Blok 27
Kelompok A1 Alpha
Tutor: dr. Emma Novita, M.Kes
2
S ke n a r i o
Andre, seorang anak laki-laki berumur 7 tahun dibawah seorang Ibu ke klinik
pratama di Palembang, dengan keluhan utama panas tinggi disertai luka memar
diseluruh tubuh. Dari info si Ibu, Andre bukanlah anaknya, tetapi seorang anak yang
ditemukan tergeletak di trotoar parkir sebuah mall setelah Ibu tersebut pulang
berbelanja. Kondisi Andre saat ditemukan seorang diri dan terbaring di trotoar
dengan suara mengerang kesakitan, si Ibu dengan naluri keibuan mendekati Andre
dan melihat kondisinya. Pada saat ditanya dimana Ibu Andre atau dengan siapa dia
datang ke situ hanya dijawab lirih bahwa dia dibawah Ibunya dan diletakkan di
trotoar serta langsung ditinggal oleh Ibunya yang tidak tahu pergi kemana. Saat
dilihat kondisi Andre cukup menyedihkan dengan balutan pakaian seadanya dengan
tubuh menggigil dan terlihat kaki serta tangannya penuh dengan luka memar yang
membiru.
5
Pada anamnesis Andre menderita demam sejak 5 hari yang lalu disertai batuk
dan sesak napas. Andre merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Andre dan
adiknya lahir tanpa diketahui siapa ayahnya dan tinggal di daerah kumuh dengan
kondisi ekonomi dibawah
Mission 1 rata-rata. Ibu andre bekerja sebagai pengamen
Mission 2 sekaligus
wanita tuna susila sehingga seringkali tidak dapat bertemu dengan Andre maupun
adik Andre. Andre dititipkan dan dirawat oleh Kakeknya. Dari Kakek ini Andre
sering mendapat perlakuan kekerasan secara fisik dan psikis tanpa alasan yang jelas.
Bahkan tindak kekerasan sering di alami oleh Andre meskipun Andre tidak
melakukan suatu kesalahan. Kekerasan yang di alami oleh Andre antara lain
dibentak, dimaki sambil dipukul dengan atau tanpa menggunakan kayu, ditendang,
dibentur-bentur ke dinding sampai diinjak-injak. Tindak kekerasan tersebut terus
diulangi setiap hari pada waktu tertentu oleh Kakek Andre, seakan seperti sudah
dijadwalkan.
6
No Istilah Makna
Sebuah jejas tumpul yang terjadi pada kulit sehingga terjadi hematom ataupun
1 Memar Mission 1 Mission 2
ekstravasasi darah yang diffuse tanpa disertai robeknya kulit (Farlex).
Luka terbuka yang tepinya tidak rata atau compang-camping yang disebabkan
6 Laserasi
oleh benda yang permukaannya tidak rata.
Andre, seorang anak laki-laki berumur 7 tahun dibawah seorang Ibu ke klinik
pratama di Palembang, dengan keluhan utama panas tinggi disertai luka, si Ibu
dengan naluri keibuan mendekati Andre dan melihat kmemar diseluruh tubuh.
Dari info si Ibu, Andre bukanlah anaknya, tetapi seorang anak yang ditemukan
tergeletak di trotoar parkir sebuah mall setelah Ibu tersebut pulang berbelanja.
Kondisi Andre saat ditemukan seorang diri dan terbaring di trotoar dengan suara
Keluhan Utama
1. mengerang kesakitanondisinya. Pada saat ditanya dimana Ibu Andre atau dengan
siapa dia datang ke situ hanya dijawab lirih bahwa dia dibawah Ibunya dan
diletakkan di trotoar serta langsung ditinggal oleh Ibunya yang tidak tahu pergi
kemana. Saat dilihat kondisi Andre cukup menyedihkan dengan balutan pakaian
seadanya dengan tubuh menggigil dan terlihat kaki serta tangannya penuh
dengan luka memar yang membiru.
Pada anamnesis Andre menderita demam sejak 5 hari yang lalu disertai batuk
dan sesak napas. Andre merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Andre dan
Anamnesis
2. adiknya lahir tanpa diketahui siapa ayahnya dan tinggal di daerah kumuh dengan
kondisi ekonomi dibawah rata-rata.
