Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI PSIKOSA

OLEH :

ENJANG WAHYU BUDIARTI


NIM 2011013

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PARAREL


STIKES HANG TUANG SURABAYA
2020/2021
Pembagian Gangguan Jiwa Klasik

Menurut Etiologis
1. Gangguan Mental Organik : Demensia , delirium
2. Gangguan Mental Fungsional : depresi , Fobia dsb (termasuk juga skizofrenia)

Hendaya daya nilai


1. Psikotik / psikosa : organik ( akibat trauma, tumor,Napza) , non organik ( skizofrenia ,
gangguan waham )
2. Non psikosa : kelompok nerosa , Gangguan kepribadian

Menurut ICD / PPDGJ (pedoman diagnosa gangguan jiwa-3)


Disusun berdasarkan Hirarki diagnosa ( Kode F )
F0. Gangguan Mental Organik
F1. Gangguan jiwa dan perilaku akibat NAPZA
F2. Gangguan jiwa Psikotik
F3. Gangguan Mood ( Depresi , bipolar )
F4. Gangguan Nerotik , terkait stress, somatoform dan konversi
F5. Gangguan perilaku terkait sindrome fisiologis ( psikosomatik)
F6. Gangguan Kepribadian
F7. Retardasi Mental
F8. Gangguan Perkembangan Pervasif ( Autisme)
F9. Sindrome metal dan perilaku onset pada anak dan remaja ( ADHD, Hiperaktif)
PSIKOSA
1. Skizofrenia
2. Gangguan waham menetap
3. Gangguan Psikotik akut
4. Gangguan Psikotik terkait dengan budaya
Konsep Psikosa
• Penghayatan akan Realitas terganggu ( Sense Of Reality terganggu )
Contoh ; adanya halusinasi, dia merasakan ada padahal realitas tidak ada.
• Kemampuan menilai realitas terganggu .
Contoh : pasien tidak bisa membedakan antara fantasi dan realitas.
SKIZOFRENIA
Adalah penyakit jiwa yang secara klinis adanya suatu syndrome psikotik yang ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran, afek yang tumpul, afek tidak
wajar atau perilaku yang bizarre.
SEJARAH SINGKAT SKIZOFRENIA
Istilah skizofrenia berasal dari bahasa Greek , yaitu schizo (= perpecahan / split ) dan phrenos
(=mind/ jiwa). Jadi skizofrenia diartikan sebagai suatu perpecahan pikiran, perilaku dan perasaan
Beberapa tokoh penting berkaitan dengan konsep skizofrenia antara lain :
• Emil Kraeplin ( 1856-1926), menyebut istilah dengan Dementia prekoks. Beliau
menjelaskan tentang dementia yang terjadi pada usia dini yang ditandai dengan proses
kognitif yang makin lama makin memburuk dan disertai dengan gejala klinis berupa
halusinasi dan waham.
• Eugen Bleuler (1857-1938) memperkenalkan istilah skizofrenia pertama kali, dengan
konsep 4 A :
1. Gejala primer : Asosiasi pikiran terganggu, Afek terganggu, Abulia (kemauan)
terganggu, dan Autisme.
2. Gejala sekunder : Waham, halusinasi, katatonik.
• Gabriel Langfeldt membagi gejala psikotik menjadi 2 kelompok yaitu :
1. True schizophrenia ( nuclear schizophrenia/ schizophrenia process)
2. Schizophreniform ( schizophrenic-like psychosis)
Kurt Schneider (1887 – 1967 ), membagi gejala skizofrenia menjadi dua bagian yaitu first
symptoms dan second symptoms.
First rank symptoms terdiri dari :
1. Audible thought
2. Voices arguing dan atau discussing
3. Voices commenting
4. Somatic passivity experiences
5. Thought withdrawal and experiences of influenced thought
6. Thought broadcasting
7. Delusional perception
8. Second rank symptoms terdiri dari :
9. Gangguan persepsi lain
10. Ide bersifat waham tiba-tiba
11. Kebingungan
12. Perubahan mood depresi dan euforik
13. Kemiskinan emosi
• Sigmund Freud ( 1856 ) Mekanisme regresi ke tahap perkembangan sebelumnya
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi skizofrenia rata-rata dunia 0,8%
• Angka insidens skizofrenia adalah 1% per 10.000 orang per tahun
• Onset puncak 15-25 tahun
• Sebesar 25-50% berusaha bunuh diri dan berhasil 10% melakukannya. Faktor risiko
bunuh diri antara lain : depresi, usia muda, fungsi pra morbid jelek, halusisnasi dengar,
riwayat bunuh diri sebelumnya, tinggal sendirian, ambisi tinggi, laki-laki.
• Ketergantungan nikotin/ rokok 88%
 
