Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DEPRESI

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP DEPRESI

1. Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan ( mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability, masih baik), kepribadian tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (Splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari Dadang, 2006). Selain itu depresi dapat juga diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (afektif mood), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketidakgairahan hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya. Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri, putus asa, biasanya disertai tanda tanda retardasi psikomotor

atau

kadang-kadang

agitasi,

menarik

diri

dan

terdapat

gangguan

vegetatif

seperti insomnia dan anoreksia (Kaplan Sadock,2003). Bermacam-macam gangguan psikiatrik, dapat dialami penderita stroke, hal ini sudah lama diketahui oleh para ahli. Emil Kraeplin mengatakan bahwa penyakit serebrovaskuler bisa menyertai gangguan manik depresif (Bipolar I) atau menyebabkan keadaan depresi (Kaplan Sadock,2003).

2. Penggolongan Depresi
Klasifikasi depresi menurut DSM IV (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorders) yaitu : 1. Gangguan depresi mayor unipolar dan bipolar 2. Gangguan mood spesifik lainnya Gangguan distimik depresi minor Gangguan siklotimik depresi dan hipomanik saat ini atau baru saja berlalu (secara terus-menerus selama 2 tahun). Gangguan depresi atipik Depresi postpartum Depresi menurut musim

3. Gangguan depresi akibat kondisi medik umum dan gangguan depresi akibat zat. 4.Gangguan penyesuaian dengan mood : depresi disebabkan oleh stresor psikososial (Amir, 2005).

3. Tanda dan Gejala Depresi


Menurut Lumbantobing (2004), gejala-gejala depresi meliputi : 1. 2. Gangguan tidur Keluhan somatik berupa nyeri kepala, dizzi (puyeng), rasa nyeri, pandangan kabur, gangguan saluran cerna,gangguan nafsu makan (meningkat atau menurun), konstipasi, perubahan berat badan (menurun atau bertambah). 3. Gangguan psikomotor berupa aktivitas tubuh meningkat (agitasi atauhiperaktivitas) atau menurun, aktivitas mental meningkat atau menurun, tidak mengacuhkan kejadian di sekitarnya, fungsi seksual berubah (mencakup libido menurun), variasi diurnal dari suasana hati dan gejala biasanya lebih buruk di pagi hari. 4. Gangguan psikologis berupa suasana hati (disforik, rasa tidak bahagia, letupan menangis), kognisi yang negatif, gampang tersinggung, marah, frustasi, toleransi rendah, emosi meledak, menarik diri dari kegiatan sosial, kehilangan kenikmatan &

perhatian terhadap kegiatan yang biasa dilakukan, banyak memikirkan kematian & bunuh diri, perasaan negatif terhadap diri sendiri, persahabatan serta hubungan sosial.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Depresi


Faktor yang diduga menjadi penyebab depresi secara garis besar dibedakan menjadi faktor biologis dan faktor psikososial. Faktor tersebut berinteraksi satu sama lain. Sebagai contoh faktor psikososial dapat mempengaruhi faktor biologis

(contoh,konsentrasi neurotransmiter tertentu). Faktor biologis dapat mempengaruhi respon seseorang terhadap stresor psikososial (Amir,2005). Faktor yang diduga sebagai penyebab depresi dapat saling berinteraksi adalah : 1. Faktor biologi, meliputi genetik/ keturunan dan proses penuaan, abnormalitas tidur, kerusakan syaraf atau penurunan neurotransmiter, norefeneprin, serotonin, dan dopamin; hiperaktifitas aksis sistem limbik-hipotalamus-adrenal (Kaplan & Sadock, 2003). 2. Faktor psikososial meliputi faktor ekstrinsik yaitu : peristiwa kehidupan yang dapat menyebabkan harga diri rendah dan tidak dapat dihadapi dengan efektif, kehilangan seseorang atau dukungan, tekanan sosial; dan faktor intrinsik meliputi sifat kepribadian

yaitu narcissistic, obsessive compluse, dan dependen personality, konflik dari diri sendiri yang tidak terselesaikan, perasaan bersalah, evaluasi diri yang negatif, pemikiran pesimis, kurang pertolongan, penyakit fisik serta penggunaan obat obatan dan pendekatan/ persepsi terhadap dalam

kematian (Faisal,2007). Faktor intrinsik lainnya ketidakmampuan melakukan Activity Daily Living (Auryn,2007).

