Anda di halaman 1dari 55

MASALAH-MASALAH

KESEHATAN JIWA
CMHN
Tujuan Pembelajaran
• Mendeteksi gangguan jiwa
• Mengenali dx medik pasien, memberikan terapi
sesuai standar
• Menggunakan penatalaksanaan medis untuk
menunjang askep
• Mengidentifikasi kesesuaian dan kesinambungan
antara tind keperawatan dan tindakan medik
• Menetapkan kondisi pasien yg membutuhkan
rujukan
F00 – F09 adalah Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental
Simtomatik, terdiri dari:
 F00: Demensia pada penyakit Alzheimer
 F01: Demensia Vaskuler
 F02: Demensia pada penyakit lain YDK
 F03: Demensia YTT
 F04: Sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol atau Zat psikoaktif
lainnya
 F05: Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
 F06: Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik
 F07: Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan
disfungsi otak
 F09: Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
F10 – F19 adalah Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif,
terdiri dari:
 F10: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol
 F11: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida
 F12: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabioida
 F13:Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedativa atau hipnotika
 F14: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kokain
 F15: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain
termasuk kafein
 F16: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika
 F17: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau
 F18: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah
menguap
 F19: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multiple dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya
F20 – F29 adalah Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham, terdiri
dari:
 F20: Skizofrenia
 F21: Gangguan Skizotipal
 F22: Gangguan waham menetap
 F23: Gangguan psikotik akut dan sementara
 F24: Gangguan waham terinduksi
 F25: Gangguan skizoafektif
 F28: Gangguan psikotik non organik lainnya
 F29: Psikosis non organik
F30 - F39 adalah Gangguan Suasana Perasaan (Mood (Afektif)) , terdiri
dari:
 F30: Episode manik
 F31: Gangguan afektif bipolar
 F32: Episode depresif
 F33: Gangguan depresif berulang
 F34: Gangguan suasana perasaan (mood(afektif)) menetap
 F38: Gangguan suasana perasaan (mood(afektif)) lainnya
 F39: Gangguan suasana perasaan (mood(afektif)) YTT
F40 – F48 adalah Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan
Gangguan yang Berkaitan dengan Stress, terdiri dari:
 F40: Gangguan ansietas fobik
 F41: Gangguan anxietas lainnya
 F42: Gangguan obsesif kompulsif
 F43: Reaksi terhadap stress berat dan gangguan penyesuaian
 F44: Gangguan disosiatif (konversi)
 F45: Gangguan somatoform
 F48: Gangguan neurotik lainnya
F50 – F59 adalah Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis
dan Faktor Fisik, terdiri dari:
 F50: Gangguan makan
 F51: Gangguan tidur non organik
 F52: Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik
 F53: Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masa nifas YTK
 F54: Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan gangguan atau
penyakit YDK
 F55: Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan
 F59: Sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan gangguan fisiologis
dan faktor fisik
F60 – F69 adalah Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa, terdiri dari:
 F60: Gangguan kepribadian khas
 F61: Gangguan kepribadian campuran dan lainnya
 F62: Perubahan kepribadian yang berlangsung lama yang tidak diakibatkan
oleh kerusakan atau penyakit otak
 F63: Gangguan kebiasaan dan impuls
 F64: Gangguan identitas jenis kelamin
 F65: Gangguan preferensi seksual
 F66: Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan
perkembangan dan orientasi seksual
 F68: Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa lainnya
 F69: Gangguan kepribadian dan perilaku dewasa YTT
F70 – F79 adalah Retardasi Mental, terdiri dari:
 F70: Retardasi Mental ringan
 F71: Retardasi Mental sedang
 F72: Retardasi Mental berat
 F73: Retardasi Mental sangat berat
 F78: Reatrdasi mental lainnya
 F79: Retardasi mental YTT
F80 – F89 adalah gangguan Perkembangan Psikologis, terdiri dari:
 F80: Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasa
 F81: Gangguan perkembangan belajar khas
 F82: Gangguan perkembangan motorik khas
 F83: Gangguan perkembangan khas campuran
 F84: Gangguan perkembangan pervasive
 F88: Gangguan perkembangan psikologis lainnya
 F89: Gangguan perkembangan psikologis YTT
F90 – F98 adalah Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset
Biasanya pada masa kanak dan remaja, terdiri dari:
 F90: Gangguan hiperkinetik
 F91: Gangguan tingkah laku
 F92: Gangguan campuran tingkah laku dan emosi
 F93: Gangguan emosional dengan onset khas pada masa kanak
 F94: Gangguan fungsi sosial dengan onset khas pada masa kanak dan
remaja
 F95: Gangguan “tic”
 F98: Gangguan perilaku dan emosional lainnya dengan onset biasanya
pada masa kanak dan remaja
F99 adalah Gangguan jiwa YTT, terdiri dari:
 F99: Gangguan jiwa YTT
F00# Gangguan Mental Organik
Demensia (F00#)
Delirium (F05)
F10# Gangguan Penggunaan NAPZA
Gangguan penggunaan Alkohol (F10)
Gangguan Penggunaan Zat (F 11#)
Gangguan Penggunaan Tembakau (F 17.1)
F20# Skizofrenia dan GangguanPsikotik kronik lain
F23 Gangguan psikotik akut
F31 Gangguan Bipolar
F32# Gangguan Depresif
F40# Gangguan Neurotik
Gangguan Fobik (F 40)
Gangguan Panik ( F 41.0)
Gangguan Ansietas Menyeluruh (F 41.1)
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F 41.2)
Gangguan Obsesif Kompulsif (F 42)
Gangguan Penyesuaian (F 43.2)
Gangguan Somatoform (F 45)
F70 Retardasi mental
F80-90# Gangguan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja
Gangguan Perkembangan Pervasif (F 84)
Gangguan Hiperkinetik (F90)
Gangguan Tingkah Laku (F91#)
Enuresis (F98.8)
G 40# Epilepsi
MASALAH KESEHATAN JIWA

PSIKOTIK

DEPRESI
ASUHAN
PANIK KEPERAWATAN

GANGGUAN
PENYESUAIAN
Gangguan Jiwa:

• Adanya perubahan fungsi jiwa yg


menyebabkan gangguan pada fungsi jiwa
sehingga menimbulkan penderitaan pada
individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosial baik di
keluarga maupun di masyarakat
• Dpt dideteksi: penampilan, komunikasi,
proses pikir, interaksi, dan ADL
PSIKOTIK

Gangguan jiwa yang ditandai dengan


ketidakmampuan menilai realitas,
misalnya terdapat halusinasi, waham
atau perilaku aneh/kacau.
A. Gangguan Psikotik Akut
1) Keluhan utama
 Mendengar suara-suara
 Keyakinan atau ketakutan yang aneh/asing
 Kebingungan/disorientasi
 Perubahan perilaku menjadi aneh atau
menakutkan
2) Pedoman diagnostic
Awitan baru dari :

 Halusinasi
 Waham
 Agitasi atau perilaku aneh (bizarre)
 Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
 Keadaan emosional yang labil dan ekstrim
3) Diagnosis banding
 Epilepsi
 Intoksikasi atau putus zat karena obat atau
alkohol
 Febris karena infeksi
 Rujuk ke demensia dan delirium atau keduanya
untuk penyebab potensial lain
 Jika gejala psikotik berulang atau kronik, lihat
juga skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain
 Jika gejala mania menonjol, pasien mungkin
sedang mengalami suatu episode maniak
 Jika suasana perasaan menurun atau sedih
menonjol, lihat juga depresi
PENATALAKSANAAN

1. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga


tentang psikotik, berikut hak dan kewajibannya

2. Konseling pasien dan keluarga

3. Medikasi
Konseling pasien dan keluarga

 Upayakan keamanan pasien dan mereka yang


merawatnya

 Kurangi stress dan stimulasi

 Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau


masyarakat

 Motivasi pasien
Medikasi

 Berikan medikasi antipsikotik (sesuai program)

 Perawat harus mengetahui obat antipsikotik yang


diprogramkan

 Obat antipsikotik mengurangi gejala psikotik

 Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-


kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang

 Hal-hal yang harus diperhatikan dan membutuhkan


kolaborasi dengan tim
Sistem rujukan

 Jika mungkin pertimbangkan konsultasi


untuk semua kasus baru gangguan psikotik

 Pada kasus dengan efek samping motorik


yang berat atau timbulnya deman,
kekakuan, hipertensi, hentikan obat
antipsikotik dan rujukan
Masalah dalam melaksanakan pekerjaan atau
pelajaran :

Mungkin mencari pertolongan karena ada


apatis, penarikan diri, hygiene/kebersihan
yang buruk atau perilaku aneh
Pedoman diagnostik

Penarikan diri secara sosial


Minat atau Motivasi rendah, pengabaian diri
Gangguan berpikir (tampak dari
pembicaraan yang tak terangkai atau aneh)
Kondisi berikut dapat terjadi sewaktu-waktu pada
pasien psikotik kronik :

 Agitasi atau kegelisahan


 Perilaku aneh
 Halusinasi
 Delusi/waham
Penatalaksanaan

1. Memberikan informasi kepada pasien dan


keluarga
2. Konseling pasien dan keluarga
Konseling pasien dan keluarga
 Bicarakan rencana pengobatan

 Jelaskan bahwa obat akan mencegah kekambuhan dan


beritahukan pasien mengenai efek samping

 Motivasi pasien

 Kurangi stress dan stimulasi

 Pada saat gejala lebih berat, sebaiknya istirahat dan


menghindari dari stress

 Rujuk ke Psikosis akut untuk saran penatalaksanaan


keadaan dan agitasi
Medikasi
Program medikasi untuk psikotik kronik :
Medikasi antipsikotik mengurangi gejala psikotik :
 Haloperidol 2-5 mg sampai 3 kali sehari atau
 Chlorpromazine 100-200 mg sampai 3 kali sehari)

Dosis harus serendah mungkin untuk menghilangkan


gejala, walaupun beberapa pasien mungkin
membutuhkan dosis yang lebih tinggi
DEPRESI

Gangguan jiwa yang ditandai dengan


suasana alam perasaan yang menurun,
proses pikir lamban dan perilaku lambat
(trias depresi)
Keluhan utama

 Gejala fisik (kelelahan, rasa nyeri)

 Kehilangan minat akan hal-hal yang menjadi


kebiasaannya

 Iritabilitas (cepat marah, cepat tersinggung)

 Khusus pada anak dan remaja sering depresi

 Beberapa kelompok tertentu termasuk kelompok


risiko tinggi
Pedoman diagnostik

 Suasana perasaan rendah atau sedih

 Kehilangan minat atau kesenangan akan hal-hal


yang menjadi ke biasaannya

 Gejala penyerta
Penatalaksanaan

Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga

 Depresi adalah penyakit yang lazim dan tersedia


terapi yang efektif
 Depresi bukan merupakan kelemahan atau
kemalasan, pasien berupaya keras untuk
mengatasi, tetapi dia tidak berdaya
Konseling pasien dan keluarga
 Tanyakan tentang risiko bunuh diri dan mencederai
orang lain
 Rencanakan kegiatan jangka pendek yang
menyenangkan pasien atau yang membangkitkan
kepercayaan diri
 Motivasi pasien untuk melawan pesimisme dan kritik-
diri
 Identifikasi adanya stress sosial atau problem
kehidupan yang mutahir
 Fokuskan pada langkah kecih yang khas
 Jika ada gejala fisik, bicarakan hubungan antara gejala
fisik dengan suasana perasaan
 Sesudah ada perbaikan, rencanakan dengan pasien
tindakan yang harus diambil jika tanda kekambuhan
terjadi
Medikasi
Program pengobatan yang harus diketahui
Pertimbangkan obat antidepresan jika suasana sedih
atau kehilangan minat menonjol selama 2 minggu
dan 4 atau lebih gejala berikut ditemukan :
 Kelelahan atau kehilangan tenaga
 Konsentrasi kurang
 Agitasi atau perlambatan gerak dan pembicaraan
 Gangguan tidur
 Pikiran tentang kematian atau bunuh diri
 Rasa bersalah atau menyalahkan diri
 Nafsu makan terganggu
PANIK

Gangguan cemas yang memuncak seolah-


olah pasien merasa agak panik seringkali
disertai dengan keluhan somatic.
2. Pedoman diagnostik
Serangkaian panik atau rasa yang tak bisa
dijelaskan muncul secara mendadak, berkembang
dengan cepat dan dapat berlangsung hanya
beberapa menit
Serangan itu sering muncul bersama dengan
gejala fisik seperti palpitasi, nyeri dada rasa
tercekik, rasa mual, pusing, perasaan bahwa
keadaan menjadi tidak realistic, atau rasa takut
akan bencana pribadi (hilang konttrol diri atau
menjadi gila, serangan jantung, mati mendadak)
Satu serangan sering menimbulkan rasa takut ada
serangan lain dan penghindaran tempat-tempat
dimana serangan pernah terjadi
3. Diagnosis banding
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik harus dapat
menyingkirkan semua ini

 Jika serangan muncul hanya pada situasi


spesifik/khas yang ditakuti, lihat gangguan
fobik
 Jika terdapat suasana perasaan yang menurun
atau sedih, lihat gangguan depresif
 Jika menonjol suasana perasaan menurun atau
sedih, lihat gangguan depresif
5. Konseling pasien dan keluarga
1) Nasehati pasien untuk mengikuti langkah-
langkah berikut jika serangan panik timbul
 Diam ditempat sampai serangan panik berlalu
 Konsentrasikan diri untuk mengatasi anxietas, bukan
pada gejala fisik
 Praktekkan pernapasan yang perlahan dan rileks.
 Katakan pada dirimu bahwa ini adalah suatu serangan
panik, dan bahwa pikiran dan sensasi yang
menakutkan akan segera berlalu
 Indentifikasi rasa takut yang berlebihan yang timbul
selama serangan panik (misalnya, takut akan
serangan jantung)
 Diskusikan cara menghadapi rasa takut ini selama
serangan panic (misalnya, mengingatkan diri sendiri,
“Saya tidak mengalami serangan jantung. Ini hanya
serangan panic, dan akan berlalu dalam beberapa
menit)
 Kelompok tolong-diri (sel-help group) dapat
menolong pasien menatalaksana gejala dan
mengatasi rasa takut
2) Medikasi
 Jika serangan sering dan berat, atau jika pasien
secara bermakna dalam keadaan depresi,
antidepresan dapat membantu (misalnya, impramin
25 mg, malam hari ditingkatkan sampai 100-150 mg
malam hari dalam 2 minggu)
 Bagi pasien dengan serangan yang jarang dan
terbatas, penggunaan medikasi antianxietas jangka
pendek bisa menolong (lorazepam 0,5-1,0 mg sampai
3 kali sehari atau alprazolam 0,25-0,1 mg sampai 3
kali sehari)
 Hindari pemeriksaan penunjang atau medikasi yang
tak perlu
GANGGUAN PENYESUAIAN
Keluhan mengenai kejiwaan dalam berbagai
bentuk setelah mengalami trauma
1. Keluhan utama
 Pasien merasa tak berdaya, kewalahan atau
tak mampu menyesuaikan diri
 Mungkin disertai gejala fisik yang berkaitan
dengan stress seperti insomsia, sakit kepala,
nyeri perut, nyeri dada, palpitasi
2. Pedoman diagnostik
 Reaksi akut terhadap peristiwa traumatik atau
penuh stres yang baru terjadi
 Distres berat akibat suatu peristiwa yang baru
terjadi, atau preokupasi dengan peristiwa itu
 Gejala primer bersifat somatik
 Gejala lain:
 Suasana perasaan menurun atau sedih
 Anxietas
 Khawatir
 Merasa tak mampu menyesuaikan diri
 Reaksi akut biasanya berlangsung dari beberapa
hari sampai beberapa minggu
4. Penatalaksanaan

Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga

 Peristiwa stress sering mempunyai efek


mental dan fisik
 Gejala yang berkaitan dengan stress
biasanya berlangsung hanya beberapa hari
atau minggu
2) Konseling pasien dan keluarga
 Motivasi pasien untuk mengenali makna pribadi dari
peristiwa stres tersebut
 Lakukan pengkajian ulang dan perkuat langkah positif
yang telah diambil pasien untuk menghadapi stress
tersebut
 Identifikasi langkah yang bisa diambil pasien untuk
memodifikasi keadaan yang menimbulkan stres. Jika
situasi tak bisa diubah, diskusikan strategi pemecahan
problem
 Identifikasi saudara, sahabat dan masyarakat yang
mampu memberikan dukungan
 Istirahat jangka pendek dan pembebasan dari stres bisa
membantu pasien
 Motivasi untuk kembali kepada kegiatan lazimnya dalam
beberapa minggu
3) Medikasi

 Kebanyakan reaksi stres akut akan teratasi tanpa


penggunaan medikasi. Namun, jika gejala anxietas
berat terjadi, gunakan obat anxietas sampai 3 hari
(misalnya, benzodiazepine seperti lorazepam 0,5-
1,0 mg sampai 3 x sehari)

Jika pasien mengalami insomnia berat, gunakan obat


hipnotik sampai 3 hari (misalnya estazolam 1 mg
setiap malam)
Sistem rujukan

 Jika gejala berlangsung kurang dari 1 bulan,


pertimbangkan untuk merujuk Ke RSU/RSJ
terdekat
LAKUKAN YANG TERBAIK SESUAI
PERAN & FUNGSI

SELAMAT BERJUANG CMHN


No Diagnosa Gejala Terapi D/ Ket
Kep

1 Psikotik :
1. Akut
2. Kronik

2 Depresi

3 Panik

4 Gg
Penyesuaan
NO DIAGNOSA MASALAH MEDIKASI EFEK OBAT EFEK SAMPING &
MEDIK KEPERAWATAN TINDAKAN

1 Psikotik 1. Perubahan 1. Klorpromazina - Memblok reseptor 1. Mulut kering


persepsi (Thorazine) pascasinaps -Berikan permen atau
sensori : 30-80 mg dopamine di permen karet rendah
Halusinasi bangsal ganglia, gula, es, minum air
(lihat modul 2. Haloperidol hipotalamus sistem sedikit tapi sering
VI) (Haldol) 1-100 limbik, batang otak -Pastikan bahwa pasien
mg dan medulla membersihkan muluit
secara teratur
- Berhubungan 2. Pandangan kabur
2. Perubahan
dengan -Jelaskan bahwa gejala
proses piker :
pencegahan tersebut kebanyakan
Waham (lihat
transmisi mungkin berkurang
modul VI )
pencegah-dopamin setelah beberapa
impuls sarap minggu
disinaps -Berikan bantuan untuk
tugas-tugas yang
mebutuhkan ketajaman
penglihatan
3. Kosntipasi
- Pesankan makanan tinggi
serat, dukung untuk
meningkatkan aktivitas
fisik dan masukan cairan
jika hal ini tidak
merupakan
kontraindikasi untuk
pasien
NO DIAGNOSA MASALAH MEDIKASI EFEK OBAT EFEK SAMPING & TINDAKAN
MEDIK KEPERAWATAN

4. Sedasi
-Diskusikan dengan dokter
kemungkinan pemberian obat
dilakukan sebelum tidur
-Diskusikan dengan dokter
kemungkinan menurunkan dosis
atau instruksi untuk mengurangi
obat-obatan sedatif
-Instruksikan pasien untuk tidak
menyetir atau mengoperasikan
peralatan yang berbahaya selama
mengalami sedasi

5. Hipotensi ortostatik
-Instruksikan pasien untuk bangkit
perlahan-lahan dari porisi berbaring
atau duduk, pantau tekanan darah
(berbaring dan berdiri) tiap shif;
catat dan laporkan perubahan-
perubahan yang bermakna
6. Fotosensitivitas
-Pastikan bahwa pasien memakai
tabir surya, pakaian, kaca mata
pelindung matahari selama kontak
langsung dengan matahari di luar
ruangan
NO DIAGNOSA MASALAH MEDIKASI EFEK OBAT EFEK SAMPING & TINDAKAN
MEDIK KEPERAWATAN

2 Depresi Depresi Amipramin Meningkatkan 1. Mulut kering


(Trisiklik) 25-50 suasana hati -Minum air sedikit-sedikit tapi sering
mg dan mengurangi -Pastikan bahwa pasien melakukan
gejala lain yang kebersihan diri secara teratur
berhubungan 2. Penglihatan kabur
dengan depresi -Berikan keterangan dengan
sedang sampai mengatakan bahwa gejala ini paling
berat mungkin hilang setelah beberapa
minggu
3. Konstipasi (sulit BAB)
-Berikan makanan tinggi serat
tingkatkan latihan fisik, tingkatkan
masukan cairan
4. Sedasi/mengantuk
-Minta obat sesuai pesanan dokter
untuk diberikan sebelum tidur
-Minta dokter untuk menurunkan dosis
atau minta obat yang kurang
mengandung sedatif
-Instruksikan pasien untuk tidak
menyetir mobil atau menggunakan
peralatan yang berbahaya sementara
mengalami sedasi
NO DIAGNOSA MASALAH MEDIKASI EFEK OBAT EFEK SAMPING & TINDAKAN
MEDIK KEPERAWATAN

5. Hipotensi ortostatik
-Instruksikan pasien untuk bangkit dari
posisi duduk dan berbaring secara
perlahan-lahan
Pantau tekanan darah (berbaring dan berdiri)
secara sering, catat dan laporkan perubahan
yang bermakna
6. Takikardia, Aritmia
-Pantau tekanan darah secara cermat, dan
frekwensi/irama denyut nadi, laporkan
perubahan yang bermakna kepada dokter
7. Fotosensitivitas
-Pastikan baha pasien menggunakan tabir
surya, pakaian, kaca mata pelindung matahari
selama berada di luar ruangan

3 Panik 1. Bunuh diri Mengontrol 1. Mengantuk, Kacau Mental, Letargi


2. Perilaku 1.Diazepam kelainan ansietas, -Instruksikan pasien untuk tidak mengemudikan
Kekerasan (Valium) 5-40 mg somatoform, kendaraan atau mengoperasikan mesin-mesin
2.Lorazepom disosiatif, kejang berbahaya selama menggunakan obat-obatan
0,5-1,0 mg dan untuk ini
meringankan 2. Toleransi, Ketergantungan Fisik dan
sementara gejala- Psikologis
gejala insomnia dan -Instruksikan pasien yang mendapatkan terapi
ansietas jangka panjang untuk
NO DIAGNOSA MASALAH MEDIKASI EFEK OBAT EFEK SAMPING & TINDAKAN
MEDIK KEPERAWATAN

tidak menghentikan pemakaian obat-


obatan ini secara tiba-tiba
3. Hipotensi Ortostatik
-Pantau tanda-tanda vital
Instruksikan pasien untuk bangkit
perlahan-lahan dari posisi berbaring
atau duduk
4. Mulut Kering
-Tawarkan permen rendah gula atau
permen karet, es, minum air sedikit tapi
sering
5. Mual/Muntah
-Bila memungkinkan minum obat
bersama dengan makanan atau susu
untuk meminimalkan kelainan
gastrointestinal
6. Diskrasias Darah
-Laporkan segera gejala-gejala nyeri
tenggorok, demam, tidak enak badan,
mudah memar atau perdarahan yang
tidak biasanya kjepada dokter

4 Gangguan
Penyesuaian 1.Menarik diri
2.Perilaku kekerasan

Keterangan : Karena pengobatan jangka panjang perlu diberikan vitamin sesuai dengan kebijakan
program pengobatan di tempat pelayanan kesehatan yang menjadi rujukan

Anda mungkin juga menyukai