Pemeriksaan MRI : Pelebaran ventrikel III dan lateral menimbulkan gejala negatif oleh karena
adanya perubahan di daerah periventrikular limbik-striata, mengecilnya ukuran dari lobus frontal
dan temporal. Daerah otak yang terlibat adalah sistem limbik, lobus frontalis, ganglia basalis,
batang otak dan talamus. Hal ini berhubungan dengan menurunnya fungsi neurokognitif seperti
memori, atensi, pemecahan masalah, fungsi eksekutif dan social cognition.
Neurodegeneratif dan Neurotoksisitas : Ada lima hipotesis perkembangan neuron pada penderita
skizofrenia yaitu :
• Abnormalitas perkembangan otak janin selama fase awal dari seleksi neuron dan
migrasi.
• Terjadinya proses degenerasi abnormal yang mungkin berhubungan dengan
genetik dalam perkembangan otak janin
• Gejala skizofrenia tidak terjadi selama otak dapat memperbaiki sinap-sinap yang
mengalami gangguan
• Infeksi virus, kurang gizi dan proses autoimun selama masa kehamilan dapat
terjadi apoptosis atau nekrosis neuron di kemudian hari
• Perubahan struktur dan abnormalitas dari neuron yang masih berfungsi
mengakibatkan terjadinya inervasi dan sinyal dari neuron yang salah target dan menjadi
kacau.
Faktor neurotransmiter : berhubungan dengan dopamin, serotonin, glutamat dan NMDA, GABA,
norepineprin, peptida/ neurotensin.
Neurotransmiter di Otak
 Neurotransmiter adalah suatu molekul kimiawi disintesis dalam neuron dan dapat
membawa sinyal antar neuron.
 Pelepasan suatu neurotransmiter oleh suatu neuron disertai pengikatan molekul
neurotransmiter oleh suatu reseptor pada neuron lain disebut proses neurotransmiter
kimiawi.
 Ada tiga jenis utama neurotransmiter dalam otak yaitu:
• Neurotransmiter Amin Biogenik
 Katekolamin : Dopamin, norepineprin, epineprin yang disintesis dari asam
amino tyrosin.
 Indolamin : serotonin, disintesis dari asam amino tryptofan. Serotonin sering
disebut 5-HT (5-Hidroksi triptofan)
• Acetilkholin
• Histamin
Neurotransmiter asam amino
• Bersifat exitatory : Glutamat
• Bersifat inhibisi : GABA
Neurotransmiter peptida
• Berperan sebagai neuromodulator yaitu memodulasi respon neuron terhadap
neurotrasmitter lain.
• Reseptor Neurotransmiter
Ada dua jenis reseptor:
• Reseptor yang terikat dengan protein G.
• Reseptor yang berlokasi langsung pada saluran ion neuron.
Sistem meso-limbik
• Jaras ini berproyeksi ke regio limbik seperti nukleus akunben, amigdala, hipokampus,
nukleus dorsalis-media thalamus dan girus singulat.
• Sistem ini mengatur expresi emosi, belajar dan penguatan dan kemampuan hedonia.
• Peningkatan aktifitas dopamin pada sistem ini dikaitkan dengan gejala positif dari
skizofrenia.
Sistem nigrostriatal
• Jaras ini berasal dari substantia nigra ke ganglia basalis dan berfungsi mengatur aktivitas
motorik.
• Gangguan pada sistem ini oleh pemakaian psikotropika menyebabkan timbul gejala
ekstrapiramidal (EPS).
Sistem tuberro infundibular
• Berproyeksi dari badan sel di hipotalamus ke hipofisis dan bekerja menghambat sekresi
prolactin.
Gangguan sistem ini oleh pemakaian psikotropika dapat menimbulkan gejala hiperprolactinemia
yaitu:
• Gangguan haid
• Galactorhea, gynaecomastica, impotensia, disfungsi sex, infertil, obesitas.
• Perubahan mood
• Osteoporosis
• Gangguan autoimun
• Ca mama
Kriteria diagnosis menurut PPDGJ III/ICD-10
• Isi pikir yang extreme
• Isi pikir menggema ( echo)
• Isi pikiran tertanam sesuatu ( insertion) atau isi pikir diambil ( withdrawal )
• Siar pikir (broadcasting )
• Waham yang extreme
• Waham dikontrol/ dikendalikan
• Waham dipengaruhi ( influence )
• Waham tidak berdaya ( passivity)
• Waham persepsi : pengalaman inderawi tak wajar
• Halusinasi dengar
• Memerintah (commanding)
• Diskusi satu dengan yang lain tentang dirinya ( comment)
• Halusinasi dari bagian tubuh tertentu
• Waham bizarre
• Atau dua dari gejala berikut :
• Halusinasi lain selain dengar
• Assosiasi longgar, inkoherensi
• Katatonik
• Gejala negative
• Syarat minimal 1 bulan
• Adanya disfungsi social / disstres
JENIS-JENIS SKIZOFRENIA
Didasarkan atas gejala-gejala yang menonjol
1. Skizofrenia paranoid (F20.0x)
Yang menonjol adalah waham dan atau halusinasi
2. Skizofrenia hebefrenik(F20.1x)
Yang menonjol gangguan proses berpikir dan afek tumpul tidak wajar.Usia 15 –
25 tahun
3. Skizofrenia katatonik (F20.2x)
Yang menonjol gejala psikomotor yang extreme : seperti stupor, furor,
negativisme, rigiditas,flexibilitas cerea, command automatisme.
4. Skizofrenia tak terinci (F20.3x)
Tidak memenuhi tipe –tipe diatas.
5. Depresi pasca Skizofrenia (F20.4x)
Telah menderita skizofrenia minimal 1 tahun, kemudian timbul gejala depresi dan
menonjol
6. Skizofrenia residual (F20.5x)
Pernah menderita skizofrenia minimal 1 tahun, kemudian timbul gejala sisa
berupa gejala-gejala negative yang menonjol
7. Skizofrenia simpleks (F20.6x)
Ada gejala-gejala negative, tetapi tidak pernah ada gejala psikotik yang overt
seperti halusinasi, waham atau lainnya yang jelas. Contohnya : gelandangan
psikotik.

Diagnosis multi aksis


• Aksis I : Skizofrenia Paranoid
• Aksis II : Ggn.Kepribadian Histrionik
• Aksis III : Hipertensi grade III
• Aksis IV : Perceraian
• Aksis V :
GAF current : 30-40
GAF HLPY : 90-100
GAF KRS : 80 – 100

Prognosis buruk
• Onset dini
• Genetik / herediter
• Tanpa stressor
• Kepribadian tertutup, imaturitas
• Tidak patuh berobat
• Expresi Emosi lingkungan yg tinggi
• Fungsi sosial buruk
ANTIPSIKOTIK

Sinonim : Neuroleptik, Trankuilizer mayor,


Gejala sasaran ( target Syndrome ) : Sidrome psikosis
Hendaya berat menilai realitas : Kesadaran diri terganggu serta daya nilai social
(judgement),tilikan diri terganggu , hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental : Fungsi
pikiran : Asosiasi longgar, waham, gangguan persepsi : halusinasi, gangguan emosi yang
tidak sesuai, perilaku aneh.
Gambaran klinis akut : agitasi, hiperaktivitas psikomotor, impulsive, menyerang, gaduh
gelisah, destruktif , mengomel, marah-marah, bicara ngelantur, dll
Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
Mekanisme kerja antipsikotik
• Dasar : Psikosis terjadi akibat peningkatan aktivitas neurotransmitter terutama Dopamin
(disamping serotonin )
• Mekanisme kerja obat dengan memblokade reseptor dopamine dan atau reseptor
serotonin ( 5HT2 ) pasca sinap di otak
Profil efek samping obat
1. Sedasi dan inhibisi psikomotor
2. Gangguan otonomik : hipotensi, antikolinergik ( parasimpatis ) : mulut kering, kesulitan
miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur.
3. Neurologis : Gangguan extrapiramidal : distonia akut , akatisia, syndrome parkinsonisme
(25%) : tremor, bradikinesia dan rigiditas.
4. Gangguan endokrin : prolaktin meningkat :amenorhoe, gynaekomastia, over weight.
5. Hematologik : agranulositosis
6. Metabolik : Jaundice
7. Kulit : dermatitis , fotosensitif
8. Mata : pigmentasi irreversible pada retina (tioridasin)
Efek samping Ireversible : Tardive diskinesia : gerakan involunter berulang pada otot è
reserpin 2,5mg/hari (dopamine depleting agent)
Efek berbahaya è Sindrome Neuroleptik Maligna : reaksi idiosinkrasi
1. Suhu badan tinggi
2. Sindrome extrapiramidal berat
3. Disfungsi otonomik
4. Kesadaran terganggu
Terapi : Suportif, dopamine agonist : bromokriptin 7,5mg/hari
L-dopa 2 X 100mg atau amantadin 200mg/hari
Golongan Antipsikotik
1. Phenothiazin
• rantai alifatik : Klorpromazin ( Largactil) dan levo-Klorpromazin (Nozinan )
• rantai piperazin : perfenazin (Trilafon), trifluoperazin (stelazin) dan
flufenazin( anatensol)
• rantai piperidin : thioridazin (Melleril)
2. Butirofenon : Haloperidol (serenace)
3. Difenil-butil piperidin : Pimozid(orap)
4. Benzamid : Sulpirid(dogmatil)
5. Dibenzodiazepin : Clozapin(clozaril)
6. Benzisoksasol : Risperidon(risperdal)
7. Aripiprazol(Abilify)
8. Dibenzotiepin : Zotepin
9. Palliperidon : Invega
Generasi Antipsikotik
I . FGA ( first generation antipsikotik )
1. Potensi rendah : Clorpromazin
2. Potensi tinggi : haloperidol
II. SGA ( second generation antipsikotik )
1. Serotonin-Dopamin antagonis : risperidon, ziprazidon
2. Multiacting reseptor targeted agents (MARTA ) : Clozapin, olanzapin, quetiopin,
zotepin
III. TGAs ( third generation antipsychotic )
Dopamin system Stabilizers : Aripiprazole
PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah terapi atau intervensi yang menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan oleh
seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara profesional dengan
seorang pasien dengan tujuan untuk :
1. menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat
penyakit .
2. mengubah perilaku yang terganggu
3. mendorong perkembangan positif dari kepribadian
JENIS-JENIS PSIKOTERAPI
Pembagian jenis-jenis psikoterapi yang akhir-akhir ini banyak dianut yaitu :
1. Konseling dan sejenisnya.
2. Terapi perilaku
3. Terapi kognitif
4. Terapi kognitif – behavioral
5. Psikoanalisis
6. Terapi kelompok
7. Terapi keluarga
8. Terapi interpersonal
9. Intervensi krisis
ELECTRO CONVULSIVE THERAPY
Indikasi
1. Skizofrenia katatonik
2. Depresi psikotik
3. Respons terhadap obat buruk
Kontra Indikasi
1. Tekanan intra kranial tinggi
2. Penyakit jantung
3. Penyakit paru
4. Gangguan tulang belakang
5. Epilepsi
6. Hipertensi
7. Usia lanjut
8. Kehamilan
9. Hernia
Komplikasi
• Nyeri kepala
• Nyeri otot
• Amnesia
• Robekan otot
• Luksasio
• Fraktur tulang
• Apnea
TRANSCRANIAL MAGNETIC STIMULATOR
• Sumber energy : magnetic
• Hampir sama dg ect
• Tidak kejang
• Sadar
• Tidak amnesia
• Fungsi kognitif baik

Anda mungkin juga menyukai