Anda di halaman 1dari 23

SKIZOFRENIA

PENDAHULUAN
• Gangguan Skizofrenia adalah gangguan jiwa yg ditandai dengan adanya
distorsi realita, disorganisasi, & kemiskinan psikomotor.

• Gangguan psikotik paling banyak ditemukan 1% dari populasi penduduk di


Indonesia & dunia.

• Penyakit kronis, kambuhan, penurunan fungsi disabilitas, sering


ireversibel beban bagi individu/ keluarga.
Pendahuluan
Emil Kraepelin ( 1856-1926) Eugen Bleuler ( 1857-1939):

demensia prekoks skizofrenia

perubahan kognitif yang jelas ( • ->Schizo = perpecahan / split


demensia) & onset awal ( Phrenos = mind
prekoks) -> ditandai dengan: • -> Terjadinya suatu perpecahan
perjalanan jangka panjang yg pikiran, perilaku, dan perasaan.
memburuk & dengan gejala • Gejala primer: 4A ( asosiasi,
klinis umum: halusinasi & afektif, autisme, ambivalensi) +
waham. gejala sekunder: halusinasi &
waham
Epidemiologi

• Usia & jenis kelamin


Perbedaan onset & perjalanan penyakit antara ♂ dan ♀
♂: onset lebih awal ( usia puncak onset 15-25 th)
♀: usia puncak onset 25-35 th, hasil akhir lebih baik
• 20%-50% penderita Skizofrenia mencoba bunuh diri
• Penyalahgunaan zat; 30-50% ketergantungan alkohol, 15-25%
kanabis, 5-10% kokain.
• Sosioekonomi rendah stress (social causation hypothesis).
Etiologi
• Etiologi pasti skizofrenia masih belum ditemukan.
• Komponen genetika kecenderungan seseorang menderita
skizofrenia berhubungan dengan kedekatan hubungan keluarga.
• Terdapat kemungkinan etiologi lain seperti kejadian prenatal atau
perinatal seperti hipoksia, infeksi virus prenatal, penyalahgunaan zat
oleh ibu hamil, trauma kepala ketika persalinan dll. Faktor resiko
Etiologi
• Pemeriksaan postmortem dan teknik-teknik pencitraan otak
struktural (MRI) pasien skizofrenia : abnormalitas struktural yang ada
pada struktur-struktur otak subkortikal dan kortikal.
• Volume ventrikel lateral yang meningkat dan menurunnya volume-
pada korteks-korteks prafrontal medial dan dorsolateral, kortek
singulat dan paracingulat, hipokampus, parahippocampus dan gyrus
temporal superior, septum pellucidum, dan talamus.
• Hipotesis dopamin menyatakan bahwa skizofrenia timbul akibat
aktivitas dopaminergic yang berlebihan
Gejala
Gejala skizofrenia dibagi dalam 5 dimensi:
• Terdapat sedikitnya 1 gejala yg amat jelas (2 gejala/lebih apabila gejala2 tsb krg
jelas):
A. Thought echo
Thought insertion/withdrawal
Thought broadcasting
B. Delution of influence
Delution of control
Delution of perception
Delution of passivity
C. Halusinasi auditorik ( commenting/ discussing/ berasal dari salah satu bagian
tubuh)
D. Waham – waham menetap jenis lainnya, dianggap tidak wajar dan mustahil
Atau paling sedikit 2 gejala dari kelompok ini:
• Halusinasi yg menetap
• Arus pikiran terputus (break) / mengalami sisipan (interpolation)
inkoherensi atau pembicaraan yg tidak relevan / neologisme
• Perilaku katatonik (gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, fleksibilitas
cerea, negativisme, mutisme, stupor)
• Gejala2 negatif (sikap apatis, bicara jarang, respon emosi menumpul
atau tdk wajar, menarik diri dari pergaulan sosial dan menurun kinerja
sosial)
Semua gejala-gejala tersebut harus selalu ada secara jelas 1 bulan/
lebih.
Tidak ada penyakit otak/ intoksikasi obat/ withdrawal obat.
Diagnosis Skizofrenia

1. Paranoid (F20.0) 2. Hebefrenik (F20.1)


Gejala menonjol: • Gejala menonjol
• Mood dangkal & inappropriate
Waham kejar + halusinasi • Halusinasi, waham (+) tdk
auditorik menonjol
Gejala tidak menonjol: • Bicara inkohoren
• Perilaku tdk bertanggung jawab
Bicara kacau • Kecenderungan isolasi sosial
Afek datang/tidak sesuai • Onset pada remaja/ dewasa muda
(15-25 tahun)
Perilaku kacau/ katatonik • Pengamatan kontinu selama 2-3 bulan
3. Katatonik (F.20.2) 5. Depresi pasca Skizofrenia (F.20.4)
• Terdapat episode depresi (+)
• Gejala motorik menonjol
Hiperkinesia/stupor, negativisme • Beberapa gejala skizofrenia (+) tdk
mendominasi
• Bila gejala skizofrenia (-) episode
4. Tak terinci (F.20.3) depresi (f32.-)
• Bila gejala skizofrenia menonjol
• atypical skizofrenIa subtype yang sesuai
• memenuhi kriteria skizoprenia (
6. Skizofrenia Residual (F.20.5)
tdak memenuhi salah satu
subtype F20.0-F.20.2) • Riwayat 1 episode psikotik yang
jelas di masa lalu, memenuhi
diagnosa skizofrenia (-)
• Gejala
negative/residual/keduanya
7. Skizofrenia Simpleks (F20.6) 8. Skizofrenia lainnya (F20.8)
• Perubahan perilaku bemakna
Kehilangan minat mencolok, tidak 9. Skizofrenia YTT (F20.9)
berbuat sesuatu, tanpa tujuan
hidup , penarikan diri secara sosial

Gejala negatif tanpa didahului


gejala klinik psikotik
Terapi
• Non farmakoloterapi
• Farmakoterapi
Non- farmakologi
Psikoedukasi Rehabilitasi

• Meningkatkan pemahaman pasien • Terapi vokasional.


dan keluarga mengenai penyakit, pelatihanmketerampilan sosial,
gejala,pengobatan dan peran remediasi kognitif.
keluarga. • Meningkatkan keterampilan dalam
• Perencanaan hidup yang lebih bersosialisasi, menjalin relasi
realistik dan mampu laksana interpersonal, integritas ke
masyarakat dan memperoleh
Intervensi keluarga keterampilan kerja.
• Melibatkan keluarga
• Edukasi keluarga, memperbaiki
komunikasi dalam kelurga,
keterampilan penyelesaian masalah.
Farmakoterapi
• Terapi biologik (farmakoterapi) antipsikotik generasi I dan
antipsikotik generasi II.
3 fase:
• Fase akut gejala psikotik yg membutuhkan penatalaksanaan segera,
fokus: menghilangkan gejala psikotik, durasi 4-8 mgg.
• Fase stabilisasi resiko kekambuhan tinggi ( bila obat dihentikan/
terpapar stressor), fokus: konsolidasi pencapaian terapetik, durasi 6
bln setelah pulih gejala akut.
• Fase stabil/ rumatan fokus: mencegah kekambuhan & memperbaiki
derajat fungsi
Farmakoterapi
• Antipsikotik Generasi I / Antipsikotik Tipikal
Memblokade Dopamin pada receptor pasca sinaptik neuron di Otak,
khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2
receptor antagonists) sehingga efektif untuk gejala POSITIF.
Farmakologi
Efek samping anti psikotik tipikal :
• Mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, tekanan intraokuer
meningkat dan gangguan irama jantung
• Mengantuk, kewaspadaan menurun, psikomotor dan kongnitif
menurun.
• Sindroma Neuroleptik Maligna
• Extrapyramidal symptoms (EPS) : dystonias, Parkinsonism, akathisia &
tardive dyskinesia
Parkinsonism tremor, rigiditas, perlambatan motorik, air liur >>, muka topeng
• Tardive diskinisia : Gerakan wajah dan lidah; mengunyah terus,
menjulurkan lidah, menyeringai
Antipsikotik generasi II/ Antipsikotik atipical
• Mekanisme kerja:
• Menurunkan dopamin memblokade reseptor Dopamine D2 &
Serotonin 5 HT Receptors ( Serotonin-dopamine antagonists)
• Menurunkan munculnya EPS dan efektif untuk simptom negatif.
Prognosis

Anda mungkin juga menyukai