12
No Masalah Keterangan
Ibu andre bekerja sebagai pengamen sekaligus wanita tuna susila sehingga seringkali
tidak dapat bertemu dengan Andre maupun adik Andre. Andre dititipkan dan dirawat
oleh Kakeknya. Dari Kakek ini Andre sering mendapat perlakuan kekerasan secara
fisik dan psikis tanpa alasan yang jelas. Bahkan tindak kekerasan sering di alami oleh
Andre meskipun Andre tidak melakukan suatu kesalahan. Kekerasan yang di alami
oleh Andre antara lain dibentak, dimaki sambil dipukul dengan atau tanpa
menggunakan kayu, ditendang, dibentur-bentur ke dinding sampai diinjak-injak.
Tindak kekerasan tersebut terus diulangi setiap hari pada waktu tertentu oleh Kakek
Andre, seakan seperti sudah dijadwalkan.
Perlakuan kekerasan tersebut dilakukan pula pada adik Andre bahkan Ibu Andre pun
Anamnesis
3. seringkali melakukan kekerasan fisik terhadap Andre dan adiknya.
13
Masalah Keterangan
Perlakuan kekerasan yang dialami oleh Andre dan adiknya dilakukan agar mendapat uang
serta simpati dari orang lain. Cara yang dilakukan adalah membawa Andre ke jalanan dalam
kondisi penuh luka untuk meminta-minta atau mencari sumbangan dengan alasan
memerlukan uang untuk membawa Andre berobat. Kakek maupun Ibu Andre tidak
memperdulikan kondisi fisik maupun psikologis yang dialami oleh Andre. Semakin Andre
luka parah maka semakin banyak pula uang yang didapatkan sehingga ketika luka fisik
Andre mulai mengering, perlakuan kekerasan kembali dialami oleh Andre. Beberapa waktu
lalu adik Andre akhirnya meninggal karena menderita patah tulang punggung.
Pada pemeriksaan fisik anak didapatkan terlihat lemah, ketakutan, menggigil, tampak sangat
kurus (terlihat sangat pendek dan sangat kurus dari anak seusianya), Nadi: 110x/menit (isi Pemeriksaan Fisik
4
dan tegangan kurang), RR: 30x/menit, T: 38,8O C.
14
Masalah Keterangan
Tidak mampu duduk, inginnya berbaring saja. Rambut warna kuning dan
jarang. Konjungtiva pucat, bibir kering dan pecah-pecah, tampak retraksi
supraklavikula, interkostal dan epigastrium, tidak ada wheezing, terdengar
ronki basah halus nyaring pada kedua lapangan paru. Tampak hematom di
ekstremitas inferior dan superior dan abdomen. Tampak luka laserasi pada
telapak tangan kanan. Tampak jejas bentuk setrika yang menghitam pada
punggung. Tanda-tanda fraktur tidak ditemukan. Genital tidak ditemukan
kelainan. Pemeriksaan perkembangan dengan menggunakan KPSP didapatkan
sesuai dengan anak usia 5 tahun pada semua sektor perkembangan.
15
Analisis Masalah
1.Andre, seorang anak laki-laki berumur 7 tahun dibawah seorang Ibu ke klinik pratama di Palembang, dengan
keluhan utama panas tinggi disertai luka memar diseluruh tubuh. Dari info si Ibu, Andre bukanlah anaknya,
tetapi seorang anak yang ditemukan tergeletak di trotoar parkir sebuah mall setelah Ibu tersebut pulang
berbelanja. Kondisi Andre saat ditemukan seorang diri dan terbaring di trotoar dengan suara mengerang
kesakitan, si Ibu dengan naluri keibuan mendekati Andre dan melihat kondisinya. Pada saat ditanya dimana
Ibu Andre atau dengan siapa dia datang ke situ hanya dijawab lirih bahwa dia dibawah Ibunya dan diletakkan
di trotoar serta langsung ditinggal oleh Ibunya yang tidak tahu pergi kemana. Saat dilihat kondisi Andre cukup
menyedihkan dengan balutan pakaian seadanya dengan tubuh menggigil dan terlihat kaki serta tangannya
penuh dengan luka memar yang membiru.
16
A. Apa perbedaan klinik utama dan klinik pratama?
17
B. Termasuk masalah apakah pada paragraf Alur pelaporan dapat dibagi dua, yaitu di
pertama dan bagaimana alur pelaporan puskesmas dan rumah sakit:
yang tepat terkait kasus?
Jenis/contoh penelantaran anak menurut Kementerian Sosial Republik Indonesia tahun 2018,
yaitu:
1. Penelantaran Fisik
Terjadi jika seseorang melalaikan kewajiban tugas dan tanggung jawabnya untuk memenuhi
kebutuhan anak yang bersifat fisik
2. Penelantaran Mental
Terjadi jika orang tua/pengganti orang tua tidak memberikan pendidikan, kasih
sayang, dan perhatian kepada anak
3. Penelantaran Spiritual
Terjadi jika orang tua tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya untuk mengenalkan nilai-
nilai baik dan buruk, sehingga anak tidak pernah tahu atau memahami nilai-nilai kehidupan.
4. Penelantaran Sosial
Jika anak tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhan terkait dengan hubungan dengan orang lain
seperti: ditinggal pergi dan sendirian, didiamkan oleh orang lain dalam kurun waktu tertentu,
tidak dipedulikan.
20
Merupakan suatu tanda infeksi saluran napas yang merupakan bronkopneumonia, hal ini
berkaitan dengan kondisi Andre yang tidak diperhatikan/ditelantarkan oleh keluarganya sehingga
Andre tidak dibawa berobat oleh keluarganya.
22
B. Apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan kekerasan dan
penelantaran pada kasus?
Menurut UU nomor 10 tahun 2012 (Presiden Republik Indonesia, 2012), yang diadopsi dari Konvensi Hak Anak
PBB tahun 1989, hak anak berada pada pasal 8 hingga pasal 32, yaitu:
1. Hak anak untuk memelihara jati diri, termasuk kebangsaan, nama dan hubungan keluarganya (Pasal 8)
2. Hak anak tidak dipisahkan dari orangtuanya yang bertentangan dengan kemauan mereka (Pasal 9)
3. Hak anak untuk menyatakan secara bebas pandangannya sendiri mengenai semua hal yang menyangkut anak
itu (Pasal 12)
4. Hak atas kebebasan berpikir, berhati nurani, dan beragama (Pasal 14)
5. Hak kebebasan berhimpun dan berkumpul secara damai (Pasal 15)
6. Hak untuk menikmati setatus kesehatan tertinggi yang dapat dicapai dan memperoleh sarana perawatan
penyakit dan pemulihan kesehatan (Pasal 24)
7. Hak untuk memperoleh manfaat jaminan sosial (Pasal 26)
8. Hak atas taraf hidup yang layak bagi pengembangan fisik, mental, spiritual, moral, dan sosial anak (Pasal 27)
9. Hak atas pendidikan (Pasal 28)
10. Hak untuk beristirahat dan bersenang-senang, untuk terlibat dalam kegiatan bermain dan rekreasi yang layak
(Pasal 31)
11. Hak untuk dilindungi dari exploitasi ekonomi dan dari melakukan pekerjaan yang mungkin akan berbahaya
atau mengganggu pendidikan, kesehatan, atau perkembangan anak (Pasal 32)
24
D. Apa saja anamnesis yang tepat untuk menggali informasi mengenai bukti
kekerasan yang diderita oleh Andre?
Bentuk kekerasan psikis, antara lain: dihina, dicaci maki, diejek, dipaksa melakukan sesuatu
yang tidak dikehendaki, dibentak, dimarahi, dihardik, diancam, dipaksa bekerja menjadi
pemulung, dipaksa mengamen, dipaksa menjadi pembantu rumah tangga, dipaksa
mengemis.
