Anda di halaman 1dari 38

Hierarki Diagnosis

Silvia Erfan
Pendahuluan
• Fenomena perilaku manusia bermanifestasi
dalam 3 aspek besar :
– Perilaku
– Pikiran
– Perasaan

manifestasi berbeda-beda
taraf kesadaran, perkembangan, pendidikan,
budaya, tradisi agama, nilai, motivasi dll
Kriteria Gangguan Jiwa
• Pendekatan Komprehensif
– Manifestasi Gangguan jiwa  perilaku, pikiran
dan perasaan  erat kaitannya dengan tubuh,
kondisi tubuh dan lingkungan

Saling mempengaruhi
Kriteria Gangguan Jiwa
• Pendekatan Deskriptif Fenomenologis
– Deskriptif : utk memastikan diagnosis diterima
secara nasional dan internasional, bersifat netral
– Fenomenologis : menelaah suatu fenomena
berdasarkan apa yang ada pada situasi tertentu 
mengintegrasikan apa yang diobservasi dari
perilaku, pikiran dan perasaan orang itu dan apa
yang dirasakan atau dihayati oleh orang yang
melakukan observasi itu
Urutan Hierarkis
• Diperlukan suatu cara yang sistematik untuk
memastikan suatu diagnosis gangguan jiwa

• WHO mengelompokkan gangguan jiwa dalam


blok-blok tertentu berdasarkan adanya
persamaan deskriptif  etiologi atau gejala
dasar
• Pengertian urutan hierarki : pada umumnya
gangguan-gangguan jiwa yang secara hierarki
terletak dalam urutan di atas mempunyai
lebih banyak gejala dari gangguan jiwa yang
terletak dalam blok dibawahnya
• Makin ke atas hierarki, biasanya makin berat
tingkat keparahan atau kedaruratannya
Penggolongan gangguan jiwa dalam
PPDGJ III
• F0 : Gangguan Mental Organik (GMO)
• F1: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif
• F2 : Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan
Waham (Gangguan Psikotik Nonorganik)
• F3 : Gangguan Suasana Perasaan (Mood/ Afektif)
• F4 : Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan
Gangguan yang Berkaitan dengan Stres
• F5 : Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan
Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik
• F6 : Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa
Dewasa
• F7 : Retardasi Mental
• F8 : Gangguan Perkembangan Psikologis
• F9 : Gangguan Perilaku dan Emosional dengan
Awitan Biasanya pada Masa kanak dan Remaja
F0 : Gangguan Mental Organik
Ciri khas: gangguan jiwa disebabkan oleh:
• Penyakit atau gangguan fisik/kondisi medik
yang secara primer mempengaruhi otak secara
fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak
• Penyakit atau kondisi fisik di luar otak yang
secara sekunder atau secara sistemik
mempengaruhi fungsi otak secara fisiologis
sehingga terjadi disfungsi otak
• Untuk memastikan diagnosis diperlukan bukti dari
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan laboratorium
yang menyokong

• Dalam blok GMO hanya terdapat satu sindrom


/diagnosis yang mempunyai gejala tambahan berupa
penurunan kesadaran yaitu Delirium

• Kemungkinan GMO selalu harus menjadi bahan


pertimbangan utama jika pasien datang dengan
gejala mental
• Gambaran utama :
– Gangguan fungsi kognitif : misalnya daya ingat
atau memori, daya pikir atau intelek, daya belajar
atau learning
– Gangguan sensorium : misalnya gangguan
kesadaran dan perhatian
– Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam
bidang : persepsi (halusinasi), isi pikiran
(waham/delusi), suasana perasaan dan emosi
(depresi, gembira, cemas)
• Penggolongan:
– F00 demensia pada penyakit Alzheimer
– F01 demensia vaskular
– F02 demensia pada penyakit lain YDK
– F03 demensia YTT
– F04 sindrom amnesik organik bukan akibat alkohol dan
psikoaktif lainnya
– F05 delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
– F06 gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi
otak dan penyakit fisik
– F07 gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak
– F09 gangguan mental organik atau simtomatik YTT
• Diagnosis banding :
– Gangguan depresif : F30-F39
– Delirium : F05, F05.1 delirium bertumpang tindih
dengan demensia
– Retardasi mental ringan dan sedang : F70-F71
F1: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif
Ciri khas: gangguan jiwa dalam kelompok ini
tidak disebabkan oleh F0
• Gangguan jiwa dalam kelompok ini
disebabkan oleh akibat langsung dari
penggunaan zat psikoaktif yang secara
fisiologis mempengaruhi otak dan
menimbulkan gangguan mental dan perilaku
Gangguan Mental dan Perilaku
Akibat Penggunaan Zat
• Gangguan yang bervariasi luas dan berbeda
keparahannya, dari intoksikasi tanpa
komplikasi dan penggunaan yang merugikan
sampai gangguan psikotik yang jelas dan
demensia, tetapi semua itu diakibatkan oleh
karena penggunaan satu atau lebih zat
psikoaktif (dengan atau tanpa resep dokter)
• Sistem kode:
– Zat yang digunakan = karakter ke 2 dan 3
– Keadaan klinis = karakter ke 4 dan 5
• Diagnosis Banding
– Skizofrenia (F20.-),
– gangguan mood (F30-F39),
– gangguan kepribadian paranoid/skizoid (F60.0,
F60.1)
– Sindrom organik lain terkait gangguan daya ingat
(demensia)
– Gangguan psikotik akut dan sementara (F23.)
– Cidera organik dan retardasi mental ringan atau
sedang yang terdapat bersamaan dengan
penyalahgunaan zat
• Penggolongannya:
– F10 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan alkohol
– F11 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan opioida
– F12 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan kanabinoida
– F13 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan sedatif atau hipnotik
– F14 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan kokain
– F15 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan stimulansia lain termasuk kafein
– F16 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan halusinogen
– F17 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan tembakau
– F18 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan pelarut yang mudah menguap
– F19 gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat multipel dan penggunaan zat
psikoaktif lainnya
F2 : Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan
Gangguan Waham (Gangguan Psikotik
Nonorganik)
• Ciri khas: Gejala gangguan jiwa dalam kelompok ini
tidak disebabkan oleh F0 dan F1
• Gangguan dasarnya adalah gejala psikotik:
halusinasi, waham, perilaku kataton, perilaku
kacau, pembicaraan kacau, disertai tilikan yang
buruk
• Dalam blok ini termasuk juga gangguan Psikotik
akut dan sementara dan Gangguan Skizoafektif
Skizofrenia
Kriteria diagnostik ICD-10 (2)
• Penggolongannya:
– F20 skizofrenia
– F21 gangguan skizotipal
– F22 gangguan waham menetap
– F23 gangguan psikotik akut dan sementara
– F24 gangguan waham induksi
– F25 gangguan skizoafektif
– F28 gangguan psikotik non organik lainnya
– F29 gangguan psikotik non organik ytt
• Diagnosis banding:
– Gangguan kepribadian paranoid
– Gangguan psikotik akut lainnya dengan
predominan waham
– Skizofrenia paranoid
– Gangguan waham organik
– Gangguan skizofrenia lainnya
F3 : Gangguan Suasana Perasaan
(Mood/ Afektif)

• Ciri khas: gejala dari gangguan jiwa dalam


kelompok ini tidak disebabkan oleh F0, F1 dan
F2
– Perubahan suasana perasaan yang bermakna
berupa:
• Depresi  aktivitas berkurang
• Manik (peningkatan suasana perasaan)  aktivitas
bertambah
– Bersifat episodik, berulang atau kronis
• Gejala dasarnya adalah gangguan suasana
perasaan/mood (depresi atau manik) yang
pada umumnya bersifat episodik
• Kadang ditemukan gejala psikotik 
lama/jangka waktu episode psikotik selalu
lebih pendek dari lama/jangka waktu episode
gangguan mood yang mendasarinya 
menjelang episode berakhir yang tinggal
hanyalah gejala mood
• Penggolongannya:
– F30 episode manik
– F 31 Gangguan afektif bipolar (GAB)
– F32 episode depresi
– F33 gangguan depresi berulang
– F34 gangguan suasana perasaan (mood [afektif])
menetap
– F38 gangguan suasana perasaan (mood [afektif])
lainnya
– F39 gangguan suasana perasaan (mood [afektif])
YTT
F4 : Gangguan Neurotik, Gangguan
Somatoform dan Gangguan yang Berkaitan
dengan Stres

• Ciri khas: kelompok gangguan jiwa dalam


kelompok ini tidak disebabkan oleh F0, F1, F2
dan F3
• Gejala dasarnya bergantung kepada kelompok
dalam blok F4
– Kelompok gangguan cemas dan fobik  gejala
utama  kecemasan yang bersifat kronis
– Kelompok gangguan yang berkaitan dengan stress
:
• Stresor yang sering timbul dalam kehidupan sehari-hari
 PHK, gagal studi, kematian yang wajar  tidak dapat
mengadakan adaptasi  Gangguan Penyesuaian
• Stresor yang bertaraf malapetaka dan tidak lazim
sehari-hari  pembunuhan, bencana alam hebat,
penyiksaan  tidak dapat mengadakan adaptasi 
Gangguan Stres Pasca Trauma
– Kelompok gangguan Disosiatif (Konversi)  gejala
utama  kehilangan sebagian atau menyeluruh
integrasi normal antara ingatan masa lalu,
kesadaran identitas dan sensasi langsung dan
kendali terhadap gerakan tubuh

– Kelompok Gangguan Somatoform  gejala utama


 keluhan / preokupasi dengan rasa sakit atau
menderita penyakit tertentu walaupun tidak ada
dasar gangguan medis yang mendasari
• Penggolongan:
– F40 gangguan ansietas fobik
– F41 gangguan ansietas lainnya
– F42 gangguan obsesif kompulsif
– F43 reaksi terhadap stress berat dan gangguan
penyesuaian
– F44 gangguan disosiatif (konversi)
– F45 gangguan somatoform
– F48 gangguan neurotik lainnya
F5 : Sindrom Perilaku yang Berhubungan
dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik

• Ciri khas: Gejala gangguan jiwa dalam


kelompok ini tidak merupakan gejala dari blok
F0, F1, F2, F3 dan F4
• Penggolongan
– F50 gangguan makan
– F51 gangguan tidur nonorganik
– F52 disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan
atau penyakit organik
– F53 gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan
masa nifas YTK
– F54 faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan
dengan gangguan atau penyakit YDK
– F55 penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan
ketergantungan
– F59 sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan
gangguan fisiologis dan faktor fisik
F6 : Gangguan Kepribadian dan
Perilaku Masa Dewasa
• Khusus untuk Gangguan Kepribadian dan
Gangguan Kepribadian Campuran dan Lainnya
dicatat dalam Aksis II
• Gangguan jiwa yang lain dalam blok ini dicatat
dalam Aksis I
– Ciri khas: mencakup berbagai keadaan dan pola perilaku
yang secara klinis bermakna yang cenderung menetap dan
merupakan ekspresi dari gaya hidup yang khas dari
seseorang serta cara berhubungan dengan diri sendiri dan
orang lain
F7 : Retardasi Mental
• Ciri khas: IQ dibawah 70, semua aspek
perkembangan terlambat atau terhenti
sehingga menimbulkan disfungsi, onset
dibawah usia 18 tahun
• Penggolongan:
– F70 Retardasi Mental Ringan (IQ 50 – 69)
– F71 Retardasi Mental Sedang (IQ 35 – 49)
– F72 Retardasi Mental Berat (IQ 20 – 34)
– F73 Retardasi Mental Sangat Berat (IQ dibawah
20)
– F78 Retardasi mental lainnya
– F79 Retardasi mental YTT
F8 : Gangguan Perkembangan Psikologis

• Jenis:
– Gangguan Perkembangan Khas (F80 - F83)
• Ciri Khas: pada kasus yang murni, IQ normal, biasanya
hanya satu aspek dari fungsi individu yang terganggu,
onset mulai dalam masa bayi atau kanak
– Gangguan Perkembangan Pervasif (F84)
• Ciri khas: gangguan dasarnya adalah abnormalitas
kualitatif dalam interaksi timbal balik dengan orang lain,
dalam kasus berat terjadi Retardasi Mental, onset
dalam masa bayi atau dibawah 5 tahun
F9 : Gangguan Perilaku dan Emosional
dengan Awitan Biasanya pada Masa kanak
dan Remaja
• Jenis:
– F 90: Gangguan Hiperkinetik
– F91: Gangguan Tingkah Laku
– F92: Gangguan Campuran Tingkah Laku dan Emosi
– F93: Gangguan Emosional dengan Awitan Khas pada Masa Kanak
– F94: Gangguan Fungsi Sosial dengan Awitan Khas pada Masa
Kanak dan Remaja
– F95: Gangguan Tik
– F98: Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Awitan biasanya
pada Masa Kanak dan Remaja
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai