Di susun oleh :
Pujo Dadi Haryono
P1337420620046
Alih Jenjang
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Definisi
2.1.2 Indikasi
2.1.6. Komplikasi
Dalam melakukan tindakan suction, kita harus memperhatikan efek
atau komplikasi yang dapat timbul, antara lain :
a. Hiposekmia : keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen
dalam pembuluh darah arteri. Keadaan ini bisa terjadi karena
kurangnya tekanan parsial oksigen atau kurangnya saturasi oksigen
dalam pembuluh darah arteri. Pasien dapat dikatakan mengalami
hiposekmia apabila tekanan darah parsial pada pembuluh darah
arterinya kurang dari 50 mmHg.
b. Trauma jalan nafas : keadaan dimana airway pasien mengalami
sumbatan pada saluran nafas secara parsial atau total. Gangguan ini
dapat timbul secara mendadak dan total, perlahan – lahan dan sebagian
serta progresif atau berulang.
c. Infeksi nosokomial : infeksi yang diderita pasien saat rumah sakit
setelah lebih dari 72 jam berada ditempat tersebut. Infeksi ini dapat
menyebabkan infeksi yang bersifat lokal atau sistemik.
d. Respiratory arrest : ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan
tekanan parsial normal oksigen atau karbondioksida dalam tubuh
sehinggan sistem pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme
tubuh.
e. Bronkospasme : kekejangan otot polos sepanjang tabung bronchial
paru-paru, kejang ini dapat menyempitkan airway atau saluran nafas
sehingga menyebabkan sesak.
f. Perdarahan pulmonal (hemoptoe) : batuk yang disertai dengan darah
bisa dari paru-paru atau saluran pernapasan.
g. Disritmia jantung : gangguan irama jantung akibat dari elektrofiologi
sel-sel miocard yang akhirnya menyebabkan gangguan irama jantung,
frekuensi serta konduksinya.
h. Hipertensi atau hipotensi : terjadi peningkatan tekanan darah atau
penurunan tekanan darah.
i. Nyeri : gangguan sensori atau emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial.
j. Kecemasan : respon emosional terhadap nilai yang menggambarkan
keadaan gelisah, khawatir, tidak nyaman disertai berbagai keluhan
fisik (Erb, 2019).
2.3. Ventilator
2.3.1. Definisi
Ventilator merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu
sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi
dalam tubuh (Carpenito, 2015).
2.3.2. Macam-macam ventilator
a) Menurut sifatnya ventilator dibagi menjadi 3 tipe yaitu :
1) Volume Cycled Ventilator
Prinsip dasar ventilator ini adalah siklusnya berdasarkan volume.
Mesin ini berhenti bekerja apabila terjadi ekspirasi telah
mencapai ukuran volume yang ditentukan. Keuntungan volume
cycled ventilator adalah memberikan konsisten volume tidal
pada pasien.
2) Pressure Cycled Ventilator
Cara kerja ventilator ini adalah siklusnya menggunakan tekanan.
Mesin ini berhenti bekerja apabila telah mencapai tekanan yang
telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup
dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada ventilator ini
bila ada perubahan komplai paru, maka volume udara yang
diberikan juga berubah, sehingga pada pasien yang parunya tidak
stabil, ventilator tipe ini sangat tidak dianjurkan.
3) Time Cycled Ventilator
Prinsip kerja pada ventilator jenis ini adalah siklusnya
berdasarkan waktu ekspirasi dan waktu inspirasi yang telah
ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan
inspirasi (jumlah pernapasan permenit) normal ratio I : E
(inspirasi : ekspirasi) 1:2.
b) Menurut modenya ventilator terbagi menjadi 6 mode, diantaranya :
1) Control Mode Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi napas, pasien dalam
keaddan apnoe atau diistirahatkan napasnya.
2) Assist Mode
Ketika pasien mulai ada napas spontan dan ventilator langsung
mengontrol frekuensi dari pernapasan pasien.
3) Assist Control Ventilation
Merupakan gabungan dari Assist Mode dan Control Mode,
volumetidal dan frekuensi pernapasan serta ventilasi dikontrol
oleh ventilator apabila pasien tiba-tiba tidak dapat bernapas
spontan.
4) Intermitten Mandotory Ventilation (IMV)
Pasien menerima volume dan frekuensi dari ventilator, diantara
pernapasan dari ventilator pasien diberi kesempatan untuk
bernapas sendiri.
5) Syncronous Intermitten Mandotory Ventilation (SIMV)
Hampir sama dengan modus IMV, hanya pada modus ini
bantuan pernapasan pada ventilator tidak terjadi pada saat pasien
bernapas spontan, sehingga tidak terjadi benturan antara napas
pasien dengan napas bantuan dari ventilator.
6) Continous Positif Airway Pressure
Pada modus ini ventilator memberikan tekanan positif untuk
membantu ventilasi selama siklus pernapasan dan tidal volume
ditentukan oleh pasien sendiri.
Open Suction
Status Oksigenisasi
Variabel Penganggu
Usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, riwayat merokok
Gambar 2.2 Bagan kerangka konsep penelitian
2.6. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini yaitu ada pengaruh open suction terhadap
tidal volume pasien yang menggunakan ventilator di ruang ICU.
BAB III
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan :
VT1 : Observasi volume tidal pre-test pada kelompok intervensi
X : Intervensi pemberian suction dengan teknik open suction
VT2 : Observasi volume tidal post-test pada kelompok intervensi
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur & Cara Ukur Hasil Ukur Skala Variabel
A. Independen
1. Open Suction Tindakan penghisapan lendir dengan Responden hanya - -
membuka konektor sirkuit ventilator dikelompokkan pada kelompok
dengan endotracheal tube. intervensi saja tanpa ada
kelompok kontrol.
Hasyim, D., Samodro, R., Sasongko, H., & Leksana, E. (2015). Jurnal
Anestesiologi Indonesia. Jurnal Anestesi, 5(2), 22–33.
http://janesti.com/uploads/default/files/1.2-full_.pdf
Musliha. (2015). Jumlah pasien kritis yang terpasang ventilator menempati dua
per tiga dari seluruh pasien ICU di Indonesia . Jurnal Keperawatan
UNSRAT, I(1), 1–11.