Anda di halaman 1dari 21

ETIKA DAN KOMUNIKASI DALAM

PSIKIATRI
Abdullah Sahab
• Pedoman etik dan pengetahuan tentang prinsip etik membantu
psikiater menghindari konflik etik
• didefinisikan sebagai adanya pertentangan antara apa yang ingin
dilakukan dan apa yang secara etik benar untuk dilakukan
• mencari jalan keluar terhadap dilema etika (konflik antara perspektif
atau nilai-nilai etik).
• Etik mengatur hubungan orang-orang pada kelompok yang berbeda
dan membangun persamaan hak dalam hubungan tersebut.
• Kode etik profesi merujuk pada tingkah laku yang sesuai dalam
lingkungan profesi.
• Kode etik profesi merupakan gabungan dari nilai-nilai moral, norma-
norma sosial dan parameter hubungan yang telah disetujui bersama.
Prinsip Dasar Etik :
 Terdapat empat prinsip etik yang harus dipegang ketika bekerja : ---
--> otonomi (autonomy),
--> kemurahan hati (benefecience),
--> tidak mencederai (nonmaleficience)
--> keadilan (justice).
 Jika terdapat konflik dengan pasien, maka empat prinsip tersebut
harus diterapkan dengan seimbang untuk membuat keputusan.
Otonomi (Autonomy) :
 diterapkan apabila seseorang berespon setelah diberikan informasi
dan waktu yang cukup untuk memahami keuntungan, risiko dan biaya
dari semua opsi yang diberikan.
 menghormati hak setiap individu untuk tidak mendengarkan secara
rinci dan bahkan memilih orang lain (misalnya keluarga atau dokter)
untuk menentukan pengobatan yang terbaik untuknya.
 harus memberikan pengertian yang sejelas-jelasnya kepada pasien
mengenai penyakit yang dideritanya dan pilihan pengobatan yang
tersedia.
 pasien memerlukan waktu untuk berpikir dan berdiskusi dengan
teman atau keluarga mengenai keputusannya.
 Jika pasien tidak dalam keadaan yang baik dalam membuat
keputusan, maka psikiater dapat mempertimbangkan keputusan
alternatif melalui wali.
Kemurahan Hati (Beneficience) :
 Alasan seorang dokter bertindak dengan prinsip beneficence berasal
dari hubungan saling percaya antar dokter-pasien dan keyakinan
profesi bahwa mereka juga mempunyai kewajiban tersebut pada
masyarakat.
 Karena pasien percaya kepada psikiater, maka psikiater harus
mementingkan kepentingan pasien di atas kepentingan mereka
sendiri.
 Ekspresi prinsip ini adalah paternalisme yang merujuk kepada
penilaian psikiater mengenai tindakan yang terbaik untuk pasien atau
subjek penelitian.
 Paternalisme lemah terjadi ketika psikiater bersikap beneficence saat
pasien tidak dapat membuat keputusan sendiri.
 Sebaliknya, paternalisme kuat terjadi jika psikiater bersikap
beneficience meskipun pasien mampu membuat keputusan sendiri.
 Pedoman yang mengesampingkan hak otonomi pasien telah
diusulkan agar prinsip beneficence dapat dilakukan.
 Ketika pasien sedang menghadapi bahaya besar atau berada dalam
risiko bahaya, tindakan paternalistik harus diambil --> mengurangi
keadaan bahaya, mengurangi risiko tambahan dan meminimalkan
pelanggaran terhadap hak otonomi pasien.
Tidak Mencederai (Nonmaleficence)
 Dalam menerapkan prinsip nonmaleficence (primum non nocere atau
pertama, jangan mencederai)
 psikiater harus berhati-hati dalam membuat keputusan dan harus
bertindak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
 Psikiater juga harus terbuka dalam membantu mencari alternatif lain
atau konsultasi terhadap masalah pasien.
 Keputusan yang berisiko terhadap pasien harus di hindari psikater.
Keadilan (Justice)
 Konsep keadilan menyangkut pada masalah penghargaan dan
hukuman serta penyaluran manfaat yang adil bagi semua pihak.
 Masalah yang relevan terhadap prinsip ini mencakup apakah sumber
daya harus didistribusikan secara adil bagi yang membutuhkan,
apakah mereka harus pergi ke tempat dimana mereka berdampak
besar terhadap kesejahteraan setiap individu yang dilayani, atau
kemana mereka berpengaruh besar terhadap lingkungan.
Masalah Spesifik
 Beberapa masalah spesifik yang sering melibatkan psikiater,
diantaranya adalah pelecehan seksual, pelecehan nonseksual,
pelanggaran kerahasiaan pasien, kesalahan pengobatan (inkompeten,
agen ganda) dan aktivitas ilegal (asuransi, billing, pedagang saham).