5. Teori Terjadinya Depresi


Teori penyebab depresi meliputi : 1. Teori biologi yang menerangkan bahwa depresi berhubungan dengan gangguan pada ritme sirkandian, disfungsi otak, aktifitas kejang limbik, disfungsi neuroendokrin, defisiensi biogenik amine, cacat pada sistem imun, dan genetik. 2. Teori psikoanalitical yang menjelaskan depresi berasal dari respon

kehilangan,kekecewaan atau kegagalan,rasa marah dipindahkan & dikembalikan pada diri sendiri, ketidakmampuan berduka cita karena adanya kehilangan.

3.

Teori behavioral yang menjelaskan kegagalan untuk menerima reinforcement positif dari orang lain dan dari lingkungan merupakan predisposisi bagi sesorang untuk mengalami depresi.

4.

Teori Kognitif yang menjelaskan konsep negatif dari diri, pengalaman, orang lain & dunia, kepercayaan bahwa seseorang tidak dapat mengontrol situasi memberikan konstibusi terjadinya depresi.

5.

Teori sosiological yang menjelaskan kehilangan kekuasaan, status, identitas, nilai & tujuan untuk menciptakan eksistensi yang tepet akan menyebabkan depresi .

6.

Teori holism yang menjelaskan depresi adalah hasil dari genetik,biologi, psikoanalisa, tingkah laku, kognitif,m dan pengalaman sosiologis (Intansari,2002).

6. Ukuran Skala Depresi HDRS atau Hamilton Rating Scale for Depression merupakan salah satu dari berbagai intrumen untuk menilai depresi. Penelitian yang

membandingkan HDRS dengan skor depresi lain didapatkan konsistensi. Reliabilitas antara pemeriksa pada umumnya cukup tinggi. Demikian juga halnya reliabilitas oleh satu pemeriksa yang dilakukan pada waktu yang berbeda (Riwanti,2006).

Adapun untuk mengukur tingkat depresi seseorang menggunakanHamilton Rating Scale for Depression (A.Aziz,2007) : 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,putus asa,tak berdaya,tak berguna) Perasaan ini ada hanya bila ditanya; perasaan ini dinyatakan secara verbal spontan; perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal, misalnya ekspresi muka, bentuk, suara, dan kecenderungan menangis; pasien menyatakan perasaan yang sesungguhnya ini dalam komunikasi baik verbal maupun nonverbal secara spontan. 2. Perasaan bersalah Menyalahkan diri sendiri dan merasa sebagai penyebab penderitaan orang lain; ada ide-ide bersalah atau renungan tentang kesalahan-kesalahan masa lalu; sakit ini sebagai hukuman, waham bersalah dan berdosa; ada suara-suara kejaran atau tuduhan dan halusinasi penglihatan tentang hal-hal yang mengancamnya 3. Bunuh diri merasa hidup tak ada gunanya, mengharapkan kematian atau pikiran-pikiran lain kearah itu, ada ide-ide bunuh diri atau langkah-langkah ke arah itu.

4.

Gangguan pola tidur (initial insomnia)

Ada keluhan kadang-kadang sukar masuk tidur misalnya, lebih dari setengah jam baru masuk tidur; ada keluhan tiap malam sukar masuk tidur 5. Gangguan pola tidur (middle insomnia) pasien mengeluh gelisah dan terganggu sepanjang malam, terjadi sepanjang malam (bangun dari tempat tidur kecuali buang air kecil) 6. Gangguan pola tidur (late insomnia) bangun saat dini hari tetapi dapat tidur lagi, bangun saat dini hari tetapi tidak dapat tidur lagi 7. Kerja dan kegiatan-kegiatannya pikiran perasaan ketidakmampuan keletihan/kelemahan yang berhubungan dengan kegiatan kerja atau hobi; hilangnya minat terhadap pekerjaan/hobi atau kegiatan lainnya baik langsung atau tidak pasien menyatakan kelesuan, keragu-raguan dan rasa bimbang; berkurangnya waktu untuk aktivitas sehari-hari atau produktivitas menurun. Bila pasien tidak sanggup beraktivitas, sekurang-kurangnya 3 jam sehari dalam kegiatan sehari-hari; tidak bekerja karena sakitnya sekarang (dirumah sakit) bila pasien tidak bekerja sama sekali, kecuali tugas-tugas di bangsal atau jika pasien gagal melaksanakan; kegiatan-kegiatan di bangsal tanpa bantuan

8.

Kelambanan (lambat dalam berpikir , berbicara gagal berkonsentrasi, dan aktivitas motorik menurun ) sedikit lamban dalam wawancara; jelas lamban dalam wawancara; sukar diwawancarai; stupor (diam sama sekali)

9.

Kegelisahan (agitasi) kegelisahan ringan; memainkan tangan jari-jari, rambut, dan lain-lain; bergerak terus tidak dapat duduk dengan tenang; meremas-remas tangan, menggigit-gigit kuku, menarik-narik rambut, menggigit-gigit bibir

10. Kecemasan (ansietas somatik) sakit nyeri di otot-otot, kaku, dan keduten otot; gigi gemerutuk; suara tidak stabil; tinitus (telinga berdenging); penglihatan kabur; muka merah atau pucat, lemas; perasaan ditusuk-tusuk 11. Kecemasan (ansietas psikis) ketegangan subyektif dan mudah tersinggung; mengkhawatirkan hal-hal kecil; sikap kekhawatiaran yang tercermin di wajah atau pembicaraannya; ketakutan yang diutarakan tanpa ditanya

12. Gejala somatik (pencernaan) nafsu makan berkurang tetapi dapat makan tanpa dorongan teman, merasa perutnya penuh; sukar makan tanpa dorongan teman, membutuhkan pencahar untuk buang air besar atau obat-obatan untuk saluran pencernaan 13. Gejala somatik (umum) anggota gerak, punggung atau kepala terasa berat; sakit punggung, kepala dan otototot, hilangnya kekuatan dan kemampuan 14. Kotamil (genital) sering buang air kecil terutama malam hari dikala tidur; tidak haid, darah haid sedikit sekali; tidak ada gairah seksual dingin (firgid); ereksi hilang; impotensi

15. Hipokondriasis (keluahan somatik, fisik yang berpindah-pindah) dihayati sendiri, preokupasi (keterpakuan) mengenai kesehatan sendiri, sering mengeluh membutuhkan pertolongan orang lain, delusi hipokondriasi 16. Kehilangan berat badan (A dan B) A. Bila hanya dari anamnesis (wawancara) berat badan berkurang berhubungan dengan penyakitnya sekarang,jelas penurunan berat badan,tak terjelaskan lagi penurunan berat badan

B. Di bawah pengawasan dokter bangsal secara mingguan bila jelas berat badan berkurang menurut ukuran, kurang dari 0,5 kg seminggu, lebih dari 0,5 kg seminggu, tidak ternyatakan lagi kehilangan berat badan 17. Insight (pemahaman diri) mengetahui sakit tetapi berhubungan dengan penyebab-penyebab iklim, makanan, kerja berlebihan, virus, perlu istirahat, dan lain-lain 18. Variasi Harian adakah perubahan atau keadaan yang memburuk pada waktu malam atau pagi 19. Depersonalisasi (perasaan tidak realistis) 20. Gejala-gejala paranoid Kecurigaan; pikiran dirinya menjadi pusat perhatian, atau peristiwa kejadian diluar tertuju pada dirinya (ideas refence); waham kejaran 21. Gejala-gejala obsesi dan kompulsi Adapun cara penilaian masing-masing gejala adalah sebagai berikut(A.Aziz,2007) : 0: 1: 2: Tidak ada Ringan sedang (tidak ada gejala sama sekali) (satu gejala dari pilihan yang ada) (separuh dari gejala yang ada) diri berubah) dan derealisasi (perasaan tidak nyata

3: 4:

berat

(lebih dari separuh dari gejala yang ada)

sangat berat (semua gejala ada)

Untuk penilaian skornya yaitu (A.Aziz,2007) : Kurang dari 17 18 24 25 34 35 51 52 68 : : : : : tidak ada depresi depresi ringan depresi sedang depresi berat depresi berat sekali

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2007. Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah . Jakarta: Salemba Medika American Psychiatric. 2004. Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders Fouth Edition. Washington DC: American Psychiatric Association Amir. 2005. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Depresi Pasca Stroke. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran Auryn.2007. Mengenal Dan Memahami Stroke. Yogyakarta: Ar Ruzz Media Bethesda Stroke. 2005. Stroke Depression. Portugal : Journal ofPsychiatry Neuroscience Vol.31(6)

BJ, Sadock VA. 2009. Comprehensive Textbook Of Psychiatry, 7th ed, Philadelphia: Williams & Wilkins Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Volume 1.Jakarta:EGC Carod-Artal FJ. 2010. Depresi Pasca Stroke : Bias Prediksi Bantu Pencegahan? Cerebrovas Dis 28.http://www.medscape.com/viewarticle/727042.Diakses tanggal 01 November 2011, jam 18.30 WIB. Dharmady, Agus. 2009. Stroke dan Depresi Pasca Stroke Majalah Kedokteran Damianus Vol.8 No.1. Jakarta : FK Unika Atma Jaya Dyah, Elok. 2010. gejalagejala terjadinya stroke harus diwaspadai.http://www.google.com/2010/01/06/issu_tenta ng_terjadinya_stroke/. Diakses tanggal 24-10 -2011, jam 20.00 WIB Faisal, Idrus. 2007. Depresi Pada Penyakit No.156. Makassar : FK Hasanuddin Parkinson Cermin Dunia Kedokteran

Farida, Ida. 2009. Mengantisipasi Stroke. Yogjakarta: Buku Biru. Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes Neurologi. Jakarta: Erlangga Hardywinoto, Setiabudi. 2005. Panduan Gerontologi. Jakarta : Gramedia. Hawari, Dadang. 2006. Manajemen Stress, Cemas, Dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru

Hidayat. 2003. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, A. Aziz A . 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah . Jakarta : Salemba Medika Hidayat. 2007. Metodologi Penelitian keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, A. Aziz A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya : Health Books Publishing Indriyati. 2009. Hubungan Tingkat Activity Daily Living (ADL) Dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Stroke Di Bangsal Anggrek 1 Rs.Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta : UMS. Intansari.2002.Perubahan Tingkat Depresi Setelah Electroconvulsive Therapy (ECT) Di RSUP DR Sardjito Berita Kedokteran Masyarakat XVII(2).Yogyakarta : UGM Iskandar J.2004. Panduan Praktis Pencegahan & Pengobatan Stroke. Jakarta: PT.Bhuana Ilmu Populer

Kaplan, Saddock. 2003. Sinopsis Psikiatry, Ilmu Pngetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara Kapplan, Sadock, BJ. 2005. Comprehensive Textbook Of Psychiatry,6th Ed. USA : Lippincott. Lumbantobing. 2004. Neurogeriatri. Jakarta:FKUI Mardi Susanto. 2008. Tatalaksana Depresi Pasca Stroke Majalah Kedokteran Indonesia Volum: 58, nomor: 3, Maret. Jakarta : Departemen Psikiatry RS Persahabatan Mickey,Stanley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.Jakarta : EGC Misbach J. 2007. Stroke Aspek Diagnosis Patofisiologi Dan Manajemen. Jakarta: FKUI Nasir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Nursalam. 2003. Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika Paolucci, Steffano. 2008. Epidemiologi Dan Pengobatan Neuropsychiatr Disorder. Roma : Fondazione Santa Lucia Depresi Pasca Stroke

PDSKJI. 2007. Penanganan Depresi Pasca Stroke. Palembang : Simposia Edisi Agustus (Vol.7 no.1) Rekam Medik RSUD Jombang Periode Januari-September 2011 Riwanti Yuliami. 2006. Pengaruh Depresi Pada Awal Stroke (Minggu I) Terhadap Waktu Perbaikan Deficit Neurologi Penderita Stroke Non Hemoragik Di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Semarang : UNDIP. Sugiarto, Andi. 2005. Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Pada Lansia Dip Anti Werdha Pelkris Elim Semarang Dengan Menggunakan Berg Balance Scale Dan Indeks Barthel. Semarang : UNDIP. Wahyudi,Nugroho.2008.Keperawatan Geontik & Geriatric.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai