Anda di halaman 1dari 5

1. Gangguan Kepribadian Paranoid (F60.

0)

Manifestasi Klinis
Orang dengan kepribadian paranoid memiliki kecenderungan umum yaitu
suka melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, menolak sifat-sifat orang lain
yang tidak memenuhi ukuran yang telah dibuatnya sendiri. Untuk mempertahankan
rasa harga dirinya, ia membuat keterangan yang tidak masuk akal tentang kesalahan-
kesalahannya, tetapi yang memuaskan emosinya sendiri.
Orang yang memiliki kepribadian paranoid cenderung terlalu sensitif terhadap
kritik, baik nyata atau dibayangkan mereka. Mereka mudah marah dan menyimpan
dendam ketika mereka berpikir mereka telah diperlakukan. Mereka tidak mungkin
untuk menceritakan pada orang lain karena mereka percaya bahwa informasi pribadi
dapat digunakan melawan mereka. Mereka mempertanyakan ketulusan dan
kepercayaan dari teman-teman dan rekan.
Beberapa gejala yang ditunjukan dalam gangguan kepribadian paranoid antara lain
adalah:
a. Kecurigaan yang sangat berlebihan.
b. Meyakini akan adanya motif-motif tersembunyi dari orang lain.
c. Merasa akan dimanfaatkan atau dikhianati oleh orang lain.
d. Ketidakmampuan dalam melakukan kerjasama dengan orang lain.
e. Isolasi sosial.
f. Gambaran yang buruk mengenai diri sendiri.
g. Sikap tidak terpengaruh.
h. Rasa permusuhan.
i. Secara terus menerus menanggung dendam ya itu dengan tidak memaafkan
kerugian, cedera atau kelalaian.
j. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak
bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah dan balas menyerang.
k. Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak
perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat untuk melawan dirinya.
l. Kurang memiliki rasa humor.

Kriteria diagnostik gangguan kepribadian paranoid menurut PPGDJ III:


Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan;
b. Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk
memaafkan suatu penghinaan dan luka hati masalah kecil;
c. Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan
pengalaman dengan menyalah-artikan tindakan orang lain yang netral atau
bersahabat sebagai suatu tindak permusuhan atau penghinaan;
d. Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan
situasi yang ada (actual situation);
e. Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tentang kesetiaan
seksual dari pasangannya;
f. Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang
bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri (self-
referential attitude);
g. Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan bersekongkol dan tidak substantif
dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia
pada umumnya.

Tatalaksana
Psikoterapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena
itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien, dan harus
diingat bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien.

Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada sebagian


besar kasus, obat anti anxietas seperti diazepam dapat digunakan. Diazepam dapat
diberikan secara oral dengan dosis anjuran 10-30 mg/hari dengan 2-3 kali pemberian.

2. Gangguan Kepribadian Histrionik (F60.4)


Sebuah pola yang menetap dari emosionalitas dan pencarian perhatian yang
berlebihan, dimulai dari awal masa dewasa dan timbul dalam konteks yang bervariasi,
seperti yang diindikasikan oleh lima (atau lebih) dari hal-hal berikut ini:
a. tidak nyaman dalam situasi dimana ia tidak menjadi pusat perhatian.
b. interaksi dengan orang lain sering dikarakterisasikan oleh tingkah laku
provokatif atau menggoda secara seksual yang tidak selayaknya.
c. menampilkan ekspresi emosi yang dangkal dan cepat berubah-ubah.
d. secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian
pada dirinya.
e. memiliki gaya bicara yang sangat mengagumkan dengan berlebihan dan
kurang dalam detil.
f. menunjukkan dramatisasi diri (self-dramatization), ekspresi emosi yang
teatrikal dan berlebihan.
g. mudah dipengaruhi, contohnya, gampang dipengaruhi oleh orang lain/situasi.
h. menganggap suatu hubungan lebih intim daripada yang sebenarnya.

Kriteria Gangguan Kepribadian Histrionik PPDGJ III (Maslim, 2001) Gangguan


kepribadian histrionik ialah gangguan kepribadian dengan ciri-ciri;
a. Ekspresi emosi yang dibuat-buat, seperti bersandiwara, yang dibesar-
besarkan.
b. Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan.
c. Keadaan afektif yang dangkal dan labil.
d. Terus-menerus mencari kegairahan, penghargaan dari orang lain, dan aktivitas
dimana ia menjadi pusat perhatian.
e. Penampilan atau perilaku "merangsang" yang tidak memadai.
f. Terlalu peduli dengan daya tarik fisik.
Untuk diagnosa paling sedikit dibutuhkan 3 ciriciri diatas.
Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari
perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam
(inner feeling) mereka adalah suatu proses yang penting. Psikoterapi
berorientasi psikoanalisis, baik dalam kelompok atau individual, adalah terapi
yang terpilih untuk gangguan kepribadian histrionik.

2. Farmakoterapi
Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya,
seperti penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat
antiansietas untuk kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.

3. Gangguan Kepribadian Anankastik (F60.5)


Ada beberapa ciri-ciri yang tampak dari gangguan kepribadian anankastik ini, jika
seseorang memiliki 3 atau lebih dari ciri ciri dibawah ini maka dapat dipastikan jika
dirinya mengidap gangguan kepribadian anankastik.

a. Memiliki perasaan ragu-ragu dan kehati hatian yang berlebih.


b. Perfeksionisme yang tinggi dalam mempengaruhi penyelesaian tugas.
c. Preokupasi mengenai hal-hal yang rinci dan detail, peraturan, urutan, daftar,
jadwal, atau organisasi.
d. Memiliki ketelitian yang berlebih, terlalu berhati hati serta memiliki
keterkaitan yang tidak umum dan semestinya pada produktivitas. Bahkan
hingga mengabaikan kepuasaan serta hubungan interpersonal.
e. Keterpakuan serta keterikatan dengan sesuatu yang berlebih pada kebiasaan
sosial di sekitarnya
f. Bersifat kaku dan keras kepala
g. Melakukan pemaksaan yang tidak beralasan agar orang lainnya mau
mengikuti hal atau cara yang dilakukan dalam mengerjakan sesuatu. Enggan
yang tidak berasalan untuk mengijinkan seseorang lainnya mengerjakan
sesuatu
h. Mencampur adukan antara dorongan atau pikiran yang memaksa serta
keengganan
i. Biasanya gemar bekerja dan sangat mematuhi peraturan yang ada.
j. Cenderung mengerjakan sesuatu dengan waktu yang lama namun mendetail.

Penatalaksanaan

Terapi yang biasanya digunakan untuk mengatasi gangguan kepribadian


anankastik ini adalah terapi psikoterapi. Tidak seperti pengidap gangguan kepribadian
lainnya, orang yang memiliki gangguan kepribadian anankastik biasanya merasakan
dan menyadari penderitaan yang mereka rasakan dan berusaha untuk mengatasi
gangguan tersebut. Selama masa pelatihan dan sosialisasi, pasien akan menghargai
terapi asosiasi bebas dan terapi non direktif.

Untuk terapi kelompok serta terapi perilaku terkadang bisa memberikan


beberapa keuntungan tertentu. Pada kedua konteks, mudah untuk menginterupsi
pasien saat di tengah-tengah interaksi ataupun penjelasan maladaptif yang
disampaikan oleh mereka. Mencegah penyelesaian yang berasal dari kebiasaan dan
tingkah laku pasien yang dapat meningkatkan kecemasan pasien serta membuat
pasien rentan untuk mempelajari cara atau strategi penanggulangan baru

4. Gangguan Kepribadian Skizoid

Orang dengan gangguan kepribadian skizoid cenderung tertutup,


mengorganisir kehidupan mereka untuk menghindari kontak dengan orang lain.
Banyak yang memilih tidak menikah atau mungkin terus hidup dengan orang tua
mereka setelah dewasa. Ciri-ciri umum lainnya dari orang-orang dengan gangguan
ini, antara lain:
a. Mereka tidak menginginkan atau menikmati hubungan dekat bahkan dengan
anggota keluarga.
b. Mereka memilih pekerjaan dan kegiatan soliter.
c. Mereka mengambil kesenangan dalam beberapa hal, termasuk seks.
d. Mereka tidak memiliki teman dekat, kecuali saudara kandung.
e. Mereka mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain.
f. Mereka tidak peduli dengan pujian atau kritik.
g. Mereka lebih suka menyendiri dan menunjukkan sedikit emosi.
h. Mereka sering melamun atau berfantasi tentang kehidupan batinnya yang
kompleks.

Penatalaksanaan

Orang dengan gangguan kepribadian ini jarang mencari pengobatan, karena


pikiran dan perilaku mereka umumnya tidak menyebabkan mereka tertekan. Ketika
mencari pengobatan, psikoterapi (bentuk konseling) adalah bentuk pengobatan yang
paling sering digunakan. Pengobatan kemungkinan akan fokus pada peningkatan
keterampilan umum, serta meningkatkan interaksi sosial, komunikasi, dan harga diri.
Orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid mengalami kesulitan
membentuk hubungan dengan orang lain. Selain itu, pelatihan keterampilan sosial
juga dapat menjadi komponen penting dari pengobatan.
Pada umumnya, obat tidak digunakan untuk mengobati gangguan kepribadian
skizoid. Obat mungkin diresepkan jika penderita mengalami masalah psikologis
seperti depresi.

Anda mungkin juga menyukai