a.Pelecehan Seksual
 Sangat tidak etis bagi psikiater untuk membangun hubungan bersifat
seksual dengan pasien.
 Berbagai undang-undang telah diterapkan terhadap psikiater yang
melanggar prinsip ini.
 Beberapa diantaranya adalah undang-undang perkosaaan dan
kekerasan seksual.
 Sanksi pelanggaran ini masih merupakan perdebatan etik.
Pelecehan Non-seksual
 Hubungan antara dokter dan pasien dalam rangka memberikan terapi yang adekuat terhadap
pasien disebut hubungan dokter-pasien. Hubungan tersebut memiliki batas-batas tertentu yang
dapat saja dilanggar oleh salah satu pihak.
 Tidak semua pelanggaran batas disebut hubungan dokter-pasien disebut kejahatan. Sebagai
contoh, pasien dapat mengatakan kepada dokter di akhir sesi terapi, “Dok, uang saya ketinggalan
di rumah dan saya butuh uang untuk membayar parkir. Bolehkah saya meminjam uang, Dok?”
Pada kondisi ini, pasien mencoba melanggar batas hubungan dokter-pasien. Berdasarkan
orientasi teoritis dokter, situasi saat itu dan faktor-faktor lain,, dokter juga dapat memilih untuk
melanggar batas.
 Apakah pelanggaran batas juga termasuk kejahatan, masih merupakan suatu perdebatan. Ada
pernyatan yang menyatakan bahwa pelanggaran batas yang eksploitatiflah yang dapat disebut
kejahatan. Dokter bertanggung jawab untuk menjaga batas antara dokter dan pasien dengan
meminimalkan pelanggaran batas dan mencegah terjadinya eksploitasi.
 Merugikan pasien bukan termasuk kejahatan pelanggaran batas. Sebagai contoh, penggunaan
informasi yang berasal dari pasien termasuk dalam pelanggaran batas non-etik, walaupun tidak
terdapat kerugian nyata yang dapat timbul kepada pasien.
Pekerjaan :
• Hampir semua hubungan kerja dengan mantan pasien bermasalah
dan hubungan kerja dengan pasien saat ini tidak beretik.
• Alaminya, keadaan dan lokasi dapat memainkan peran yang signifikan
terhadap peringatan ini.
• Di area pedesaan atau komunitas kecil, dokter mungkin
memperlakukan dengan baik satu-satunya apoteker yang ada disana.
• Namun ketika berhadapan dengan pasien, dokter tidak boleh
melanggar batas hubungan dokter-pasien untuk kepentingan
apoteker.
• Psikiater yang beretika akan menghindari hubungan kerja dengan
pasien maupun dengan keluarga pasien untuk menghindari konflik
yang mungkin dapat terjadi nantinya.
Falsafah :
• Falsafah seseorang dapat mengaburkan pertimbangan dan dapat
menyebabkan penyimpangan etik.
• Oleh karena itu, setiap keputusan klinis haruslah dibuat untuk kebaikan
pasien.
• Seorang psikiater harus menjelaskan kepada pasien tentang penyakit
yang dideritanya dan tatalaksana apa saja yang dapat diberikan.
• Tatalaksana yang terbaik menurut psikiater haruslah disarankan kepada
pasien, tetapi pada akhirnya pasien bebas untuk menentukannya
sendiri.
Sosial :
• Situasi dan kondisi harus selalu dipertimbangkan dalam diskusi
mengenai perilaku seorang psikiater beretika dalam lingkungan sosial.
• Prinsipnya secara keseluruhan adalah batas-batas hubungan psikiater-
pasien harus dihargai.
• Prinsip ini harus digunakan sebisa mungkin untuk kepentingan pasien.
Masalah sering muncul pada sesi terapi ketika batas hubungan
dokter-pasien dilanggar dan persahabatan terbentuk.
• Objektivitas dikompromikan, netralitas pengobatan terganggu, dan
faktor-faktor lain di luar kesadaran kedua belah pihak dapat
memperparah keadaan.
• Persahabatan seperti ini harus dihindari selama terapi untuk
menghindari konflik yang mungkin dapat terjadi.
Keuangan :
• Permasalahan seputar biaya jasa dan masalah keuangan lainnya
merupakan hal yang menyenangkan bagi seorang dokter.
• Etik harus tetap diperhatikan.
• Pengaduan terhadap dokter mengenai etik sering dipicu oleh masalah
keuangan, walaupun masalah keuangan juga berpengaruh terhadap
terapi pasien.
• Hubungan psikoterapeutik sangat mirip dengan hubungan
pertemanan, beberapa pasien mungkin tanpa sadar menganggap
bahwa tidak ada biaya jasa dalam pertemanan.
• Ketika dokter meminta biaya jasa, maka perasaan pasien menjadi
kacau.
Kerahasiaan :
• Merujuk kepada tanggung jawab psikiater untuk tidak menyebarkan
informasi pasien yang didapat dari sesi terapi kepada pihak ketiga.
• Hak istimewa merujuk kepada hak pasien untuk mencegah kebocoran
informasinya pada sesi terapi di mata hukum.
• Psikiater harus menjaga kerahasiaan pasien, karena dengan prasyarat
tersebut pasien mau berbicara secara bebas.
• Membocorkan rahasia pasien berarti tidak memegang prinsip
nonmalefecience sehingga akan mempermalukan pasien.
• Membocorkan rahasia pasien juga melanggar perjanjian yang secara
implisit atau eksplisit psikiater jaga.
Tanggung Jawab dalam Memberitahukan :
• Psikiater memiliki tanggung jawab untuk meminta persetujuan kepada
pasien mengenai prosedur atau terapi yang akan dilakukan.
• Memberikan seluruh pilihan pengobatan, walaupun tidak termasuk
dalam bagian pelayanan kesehatan.
• Ada undang-undang yang membatasi informasi yang dapat diberikan
kepada pasien mengenai perawatan yang diterima.
Tanggung Jawab dalam Menyarankan :
• The AMA Council on Ethical and Judicial Affair menyatakan bahwa
psikiater memiliki kewajiban etik untuk menyarankan perawatan apa
pun yang mereka yakini akan bermanfaat bagi pasien, terlepas dari
pedoman alokasi atau hal lain
Tanggung Jawab dalam Mengobati :
• Bertanggung jawab atas kegagalannya dalam mengobati pasien
berdasarkan standar pelayanan kesehatan.
• Psikiater yang merawat memiliki tanggung jawab penuh untuk
menentukan hal yang dibutuhkan pasien secara medis.
• Harus berhati-hati untuk tidak memulangkan pasien dengan
keinginan bunuh diri atau dengan kecenderungan untuk melakukan
kekerasan sebelum waktunya karena keinginan perusahaan pelayanan
kesehatan.
Dokter yang bermasalah :
• Seorang dokter dapat bermasalah akibat kelainan medis atau
penggunaan zat tertentu misalnya alkohol dan narkoba.
• Berbagai penyakit organik juga dapat mengganggu keterampilan
motorik dan kognitif yang diperlukan untuk memberikan perawatan
medis yang kompeten.
• Dokter yang bermasalah harus dlaporkan pada otoritas yang sesuai
dan dokter yang dilaporkan harus mengikuti prosedur rumah sakit,
negara bagian dan hukum.
• Dokter yang menangani dokter tersebut tidak diharuskan untuk
memonitor perkembangan atau kesehatan dokter tersebut untuk
kembali bekerja.
• Kegiatan memonitor ini harus dilakukan oleh dokter yang independen
atau kelompok dokter yang tidak memiliki kepentingan terkait.
Kesalahan profesional didefinisikan sebagai salah satu dari hal berikut :
1.Berpraktik secara curang dan jelas lalai atau inkompeten
2.Berpraktik saat kemampuannya terganggu
3.Terbiasa mabuk atau menggunakan narkotika atau menggunakan zat lain
yang memiliki efek yang serupa
4.Melakukan tindakan asusila dalam praktik profesi
5.Mengizinkan, membantu, atau bekerja sama dengan orang tak berizin
untuk melakukan aktivitas yang memerlukan izin
6.Menolak melayani klien atau pasien karena perbedaan kepercayaan,
warna kulit atau asal negara
7.Berpraktik di luar lingkup yang diizinkan oleh hukum
8.Dihukum karena melakukan kejahatan atau menjadi pelaku tindakan
pendisiplinan di yurisdiksi lain
Dokter yang sedang dalam Pendidikan :
• Tidak etis untuk mendelegasikan otoritas perawatan pasien pada
orang yang belum berpengalaman atau memenuhi syarat, seperti
mahasiswa kedokteran atau residen, tanpa supervisi yang adekuat
dari dokter yang berwenang.
• Residen adalah dokter yang sedang dalam pendidikan dan harus
memberikan perawatan yang baik terhadap pasien.
• Dalam lingkungan pengajaran etis yang sehat, residen dan mahasiswa
kedokteran dapat terlibat dan bertanggung jawab untuk merawat
pasien yang sakit setiap harinya, tetapi dalam supervisi dan
pengarahan dari dokter yang berpengalaman dan terlatih.
• Pasien memiiki hak untuk mengetahui tingkat pendidikan dari orang
yang merawat mereka.
• Residen dan mahasiswa kedokteran harus mengetahui dan
memahami keterbatasan mereka serta harus meminta supervisi dari
kolega yang berpengalaman jika diperlukan.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai