Anda di halaman 1dari 65

DIAGNOSIS

PSIKIATRI
Pembimbing:
dr. Sherly Yakobus, Sp.KJ
Perilaku Pikiran Perasaan
Pendahuluan
Perilaku manusia bermanifestasi dalam 3 aspek:
Kriteria gangguan jiwa

01 Gejala klinis

03 Disfungsi/hendaya

02 Distress
Anamnesis Pemeriksaan Diagnosis Terapi

• Alasan berobat • Fisik-diagnostic • Aksis I: klinis • Farmakoterapi


• RPS Proses Diagnosis Gangguan Jiwa
• Status mental • Aksis II:
kepribadian
• Psikoterapi
• RPD • Laboratorium • Terapi social
• Riwayat • Radiologik • Aksis III: kondisi • Terapi okupasi
perkembangan diri • Evaluasi psikologi medis
• Latar belakang • Aksis IV:
Psikososial
• Aksis V: taraf
fungsi
AKSIS III
• Kondisi medis umum
• Gangguan kepribadiaan (F60 dan F61) atau ciri kepribadian AKSIS II
(tidak menggunakan kode diagnostic)
• Retardasi mental (F7)
Diagnosis Multiaksial
• Gangguan Klinis dan Kondisi Lain Yang Menjadi Fokus AKSIS I
Perhatian Klinis. Semua gangguan jiwa yang terdapat dalam
blok F0 sampai dengan F9
• Penilaian fungsi secara global (menyeluruh) dalam fungsi psikologis, social, dan
AKSIS V
okupasional
Diagnosis Multiaksial
AKSIS IV
• Problem psikososial dan lingkungan
AKSIS V GLOBAI ASSESSMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE

 100 - 91 = gejala tidak ada, berfungsi maksimal,  40 - 31 = beberapa disabilitas dalam hubungan
tidak ada masalah yg tak tertanggulangi. dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam
 90 - 81 = gejala minimal, berfungsi baik, cukup beberapa fungsi
puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa.  30 - 21 = disabilitas berat dalam komunikasi & daya
 80 - 71 = gejala sementara & dapat diatasi, nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua bidang.
disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah,  20 - 11 =bahaya mencederai diri./orang lain,
dll. disabilitas sangat berat dalam komunikasi &
 70 - 61 =beberapa gejala ringan & menetap, mengurus diri.
disabilitas ringan dalam fungsi, secara urnum masih  10 - 01 = seperti diatas -> persisten & lebih serius.
baik.  0 = informasi tidak adekuat
 60 - 51 = gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang.
 50 - 41 = gejala berat (serious), disabilitas berat
Urutan Hierarkis
Urutan hierarkis umumnya merupakan gangguan-gangguan jiwa yang secara hierarkis terletak

dalam urutan di atas mempunyai lebih banyak unsur (gejala) dari gangguan jiwa yang terletak

dalam blok di bawahnya


Urutan Hierarki Blok Diagnosis Gangguan Jiwa Berdasarkan
PPDGJ III
I Gangguan mental organic&simptomatik (F00-F09)
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19)
II Skizofrenia, gangguan skizotipal, dan gangguan waham (F20-F29)
III Gangguan suasana perasaan (Mood/afektif) (F30-F39)
IV Gangguan neurotic, gangguan somatoform, dan gangguan yang berkaitan dengan stress (F40-F48)
V Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik (F50-F59)
VI Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa (F60-F69)
VII Retardasi Mental (F70-F79)
VIII Gangguan perkembangan psikologis (F80-F89)
IX Gangguan perilaku dan emosional dengan awitan biasanya pada masa anak dan remaja (F90-F98)
X Kondisi lain yang menjadi focus perhatian klinis (Kode Z)
Penggolongan Gangguan Jiwa dalam PPDGJ III Berdasarkan Blok

Blok F0 Gangguan mental organic, termasuk gangguan mental simptomatik


Blok F1 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
Blok F2 Skizofrenia, gangguan skizotipal, dan gangguan waham (gangguan psikotik “nonorganic”)

Blok F3 Gangguan suasana perasaan (Mood/afektif)


Blok F4 Gangguan neurotic, gangguan somatoform, dan gangguan yang berkaitan dengan stres
Blok F5 Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik
Blok F6 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
Blok F7 Retardasi Mental
Blok F8 Gangguan perkembangan psikologis
Blok F9 Gangguan perilaku dan emosional dengan awitan biasanya pada masa anak dan remaja
Blok F0: Gangguan Mental Organik atau
Simptomatik

Ciri khas:

 Penyakit atau gangguan fisik/kondisi medis yang secara


primer mempengaruhi otak secara fisiologis sehingga terjadi
disfungsi otak

 Penyakit atau kondisi fisik di luar otak yang secara sekunder


atau secara sistemik mempengaruhi fungsi otak secara
fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak
F00-F09: Gangguan Mental Organik, termasuk
Gangguan Mental Simptomatik

Gejala:

1. Gangguan sensorium (kesadaran) gangguan kesadaran dan


perhatian.
2. Gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya piker, dan daya belajar
3. Gangguan persepsi atau gangguan suasana perasaan dan emosi
Blok F1: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif

Ciri khas:

Gangguan jiwa dan perilaku dalam kelompok ini


disebabkan oleh akibat langsung dari penggunaan zat
psikoaktif yang secara fisiologis mempengaruhi otak dan
menimbulkan gangguan mental dan perilaku
Blok F1: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif

Manifestasi Klinis: Diagnosis:


 Intoksikasi akut
 Penggunaan yang merugikan
 Sindrom ketergantungan  Laporan individu
 Keadaan putus zat
 Pemeriksaan darah dan urin
 Keadaan putus zat dengan delirium
 Gangguan psikotik akibat zat psikoaktif  Bukti lain, misalnya adanya zat itu pada
 Sindrom amnestic
pasien dan terbukti digunakan
 Gangguan psikotik residual dan beronset
lambat
F10 Golongan alkohol
F11 Golongan opioid (misal: candu, morfin, heroin, dll)
F12 Golongan kanabioida (ganja)
F13 Golongan sedative atau hipnotika (obat tidur)
F14 Golongan kokain
F15 Golongan stimulansia lain termasuk kafein
F16 Golongan halusinogenika
F17 Golongan tembakau
F18 Golongan zat pelarut yang mudah menguap
F19 Golongan zat multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya
Blok F2: Skizofrenia, gangguan Skizotipal, Gangguan
waham (dan ganguan psikotik lainnya)

Ciri khas:
 Gangguan dasarnya ialah gejala psikotik:
halusinasi, waham, perilaku kataton, perilaku
kacau, pembicaraan kacau yang umumnya
tidak sertai tilikan yang buruk

 Dalam blok ini termasuk juga gangguan


psikotik akut dan sementara, serta gangguan
skizoafektif
F20: Skizofrena Terdapat gejala khas skizofrenia dan berlangsung minimal selama 1 bulan
F21: Gangguan Skizotipal Gangguan skizotipal (tidak ditemukan gejala psikotik)
F22: Gangguan Waham Menetap Hanya terdapat waham yang tidak aneh dan berlangsung paling sedikit 3
bulan
F23: Gangguan Psikotik Akut dan Terjadi gejala psikotik yang timbul akut (awitan berlangsung < 2 minggu dari
Sementara keadaan premorbid yang normal.
Gejala psikotik sembuh sempurna dalam waktu <3 bulan
F24: Gangguan Waham Terinduksi Terdapat waham pada satu atau lebih orang akibat dia atau mereka
diinduksi oleh seorang penderita. Gangguan waham yang berhubungan
akrab sekali dengan dirinya/mereka
F25: Gangguan Skizoafektif Terdapat episode psikotik dimana terdapat gejala skizofrenia dan gejala
mood/afektif secara bersama-sama dalam episode itu
F28: gangguan Psikotik lainnya Terdapat gejala khas skizofrenia dan berlangsung minimal selama 1 bulan
Blok F3: Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif)

Ciri khas:

 Gejala dasarnya ialah gangguan suasana


perasaan/mood (depresi atau manik) yang
umumnya bersifat episodik
F30-F39: Gangguan Suasana Perasaan Ciri khas:
(mood/afektif)
 Perubahan suasana perasaan yang bermakna berupa depresi (disertai
F30: Episode manik kecemasan) atau elasi/peningkatan suasana perasaan (manik) dan
F31: Gangguan afektif bipolar disertai perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas
F32: Episode depresif
F33: Episode depresif berulang  Gangguan suasana perasaan yang bisa episodic, berulang, dan dapat
F34: Gangguan suasana perasaan bersifat kronis
(mood) menetap  Baik kondisi depresi atau manik dapat disertai gejala psikotik
F38:Gangguan suasana perasaan
lainnya
Blok F4: Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform,
dan Gangguan yang berkaitan dengan Stres

Kelompok gangguan cemas dan fobik:


Kelompok gangguan yang diakibatkan stress:
 Kecemasan yang dapat bersifat kronis
 Stresor yang sering timbul dalam kehidupan
(mis: gangguan cemas menyeluruh) atau
sehari-hari
episodic (gangguan panik)
 Stresor yang bertaraf malapetaka dan tidak
 Kecemasan timbul saat ada situasi objek
lazim dialami sehari-hari
fobik atau bila melawan pikiran obsesif
Blok F4: Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform,
dan Gangguan yang berkaitan dengan Stres

Kelompok gangguan somatoform:


Kelompok gangguan disosiatif (konversi):
 Keluhan/ preokupasi dengan rasa sakit atau
 Kehilangan sebagian atau menyeluruh
menderita penyakit tertentu walaupun tidak
integrasi normal antara: ingatan masa
ada dasar gangguan medis/fisik yang
lalu, kesadaran identitas, dan sensasi
mendasarinya
langsung dan kendali terhadap gerakan
tubuh
F40-F49: Gangguan Neurotik, gangguan Kecemasan, fobia, obsesif kompulsif, reaksi terhadap stress, disosiatif atau
somatoform dan gangguan yang somatoform
berkaitan dengan stres
F40: Gangguan ansietas fobik fobia
F41: gangguan ansietas lainnya Ansietas
F42: gangguan obsesif kompulsif Pikiran obsessional, dan tindakan kompulsif
F43: reaksi terhadap stress berat dan stresor
gangguan penyesuaian
F44: gangguan disosiatif Hilangnya sebagian atau seluruh integrasi normal dari diri seseorang berupa
ingtan, dan sensasi segera, atau kendali atas dirinya
F45: gangguan somatoform Keluhan tentang gejala fisik yang berulang yang diserta permintaan
pemmeriksaan medik
F40 Gangguan ansietas fobik
 Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari
luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada kejadian ini tidak
membahayakan. Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut
dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam.
 Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak
berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk yang ringan
sampai yang berat (serangan panik)
 Anxietas fobik seringkali berbarengan (coexist) dengan depresi.
Suatu episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas
fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat
disertai anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek depresif
seringkali menyertai berbagai fobia.
F40.0 Agorafobia

F40.1 Fobia sosial

F40.2 Fobia khas (terisolasi)

F40.8 Gangguan ansietas fobik lainnya

F40.9 Gangguan ansietas fobik YTT


F42: Gangguan  Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif
Obsesif-kompulsif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada
hampir setiap hari selama sedihitnya dua minggu berturut
 Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress)
atau mengganggu aktivitas penderita. Gejala-gejala obsesif
harus mencakup:
(a) harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri;
(b) sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak
berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi
dilawan oleh penderita;
(c) pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan
(d) gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus
merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan
F.43: Reaksi terhadap  Ada stress kehidupan yang luar biasa yang menyebabkan
stress berat dan stress akut atau perubahan penting dalam kehidupan yang
gangguan penyesuaian menimbulkan situasi tidak nyaman berkelanjutan
 Gangguan dalam kategori ini merupakan konsekuensi
langsung dari stress akut yang berat atau trauma
berkelanjutan
 Gangguan-gangguan ini dapat dianggap sebagai respon
maladaptive terhadap stress berat atau stress
berkelanjutan
F.44 Gangguan Gejala utama adalah adanya kehilangan (sebagian atau
disosiatif konversi seluruh) dari integrasi normal (dibawah kendali kesadaran)
antara lain:
- ingatan masa lalu,
- kesadaran identitas dan penginderaan segera (awareness
of identity and immediate sensations), dan control
terhadap gerakan tubuh

Pada gangguan disosiatif, kemampuan kendali dibawah


kesadaran dan kendali selektif tersebut terganggu sampai
baraf yang dapat berlansung dari hari ke hari atau bahkan jam
ke jam.
F45 Ciri utama :
 Adanya keluhan-keluhan fisik yang berulang-ulang disertai
dengan permintaanpemeriksaan medik, meskipun sudah
berkali-kali terbukti hasilnya negative.
 Pasien juga menyangkan dan menolak untuk membahas
 Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan pasien
mengenai kemungkinan penyebab keluhan
Blok F5: Sindrom Tingkah Laku yang Berhubungan
dengan Faktor Fisiologis dan Faktor Fisik

 Gangguan Makan
 Gangguan Tidur Nonorganic
 Disfungsi Seksual Bukan Disebabkan Oleh Gangguan
Atau Penyakit Organic,
 Gangguan Jiwa Dan Perilaku Yang Berhubungan
Dengan Masa Nifas Yang Tak Diklasifikasikan Di
Tempat Lain (YTK)
 Faktor Psikologis dan Perilaku yang Berhubungan
Dengan Gangguan atau Penyakit YDK (Yang
Dikalsifikasikan Di Tempat Lain)
F50 Gangguan Makan

F50.0 Anoreksia Nervosa mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan
oleh penderita
F50.1 Anoreksia Nervosa tdk khas Diagnosis ini digunakan untuk penderita yang tdk menunjukan satu atau
lebih gambaran utama (key features) dari anoreksia nervosa seperti
amenore atau kehilangan berat badan, tetapi masih ada gambaran klinis
yang agak khas.
F50. 2. Bulimia Nervosa Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan, dan ketagihan makanan
yang sulit dilawan
Pasien berusahan melawan efek kegemukan
F50.3 Bulimia Nervosa tdk khas Penderita tdk menunjukan satu atau lebih gambaran bulimia nervosa tetapi
masih ada gambaran klinis yang agak khas.
Blok F6: Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa
Dewasa

 Gangguan Kepribadiaan Khas


 Gangguan Kepribadian Campuran Lainnya
 Gangguan Kepribadian Yang Berlangsung Lama
Blok ini mencakup berbagai keadaan Yang Tidak Diakibatkan Oleh Kerusakan Atau
dan pola perilaku secara klinis Penyakit Otak
bermakna yag cenderung menetap dan  Gangguan Kebiasaan Dan Impuls
merupakan ekspresi dari gaya hidup  Gangguan Identitas Jenis Kelamin
yang khas dari seseorang serta cara  Gangguan Preferensi Seksual
berhubungan dengan diri sendri serta  Gangguan Psikologi Dan Perilaku Yang
Berhubungan Dengan Perkembangan Dan
orang lain
Orientasi Seksual
 Gangguan Kepribadian Dan Perilaku Masa
Dewasa Lainnya
 F61 Gangguan Kepribadian Campuran dan Lainnya 
Kategori ini dimaksudkan untuk gangguan kepribadian dan kelainan-kelainan yang seringkali menyulitkan
tetapi tidak menunjukkan pola gejala yang khas yang menjadi ciri-ciri dari gangguan pada F60.
 F61.0 Gangguan Kepribadian Campuran 
Dengan gambaran beberapa gangguan pada F60.- tetapi tanpa sekumpulan gejala yang dominan yang
memungkinkan suatu diagnosis yang lebih khas.
 F61.1 Perubahan Kepribadian yang Bermasalah 
Tidak dapat diklasifikasikan pada F60.- atau F62.- dan dianggap sebagai sekunder terhadap suatu
diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau anxietas yang ada bersamaan.
F62 PERUBAHAN KEPRIBADIAN YANG BERLANGSUNG LAMA YANG TIDAK
DIAKIBATKAN OLEH KERUSAKAN ATAU PENYAKIT OTAK

 Kelompok ini meliputi gangguan dari kepribadian dan perilaku dewasa yang berkembang
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan, atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat, pada penderita yang tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya.
 Diagnosis hanya dibuat apabila terbukti adanya perubahan yang jelas dan berlangsung
lama dari pola seseorang dalam memandang, berhubungan dengan, atau berpikir tentang
lingkungan dan dirinya sendiri. Perubahan kepribadian ini berkaitan dengan perilaku yang
menjadi tidak luwes (inflexibel) dan maladaptif yang mengarah ke kegagalan dalam fungsi
interpersonal, sosial dan pekerjaan
F62.0 Perubahan Kepribadian Yang Berlangsung
Lama Setelah Mengalami Katastrofa
 Perubahan kepribadian harus berlangsung lama
dan bermanifestasi dalam gambaran perilaku
yang tidak luwes dan maladaptif yang menjurus
kepada disabilitas dalam hubungan interpersonal,  Termasuk : perubahan kepribadian setelah suatu
sosial dan pekerjaan. pengalaman di kamp konsentrasi, berada dalam
 (tidak tampak sebelumnya) adalah esensial,
sekapan yang berkepanjangan yang disertai ancaman
misalnya : kemungkinan dibunuh, seperti menjadi korban
(a) sikap bermusuhan atau tidak percaya terhadap terorisme atau penyiksaan
semua orang;
(b) menarik diri dari kehidupan masyarakat
(c) perasaan hampa atau putus asa;
(d) perasaan terpojok (on edge) yang khronis, seperti
terus menerus merasa terancam; (e) keterasingan;
F62.1 Perubahan Kepribadiaan Yang Berlangsung Lama Setelah Menderita Gangguan Jiwa
 Temuan diagnostik untuk jenis perubahan kepribadian ini harus mencakup gambaran klinis sebagai berikut :
a) ketergantungan yang berlebihan pada orang lain dan sikap selalu minta dibantu;
b) tuduhan bahwa dirinya berubah atau cacat oleh karena penyakit terdahulu, menjurus kepada ketidak-
mampuan membentuk dan mempertahankan hubungan pribadi yang dekat dan dapat dipercaya serta isolasi
sosial;
c) pasif, minat berkurang, dan menurunnya keterlibatan dalam aktifitas rekreasi;
d) selalu mengeluh sakit, yang mungkin berhubungan dengan keluhan hipokondrik dan perilaku sakit;
e) afek yang disforik atau labil, yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan jiwa saat ini atau gangguan jiwa
sebelumnya dengan gejala afektif residual.
f) hendaya yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan dibandingkan dengan keadaan sebelum sakit;
 Manifestasi tersebut diatas harus sudah ada selama kurun waktu 2 tahun atau lebih
 Perubahan bukan terjadi karena kerusakan atau penyakit otak yang berat. Adanya diagnosis skizofrenia
sebelumnya tidak menyingkirkan kemungkinan diagnosis ini
F63. GANGGUAN KEBIASAAN DAN
IMPULS

 F63.0 Judi Patologis F63.1 Bakar Patologis (Piromania)

Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah berjudi secara  Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah :
(persistently repeated gambling), yang berlanjut dn seringkali a) berulang-ulang melakukan pembakaran tanpa motif yang
meningkat meskipun ada konsekuensi sosial yang merugikan jelas, misalnya motif untuk mendapatkan uang, balas
seperti menjadi miskin, hubungan dalam keluarga terganggu, dan dendam atau alasan politis;
kekacauan kehidupan pribadi. b) sangat tertarik menonton peristiwa kebakaran; dan
 Judi patologis harus dibedakan dari : c) perasaan tegang meningkat sebelum melakukan , dan
a) judi dan taruhan untuk kesenangan atau sebagai upaya sangat terangsang (intense excitement) segera setelah
mendapatkan uang; orang ini dapat menahan diri apabila berhasil dilaksanakan.
kalah banyak atau ada efek lain yang merugikan;
b) judi berlbihan oleh penderita gangguan manik (F30.-);
c) judi pada kepribadian dissosial (F60.2);
F63.2 Curi Patologis (Kleptomania)
F63.3 Trikotilomania
 Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah :
 Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah :
• adanya peningkatan rasa tegang sebelum dan rasa
 kerontokan rambut kepala yang tampak jelas
puas selama dan segera sesudahnya, melakukan
(noticeable)
tindakan pencurian; dilakukan sendiri, dan ada rasa
 pencabutan rambut biasanya didahului oleh
cemas, murung dan bersalah di antara episode
ketegangan yang meningkat dan setelahnya diikuti
pencurian.
dengan rasa lega atau puas;
 Curi patologis harus dibedakan dari :
 Diagnosis ini jangan dibuat apabila sebelumnya
a) (a) pencurian berulang di toko tanpa gangguan
adanya peradangan kulit atau apabila pencabutan
jiwa yang nyata,
rambut adalah respons terhadap waham atau
b) gangguan mental organik (F00-F09),
halusinasi.
c) gangguan depresif dengan pencurian (F30-F33);
F64. GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
F64.0 Transseksualisme
 Gambaran:
• Adanya Hasrat untuk hidup dan diterima sebagai F64.1 Transvestisme Peran Ganda
anggota kelompok dari lawan jenisnya, merasa risih  Mengenakan pakaian dari lawan jenis untuk
dengan anatomi tubuhnya menikmati sensasinya tanpa ada keinginan untuk
• Adanya keinginan untuk terapi hormone mengubah jenis kelamin secara pembedahan
Diagnosis ditegakkan:  Tidak ada perangsangan seksual yang menyertai
• Berlangsung minimal 2 tahun pemakaian pakaian lawan jenis tersebut, yang
• Bukan gejala gangguan jiwa seperti skizofrenia membedakan gangguan ini dengan transvestisme
fetishistik (F65.1)
F64.2 Gangguan Identitas Jenis Kelamin Masa Kanak
 Gambaran esensial untuk diagnosis adalah:
• keinginan anak yang ‘mendalam’ (pervasive) dan ‘menetap’ (persistent) untuk menjadi (atau
keteguhan bahwa dirinya adalah) jenis kelamin lawan jenis-nya, disertai penolakan terhadap perilaku,
atribut dan/ atau pakaian yang sesuai untuk jenis kelaminnya; tidak ada rangsangan seksual dari
pakaian;
• yang khas adalah bahwa manifestasi pertama timbul pada usia prasekolah.

 Gangguan harus sudah tampak sebelum pubertas;


• pada kedua jenis kelamin, kemungkinan ada penyangkalan terhadap struktur anatomi jenis
kelaminnya sendiri, tetapi hal ini jarang terjadi.
• ciri khas lain anak dengan gangguan identitas jenis kelamin, menyangkal bahwa dirinya terganggu,
meskipun mereka mungkin tertekan oleh konflik dengan keinginan orang tua atau kawan sebayanya
dan oleh ejekan dan/ atau penolakan oleh orang-orang yang berhubungan dengan dirinya;
F65 GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL F65.1 Transvestisme Fetishistik
F65.0 Fetishisme  Mengenakan pakaian dari lawan jenis
Mengandalkan pada beberapa benda mati dengan tujuan pokok untuk mencapai
(non living object) sebagai rangsangan untuk kepuasan seksual.
membangkitkan keinginan seksual dan
memberikan kepuasan seksual.  Gangguan ini harus dibedakan dari
fetishisme (F65.0) dimana pakaian sebagai
Diagnosis ditegakkan apabila objek fetish objek fetish bukan hanya sekedar dipakai,
hanya benar merupakan sumber yang utama tetapi juga untuk menciptakan penampilan
dari rangsangan seksual atau penting sekali seorang dari lawan jenis kelaminnya.
untuk respons seksual yang memuaskan.
F65.2 Ekshibisionisme F65.3 Voyeurisme
 Kecenderungan yang berulang atau Kecenderungan yang berulang atau
menetap untuk memamerkan alat menetap untuk melihat orang yang
kelamin kepada asing (biasanya lawan sedang berhubungan seksual atau
jenis kelamin) atau kepada orang berperilaku intip seperti sedang
banyak ditempat umum, tanpa ajakan menanggalkan pakaian.
atau niat untuk berhubungan lebih
akrab. F65.4 Pedofilia
Preferensi seksual terhadap anak-anak,
 Bersifat ego-alien biasanya prapubertas, atau awal masa
pubertas, baik laki-laki maupun
perempuan.
F65.5 Sadomasokisme
Preferensi terhadap aktifitas seksual yang melibatkan pengikatan atau
menimbulkan rasa sakit atau penghinaan; (individu yang lebih suka untuk menjadi
resipien dari perangsangan demikian disebut ‘masochism’, sebagai pelaku =
‘sadism’).
Seringkali individu mendapatkan rangsangan seksual dari aktifitas sadistik
maupun masokistik.

F65.8 Gangguan Preferensi Seksual Lainnya


F65.9 Gangguan Preferensi Seksual YTT
F66 GANGGUAN PSIKOLOGIS dan F66.0 Gangguan Maturitas seksual
PERILAKU YANG BERHUBUNGAN Individu menderita karena ketidak-pastian tentang
DENGAN PERKEMBANGAN dan identitas Janis kelaminnya atau orienasi
seksualnya, yang menimbulkan kecemasan atau
ORIENTASI SEKSUAL
depresi.

Kode lima karakter : F66.1 Orientasi Seksual Egoditonik


F66.x0 = Heteroseksualitas Identitas jenis kelamin atau preferensi seksual
F66.x1 = Homoseksualitas tidak diragukan, tetapi individu mengharapkan
F66.x2 = Biseksualitas yang lain disebabkan oleh gangguan psikologis
F66.x8 = Lainnya, termasuk pra-pubertas dan perilaku, serta mencari pengobatan untuk
mengubahnya.

F66.2 Gangguan Jalinan Seksual


Kelainan dalam identitas jenis kelamin atau
preferensi seksual merupakan penyebab kesulitan
dalam membentuk atau memelihara jalinan
(relationship) dengan mitra seksual
F68.0 Elaborasi Gejala Fisik Karena Alasan F68.1 Kesengajaan atau Berpura-pura
Psikologis Membuat Gejala atau disabilitas, baik Fisik
 Gejala fisaik yang sesuai dan semula maupun Psikologis (Gangguan Buatan)
disebabkan oleh gangguan fisik, penyakit  Dengan tidak adanya gangguan fisik atau
atau disabilitas menjadi berlebihan atau mental, penyakit atau cacat yang pasti,
berkepanjangan disebabkan oleh keadaan individu berpura-pura mempunyai gejala
psikologis dari penderita sakit secara berulang-ulang dan konsisten.
Motivasi untuk perilaku ini hampir selalu
F68.8 Gangguan Kepribadian dan Perilaku
kabur dan dianggap factor internal, dan
Masa Dewasa Lainnya YDT
kondisi ini terbaik diinterprestasikan
F69 GANGGUAN KEPRIBADIAN dan MASA
sebagai suatu gangguan perilaku sakit dan
DEWASA YTT
peran sakit (disorder of illness behavior
and the sick role).
Perlu dibedakan dengan “Malingering”
(kode Z76.5 dari ICD-10).
Blok F7: Retardasi Mental

Suatu keadaan perkembangan mental


yang terhentu atau tidak lengkap, yang  Pedoman diagnostic:
ditandai oleh timbulnya hendaya ● Gambaran klinis (onset dalam masa
(disfungsi) keterampilan dalam masa perkembangan <18thn)
perkembangan, sehingga berpengaruh ● Kemampuan adaptif
pada semua tingkat intelgensi (kognitif, ● Tes psikometrik (IQ<70)
Bahasa, motoric, dan social)
Blok F7: Retardasi Mental

 Retardasi mental ringan F70: IQ 50-69


 Retardasi mental sedang F71: IQ 35-49
 Retardasi mental berat F72: IQ 20-34
 Retardasi mental sangat berat F73: IQ <20
F78 RETARDASI MENTAL LAINNYA

 Kategori ini hanya diunakan bila


penilaian dari tingkat retardasi mental
dengan memakai prosedur biasa
sangat sulit atau tidak mungkin
dilakukan karena adanya gangguan
sensorik atau fisik, misalnya buta,
bisu tuli, dan penderita yang
perilakunya terganggu berat atau
fisiknya tidak mampu.

F79 RETARDASI MENTAL YTT

 Jelas terdapat retardasi mental, tetapi


tidak ada informasi yang cukup untuk
menggolongkannya dalam salah satu
kategori tersebut diatas.
Blok F8: Gangguan Perkembangan Psikologis

Gangguan perkembangan khas: Ciri khas:


● Awitan timbul bervariasi selama masa bayi atau
Pada kasus murni, IQnya normal dan kanak
biasanya hanya satu aspek dari fungsi ● Hendaya atau oerkembangan fungsi erat
individu yang terganggu, awitannya hubungannya dengan kematangan biologis dari
mulai masa bayi atau anak SSP
● Berlangsung secara terus menerus tanpa remisi
Blok F9: Gangguan Perilaku dan Emosional dengan
Awitan biasanya pada masa anak dan remaja

F90 Gangguan hiperkinetik

F91 Gangguan tingkah laku

F92 Gangguan campuran tingkah laku dan emosi

F93 Gangguan emosional dengan onset khas pada masa kanak

F94 Gangguan Fungsi sosial dengan awitan khas pada masa kanak
dan remaja
F95 Gangguan Tik
F90. GANGGUAN HIPERKINETIK F91. GANGGUAN TINGKAH LAKU
ciri khas: pola tingkah laku dissosial,
 Ciri khas: kurang perhatian dan aktivitas agresif atau menetang yang berulang dan
berlebih (hiperaktivitas) menetap
 Onser pada usia <5thn
Gejala lain: secera berulang dan menetap
melakukan perkelahian atau pelecehan
 Gejala antara lain:
berlebih,
• Tidak dapat menunaikan tugas
Kejam pada hewan atau sesame
• Cepat teralihkan perhatiannya manusia
• Impulsif Merusak barang milik orang lain
• Tidak dapat tekun Membakar, berbohong, bolos sekolah,
• Tidak dapat menunggu giliran lari dari rumah,
• Tidak dapat duduk tenang Sikap menantang yang hebat
• Bergerak kesana-kesini Berlangsung paling sedikit 6 bulan
• Sering lari. Lompat
• Banyak bicara dan ribut F91.0 Gangguan tingkah laku yang
terbatas pada lingkungan keluarga
F91.2 Gangguan tingkah laku tak
berkelompok
F91.2 Gangguan tingkah laku
berkelompok
F91.3 Gangguan Sikap menentang
F91. GANGGUAN TINGKAH LAKU
 Gangguan tingkah laku berciri khas
dengan adanya suatu pola tingkah laku F91. GANGGUAN TINGKAH LAKU
dissosial, agresif atau menentang, yang F91. 0 Gangguan Tingkah Laku Yang
berulang dan menetap. terbatas pada Lingkungan Keluarga
 Penilaian tentang adanya gangguan
tingkah laku perlu memperhitungkan  Memenuhi kriteria F91 secara
tingkat perkembangan anak. Temper menyeluruh
tantrums, merupakan gejala normal pada  Tidak ada gangguan tingkah laku
perkembangan anak berusia 3 tahun, yang signifikan di lingkungan
dan adanya gejala ini bukan merupakan keluarga dan juga hubungan sosial
dasar bagi diagnosis ini anak luar lingkungan keluarga
 Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila masih berada dalam batas-batas
tingkah laku seperti yang diuraikan di normal.
atas berlanjut selama 6 bulan atau lebih.
F91.1 Gangguan Tingkah Laku Tak Berkelompok
 Ciri khas dari gangguan tingkah laku tak berkelompok ialah adanya F91.2 Gangguan Tingkah Laku
kombinasi mengenai perilaku dissosial dan agresif berkelanjutan (yang
memenuhi seluruh kriteria F91 dan tidak terbatas hanya pada perilaku  Kategori ini berlaku terhadap gangguan tingkah laku
membangkang, menentang dan merusak), dengan sifat kelainan yang yang ditandai oleh perilaku dissosial atau agresif
pervasif dan bermakna dalam hubungan anak yang bersangkutan berkelanjutan (memenuhi kriteria untuk F91 dan tidak
dengan anak-anak lainnya. hanya terbatas pada perilaku menentang,
 Tiadanya keterpaduan yang efektif dengan kelompok sebaya merupakan membangkang, merusak) terjadi pada anak yang pada
perbedaan penting dengan gangguan tingkah laku yang "berkelompok" umumnya cukup terintegrasi di dalam kelompok
(socialized) dan ini diutamakan di atas segala perbedaan lainnya. sebayanya.
 Rusaknya hubungan dengan kelompok sebaya terutama dibuktikan oleh  Kunci perbedaan terpenting ialah terdapatnya ikatan
keterkucilan dari dan/atau penolakan oleh atau kurang disenanginya oleh persahabatan langgeng dengan anak yang seusia.
anak-anak sebayanya, dan karena ia tidak mempunyai sahabat karib Sering kali, namun tidak selalu, kelompok sebaya itu
atau hubungan empatik, hubungan timbal balik yang langgeng dengan terdiri atas anak – anak yang juga terlibat dalam
anak dalam kelompok usianya. kegiatan kejahatan atau dissosial (tingkah laku anak
 Tindak kejahatan lazim (namun tidak mutlak) dilakukan, sendirian. yang tidak dibenarkan masyarakat justru dibenarkan
Perilaku yang khas terdiri dari: tingkah laku menggertak, sangat sering oleh kelompok sebayanya itu dan di atur oleh subkultur
berkelahi, dan (pada anak yang lebih besar) pemerasan atau tindak yang menyambutnya dengan baik).
kekerasan; sikap membangkang secara berlebihan, perbuatan kasar,
sikap tidak mau bekerjasama, dan melawan otoritas; mengadu berlebihan
dan amarah yang tak terkendali; merusak barang orang lain, sengaja
membakar, perlakuan kejam terhadap hewan dan terhadap sesama anak
F91.3 Gangguan Sikap Menentang (Membangkang)

 Ciri khas dari jenis gangguan tingkah laku ini ialah berawal pada anak dibawah
usia 9 dan 10 tahun. Ditandai oleh adanya prilaku menentang, ketidak patuhan
(disobedient), prilaku provokatif dan tidak adanya prilaku disosial dan agresif yang
lebih berat yang melanggar hokum atau pun melanggar hak asasi orang lain.
 Pola prilaku negativistic, bermusuhan, menentang, provokatif dan merusak
tersebut berlangsung secara berkelanjutan, yang jelas sekali melampaui rentang
prilaku normal bagi anak pada kelompok usia yang sama dalam lingkungan sosiial
budaya yang serupa, dan tidak mencakup pelanggaran yang lebih serius terhadap
hak orang lain seperti dalam kategori F91.0 dan F91.2.

F91. 8 Gangguan Tingkah Laku Lainnya.


F91. 9 Gangguan Tingkah Laku YTT.
Hanya digunakan untuk gangguan yang memenuhi kriteria umum untuk
F91, namun tidak memenuhi criteria salah satu subtipe lainya
F94 GANGGUAN FUNGSI SOSIAL DENGAN ONSET KHAS F94.1 Gangguan Kelekatan Reaktif Masa Kanak
PADA MASA KANAK DAN REMAJA  Cirinya yang terpenting ialah adanya pola abnormal
 Ini merupakan kelompokgangguan yang agak heterogen, ynag dalam hubungan anak dan para pengasuhnya yang
keseluruhannya samasama mencakup gangguan fungsi yang berada timbul sebelum anak mencapai usia 5 tahun, yang
pada kurun masa perkembangan, namun (berbeda dengan gangguan meliputi cirri-ciri maladaptife yang lasimnya tidak dilihat
perkembangan pervasif) terutama tidak ditandai oleh suatu ketidak pada anak-anak yang normal, dan yang tetap berlanjut
mampuan atau defisit konstitusi sosial yang nyata yang menyusup namun reaktif terhadap perubahan yang cukup jelas pada
keseluruhan fungsi. pola asuh.
F94.0 Mutisme Elektif  Gangguan ini hampir selaluh timbul berkaitan dengan
 Ciri khas dari kondisi ini ialah selektifitas yang ditentukan secara pengasuhan anak yang sangat tidak memadai. Hal ini
emosional dalam berbicara, dimana anak itu menunjukkan mungkin dalam bentuk penganiayaan psikologis atau
selektifitasnya dalam hal kemampuan bertutur kata dalam situasi penelantaran
tertentu, namun tidak mampu melakukannya dalam beberapa situasi
(khas tertentu) lainnya. ● F94.2 Gangguan Kelekatan Tak Terkendali Masa Kanak
 Untuk diagnosis ini diperlukan : (a) tingkat pengertian bahasa yang
normal atau hamper normal. (b) tingkat kemampuan bertutur kata  anak menunjukan kelekatan selektif yang kabur
yang cukup untuk komunikasi social. (c) Bukti yang nyata bahwa anak (diffuseness) selam 5 tahun pertama kehidupan anak dan
bersangkutan dapat dan bertutur kata secara normal atau hampir umumnya berhubungan dengan prilaku melekat sewaktu
normal dalam beberapa situasi tertentu. masa bayi dan/atau perangai ramah terhadap semua orang,
dan prilaku menarik perhatian pada masa dini atau
pertengahan usia anak.
F95.0 Gangguan ‘Tic’ Sementara
F95 GANGGUAN “TIC”  Gangguan ini umumnya memenuhi kriteria untuk
 “Tic” adalah suatu gerakan motorik (yang diagnosa gangguan ‘tic’, tetapi tidak melampaui 12
lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas bulan.
tertentu) yang tidak dibawah pengendalian,  Bentuk ini paling sering dijumpai pada anak usia 4-5
berlangsung cepat, den berulang, tidak tahun, biasanya berupa kedipan mata, muka
berirama, ataupun suatu hasil vocal yang menyeringai, atau kedutan kepala. Pada beberapa
timbul mendadak dan tidak ada tujuannya kasus hanya berupa episode tunggal, namun pada
yang nyata. beberapa kasus lain hilang timbul selama beberapa
 Ciri khas yang terpenting yang membedakan bulan.
‘Tic’ dari gangguan motorik lainnya ialah F95.1 Gangguan ‘Tic’ Motorik atau Vokal Kronik
gerakan yang mendadak, cepat, sekejab dan  ● Umumnya memenuhi criteria untuk suatu
terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan gangguan ‘tic’ motorik atau vokal (namun bukan
neirologis yang mendasari kedua-duanya) dan berlangsung lebih dari setahun.
 ● ‘Tic’ dapat tunggal atau multiple(tetapi lebih sering
bersifat multipel).
F95.2 Gangguan Campuran ‘Tic’ Motorik dan Vokal Multipel (Sindrom de
la Tourette)
 Tic’ motorik multipel dengan satu atau beberapa ‘tic’ vocal, yang tidak
harus timbul secara serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul
 Onset hamper selalu pada masa kanak atau remaja. Lazimnya ada
riwayat ‘tic’ motorik sebelum timbulnya ‘tic’ vocal, sindrom ini sering
memburuk pada usia remaja dan lazim pula menetap sampai usia
dewasa.
 Tic’ vocal sering bersifat multipel dengan letupan vokalisasi yang
berulang-ulang, seperti suara mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya
diucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat cabul (copopraxia)
F98 GANGGUAN PRILAKU dan EMOSIONAL F98.0 Enuresis Non-organik
LAINNYA DENGAN ONSET BIASANYA PADA Pedoman Diagnostik
MASA KANAK dan REMAJA
 Sekelompok gangguan heterogen yang Suatu gangguan yang ditandai oleh
berciri onsetnya pada masa kanak tetapi buang air seni tanpa kehendak, pada
berbeda dalam banyak segi. Sebagian sian dan/atau malam hari, yang tidak
kondisinya merupakan sindrom dengan sesuai dengan usia mental anak, dan
batasan jelas, namun ada pula yang bukan akibat dari kurangnya
sekedar kumpulan gejala yang tidak pengendalian kandung kemih akibat
memiliki keabsahan nosologis, tetapi gangguan neurologist, serangan
dimasukkan hanya karena sering epilepsi, atau kelainan structural pada
ditemukan dan berhubungan dengan saluran kemih.
masalah psikososial, serta tidak dapat
dikelompokkan denga sindrom lain.
F98.1 Enkopresis Non-organik F98.2 Gangguan Makan Masa
Bayi dan Kanak
 Gangguan makan dengan berbagai
● Ciri diagnostic yang menentukan ialah pengeluaran
manifestasi biasanya spesifik pada
tinja secara tak layak. Kondisi ini dapat timbul dengan
masa bayi dan masa dini kanak.
berbagai cara : (a) mungkin menggambarkan kurang
Pada umumnya meliputi penolakan
adekuatnya latihan kebersihan (toilet training), atau
makanan dan rewel menghadapi
kurang responsifnya anak terhadap latihan itu, dengan
makanan yang memadai dari
riwayat kegagalan terus menerus untuk memperoleh
pengasuh yang baik, tanpa penyakit
kemampuan mengendalikan gerakan usus. (b) mungkin
organik.
mencerminkan suatu gangguan psikologis dengan
 Kesulitan kecil dalam makan adalah
pengendalian fisiologis buang air besar normal, tetapi,
lazim pada masa bayi dan kanak
karena suatu alas an, terdapat keengganan, perlawanan,
(dalam bentuk penolakan seolah
atau kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma
kurang makan atau kebanyakan
social untuk buang air besar di tempat yang layak
makan). Ulah itu sendiri tidak perlu
dipandang sebagai indikasi adanya
gangguan
F98.3 Pika Masa Bayi dan Kanak F98.5 Gagap (Stuttering/Stammering)
 Gejala pika adalah terus menerus makan zat yang
tidak bergizi (tanah, serpihan cat, dsb).  Cara berbicara yang ditandai dengan
 Pika dapat timbul sebagai salah satu gejala dari penggulangan suara atau perpanjangan
sejumlah gangguan psikiatrik yang luas (seperti suku kata atau kata, atau sering gugup
autisme), atau sebagai perilaku psikopatologis yang atau terhenti sehingga mengganggu
tunggal, hanya dalam keadaan yang disebut irama alur bicara.
belakangan ini digunakan kode diagnosis ini.
F98.6 Berbicara Cepat dan Tersendat
(Cluttering)
F98.4 Gangguan Gerakan Stereotipik  Cara berbicara cepat dengan gangguan
 aneka gerakan yang volunteer, berulang, stereotipil,
kelancaran alurnya, namun tanpa
nonfungsional (dan sering bersifat ritmik) bukan
pengulangan atau kegugupan, dengan
merupakan bagian dari suatu kondisi psikiatrik atau
derajat yang cukup parah sehingga
neurologist yang dikenal.
menyebabkan kurang jelasnya ucapan.
Kode Z
Z00 : Pemeriksaan kesehatan umum dr seseorang tanpa keluhan dan diagnosis yg dilaporkan, termasuk pemeriksaan psikiatrik
umum
Z03 : Observasi dan evaluasi medis untuk penyakit dan kondisi yang dicurigai (mis: observasi untuk ggn. Jiwa dan perilaku yg
dicurigai spt membakar, mencopet, mencuri tanpa manifestasi ggn psikiatrik)

Z04 : Pemeriksaan dan observasi untuk alasan lain (mis: pemeriksaan untuk alasan medicolegal)

Z50 : Pelayanan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi (Mis : Rehabilitasi alkohol, obat, tembakau, psikoterapi
YTK, terapi okupasional dan vokasional)

Z54 : Convalescence setelah psikoterapi

Z55 : Problem yg berkaitan dg Pendidikan dan melek huruf

Z56 : Problem yg berkaitan dg pekerjaan dan pengangguran


Z59 : Problem yg berkaitan dg perumahan dan keadaan ekonomi

Kode Z
Z60 : Problem yg berkaitan dg lingkungan social (Mis. Transmisi siklus kehidupan; “Atypical parenting situation”.
Hidup sendirian; kesulitan akulturasi; pengucilan/penolakan oleh lingkungan, sasaran diskriminasi dan
penganiayaan.)

Z61 : Problem yg berkaitan dg kejadian yg negative dlm masa kanak (Mis. Kehilangan kasih sayang dalam masa
kanak, pindah rumah, hubungan keluarga yang berubah, kehilangan harga diri, dugaan penyalahgunaan seskual
anak (sexual abuse) oleh kelompok pendukung utama; pengalaman yang menakutkan dalam masa kanak.)

Z62 : Problem lainnya yang berkaitan dengan pengasuhan (Mis: Pengawasan dan konrol yang tidak adekuat dari
orangtua, perlindungan yang berlebihan oleh orangtua; pengasuhan di institusi, permusuhan dan
perkambinghitaman terhadap anak,penelantaran secara emosional terhadap anak, tekanan orangtua yang tidak
sepatutunya dan kualitas pengasuhan yang abnormal)
Z63 : Problem lainnya yg berkaitan dengan kelompok pendukung utama, termasuk keluarga (Mis. Poblem
dalam hubungan dengan pasangan/partner, orang tua, mertua, dukungan keluarga yang tidak adekuat,
ketidakhadiran anggota keluarga, kehilangan dan kematian anggota keluarga; kekacauan keluarga oleh
perpisahan dan perceraian; sanak yang bergantung pada orang lain memerlukan perawatan di rumah;
Kode Z
kejadian kehidupan yang lain yang penuh stres)

Z64 : Problem psikososial tertentu (Mis. Kehamilan yang tidak dikehendaki;mencari dan menerima tindakan
penanganan fisik, nutrisi dan bahan kimia yang berisiko dan berbahaya, mencari dan menerima tindakan
penanganan perilaku dan psikilogis yang beresiko dan berbahaya; perselisihan dengan pembimbing
konseling.)

Z65 Problem yang berkaitan dengan keadaan psikososial lainnya.


Z71 Pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan untuk konseling dan nasehat medis lainnya. Mis : Konseling untuk

Kode Z
penyalahgunaan alcohol, obat, tembakau.

Z72 Problem yang berkaitan dengan gaya hidup. Mis : Penggunaan zat, kurang latihan fisik, diet dan kebiasaan
makan yang tidak tepat, perilaku seksual berisiko tinggi, main judi dan taruhan, merusak diri sendiri

Z73: Problem yang berkaitan dengan kesulitan pengelolaan hidup. Mis : “burn out syndrome”, peruncingan ciri
kepribadian (termasuk pola kepribadian tipe A); kurang santai, kurang waktu luang, stress YTK, ketrampilan sosial
yang tidak adekuat, konflik menganai peran sosial.
Z75: Problem yang berkaitan dengan fasilitas medis dan pelayanan kesehatan lainnya. Mis. Orang yang menunggu
untuk rawat inap di fasilitas yang adekuat di tempat lain; masa menunggu untuk suatu pemeriksaan dan pemberian
tindakan; perawatan sebagai masa berlibur.

Z76 Pengunjung fasilitas pelayanan dalam keadaan lain. Mis. Berpura-pura (simulasi secara sadar, termasuk
berpura-pura sakit dengan suatu motivasi yang jelas)
Z81 Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa dan perilaku

Kode Z
Z82 Riwayat keluarga dengan disabilitas tertentu dan penyakit kronis yang menimbulkan ketidakmampuan

Z85 Riwayat pribadi dengan neoplasma maligna

Z86 Riwayat pribadi dengan penyakit lain tertentu (Mis; dengan penyalahgunaan zat psikoaktif; dengan gangguan
jiwa dan perilaku lainnya; dengan penyakit sususan saraf dan alat indera)

Z87 Riwayat pribadi dengan penyakit dan kondisi lain. Mis. Dengan malformasi kongenital, deformasi, dan kelainan
kromosom
Z91 Riwayat pribadi dengan faktor berisiko YTK. Mis. Riwayat pribadi dengan ketidaktaatan pada tindakan medis
dengan trauma psikologis, dengan perilaku membahayakan diri sendiri (self harm), (termasuk parasuicide,
peracunan diri, percobaan bunuh diri)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai