok F8 Gangguan perkembangan psikologis

Blok F9 Gangguan perilaku dan emosional dengan awitan biasanya pada masa anak dan remaja
Blok F0: Gangguan Mental Organik atau
Simptomatik

Ciri khas:

 Penyakit atau gangguan fisik/kondisi medis yang secara


primer mempengaruhi otak secara fisiologis sehingga terjadi
disfungsi otak

 Penyakit atau kondisi fisik di luar otak yang secara sekunder


atau secara sistemik mempengaruhi fungsi otak secara
fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak
F00-F09: Gangguan Mental Organik, termasuk
Gangguan Mental Simptomatik

Gejala:

1. Gangguan sensorium (kesadaran) gangguan kesadaran dan


perhatian.
2. Gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya piker, dan daya belajar
3. Gangguan persepsi atau gangguan suasana perasaan dan emosi
Blok F1: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif

Ciri khas:

Gangguan jiwa dan perilaku dalam kelompok ini


disebabkan oleh akibat langsung dari penggunaan zat
psikoaktif yang secara fisiologis mempengaruhi otak dan
menimbulkan gangguan mental dan perilaku
Blok F1: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif

Manifestasi Klinis: Diagnosis:


 Intoksikasi akut
 Penggunaan yang merugikan
 Sindrom ketergantungan  Laporan individu
 Keadaan putus zat
 Pemeriksaan darah dan urin
 Keadaan putus zat dengan delirium
 Gangguan psikotik akibat zat psikoaktif  Bukti lain, misalnya adanya zat itu pada
 Sindrom amnestic
pasien dan terbukti digunakan
 Gangguan psikotik residual dan beronset
lambat
F10 Golongan alkohol

F11 Golongan opioida (misal: candu, morfin, heroin, dll)

F12 Golongan kanabioida (ganja)

F13 Golongan sedative atau hipnotika (obat tidur)

F14 Golongan kokain

F15 Golongan stimulansia lain termasuk kafein

F16 Golongan halusinogenika

F17 Golongan tembakau

F18 Golongan zat pelarut yang mudah menguap

F19 Golongan zat multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya


Blok F2: Skizofrenia, gangguan Skizotipal, Gangguan
waham (dan ganguan psikotik lainnya)

Ciri khas:
 Gangguan dasarnya ialah gejala psikotik:
halusinasi, waham, perilaku kataton, perilaku
kacau, pembicaraan kacau yang umumnya
tidak sertai tilikan yang buruk

 Dalam blok ini termasuk juga gangguan


psikotik akut dan sementara, serta gangguan
skizoafektif
F20: Skizofrena Terdapat gejala khas skizofrenia dan berlangsung minimal selama 1 bulan

F21: Gangguan Skizotipal Gangguan skizotipal (tidak ditemukan gejala psikotik)

F22: Gangguan Waham Menetap Hanya terdapat waham yang tidak aneh dan berlangsung paling sedikit 3
bulan
F23: Gangguan Psikotik Akut dan Terjadi gejala psikotik yang timbul akut (awitan berlangsung < 2 minggu dari
Sementara keadaan premorbid yang normal.
Gejala psikotik sembuh sempurna dalam waktu <3 bulan
F24: Gangguan Waham Terinduksi Terdapat waham pada satu atau lebih orang akibat dia atau mereka diinduksi
oleh seorang penderita. Gangguan waham yang berhubungan akrab sekali
dengan dirinya/mereka
F25: Gangguan Skizoafektif Terdapat episode psikotik dimana terdapat gejala skizofrenia dan gejala
mood/afektif secara bersama-sama dalam episode itu
F28: gangguan Psikotik lainnya Terdapat gejala khas skizofrenia dan berlangsung minimal selama 1 bulan
Blok F3: Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif)

Ciri khas:

 Gejala dasarnya ialah gangguan suasana


perasaan/mood (depresi atau manik) yang
umumnya bersifat episodik
F30-F39: Gangguan Suasana Perasaan Ciri khas:
(mood/afektif)
 Perubahan suasana perasaan yang bermakna berupa depresi (disertai
F30: Episode manik kecemasan) atau elasi/peningkatan suasana perasaan (manik) dan
F31: Gangguan afektif bipolar disertai perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas
F32: Episode depresif
F33: Episode depresif berulang  Gangguan suasana perasaan yang bisa episodic, berulang, dan dapat
F34: Gangguan suasana perasaan bersifat kronis
(mood) menetap  Baik kondisi depresi atau manik dapat disertai gejala psikotik
F38:Gangguan suasana perasaan
lainnya
Blok F4: Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform,
dan Gangguan yang berkaitan dengan Stres

Kelompok gangguan cemas dan fobik:


Kelompok gangguan yang diakibatkan stress:
 Kecemasan yang dapat bersifat kronis
 Stresor yang sering timbul dalam kehidupan
(mis: gangguan cemas menyeluruh) atau
sehari-hari
episodic (gangguan panik)
 Stresor yang bertaraf malapetaka dan tidak
 Kecemasan timbul saat ada situasi objek
lazim dialami sehari-hari
fobik atau bila melawan pikiran obsesif
Blok F4: Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform,
dan Gangguan yang berkaitan dengan Stres

Kelompok gangguan somatoform:


Kelompok gangguan disosiatif (konversi):
 Keluhan/ preokupasi dengan rasa sakit atau
 Kehilangan sebagian atau menyeluruh
menderita penyakit tertentu walaupun tidak
integrasi normal antara: ingatan masa
ada dasar gangguan medis/fisik yang
lalu, kesadaran identitas, dan sensasi
mendasarinya
langsung dan kendali terhadap gerakan
tubuh
F40-F49: Gangguan Neurotik, Kecemasan, fobia, obsesif kompulsif, reaksi terhadap stress, disosiatif atau
gangguan somatoform dan gangguan somatoform
yang berkaitan dengan stres
F40: Gangguan ansietas fobik fobia

F41: gangguan ansietas lainnya Ansietas

F42: gangguan obsesif kompulsif Pikiran obsessional, dan tindakan kompulsif

F43: reaksi terhadap stress berat dan stresor


gangguan penyesuaian
F44: gangguan disosiatif Hilangnya sebagian atau seluruh integrasi normal dari diri seseorang berupa
ingtan, dan sensasi segera, atau kendali atas dirinya
F45: gangguan somatoform Keluhan tentang gejala fisik yang berulang yang diserta permintaan
pemmeriksaan medik
F40 Gangguan ansietas fobik
 Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari
luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada kejadian ini tidak
membahayakan. Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut
dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam.
 Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak
berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk yang ringan
sampai yang berat (serangan panik)
 Anxietas fobik seringkali berbarengan (coexist) dengan depresi.
Suatu episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas
fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat
disertai anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek depresif
seringkali menyertai berbagai fobia.
F40.0 Agorafobia

F40.1 Fobia sosial

F40.2 Fobia khas (terisolasi)

F40.8 Gangguan ansietas fobik lainnya

F40.9 Gangguan ansietas fobik YTT


F42: Gangguan  Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif
Obsesif-kompulsif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada
hampir setiap hari selama sedihitnya dua minggu berturut
 Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress)
atau mengganggu aktivitas penderita. Gejala-gejala
obsesif harus mencakup:
(a) harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri;
(b) sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak
berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi
dilawan oleh penderita;
(c) pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan
(d) gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus
merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan
F.43: Reaksi terhadap  Ada stress kehidupan yang luar biasa yang menyebabkan
stress berat dan stress akut atau perubahan penting dalam kehidupan yang
gangguan penyesuaian menimbulkan situasi tidak nyaman berkelanjutan
 Gangguan dalam kategori ini merupakan konsekuensi
langsung dari stress akut yang berat atau trauma
berkelanjutan
 Gangguan-gangguan ini dapat dianggap sebagai respon
maladaptive terhadap stress berat atau stress
berkelanjutan
F.44 Gangguan Gejala utama adalah adanya kehilangan (sebagian abau
disosiatif konversi seluruh) rlari integrasi normal (dibawah kendali. kesadaran)
antara:
- ingatan masa lalu,
- kesadaran identitas dan penginderaan segera (awareness
of identity and immediate sensations), dan control
terhadap gerakan tubuh

Pada gangguan disosiatif, kemampuan kendali dibawah


kesadaran dan kendali selektif tersebut terganggu sampai
baraf yang dapat berlansung dari hari ke hari atau bahkan jam
ke jam.
F45 Ciri utama :
 Adanya keluhan-keluhan fisik yang berulang-ulang disertai
dengan permintaanpemeriksaan medik, meskipun sudah
berkali-kali terbukti hasilnya negative.
 Pasien juga menyangkan dan menolak untuk membahas
 Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan pasien
mengenai kemungkinan penyebab keluhan
Blok F5: Sindrom Tingkah Laku yang Berhubungan
dengan Faktor Fisiologis dan Faktor Fisik

 Gangguan Makan
 Gangguan Tidur Nonorganic
 Disfungsi Seksual Bukan Disebabkan
Oleh Gangguan Atau Penyakit Organic,
 Gangguan Jiwa Dan Perilaku Yang
Berhubungan Dengan Masa Nifas Yang
Tak Diklasifikasikan Di Tempat Lain
(YTK)
 Faktor Psikologis dan Perilaku yang
Berhubungan Dengan Gangguan atau
Penyakit YDK (Yang Dikalsifikasikan Di
Tempat Lain)
F50 Gangguan Makan

F50.0 Anoreksia Nervosa mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan
oleh penderita
F50.1 Anoreksia Nervosa tdk khas Diagnosis ini digunakan untuk penderita yang tdk menunjukan satu atau
lebih gambaran utama (key features) dari anoreksia nervosa seperti
amenore atau kehilangan berat badan, tetapi masih ada gambaran klinis
yang agak khas.
F50. 2. Bulimia Nervosa Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan, dan ketagihan makanan
yang sulit dilawan
Pasien berusahan melawan efek kegemukan
F50.3 Bulimia Nervosa tdk khas Penderita tdk menunjukan satu atau lebih gambaran bulimia nervosa tetapi
masih ada gambaran klinis yang agak khas.
Blok F6: Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa
Dewasa

 Gangguan Kepribadiaan Khas


 Gangguan Kepribadian Campuran Lainnya
 Gangguan Kepribadian Yang Berlangsung Lama
Blok ini mencakup berbagai keadaan Yang Tidak Diakibatkan Oleh Kerusakan Atau
dan pola perilaku secara klinis Penyakit Otak
bermakna yag cenderung menetap dan  Gangguan Kebiasaan Dan Impuls
merupakan ekspresi dari gaya hidup  Gangguan Identitas Jenis Kelamin
yang khas dari seseorang serta cara  Gangguan Preferensi Seksual
berhubungan dengan diri sendri serta  Gangguan Psikologi Dan Perilaku Yang
Berhubungan Dengan Perkembangan Dan
orang lain
Orientasi Seksual
 Gangguan Kepribadian Dan Perilaku Masa
Dewasa Lainnya
 F61 Gangguan Kepribadian Campuran dan Lainnya 
Kategori ini dimaksudkan untuk gangguan kepribadian dan kelainan-kelainan yang seringkali menyulitkan
tetapi tidak menunjukkan pola gejala yang khas yang menjadi ciri-ciri dari gangguan pada F60.
 F61.0 Gangguan Kepribadian Campuran 
Dengan gambaran beberapa gangguan pada F60.- tetapi tanpa sekumpulan gejala yang dominan yang
memungkinkan suatu diagnosis yang lebih khas.
 F61.1 Perubahan Kepribadian yang Bermasalah 
Tidak dapat diklasifikasikan pada F60.- atau F62.- dan dianggap sebagai sekunder terhadap suatu
diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau anxietas yang ada bersamaan.
F62 PERUBAHAN KEPRIBADIAN YANG BERLANGSUNG LAMA YANG TIDAK
DIAKIBATKAN OLEH KERUSAKAN ATAU PENYAKIT OTAK

 Kelompok ini meliputi gangguan dari kepribadian dan perilaku dewasa yang berkembang
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan, atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat, pada penderita yang tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya.
 Diagnosis hanya dibuat apabila terbukti adanya perubahan yang jelas dan berlangsung
lama dari pola seseorang dalam memandang, berhubungan dengan, atau berpikir tentang
lingkungan dan dirinya sendiri. Perubahan kepribadian ini berkaitan dengan perilaku yang
menjadi tidak luwes (inflexibel) dan maladaptif yang mengarah ke kegagalan dalam fungsi
interpersonal, sosial dan pekerjaan
F62.0 Perubahan Kepribadian Yang Berlangsung
Lama Setelah Mengalami Katastrofa
 Perubahan kepribadian harus berlangsung lama
dan bermanifestasi dalam gambaran perilaku  Perubahan kepribadian ini harus sudah berlangsung
yang tidak luwes dan maladaptif yang menjurus paling sedikit selama 2 tahun dan tidak berkaitan
kepada disabilitas dalam hubungan interpersonal, dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya
sosial dan pekerjaan. Perubahan kepribadian ini sudah ada atau dengan gangguan jiwa (kecuali
harus dipastikan dengan keterangan dari orang- gangguan stress pasca trauma, F43.1)
orang terdekat.  Harus disingkirkan adanya kerusakan atau penyakit
 Untuk menegakkan diagnosis memantapkan otak yang dapat memberikan gambaran klinis yang
adanya gambaran berikut (tidak tampak serupa.
sebelumnya) adalah esensial, misalnya : (a)  Termasuk : perubahan kepribadian setelah suatu
sikap bermusuhan atau tidak percaya terhadap pengalaman di kamp konsentrasi, berada dalam
semua orang; (b) menarik diri dari kehidupan sekapan yang berkepanjangan yang disertai ancaman
masyarakat (c) perasaan hampa atau putus asa; kemungkinan dibunuh, seperti menjadi korban
(d) perasaan terpojok (on edge) yang khronis, terorisme atau penyiksaan
seperti terus menerus merasa terancam; (e)
keterasingan;
F62.1 Perubahan Kepribadiaan Yang Berlangsung Lama Setelah Menderita Gangguan Jiwa
 Temuan diagnostik untuk jenis perubahan kepribadian ini harus mencakup gambaran klinis sebagai berikut :
a) ketergantungan yang berlebihan pada orang lain dan sikap selalu minta dibantu;
b) tuduhan bahwa dirinya berubah atau cacat oleh karena penyakit terdahulu, menjurus kepada ketidak-
mampuan membentuk dan mempertahankan hubungan pribadi yang dekat dan dapat dipercaya serta isolasi
sosial;
c) pasif, minat berkurang, dan menurunnya keterlibatan dalam aktifitas rekreasi;
d) selalu mengeluh sakit, yang mungkin berhubungan dengan keluhan hipokondrik dan perilaku sakit;
e) afek yang disforik atau labil, yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan jiwa saat ini atau gangguan jiwa
sebelumnya dengan gejala afektif residual.
f) hendaya yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan dibandingkan dengan keadaan sebelum sakit;
 Manifestasi tersebut diatas harus sudah ada selama kurun waktu 2 tahun atau lebih
 Perubahan bukan terjadi karena kerusakan atau penyakit otak yang berat. Adanya diagnosis skizofrenia
sebelumnya tidak menyingkirkan kemungkinan diagnosis ini
F63. GANGGUAN KEBIASAAN DAN F63.1 Bakar Patologis (Piromania)
IMPULS
 Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah :
 F63.0 Judi Patologis a) berulang-ulang melakukan pembakaran tanpa motif yang
jelas, misalnya motif untuk mendapatkan uang, balas
dendam atau alasan politis;
Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah berjudi secara
b) sangat tertarik menonton peristiwa kebakaran; dan
berulang yang menetap (persistently repeated gambling), yang
c) perasaan tegang meningkat sebelum melakukan , dan
berlanjut dn seringkali meningkat meskipun ada konsekuensi
sangat terangsang (intense excitement) segera setelah
sosial yang merugikan seperti menjadi miskin, hubungan dalam
berhasil dilaksanakan.
keluarga terganggu, dan kekacauan kehidupan pribadi.
 Bakar patologis harus dibedakan dari :
 Judi patologis harus dibedakan dari :
a) sengaja melakukan pembakaran tanpa gangguan jiwa yang
a) judi dan taruhan untuk kesenangan atau sebagai upaya
nyata (dalam kasus demikian motifnya jelas);
mendapatkan uang; orang ini dapat menahan diri apabila
b) pembakaran oleh anak muda dengan gangguan tingkah
kalah banyak atau ada efek lain yang merugikan;
laku (F91.1), dimana didapatkan gangguan perilaku lain
b) judi berlbihan oleh penderita gangguan manik (F30.-);
seperti mencuri, agresi atau membolos sekolah;
c) judi pada kepribadian dissosial (F60.2); (disini terdapat lebih
c) pembakaran oleh orang dewasa dengan gangguan
banyak gangguan dalam perilaku sosial lain yang menetap,
dissosial (F60.2), dimana didapatkan gangguan perilaku
terlihat pada tindakan-tindakan agresif atau cara-cara lain
sosial lain yang menetap seperti agresi atau indikasi lain
yang menunjukkan sangat kurang peduli terhadap
perihal kurangnya peduli terhadap minat dan perasaan
kesejahteraan dan perasaan orang lain).
orang lain;
F63.2 Curi Patologis (Kleptomania)
 Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah :
• adanya peningkatan rasa tegang sebelum dan rasa puas selama F63.3 Trikotilomania
dan segera sesudahnya, melakukan tindakan pencurian;  Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah :
• meskipun upaya untuk menyembunyikan biasanya dilakukan,  kerontokan rambut kepala yang tampak jelas
tetapi tidak setiap kesempatan yang ada digunakan (noticeable) disebabkan berulang kali gagal menahan
• pencurian biasanya dilakukan sendiri (solitary act), tidak bersama- diri terhadap impuls untuk mencabut rambut;
sama dengan pembantunya;  pencabutan rambut biasanya didahului oleh ketegangan
• individu mungkin tampak cemas, murung dan rasa bersalah pada yang meningkat dan setelahnya diikuti dengan rasa lega
waktu diantara episode pencurian, tetapi hal ini tidak atau puas;
mencegahnya mengulangi perbuatan tersebut;  Diagnosis ini jangan dibuat apabila sebelumnya adanya
 Curi patologis harus dibedakan dari : peradangan kulit atau apabila pencabutan rambut
a) (a) pencurian berulang di toko tanpa gangguan jiwa yang nyata, adalah respons terhadap waham atau halusinasi. Tidak
dimana perbuatannya direncanakan dengan lebih hati-hati dan termasuk : gangguan gerakan stereotipi dengan
terdapat motif keuntungan pribadi yang jelas; (b) mencabuti rambut (F98.4)
b) gangguan mental organik (F00-F09), dimana berulangkali gagal
untuk membayar barang belanjaan sebagai konsekuensi F63.8 Gangguan Kebiasaan dan Impuls Lainnya 
berkurangnya daya ingat dan kemerosotan fungsi intelektual lain; Termasuk : gangguan eksplosif intermite
(c) F63.9 Gangguan Kebiasaan dan Impuls YTT yang
c) gangguan depresif dengan pencurian (F30-F33); beberapa Tidak Tergolongka
penderita depresi melakukan pencurian dan mungkin akan tetap
mengulanginya selama gangguan depresif masih ada;
FG4. GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
F64.0 Transseksualisme
 Untuk menegakkan diagnosis, identitas transseksual harus sudah
F64.2 Gangguan Identitas Jenis Kelamin Masa
menetap selama minimal 2 tahun dan harus bukan merupakan gejala Kanak
dari gangguan jiwa lain seperti skizofrenia atau berkaitan dengan  Gambaran esensial untuk diagnosis adalah:
kelainan interseks, genetik atau kromosom. • keinginan anak yang ‘mendalam’ (pervasive) dan
 Gambaran identitas tsb : ‘menetap’ (persistent) untuk menjadi (atau keteguhan
• adanya hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari bahwa dirinya adalah) jenis kelamin lawan jenis-nya,
kelompok dari lawan jenisnya, biasanya disertai perasaan risih atau disertai penolakan terhadap perilaku, atribut dan/ atau
ketidakserasian dengan anatomi seksualnya; dan pakaian yang sesuai untuk jenis kelaminnya; tidak ada
• adanya keinginan untuk mendapatkan terapi hormonal dan rangsangan seksual dari pakaian;
pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip mungkin dengan • yang khas adalah bahwa manifestasi pertama timbul pada
jenis kelamin yang diinginkan. usia prasekolah.
 Gangguan harus sudah tampak sebelum pubertas;
• pada kedua jenis kelamin, kemungkinan ada
F64.1 Transvestisme Peran penyangkalan terhadap struktur anatomi jenis
 Mengenakan pakaian dari lawan jenisnya sebagai bagian dari kelaminnya sendiri, tetapi hal ini jarang terjadi.
eksistensi dirinya untuk menikmati sejenak pengalaman sebagai • ciri khas lain anak dengan gangguan identitas jenis
anggota lawan jenisnya; kelamin, menyangkal bahwa dirinya terganggu,
 Tanpa hasrat untuk mengubah jenis kelamin secara lebih meskipun mereka mungkin tertekan oleh konflik dengan
permanen atau berkaitan dengan tindakan bedah; keinginan orang tua atau kawan sebayanya dan oleh
 Tidak ada perangsangan seksual yang menyertai pemakaian ejekan dan/ atau penolakan oleh orang-orang yang
pakaian lawan jenis tersebut, yang membedakan gangguan ini berhubungan dengan dirinya;
dengan transvestisme fetishistik (F65.1)
F65.1 Transvestisme Fetishistik
 Mengenakan pakaian dari lawan jenis dengan tujuan
F65 GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL pokok untuk mencapai kepuasan seksual.
F65.0 Fetishisme  Gangguan ini harus dibedakan dari fetishisme (F65.0)
 Mengandalkan pada beberapa benda mati (non living dimana pakaian sebagai objek fetish bukan hanya
object) sebagai rangsangan untuk membangkitkan sekedar dipakai, tetapi juga untuk menciptakan
keinginan seksual dan memberikan kepuasan seksual. penampilan seorang dari lawan jenis kelaminnya.
Kebanyakan benda tersebut (objek fetish) adalah  Biasanya lebih dari satu jenis barang yang dipakai dan
ekstensi dari tubuh manusia seperti pakaian atau sepatu. seringkali suatu perlengkapan yang menyeluruh,
 Diagnosis ditegakkan apabila objek fetish hanya benar termasuk rambut palsu dan tata rias wajah.
merupakan sumber yang utama dari rangsangan seksual  Transvestisme fetishistik dibedakan dari transvestisme
atau penting sekali untuk respons seksual yang transseksual oleh adanya hubungan yang jelas dengan
memuaskan. bangkitnya gairah seksual dan keinginan/hasrat yang
 Fantasi fetishistik adalah lazim, tidak menjadi suatu kuat untuk melepaskan baju tersebut apabila orgasme
gangguan kecuali apabila menjurus kepada suatu ritual sudah terjadi dan rangsangan seksual menurun.
yang begitu memaksa dan tidak semestinya sampai  Adanya riwayat transvestisme fetishistik biasanya
mengganggu hubungan seksual dan menyebabkan dilaporkan sebagai suatu fase awal oleh para penderita
penderitaan bagi individu. transseksualisme dan kemungkinan merupakan suatu
 Fetishisme terbatas hampir pada pria saja. stadium dalam perkembangan transseksualisme.
F65.3 Voyeurisme
 Kecenderungan yang berulang atau menetap
F65.2 Ekshibisionisme untuk melihat orang yang sedang berhubungan
 Kecenderungan yang berulang atau menetap untuk seksual atau berperilaku intip seperti sedang
memamerkan alat kelamin kepada asing (biasanya lawan jenis menanggalkan pakaian.
kelamin) atau kepada orang banyak ditempat umum, tanpa  Hal ini biasanya menjurus kepada rangsangan
ajakan atau niat untuk berhubungan lebih akrab. seksual dan masturbasi yang dilakukan tanpa
 Ekshibisionisme hampir sama sekali terbatas pada laki-laki orang yang diintip menyadarinya.
heteroseksual yang memamerkan pada wanita, remaja atau F65.4 Pedofilia
dewasa biasanya menghadap mereka dalam jarak yang aman  Preferensi seksual terhadap anak-anak, biasanya
ditempat umum. Apabila yang menyaksikan itu terkejut, takut prapubertas, atau awal masa pubertas, baik laki-
atau terpesona, kegairahan penderita menjadi meningkat. laki maupun perempuan.
 Pada beberapa penderita, ekshibisionisme merupakan satu-  Pedofilia jarang ditemukan pada perempuan.
satunya penyaluran seksual tetapi pada penderita lainnya  Preferensi tersebut harus berulang dan menetap.
kebiasaan ini  Termasuk : laki-laki dewasa yang mempunyai
 Kebanyakan penderita ekshibisionisme mendapatkan kesulitan preferensi partner seksual dewasa, tetapi karena
dalam mengendalikan dorongan tersebut dan dorongan ini mengalami frustasi yang kronis untuk mencapai
bersifat ’ego-alien’ (suatu benda asing bagi dirinya) hubungan seksual yang diharapkan, maka
kebiasaannya beralih kepada anak-anak sebagai
pengganti.
F65.5 Sadomasokisme
 Preferensi terhadap aktifitas seksual yang melibatkan pengikatan atau
menimbulkan rasa sakit atau penghinaan; (individu yang lebih suka untuk
menjadi resipien dari perangsangan demikian disebut ‘masochism’, sebagai
pelaku = ‘sadism’).
 Seringkali individu mendapatkan rangsangan seksual dari aktifitas sadistik
maupun masokistik.
 Kategori ini hanya digunakan apabila aktifitas sadomasokistik merupakan
sumber rangsangan yang penting untuk pemuasan seks.
 Harus dibedakan dari kebrutalan dalam hubungan seksual atau kemarahan
yang tidak berhubungan dengan erotisme. F65.6 Gangguan Preferensi
Seksual Multipel
 Kombinasi yang paling sering : fetishisme, transvestisme, sadomasokisme

F65.8 Gangguan Preferensi Seksual Lainnya


F65.9 Gangguan Preferensi Seksual YTT
F66.0 Gangguan Maturitas seksual
• Individu menderita karena ketidak-pastian tentang identitas Janis
kelaminnya atau orienasi seksualnya, yang menimbulkan kecemasan atau
depresi.
• Paling sering terjadi pada remaja yang tidak tahu pasti apakah mereka
homoseksual, heteroseksual atau biseksual dalam orientasi seksualnya,
atau pada individu yang sesudah suatu periode orintasi seksual yang
tampak stabil, seringkali dalam jalinan hubungan yang telah berlangsung
F66 GANGGUAN PSIKOLOGIS dan lama, menemukan bahwa orientasi seksualnya berubah.
PERILAKU YANG BERHUBUNGAN F66.1 Orientasi Seksual Egoditonik
DENGAN PERKEMBANGAN dan  Identitas jenis kelamin atau preferensi seksual tidak diragukan,
ORIENTASI SEKSUAL tetapi individu mengharapkan yang lain disebabkan oleh
gangguan psikologis dan perilaku, serta mencari pengobatan
Kode lima karakter : untuk mengubahnya.
F66.x0 = Heteroseksualitas F66.2 Gangguan Jalinan Seksual
F66.x1 = Homoseksualitas Kelainan dalam identitas jenis kelamin atau preferensi seksual
F66.x2 = Biseksualitas merupakan penyebab kesulitan dalam membentuk atau memelihara
F66.x8 = Lainnya, termasuk pra-pubertas jalinan (relationship) dengan mitra seksual
F68.1 Kesengajaan atau Berpura-pura Membuat Gejala atau disabilitas,
baik Fisik maupun Psikologis (Gangguan Buatan)
 Dengan tidak adanya gangguan fisik atau mental, penyakit atau
F68.0 Elaborasi Gejala Fisik Karena Alasan Psikologis
cacat yang pasti, individu berpura-pura mempunyai gejala sakit
 Gejala fisaik yang sesuai dan semula disebabkan oleh
secara berulang-ulang dan konsisten.
gangguan fisik, penyakit atau disabilitas menjadi berlebihan  Untuk gejala fisik mungkin dapat meluas sampai membuat sendiri
atau berkepanjangan disebabkan oleh keadaan psikologis dari
irisan atau luka untuk menciptakan perdarahan, atau menyuntik diri
penderita
dengan bahan beracun.
 Ketidak-puasan terhadap hasil terapi atau pemeriksaan atau
 Peniruan nyeri dan penekanan adanya perdarahan dapat begitu
kekecewaan terhadap jumlah perhatian yang diperolehnya di
meyakinkan dan menetap sehingga menyebabkan diulanginya
bangsal dan di klinik dapat merupakan suatu factor
pemerikasaan dan operasi di beberapa klinik dan rumah sakit,
motivasi(untuk meng-elaborasi gejala);
meskipun hasilnya berulang-ulang negative.
 Beberapa kasus tampak jelas dimotivasi oleh kemungkinan
 Motivasi untuk perilaku ini hampir selalu kabur dan dianggap factor
untuk memperoleh kompensasi financial setelah mengalami
internal, dan kondisi ini terbaik diinterprestasikan sebagai suatu
kecelakaan atau trauma, tetapi sindrom tersebut tidak harus
gangguan perilaku sakit dan peran sakit (disorder of illness behavior
cepat menghilang walaupun sesudah suatu peradilan yang
and the sick role).
sukses  Individu dengan pola perilaku demikian biasanya menunjukan
sejumlah tanda dari kelainan yang berat lainnya dari kepribadian dan
hubungan dengan lingkungan.
F68.8 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa
 Perlu dibedakan dengan “Malingering”, didefinisikan sebagai
Lainnya YDT
kesengajaan atau berpura-pura membuat gejala atau disabilitas, baik
F69 GANGGUAN KEPRIBADIAN dan MASA DEWASA YTT
fisik maupun psikologis, yang dimotivasikan oleh stress eksternal atau
insentif (kode Z76.5 dari ICD-10). Motif yang berkaitan dengan stres
eksternal
Blok F7: Retardasi Mental

IQ di bawah 70, semua aspek  Retardasi mental ringan: IQ 50-69


perkembangan terlambat atau terhenti  Retardasi mental sedang: IQ 35-49
sehingga menimbulkan disfungsi dan  Retardasi mental berat: IQ 20-34
berawitan di bawah usia 18 tahun  Retardasi mental sangat berat: IQ <20
 Retardasi mental adalah suatu keadaan
perkembangan jiwa yang terhenti atau
 Tingkat kecerdasan (inteligensia) bukan satu-satunya karakteristik,
tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh
melainkan harus sinilai berdasarkan sejumlah besar ketrampilan spesifik
terjadinya hendaya keterampilan selama
yang berbeda. Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua
masa perkembangan, sehingga
informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis, perilaku adptif (yang dinilai
berpengaruh pada tingkat kecerdasan
dalam kaitan dengan latar belakang budayanya), dan hasil tes psikometrik.
secara menyeluruh, misalnya kemampuan
 Untuk diagnosis yang pasti, harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang
kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
mengakibatkan berkurangnya kemapuan adaptasi terhadap tuntutan dari
 Reterdasi mental dapat terjadi dengan
lingkungan sosial biasa sehari-hari.
atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan
 Gangguan jiwa dan fisik yang menyerta retardasi mental, mempunyai
fisik lainnya.
pengaruh besar pada gambaran klinis dan penggunaan dari semua
 Hendaya perilaku adaptif selalu ada,
ketrampilannya.
tetapi dalam lingkungan sosial terlindung
 Penilaian diagnostik adalah terhadap ”kemampuan umum” global ability)
dimana sarana pendukung cukup
bukan terhadap suatu area tertentu yang spesifik dari hendaya atau
tersedia, hendaya ini mungkin tidak
ketrampilan.
tampak sama sekali pada penyandang
retardasi mental ringan
F70 RETARDASI MENTAL RINGAN

 Bila menggunakan tes IQ baku yang tepat, maka IQ berkisar antara 50 sampai 69 menunjukan
retardasi mental ringan.
 Pemahaman dan penggunaan bahasa cenderung terlambat pada berbagai tingkat, dan masalah
kemampuan berbicara yang mempengaruhi perkembangan kemandirian dapat menetap sampai
dewasa. Walaupun mengalami keterlambatan dalam kemampuan bahasa tetapi sebagian besar dapat
mencapai kemampuan berbicara untuk keperluan sehari-hari. Kebanyakan juga dapat mandiri penuh
dalam merawat diri sendiri dan mencapai ketrampilan praktis dan ketrampilan rumah tangga, walaupun
tingkat perkembangannya agak lambat daripada normal. Kesulitan utama biasanya tampak dalam
pekerjaan sekolah yang bersifat akademik, dan banyak masalah khusus dalam membaca dan menulis.
 Etologi organik hanya dapat didefinisikan pada sebagian kecil penderita.
 Keadaan lain yang menyertai seperti autisme, gangguan perkembangan lain, epilepsi, gangguan
tingkah laku, atau disabilitas fisik dapat ditemukan dalam berbagai proporsi. Bila terdapat gangguan
demikian, maka harus diberi kode diagnosis tersendiri.
F71 RETARDASI MENTAL SEDANG  Suatu etologi organik dapat di-identifikasi pada kebanyakan
penyandang retardasi mental sedang.
 Autisme masa kanak atau gangguan perkembangan
pervasive lainnya terdapat pada sebagian kecil kasus, dan
mempunyai pengaruh besar pada gambaran klinis dan tipe
 IQ biasanya berada dalam rentang 35 sampai 49. penatalaksanaan yang dibutuhkan. Epilepsi, disabilitas
 Umumnya ada profil kesenjangan (discrepancy) dari neurologik dan fisik juga lazim ditemukan meskipun
kemampuan, beberapa dapat mencapai tingkat yang lebih kebanyakan penyandang retardasi mental sedang mampu
tinggi dalam ketrampilan visuo-spasial dari pada tugas-tugas berjalan tanpa bantuan. Kadang-kadang didapatkan
yang tergantung pada bahasa, sedangkan yang lainnya gangguan jiwa lain, tetapi karena tingkat perkembangan
sangat canggung namun dapat mengadakan interaksi sosial bahasanya yang terbatas sehingga sulit menegakkan
dan percakapan sederhana. Tingkat perkembangan bahasa diagnosis dan harus tergantung dari informasi yang
bervariasi: ada yang dapat mengikuti percakapan sederhana, diperoleh dari orang lain yang mengenalnya. Setiap
sedangkan yang lain hanya dapat berkomunikasi seadanya gangguan penyerta harus diberi kode diagnosis tersendiri.
untuk kebutuhan dasar mereka
F72 RETARDASI MENTAL BERAT
 IQ biasanya berada dalam rentang 20 sampai 34
 Pada umumnya mirip dengan retardasi mental sedang dalam
hal :
• gambaran klinis,
• terdapatnya etiologi organik, dan
• kondisi yang menyertainya,
• tingkat prestasi yang rendah
 Kebanyakan penyandang retardasi mental berat menderita
gangguan motorik yang mencolok atau defisit lain yang
menyertainya, menunjukan adanya kerusakan atau
penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis
dari susunan saraf pusat.
F73 RETARDASI MENTAL SANGAT BERAT
F78 RETARDASI MENTAL LAINNYA
 IQ biasanya dibawah 20.
 Pemahaman dan penggunaan bahasa terbats,  Kategori ini hanya diunakan bila penilaian
paling banter mengerti perintah dasar dan dari tingkat retardasi mental dengan
sederhana tentang memilih dan mencocokan memakai prosedur biasa sangat sulit atau
mungkin dapat dicapainya, dan dengan tidak mungkin dilakukan karena adanya
gangguan sensorik atau fisik, misalnya
pengawasan dan petunjuk yang tepat penderita buta, bisu tuli, dan penderita yang
mungkin dapat sedikit ikut melakukan tugas praktis perilakunya terganggu berat atau fisiknya
dan rumah tangga. tidak mampu.
 Suatu etilogi organic dapat di-identifikasi pada
sebagian besar kasus. F79 RETARDASI MENTAL YTT
 Biasanya ada disabilitas neurologik dan fisik lain
yang berat yang mempengaruhi mobilitas, seperti  Jelas terdapat retardasi mental, tetapi
epilepsy dan hendaya daya lihat dan daya dengar. tidak ada informasi yang cukup untuk
menggolongkannya dalam salah satu
Sering ada gangguan perkembangan pervasive kategori tersebut diatas.
dalam bentuk sangat berat khususnya autisme yang
tidak khas (atypical autism), terutama pada
penderita yang dapat bergerak.
Blok F8: Gangguan Perkembangan Psikologis

Gangguan perkembangan khas:


Gangguan perkembangan pervasive:
Pada kasus murni, IQnya normal dan
biasanya hanya satu aspek dari fungsi Gangguan dasarnya ialah abnormalitas kualitatif
individu yang terganggu, awitannya dalam interaksi timbal balik dengan orang lain.
mulai masa bayi atau anak
Blok F9: Gangguan Perilaku dan Emosional dengan
Awitan biasanya pada masa anak dan remaja

F90 Gangguan hiperkinetik

F91 Gangguan tingkah laku

F92 Gangguan campuran tingkah laku dan emosi

F93 Gangguan emosional dengan onset khas pada masa kanak

F94 Gangguan Fungsi sosial dengan awitan khas pada masa kanak
dan remaja
F95 Gangguan Tik
F90. GANGGUAN HIPERKINETIK

 Ciri-ciri utama ialah berkurangnya perhatian dan


aktivitas berlebihan. Kedua ciri ini menjadi syarat
mutlak untuk diagnosis dan haruslah nyata ada pada F90.0 Gangguan Aktivitas dan
lebih dari satu situasi (misalnya di rumah, di kelas, di Perhatian
klinik). Kriteria umum mengenai gangguan hiperkinetik
 Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini (F90) telah terpenuhi, tetapi kriteria untuk
dihentikannya tugas dan ditinggalkannya suatu gangguan tingkah laku (F91) hdak terpenuhi,
kegiatan sebelum tuntas selesai. Termasuk: gangguan defisit perhatian dengan
 Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang hiperaktivitas
berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut F90.1 Gangguan Tingkah Laku
keadaan relatif tenang. Hiperkinetik
 Kecerobohan dalam hubungan-hubungan sosial, Memenuhi kriteria menyeluruh mengenai
kesembronoan dalam situasi yang berbahaya dan gangguan hiperkinetik ,(F90) dan juga kriteria
sikap yang secara impulsif melanggar tata tertib menyeluruh mengenai gangguan tingkah laku
social (F91),
 Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat
F90.8 Gangguan Hiperkinetik Lainnya
sering terjadi dan haruslah di catat secara terpisah
(di bawah F80-F89) F90.9 Gangguan Hiperkinetik YTT
 Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan Kategori sisa ini tidak dianjurkan dan hanyalah
merupakan kriteria eksklusi ataupun kriteria inklusi boleh digunakan bila kurang dapat dibedakan
untuk diagnosis utamanya, tetapi ada tidaknya gejala antara F90.0 dan F90.1, tetapi memenuhi
gejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi utama dan keseluruhan kriteria untuk F90.
gangguan tersebut
F91. GANGGUAN TINGKAH LAKU
 Gangguan tingkah laku berciri khas
dengan adanya suatu pola tingkah laku F91. GANGGUAN TINGKAH LAKU
dissosial, agresif atau menentang, yang F91. 0 Gangguan Tingkah Laku Yang
berulang dan menetap. terbatas pada Lingkungan Keluarga
 Penilaian tentang adanya gangguan
tingkah laku perlu memperhitungkan  Memenuhi kriteria F91 secara
tingkat perkembangan anak. Temper menyeluruh
tantrums, merupakan gejala normal pada  Tidak ada gangguan tingkah laku
perkembangan anak berusia 3 tahun, yang signifikan di lingkungan
dan adanya gejala ini bukan merupakan keluarga dan juga hubungan sosial
dasar bagi diagnosis ini anak luar lingkungan keluarga
 Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila masih berada dalam batas-batas
tingkah laku seperti yang diuraikan di normal.
atas berlanjut selama 6 bulan atau lebih.
F91.1 Gangguan Tingkah Laku Tak Berkelompok
 Ciri khas dari gangguan tingkah laku tak berkelompok ialah adanya F91.2 Gangguan Tingkah Laku
kombinasi mengenai perilaku dissosial dan agresif berkelanjutan (yang
memenuhi seluruh kriteria F91 dan tidak terbatas hanya pada perilaku  Kategori ini berlaku terhadap gangguan tingkah laku
membangkang, menentang dan merusak), dengan sifat kelainan yang yang ditandai oleh perilaku dissosial atau agresif
pervasif dan bermakna dalam hubungan anak yang bersangkutan berkelanjutan (memenuhi kriteria untuk F91 dan tidak
dengan anak-anak lainnya. hanya terbatas pada perilaku menentang,
 Tiadanya keterpaduan yang efektif dengan kelompok sebaya merupakan membangkang, merusak) terjadi pada anak yang pada
perbedaan penting dengan gangguan tingkah laku yang "berkelompok" umumnya cukup terintegrasi di dalam kelompok
(socialized) dan ini diutamakan di atas segala perbedaan lainnya. sebayanya.
 Rusaknya hubungan dengan kelompok sebaya terutama dibuktikan oleh  Kunci perbedaan terpenting ialah terdapatnya ikatan
keterkucilan dari dan/atau penolakan oleh atau kurang disenanginya oleh persahabatan langgeng dengan anak yang seusia.
anak-anak sebayanya, dan karena ia tidak mempunyai sahabat karib Sering kali, namun tidak selalu, kelompok sebaya itu
atau hubungan empatik, hubungan timbal balik yang langgeng dengan terdiri atas anak – anak yang juga terlibat dalam
anak dalam kelompok usianya. kegiatan kejahatan atau dissosial (tingkah laku anak
 Tindak kejahatan lazim (namun tidak mutlak) dilakukan, sendirian. yang tidak dibenarkan masyarakat justru dibenarkan
Perilaku yang khas terdiri dari: tingkah laku menggertak, sangat sering oleh kelompok sebayanya itu dan di atur oleh subkultur
berkelahi, dan (pada anak yang lebih besar) pemerasan atau tindak yang menyambutnya dengan baik).
kekerasan; sikap membangkang secara berlebihan, perbuatan kasar,
sikap tidak mau bekerjasama, dan melawan otoritas; mengadu berlebihan
dan amarah yang tak terkendali; merusak barang orang lain, sengaja
membakar, perlakuan kejam terhadap hewan dan terhadap sesama anak
F91.3 Gangguan Sikap Menentang
(Membangkang)

 Ciri khas dari jenis gangguan tingkah laku ini ialah


berawal pada anak dibawah usia 9 dan 10 tahun.
Ditandai oleh adanya prilaku menentang, ketidak patuhan
(disobedient), prilaku provokatif dan tidak adanya prilaku
disosial dan agresif yang lebih berat yang melanggar
hokum atau pun melanggar hak asasi orang lain.
 Pola prilaku negativistic, bermusuhan, menentang,
provokatif dan merusak tersebut berlangsung secara
berkelanjutan, yang jelas sekali melampaui rentang
prilaku normal bagi anak pada kelompok usia yang sama
dalam lingkungan sosiial budaya yang serupa, dan tidak
mencakup pelanggaran yang lebih serius terhadap hak
orang lain seperti dalam kategori F91.0 dan F91.2.

F91. 8 Gangguan Tingkah Laku Lainnya.


F91. 9 Gangguan Tingkah Laku YTT.
Hanya digunakan untuk gangguan yang memenuhi
kriteria umum untuk F91, namun tidak memenuhi
criteria salah satu subtipe lainya
F94 GANGGUAN FUNGSI SOSIAL DENGAN ONSET KHAS F94.1 Gangguan Kelekatan Reaktif Masa Kanak
PADA MASA KANAK DAN REMAJA  Cirinya yang terpenting ialah adanya pola abnormal
 Ini merupakan kelompokgangguan yang agak heterogen, ynag dalam hubungan anak dan para pengasuhnya yang
keseluruhannya samasama mencakup gangguan fungsi yang berada timbul sebelum anak mencapai usia 5 tahun, yang
pada kurun masa perkembangan, namun (berbeda dengan gangguan meliputi cirri-ciri maladaptife yang lasimnya tidak dilihat
perkembangan pervasif) terutama tidak ditandai oleh suatu ketidak pada anak-anak yang normal, dan yang tetap berlanjut
mampuan atau defisit konstitusi sosial yang nyata yang menyusup namun reaktif terhadap perubahan yang cukup jelas pada
keseluruhan fungsi. pola asuh.
F94.0 Mutisme Elektif  Gangguan ini hampir selaluh timbul berkaitan dengan
 Ciri khas dari kondisi ini ialah selektifitas yang ditentukan secara pengasuhan anak yang sangat tidak memadai. Hal ini
emosional dalam berbicara, dimana anak itu menunjukkan mungkin dalam bentuk penganiayaan psikologis atau
selektifitasnya dalam hal kemampuan bertutur kata dalam situasi penelantaran
tertentu, namun tidak mampu melakukannya dalam beberapa situasi
(khas tertentu) lainnya. ● F94.2 Gangguan Kelekatan Tak Terkendali Masa Kanak
 Untuk diagnosis ini diperlukan : (a) tingkat pengertian bahasa yang
normal atau hamper normal. (b) tingkat kemampuan bertutur kata  anak menunjukan kelekatan selektif yang kabur
yang cukup untuk komunikasi social. (c) Bukti yang nyata bahwa anak (diffuseness) selam 5 tahun pertama kehidupan anak dan
bersangkutan dapat dan bertutur kata secara normal atau hampir umumnya berhubungan dengan prilaku melekat sewaktu
normal dalam beberapa situasi tertentu. masa bayi dan/atau perangai ramah terhadap semua orang,
dan prilaku menarik perhatian pada masa dini atau
pertengahan usia anak.
F95.0 Gangguan ‘Tic’ Sementara
 Gangguan ini umumnya memenuhi kriteria untuk
F95 GANGGUAN “TIC” diagnosa gangguan ‘tic’, tetapi tidak melampaui 12
 “Tic” adalah suatu gerakan motorik (yang
bulan.
lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas  Bentuk ini paling sering dijumpai pada anak usia 4-5
tertentu) yang tidak dibawah pengendalian, tahun, biasanya berupa kedipan mata, muka
berlangsung cepat, den berulang, tidak menyeringai, atau kedutan kepala. Pada beberapa
berirama, ataupun suatu hasil vocal yang kasus hanya berupa episode tunggal, namun pada
timbul mendadak dan tidak ada tujuannya beberapa kasus lain hilang timbul selama beberapa
yang nyata. bulan.
 Ciri khas yang terpenting yang membedakan
F95.1 Gangguan ‘Tic’ Motorik atau Vokal Kronik
‘Tic’ dari gangguan motorik lainnya ialah  ● Umumnya memenuhi criteria untuk suatu
gerakan yang mendadak, cepat, sekejab dan gangguan ‘tic’ motorik atau vokal (namun bukan
terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan kedua-duanya) dan berlangsung lebih dari setahun.
neirologis yang mendasari  ● ‘Tic’ dapat tunggal atau multiple(tetapi lebih sering
bersifat multipel).
F95.2 Gangguan Campuran ‘Tic’ Motorik dan Vokal
Multipel (Sindrom de la Tourette)
 Tic’ motorik multipel dengan satu atau beberapa ‘tic’
vocal, yang tidak harus timbul secara serentak dan
dalam riwayatnya hilang timbul
 Onset hamper selalu pada masa kanak atau
remaja. Lazimnya ada riwayat ‘tic’ motorik sebelum
timbulnya ‘tic’ vocal, sindrom ini sering memburuk
pada usia remaja dan lazim pula menetap sampai
usia dewasa.
 Tic’ vocal sering bersifat multipel dengan letupan
vokalisasi yang berulang-ulang, seperti suara
mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya
diucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat cabul
(copopraxia)
F98 GANGGUAN PRILAKU dan EMOSIONAL F98.0 Enuresis Non-organik
LAINNYA DENGAN ONSET BIASANYA PADA Pedoman Diagnostik
MASA KANAK dan REMAJA
 Sekelompok gangguan heterogen yang Suatu gangguan yang ditandai oleh
berciri onsetnya pada masa kanak tetapi buang air seni tanpa kehendak, pada
berbeda dalam banyak segi. Sebagian sian dan/atau malam hari, yang tidak
kondisinya merupakan sindrom dengan sesuai dengan usia mental anak, dan
batasan jelas, namun ada pula yang bukan akibat dari kurangnya
sekedar kumpulan gejala yang tidak pengendalian kandung kemih akibat
memiliki keabsahan nosologis, tetapi gangguan neurologist, serangan
dimasukkan hanya karena sering epilepsi, atau kelainan structural pada
ditemukan dan berhubungan dengan saluran kemih.
masalah psikososial, serta tidak dapat
dikelompokkan denga sindrom lain.
F98.1 Enkopresis Non-organik F98.2 Gangguan Makan Masa
Bayi dan Kanak
● Ciri diagnostic yang menentukan ialah pengeluaran  Gangguan makan dengan berbagai
tinja secara tak layak. Kondisi ini dapat timbul dengan manifestasi biasanya spesifik pada
berbagai cara : (a) mungkin menggambarkan kurang masa bayi dan masa dini kanak.
adekuatnya latihan kebersihan (toilet training), atau Pada umumnya meliputi penolakan
kurang responsifnya anak terhadap latihan itu, dengan makanan dan rewel menghadapi
riwayat kegagalan terus menerus untuk memperoleh makanan yang memadai dari
kemampuan mengendalikan gerakan usus. (b) mungkin pengasuh yang baik, tanpa penyakit
mencerminkan suatu gangguan psikologis dengan organik.
pengendalian fisiologis buang air besar normal, tetapi,  Kesulitan kecil dalam makan adalah
karena suatu alas an, terdapat keengganan, perlawanan, lazim pada masa bayi dan kanak
atau kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma (dalam bentuk penolakan seolah
social untuk buang air besar di tempat yang layak kurang makan atau kebanyakan
makan). Ulah itu sendiri tidak perlu
dipandang sebagai indikasi adanya
gangguan
F98.3 Pika Masa Bayi dan Kanak F98.5 Gagap
 Gejala pika adalah terus menerus makan zat (Stuttering/Stammering)
yang tidak bergizi (tanah, serpihan cat, dsb).
 Pika dapat timbul sebagai salah satu gejala  Cara berbicara yang ditandai
dari sejumlah gangguan psikiatrik yang luas dengan penggulangan suara atau
(seperti autisme), atau sebagai perilaku perpanjangan suku kata atau kata,
psikopatologis yang tunggal, hanya dalam atau sering gugup atau terhenti
keadaan yang disebut belakangan ini sehingga mengganggu irama alur
digunakan kode diagnosis ini. bicara.
F98.6 Berbicara Cepat dan
F98.4 Gangguan Gerakan Stereotipik Tersendat (Cluttering)
 aneka gerakan yang volunteer, berulang,  Cara berbicara cepat dengan
stereotipil, nonfungsional (dan sering bersifat gangguan kelancaran alurnya,
ritmik) bukan merupakan bagian dari suatu namun tanpa pengulangan atau
kondisi psikiatrik atau neurologist yang kegugupan, dengan derajat yang
dikenal. cukup parah sehingga
menyebabkan kurang jelasnya
ucapan.
Kode Z

Z00 : Pemeriksaan kesehatan umum dr seseorang tanpa keluhan dan diagnosis yg dilaporkan, termasuk pemeriksaan psikiatrik
umum
Z03 : Observasi dan evaluasi medis untuk penyakit dan kondisi yang dicurigai (mis: observasi untuk ggn. Jiwa dan perilaku yg
dicurigai spt membakar, mencopet, mencuri tanpa manifestasi ggn psikiatrik)

Z04 : Pemeriksaan dan observasi untuk alasan lain (mis: pemeriksaan untuk alasan medicolegal)

Z50 : Pelayanan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi (Mis : Rehabilitasi alkohol, obat, tembakau, psikoterapi
YTK, terapi okupasional dan vokasional)

Z54 : Convalescence setelah psikoterapi

Z55 : Problem yg berkaitan dg Pendidikan dan melek huruf

Z56 : Problem yg berkaitan dg pekerjaan dan pengangguran


Kode Z

Z59 : Problem yg berkaitan dg perumahan dan keadaan ekonomi

Z60 : Problem yg berkaitan dg lingkungan social (Mis. Transmisi siklus kehidupan; “Atypical parenting situation”. Hidup
sendirian; kesulitan akulturasi; pengucilan/penolakan oleh lingkungan, sasaran diskriminasi dan penganiayaan.)

Z61 : Problem yg berkaitan dg kejadian yg negative dlm masa kanak (Mis. Kehilangan kasih sayang dalam masa kanak,
pindah rumah, hubungan keluarga yang berubah, kehilangan harga diri, dugaan penyalahgunaan seskual anak (sexual abuse)
oleh kelompok pendukung utama; pengalaman yang menakutkan dalam masa kanak.)

Z62 : Problem lainnya yang berkaitan dengan pengasuhan (Mis: Pengawasan dan konrol yang tidak adekuat dari orangtua,
perlindungan yang berlebihan oleh orangtua; pengasuhan di institusi, permusuhan dan perkambinghitaman terhadap
anak,penelantaran secara emosional terhadap anak, tekanan orangtua yang tidak sepatutunya dan kualitas pengasuhan yang
abnormal)
Kode Z
Z63 : Problem lainnya yg berkaitan dengan kelompok pendukung utama, termasuk keluarga (Mis. Poblem dalam hubungan
dengan pasangan/partner, orang tua, mertua, dukungan keluarga yang tidak adekuat, ketidakhadiran anggota keluarga,
kehilangan dan kematian anggota keluarga; kekacauan keluarga oleh perpisahan dan perceraian; sanak yang bergantung
pada orang lain memerlukan perawatan di rumah; kejadian kehidupan yang lain yang penuh stres)

Z64 : Problem psikososial tertentu (Mis. Kehamilan yang tidak dikehendaki;mencari dan menerima tindakan penanganan fisik,
nutrisi dan bahan kimia yang berisiko dan berbahaya, mencari dan menerima tindakan penanganan perilaku dan psikilogis
yang beresiko dan berbahaya; perselisihan dengan pembimbing konseling.)

Z65 Problem yang berkaitan dengan keadaan psikososial lainnya.

Z70 Konseling yang berkaitan dengan sikap, perilaku, orientasi seksual.


Kode Z

Z71 Pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan untuk konseling dan nasehat medis lainnya. Mis : Konseling untuk
penyalahgunaan alcohol, obat, tembakau.

Z72 Problem yang berkaitan dengan gaya hidup. Mis : Penggunaan zat, kurang latihan fisik, diet dan kebiasaan makan yang
tidak tepat, perilaku seksual berisiko tinggi, main judi dan taruhan, merusak diri sendiri

Z73: Problem yang berkaitan dengan kesulitan pengelolaan hidup. Mis : “burn out syndrome”, peruncingan ciri kepribadian
(termasuk pola kepribadian tipe A); kurang santai, kurang waktu luang, stress YTK, ketrampilan sosial yang tidak adekuat,
konflik menganai peran sosial.

Z75: Problem yang berkaitan dengan fasilitas medis dan pelayanan kesehatan lainnya. Mis. Orang yang menunggu untuk
rawat inap di fasilitas yang adekuat di tempat lain; masa menunggu untuk suatu pemeriksaan dan pemberian tindakan;
perawatan sebagai masa berlibur.

Z76 Pengunjung fasilitas pelayanan dalam keadaan lain. Mis. Berpura-pura (simulasi secara sadar, termasuk berpura-pura
sakit dengan suatu motivasi yang jelas)
Kode Z

Z81 Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa dan perilaku

Z82 Riwayat keluarga dengan disabilitas tertentu dan penyakit kronis yang menimbulkan ketidakmampuan

Z85 Riwayat pribadi dengan neoplasma maligna

Z86 Riwayat pribadi dengan penyakit lain tertentu (Mis; dengan penyalahgunaan zat psikoaktif; dengan gangguan jiwa dan perilaku lainnya;
dengan penyakit sususan saraf dan alat indera)

Z87 Riwayat pribadi dengan penyakit dan kondisi lain. Mis. Dengan malformasi kongenital, deformasi, dan kelainan kromosom

Z91 Riwayat pribadi dengan faktor berisiko YTK. Mis. Riwayat pribadi dengan ketidaktaatan pada tindakan medis dengan trauma psikologis,
dengan perilaku membahayakan diri sendiri (self harm), (termasuk parasuicide, peracunan diri, percobaan bunuh diri)
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai