Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PORTOFOLIO INDIVIDU

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH VENA

DI SUSUN OLEH :

ENJANG WAHYU BUDIARTI

NIM 2011013

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN PARAREL

STIKES HANG TUAH SURABAYA

TA. 2020/2021
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PENGAMBILAN DARAH VENA

1. PENGERTIAN Pengambilan darah di pembuluh vena,


Mengambil dan menyiapkan darah vena
untuk pemeriksaan diagnostik

2. TUJUAN 1. Untuk mendapatkan sampel darah vena


yang baik dan memenuhi syarat untu
dilakukan pemeriksaan
2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi
dengan darah (infeksi, needle stick
injury) akibat vena punctie bagi petugas
maupun penderita
3. Untuk petunjuk bagi setiap petugas
yang melakukan pengambilan darah
(phlebotomy)

3. INDIKASI 1. Analisis hematologi


2. Analisis biokimia
3. Analisis kultur darah

4. KONTRA INDIKASI 1. Lengan pada sisi mastectomy


2. Daerah edema
3. Hematoma
4. Daerah dimana darah sedang di
transfusikan
5. Daerah bekas luka
6. Daerah dengan cannula,fistula atau
cangkokan vascular
7. Daerah intra vena lines, pengambilan
darah di daerah ini dapat menyebabkan
darah menjadi lebih encer dan dapat
meningkatkan atau menurunkan kadar
zat tertentu

5. PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien benar


2. Kaji kondisi klien
3. Beritahu dan jelaskan pada klien/
keluarganya tindakan yang
dilakukan
4. Jaga privasi klien
5. Posisikan klien
6. PERSIAPAN ALAT 1. Spuit 3 ml atau 5 ml
2. Tourniquet
3. Kapas alcohol
4. Plesterin
5. Anti koagulan/EDTA
6. Vacuum Tube
7. Bak injeksi

7. CARA KERJA 1. Cuci tangan


2. Memakai sarung tangan, dan
posisikan lengan klien lurus, pilih
tangan yang banyak melakukan
aktivitas
3. Minta klien untuk mengepalkan
tangan
4. Pasang tourniquet kira-kira 10 cm di
atas lipatan siku
5. Pilih bagian vena mediana cubiti
atau cephalica. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi
vena. Vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, elastic, dan memiliki
dinding tebal
6. Jika vena tidak teraba, lakukan
pengurutan dari arah pergelangan
kesiku, atau kompres hangat selama
5 menit pada daerah lengan
7. Bersihkan kulit pada bagian yang
akan diambil dengan kapas alcohol
70% dan biarkan keringm dengan
catatan kulit yang sudsh di bersihkan
jangan di pegang lagi
8. Tusuk bagian vena dengan posisi
lubang jarum menghadap atas. Jika
jarum telah masuk kedalam vena,
akan terlihat darah masuk kedalam
semprit(flash). Usahakan sekali
tusuk vena, lalu tourniquet dilepas
9. Setelah volume darah diaggap
cukup, minta klien untuk membuka
kepalan tanggannya
10. Letakkan kapas di tempat suntikan
lalu segera lepaskan/ tarik jarum,
tekan kapas beberapa saat lalu
plester selama ±15 menit
8. DOKUMENTASI 1. Catat tanggal dan waktu pelaksanaan
tindakan
2. Respon klien
9. REFERENSI Anggraini, Sapariah & Dania
Relina.2018.Metode
Keperawatan.Pontianak.Yudha English
Gallerty
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN PENERAPAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH VENA

Dari 38 responden penelitian terdapat 4 orang yang belum pernah mengikuti pelatihan
flebotomi namun memiliki wewenang sebagai petugas flebotomi. Meskipun demikian, 4 orang
responden tersebut menyatakan bahwa flebotomi sebagai tugas tambahan mereka, dimana
mereka hanya melakukan tindakan flebotomi kebagian ruang rawat inap RIK pada saat shif jaga.
Namun, meskipun belum pernah mengikuti pelatihan flebotomi keempat orang responden
tersebut 100% patuh terhadap SOP.
Sedangkan 12 orang yang pernah mengikuti pelatihan dengan kategori cukup, 8 orang
diantaranya tidak patuh terhadap SOP. Begitu pula dengan 12 orang yang pernah mengikuti
pelatihan dengan kategori baik, 2 orang diantaranya tidak patuh terhadap SOP. Oleh karena itu,
kondisi ini memungkinkan bahwa tidak adanya hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan
penerapan SOP. Adanya hubungan antara beban kerja dengan kepatuhan penerapan SOP
dikarenakan sebagian besar responden menyatakan bahwa kegiatan flebotomi sebagai tugas
tambahan sebanyak 24 orang (63,2%), dimana mereka mempunyai tugas pokok yang lain.
Responden harus menyelesaikan tugas tambahan disamping tugas pokok yang mereka punya.
Akan tetapi dari 24 orang tersebut, 22 orang diantaranya memiliki beban kerja yang rendah dan
juga 20 orang diantaranya patuh terhadap SOP yang berlaku.
Namun dari 14 orang atau 36,8% petugas yang menyatakan bahwa flebotomi sebagai
tugas pokok mereka, sebanyak 92,9% memiliki tugas tambahan lain selain tugas pokok sebagai
flebotomis. Dan dari 14 orang tersebut 8 orang diantaranya memiliki beban kerja yang tinggi dan
dari 8 orang tersebut 100% tidak patuh terhadap SOP. Rata-rata dari mereka memiliki waktu
kerja >6 jam dengan waktu flebotomi pada tiap pasien <5 menit. Pada pasien rawat jalan yang
dilakukan tindakan flebotomi perhari terdapat beberapa waktu puncak yang menunjukkan
peningkatan jumlah pasien seperti antara jam 08.30-09.00 dan jam 10.30-11.00 mengharuskan
para petugas flebotomi untuk bertindak cepat dan cekatan dalam melayani pasien diwaktu
tersebut, sehingga tidak jarang pada saat observasi peneliti menemukan para petugas yang tidak
patuh terhadap SOP.
Diasumsikan mereka yang tidak patuh terhadap SOP, karena lonjakan pasien yang
meningkat pada waktu-waktu tersebut diatas, berusaha untuk melayani dengan cepat supaya
pasien tidak komplain karena mengantri lama pada saat akan dilakukan tindakan pengambilan
darah oleh petugas. Peneliti menemukan ada petugas tidak menggunakan handscoon pada saat
tindakan flebotomi, meskipun tidak setiap waktu tapi pada saat itu peneliti menemukan di waktu
puncak pasien.

Anda mungkin juga menyukai