26
3. Perlakuan kekerasan tersebut dilakukan pula pada adik Andre bahkan Ibu Andre
pun seringkali melakukan kekerasan fisik terhadap Andre dan adiknya. Perlakuan
kekerasan yang dialami oleh Andre dan adiknya dilakukan agar mendapat uang
serta simpati dari orang lain. Cara yang dilakukan adalah membawa Andre ke
jalanan dalam kondisi penuh luka untuk meminta-minta atau mencari sumbangan
dengan alasan memerlukan uang untuk membawa Andre berobat. Kakek maupun
Ibu Andre tidak memperdulikan kondisi fisik maupun psikologis yang dialami oleh
Andre. Semakin Andre luka parah maka semakin banyak pula uang yang
didapatkan sehingga ketika luka fisik Andre mulai mengering, perlakuan kekerasan
kembali dialami oleh Andre. Beberapa waktu lalu adik Andre akhirnya meninggal
karena menderita patah tulang punggung.
A. Apa dasar hukum dan sanksi dari permasalahan pada kasus? 27
UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah memuat tindak pidana yang dapat
dikenakan terhadap penegak hukum yang dalam memeriksa perkara anak yang berhadapan
dengan hukum melakukan tindak kekerasan atau penyiksaan terhadap anak. Ketentuan tersebut
terdapat di dalam Pasal 80 ayat (1), (2), dan (3) sebagaimana tersebut di bawah ini:
Pasal 80
Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan
terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
B. Apa saja bentuk-bentuk kekerasan pada anak? 28
C. Apa saja bentuk-bentuk kekerasan D. Apa saja dampak jangka pendek dan
fisik pada anak? jangka panjang yang dapat ditimbulkan
dari kekerasan pada anak?
•Pukulan
•Tendangan Jangka pendek: gangguan tumbuh kembang,
•Lemparan ketakutan, timbulnya infeksi, luka akibat
•Tamparan
•Membakar/ menyulut Jangka panjang: agresif, PTSD (Post Traumatic Stress
Disorder), drug abuse, bulimia nervosa, anoreksia,
•Mencekik
gangguan pola makan, kecanduan alkohol, perilaku
•Melempar seksual menyimpang seperti prostitusi sampai
•Mencambuk mempunyai dorongan untuk bunuh diri.
30
E.Siapa saja pihak yang terlibat F. Apa peran dari pihak-pihak yang terlibat
dalam menangani kasus ini? dalam menangani kasus ini?
1. Dinas sosial
2. Dinas kesehatan 1. P2TP2A
3. Dinas pendidikan •Pelaksanaan fasilitasi dan penyediaan layanan
4. Kepolisian daerah perlindungan perempuan dan anak, yaitu
5. KPAI informasi, rujukan medis, hokum, psikologis,
6. Shelter/P2TP2A, rumah singgah psikis, shelter, home visit, dan pelatihan
7. Organisasi sosial keteampilan
8. Kelompok/forum peduli anak •Penyelenggaraan koordinasi dan membangun
9. Dokter spesialis anak jejaring kerja yang bersinergi dengan instansi
10.Psikiater terkait di tingkat kecamatan, kabupaten,
provinsi dan tingkat pusat
•Pemantauan terhadap korban pasca
penanganan P2TP2A dan atau mitra kerja
31
•Menjadi unit pelayanan korban kekerasan •Melaporkan segala kasus dan informasi atas
terhadap anak dan perempuan adanya dugaan kekerasaan terhadap anak
•Menjadi rujukan dari puskesmas dan fasilitas •Memberikan pertolongan pertama, konseling
kesehatan lainnya •Pencatatan lengkap, dan bisa membuat Visum
•Menjalin jejaring dengan Kepolisian dan et Repertum apabila diminta secara resmi
P2TP2A •Melakukan rujukan apabila diperlukan
•Pencatatan lengkap, dan bisa membuat Visum
et Repertum apabila diminta secara resmi
32
B. Dari hasil pemeriksaan fisik manakah yang merupakan tanda kekerasan yang dialami
oleh Andre?
C. Apa dampak dari hasil pemeriksaan KPSP yang tidak sesuai dengan usianya?
yang baik?
Usia 7 tahun merupakan masa anak usia sekolah (7-12 tahun), perkembangan yang baik
adalah:
1. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan kemampuan anak untuk berpikir secara logis tentang
hal yang bukan bersifat abstraksi. Kemampuan berpikir anak sudah rasional, imajinatif,
dan dapat menggali objek atau situasi lebih banyak untuk memecahkan masalah.
2. Perkembangan Moral
Perkembangan moral anak didasarkan pada perkembangan kognitif anak
3. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah berada pada tahap 2 perkembangan spiritual, yaitu pada tahapan
mitos–faktual. Anak-anak belajar untuk membedakan khayalan dan kenyataan.
4. Perkembangan Psikoseksual
Selama fase ini, fokus perkembangan adalah pada aktivitas fisik dan intelektual,
sementara kecenderungan seksual seolah ditekan.
5. Perkembangan Psikososial
Masalah sentral psikososial pada masa ini sebagai krisis antara keaktifan dan
inferioritas.
37
E. Bagaimana cara mengejar ketertinggalan perkembangan pada Andre?
Kerangka
Konsep
Kesimpulan
Ke s i m p u l a n
American Academy of Pediatrics,Comitee on Child Abuse and Neglect. Guidliness for the
evacuation of sexual abuse of children: subject review. Pediatrics 1999
Amy (2010). "2. Social Development, Social Investment, and Child Welfare". In Midgley, James; Conley,
Amy (eds.). Social Work and Social Development: Theories and Skills for Developmental Social Work.
Oxford University Press. pp. 53–55. ISBN 978-0-19-045350-3.
Bonnie S. Fisher; Steven P. Lab, eds. (2010). Encyclopedia of Victimology and Crime Prevention.
Sage Publications. pp. 86–92. ISBN 978-1-4522-6637-4.
Coghill, D.; Bonnar, S.; Duke, S.; Graham, J.; Seth, S. (2009). Child and Adolescent Psychiatry.
Oxford University Press. p. 412. ISBN 978-0-19-923499-8.
IDAI. Practical Management in Peadiatric. 2014. Diakses lewat https://fk.ui.ac.id/wp-
content/uploads/2017/05/Buku-PKB-IDAI-Jaya-XI_oke.pdf pada 4 November 2019.
Kementerian Sosial RI. 2018. Buku Pintar Perlindungan Anak Pertempuan Peningkatan Kemampuan
Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH). Diakses dari
https://pkh.kemsos.go.id/dokumen/DOCS20181010110255.pdf pada 05 oktober 2019 pukul 18.36 WIB.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Kekerasan Terhadap Anak dan Remaja. Pusat Data Dan Informasi.
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita.
Bina Kesehatan Masyarakat.
Kurnia, Ingridwati. dkk. 2008. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
McCoy, M.L.; Keen, S.M. (2013). "Introduction". Child Abuse and Neglect (2 ed.). New York: Psychology
Press. pp. 3–22. ISBN 978-1-84872-529-4. OCLC 863824493.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2011). Peraturan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Penanganan Anak Korban Kekerasan. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia, 109(82). Retrieved from www.djpp.depkumham.go.id
Peraturan menteri kesehatan nomor 68 tahun 2013 tentang kewajiban memberikan informasi adanya dugaan
kekerasan terhadap anak oleh pemberi layanan kesehatan. Diakses lewat
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn1399-2013lamp.pdf pada 4 November 2019.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 08 tahun 2012 Tentang
Panduan Penguatan Kelompok Dasawisma Untuk Pencegahan dan Penanganan Dini Tindak Kekerasan
Terhadap Anak. Diakses darihttp://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ bn/2012/bn939-2012lamp.pdf pada 05
oktober 2019 pukul 18.25 WIB.
Presiden Republik Indonesia. (2012). Undang-undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2012.
Presiden Republik Indonesia. (2002). Undang-undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2002.
47
TERIMA KASIH
RAHMI , kelompok 3
48
• Andre, 7 tahun, pada kasus klinik pratama melakukan KPSP dan ditemui kemungkinan penyimpangan. Apa
peran doga untuk menangani hal tersebut? Apa bentuk evaluasi (jika ada selain KPSP) yang dapat dilakukan
DOGA?
• Menurut peraturan menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak No.2 thn 2011 tentang alur
penanganan kekerasan, setelah penulangan ada reunifikasi dan home visit oleh dokter/pusat pelayanan
terpadu (PPT), apakah dokter di klinik pratama ini memiliki kewajiban/tanggung jawab tersebut? Klo ada
berapa kali dilakukan evaluasi/home visit?
Nadya
Kelompok 2 juga bingung kenapa dilakukan pemeriksaan KPSP, ketika melihat kondisi anak tersebut dokter melihat ada
keterlambatan perkembangan. Yang dapat dilakukan dokter merujuk pasien kepada SpA atau rumah sakit yang memiliki
divisi tumbuh kembang anak
Adib :
Depkes RI : pediatric symptom checklist yang bisa dilakukan paramedis atau tenaga kesehatan lainnya, berisi 35 checklist
yang bisa di lakukan para medis untu screening gangguan perilaku. Hanya 1 item emosi saja
Rama : Apabila sudah dikembalikan di rumah kita memiliki tanggung jawab untuk pemantauan perkembangan dan gizi.
Andre akan di titipkan dulu di shelter, yang memiliki pihak-pihak untuk memantau perkembangan anak
Faresy : Untuk melakukan home visit merupakan bukan ranah sebagai dokter, tetapi ranah sebagai KPAI
49
Gazka, kelompok 7
Berapa lama anak diberikan treatment terutama dalam bidang psikis? Agar tidak terjadi
kembali
Dinda :
Belum membahas masalah ini, untuk teruatama psikis harus ditindak lanjuti ke belakang untuk melihat
keparahan kekerasan pada anak, sehingga tidak dapat memberikan waktu pasti berapa lama waktu
yang diperlukan. Disini kita bisa menjalin kerjasama dengan dinas-dinas lainnya.
Menurut UU No.2 Tahun 2011 penangana anak korban kekerasan, pada psikis sampai dengan fungsi
sosial anak itu kembali
Gazka :
Kelompok kami belum membahas detail masalah ini
Nadya :
50
Diana, kelompok 5
Salah satu penyebab adala f.ekonomi, apa peran doga dalam hal koordinasi dengan lembaga
atau dinas lain untuk mencegah terjadinya hal yang sama dikemudian hari?
Dr. Yudianita :
Secara kesulurhan sasaran sudah terpenuhi. Penulisan masih terdapat salah kaprah.
Identifikasi masalah diulang-ulang, apakah harus seperti itu? Anamnesis ambil poin-poin.
Materi :
Kel. 3 : kenapa msih dilakukan KPSP?
KPSP betul sampai usia anak 6 tahun, dalam kondisi normal pra screening, tetapi pada kasus
tertentu yang kita curigai sebgaia doga hanya bisa menggunakan KPSP itu tidak masalah
menjadi alat ukur.
Psikis : Tidak dapat mengetahui berapa lama pengobatan di lakukan, tergantung kondisi anak
Preventif doga : program germas (keutuhan rumah), dokter melakukan penjemputan bola
(door to door)
Dr. Yudianita :
Home visit doga secara kesuluruhan WAJIB untuk melalkuakn diagnosis secara holistik. Pada
kasus ini untuk melakukan tatalaksana.
Dr. Ridwan:
Penulisan : rujukan family medicine. PPT yang dibuat tulisan harus terlihat jelas. Sumber
disertakan dalam setiap kutipan.
Objective learning : sudah terpenuhi. Prinsip doga, pngaruh keluarga terhadap kesehatan,
fungsi keluarga, konsep gg kesehatan dengan pendekata biopsikososial. Fungsi cinta kasih,
fungsi untuk tumbuh kembang anak yang di langgar. Bentuk keluarga single parent
(perceraian dsb). Konsep biopsikososial tidak cukup hanya yang terdapat di skenario, doga
harus melalukan anamnesis holistik. Home visit bagi doga WAJIB untk menegakan diagnosis
holistik. Apa punn kasusnya dalam pendekatan keluarga, harus anamnesis holistik.
Menggunakan kpnsep mandala of health