Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN COVID 19”

Mata kuliah : Keperawatan Maternitas


Dosen pengajar : Sukmawati, S.Kep.Ns.M.Pd

Disusun oleh kelompok 7 :


1. Ailida Afifah
2. Popy Fitrianty

Tingkat II B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PRODI D3 KEPERAWATAN BIMA
TAHUN AJARAN 2023 - 2024

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas. Adapun
makalah ini mengenai Konsep Asuhan Keperawatan Kehamilan Dengan Covid-19.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini terutama kepada teman–
teman sejawat yang telah berpartisipasi dalam membuat makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
karena faktor keterbatasan pengetahuan penyusunan maka kami dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata melalui kesempatan
ini kami penyusun makalah mengucapkan terima kasih.

Bima, 31 Januari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi................................................................................................................3
B. Etiologi................................................................................................................4
C. Patofisiologi........................................................................................................4
D. Klasifikasi...........................................................................................................5
E. Komplikasi..........................................................................................................6
F. Pemeriksaan penunjang....................................................................................9
G. Penatalaksanaan..............................................................................................10

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian........................................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................................16
C. Rencana keperawatan.....................................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................27
B. Saran.................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAULUAN

1.1 Latar belakang


Coronavirus disease (Covid-19) yang ditemukan pertama kali di Wuhan
dengan sebutan novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) yang disebabkan olch
virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2)
(WHO, 2020). Di Indonesia angka morbiditas dan mortalitas terus terjadi.
Hingga bulan juli tahun 2021 angka kematian dikarenakan Covid-19 di
Indonesia mencapai jumlah 88.659 orang dinyatakan meninggal dan 3,29 jt
orang terkonfirmasi positif, dan 2,64 jt orang dinyatakan smbuh
(Kementerian Kesehatan RI., 2021),
ibu hamil merupakan salah satu kelompok khusus yang rentan terkena
virus Covid-19 (samji. 020). Sclama hamil terjadi penurunan kekebalan
parsiat, schingga mengakibatkan ibu bamil lebih rentan terhadap infeksi virus.
Perubahan fisiologis dan imunologis yang terjadi sebagai komponen normal
kehamilan dapat memiliki efek sistemik yang meningkatkan risiko
komplikasi obstetrik dari infeksi pernapasan pada ibu bamil ( Khan et al.,
2020). Hal ini berisiko terhadap terjadinya komplikasi pada ibu selama
kehamilan baik berupa gangguan pernafasan seperti penurunan kapasitas
paru dan sistem kardiovaskular seperti terjadinya takikardi (Samji.2020),
bahkan kekurangan nutrisi ( Khan et al, 2020).
Hingga saat ini infornasi tentang Covid-19 pada kchamilan masih
terbatas yang dapat memberikan dampak negatif bagi Kesehatan ibu hamil
dalam menjalani kehamilannya pada masa pandemi Covid-19 (Liang &
Acharya, 2020). Karena selama masa pandemi terjadi perubahan yang
signifikan pada peayanan Keschatan terutama ibu hamil. Berdasarkan data
dari Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes RI) kunjungan
pemeriksaan kehamilan juga mengalani penurunan, bahkan hanya 19,2%
posyandu yang masih aktif selama pandeni (Mar'ah, 2020).
Sehurusnya ibu hamil memiliki pengetabuan dan pemahaman yang baik
tentang cara menjaga diri agar terhindar dari Covid-19. Melalui pengetahaun
yang adekuat harapannya ibu juga dapat memiliki sikap dan perilaku yang
baik dalam menjalani kehidupannya sehari- hari. Sehingga berdasarkan
fenomena tersebut maka kamitertarik untuk membuat makalah tentang
hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil dalam menjalani
kehamilan di masa pandemi Covid-19.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian corona virus Disease?
2. Jelaskan penularan corona virus Disease?
3. Apa saja dampak covid bagi ibu hamil?
4. Jelaskan pencegahan yang dapat dilakukan kepada ibu hamil agar tidak
terkena covid?
5. Jelaskan pengobatan corona virus?
6. Asuhan keperawatan dengan ibu hamil yang terkena covid?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian corona viris disease
2. Mengetahui penularan corona virus Disease
3. Mengetahui dampak corona virus kepada ibu hamil
4. Mengetahi pencegahan covid pada ibu hamil
5. Mengetahui pengobatan corona virus
6. Mengetahui asuhan keperawatan dengan ibu hamil yang terkena covid

5
BAB 1I

PEMBAHASAN

A. Definisi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan gangguan pada
saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh Virus Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang terjadi pertama
kali di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada Desember 2019 dan
menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Kasus infeksi ini pertama kali
berasal dari sebuah Pasar yang menjual berbagai seafood dan hewar liar di
kota tersebut. Berdasarkan analisis sampel Swab oleh Chines Centre for
Disease Control and Prevention (CCDC) diketahui terdapat sekuens
genome SARS-CoV-2 pada subjek penderita dan juga kelelawar yang
dicurigai sebagai hospes revoir. Hingga saat ini, SARS-CoV-2 dapat
tertransmisi dari manusia ke manusia.
Di tempat awal virus ini menyebar telah dilaporkan kasus covid-19
pada ibu hamil, bayi, dan melahirkan di Zhongam Hospital Wuhan
University, China. Dirumah sakit tersebut dilaporkan 9 kasus ibu hamil
dengan covid dan 10 bayi dilahirkan, semua pasien selamat dan tidak ada
yang meninggal (Liang &Acharya, 2020; WHI, 2020).
Wanita hamil merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan
kesehatan khususnya penyakit infeksi dikarenakan adanya perubahan
fisiologi tubuh dan mekanisme respon imun di dalam tubuhnya. Di
Indonesia, kasus positif covid-19 semakin meningkat, kementrian
kesehatan Republik Indonesia mengupdate informasi perkembangan
penyebaran covid-19 setiap harinya melalui berbagai media salah satunya
pada web https://infeksiemerging.kemenkes.go.id/. Namun informasi
tentang kasus covid-19 terbatas pada periode maternal. Berdasarkan berita
di berbagai media online terdapat kasus ibu hamil positif covid- 19 dari
berbagai provinsi yaitu Jawa Tengah, sumatra barat, dan bali. Seorang ibu
hamil meninggal dan janin meninggal. Walaupun kasus ibu hamil, janin

6
dan perempuan pada periode maternal dengan positif covid-19 tidak
banyak, namun mereka merupakan kelompok rentan yang termasuk dalam
kelompok kunci untuk dilindungi seperti telah direkomendasikan oleh
WHO.
Ibu hamil memiliki kecenderungan tinggi untuk terinfeksi covid-19
dikarenakan perubahan fungsi fifiologis dan imunologis yang terjadi di
masa

kehamilan. Langkah-langkah pencegahan penularan covid-19 pada ibu


hamil yang harus dilakukan antara lain sering mencuci tangan, physical
distancing kecuali untuk keadaan darurat, menghindari individu yang
terinfeksi, menghindari tempat- tempat keramaian, dan pertemuan publik.
Ibu hamil harus memeriksa suhu tubuh mandiri secara teratur dan seger
melaporkan ke petugas kesehatan jika demam, batuk dan sesak napas.

B. Etiologi
Virus yang menyebabkan COVID-19 berasal dari golongan virus yang
sama dengan virus penyebab severe acute respiratory syndrome (SARS)
dan Middle-East respiratory syndrome (MERS).
Berdasarkan kejadian yang lalu, ibu hamil dengan SARS atau MERS
juga berisiko lebih tinggi mengalami keguguran atau melahirkan bayi
prematur. Kejadian ini juga bisa terjadi pada ibu hamil dengan COVID-19,
namun laporan kejadiannya masih sangat sedikit.
Sejauh ini, penularan utama virus Corona adalah melalui percikan air
liur pada batuk atau bersin. Belum ada data yang jelas terkait penularan
virus Corona dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat melahirkan.
Namun, dari kasus yang baru- baru ini terjadi, bayi yang lahir dari ibu
dengan COVID-19 tidak terbukti positif tertular virus ini.
C. Patofisiologi
Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus
dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi
dan memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi severe acute
respiratory syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran

7
gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang
menyebabkan outbreak di kemudian hari.[2,3]
Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2)
menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) yang
ditemukan pada traktus respiratorius bawah manusia dan enterosit usus
kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S) virus melekat pada
reseptor ACE2 pada permukaan sel manusia. Subunit S1 memiliki fungsi
sebagai pengatur receptor binding domain (RBD). Sedangkan subunit S2
memiliki fungsi dalam fusi membran antara sel virus dan sel inang.

Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam


sitoplasma sel inang. RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a
dan pp1ab dan membentuk kompleks replikasi-transkripsi (RTC).
Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA
yang mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.
Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein
nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel
virus. Virion kemudian akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan
dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-virus yang
dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan
limfosit T, dan traktus respiratorius bawah, yang kemudian menyebabkan
gejala pada pasien.

D. Klasifikasi
a. Tanpa Gejala
Kategori tanpa gejala adalah kondisi pasien yang hasil
laboratoriumnya menunjukkan positif terinfeksi atau ada virus SARS-
CoV-2 penyebab Covid- 19 dalam tubuh. Akan tetapi, pasien tidak
memiliki keluhan atau gejala sama sekali secara fisik.
b. Kasus ringan (uncomplicated ilness)
Tingkat kasus pasien Covid-19 ringan adalah kondisi pasien yang
memiliki gejala tetapi tidak spesifik. Gejala yang dialami bisa berupa
demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit

8
kepada dan nyeri otot.
c. Kasus sedang
Pasien terkonfirmasi psotif Covid-19 yang dimasukkan dalam kategori
ini adalah mereka yang memiliki gejala pneumonia ringan, tetapi tanpa
sesak napas.
d. Kasus berat
Dikategorikan termasuk kasus berat adalah ketika pasien Covid-19
memiliki pneumonia, yang disertai dengan sesak napas atau napas
berat. Tanda sesak napas atau napas berat yang dimaksukan yaitu
dengan frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit, dan saturasi
kurang dari 93 persen, serta rasio PaO2/FiO2 kurang 300.
e. Kasus kritis
Pasien konfirmasi positif Covid-19 yang dimasukkan dalam kategori
kritis adalah mereka yang memiliki keluhan-keluhan sebagai berikut.

 Pneumonia disertai gagal napas


 Acute Respiratory Distress Syndrom (ARDS) atau sindrom
gangguan pernapasan akut
 Syok sepsi
 Dan/atau multiple organ failure (penurunan fungsi berbagai
organ) pada pasien penyakit akut
E. Komplikasi
Komplikasi corona yang terjadi bisa sangat berbahaya, bahkan hingga
menyebabkan kematian. Komplikasi yang dapat muncul salah satunya
adalah gagal pernapasan.

a. Pneumonia
Pneumonia akan menyebabkan kantung udara yang ada di paru-
paru meradang dan membuat Anda sulit bernapas. Pada sebuah
riset pada pasien positif Covid-19 yang kondisinya parah, terlihat
bahwa paru- parunya terisi oleh cairan, nanah, dan sisa-sisa atau
kotoran sel.Hal ini menghambat oksigen yang seharusnya
diantarkan ke seluruh tubuh. Padahal, oksigen sangat dibutuhkan

9
agar berbagai organ di tubuh bisa menjalankan fungsinya. Jika
tidak ada oksigen, maka organ tersebut akan rusak.
b. Gagal napas akut
Saat mengalami gagal nafas, tubuh tidak bisa menerima cukup
oksigen dan tidak dapat membuang cukup banyak karbon
dioksida. Kondisi gagal napas akut terjadi pada kurang lebih 8%
pasien yang positif Covid-19 dan merupakan penyebab utama
kematian pada penderita infeksi virus corona.

c. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)


ARDS adalah salah satu komplikasi corona yang cukup umum
terjadi. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan di Tiongkok,
sekitar 15% - 33% pasien mengalaminya.ARDS akan membuat
paru-paru rusak parah karena penyakit ini membuat paru-paru
terisi oleh cairan. Akibatnya, oksigen akan susah masuk, sehingga
menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas hingga perlu
bantuan ventilator atau alat bantu napas.

d. Kerusakan hati akut


Meski virus corona menyebabkan infeksi di saluran pernapasan,
tapi komplikasinya bisa menjalar hingga ke organ hati. Orang
dengan infeksi corona yang parah berisiko paling besar mengalami
kerusakan hati.

e. Kerusakan jantung
Covid-19 disebut bisa menyebabkan komplikasi yang berkaitan
dengan jantung. Gangguan jantung yang berisiko muncul antara
lain aritmia atau kelainan irama jantung, dan miokarditis atau
peradangan pada otot jantung.

f. Infeksi sekunder
Infeksi sekunder adalah infeksi kedua yang terjadi setelah infeksi
awal dan tidak berhubungan dengan penyakit yang awalnya

10
diderita. Misalnya, Covid-19 adalah infeksi yang disebabkan oleh
virus SARS-CoV-2. Lalu, penderitanya kemudian mengalami
infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus atau
streptococcus.Pada pasien Covid-19, komplikasi ini jarang terjadi,
tapi masih berpotensi untuk muncul. Sebagian ada yang ringan
dan bisa sembuh. Namun, sebagian lagi mengalami infeksi
sekunder yang parah hingga menyebabkan kematian.
g. Gagal ginjal akut
Komplikasi corona yang satu ini jarang terjadi. Namun saat
muncul, komplikasi tersebut bisa sangat berbahaya. Jika fungsi
ginjal sampai terganggu, maka dokter mungkin saja melakukan
proses cuci darah hingga kondisi ini sembuh.Namun terkadang,
kondisi ini tidak bisa disembuhkan dan membuat penderitanya
terkena gagal ginjal kronis dan butuh perawatan jangka panjang.

h. Syok septik
Syok septik terjadi ketika respons tubuh terhadap infeksi malah
salah sasaran. Jadi, bukannya menghancurkan virus penyebab
penyakit, zat-zat kimia yang dibuat tubuh justru menghancurkan
organ yang sehat.Jika proses ini tidak segera berhenti, tekanan
darah akan turun drastis hingga pada tahap yang berbahaya dan
menyebabkan kematian.

i. Disseminated intravascular coagulation (DIC)


Penyakit ini akan membuat proses pembekuan darah terganggu.
Sehingga, tubuh akan membentuk gumpalan-gumpalan darah yang
tidak pada tempatnya. Hal ini bisa menyebabkan perdarahan pada
organ dalam atau gagal organ vital (gagal ginjal, gagal hati, gagal
jantung, dan lainnya).Di Tiongkok, penyakit ini umum dialami
oleh pasien yang meninggal akibat infeksi Covid-19.

j. Rhabdomyolisis
Penyakit ini sebenarnya sangat jarang terjadi. Namun, para dokter

11
dan peneliti menilai penyakit ini perlu dimonitor pada pasien-
pasien berisiko tinggi yang positif Covid-19.Pada rhabdomyolisis,
jaringan otot akan rusak dan mati. Hal ini menyebabkan protein
dalam sel yang disebut myoglobin menjadi tumpah memenuhi
aliran darah. Jika ginjal tidak bisa menyaring myoglobin dengan
baik, maka akan terjadi kerusakan fungsi di tubuh dan
mengakibatkan kematian.

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang Ibu hamil dengan COVID-19
 Pemeriksaan RT-PCR (swab test)
Pemeriksaan RT PCR merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendeteksi materi □esehat virus. Pemeriksaan PCR dapat
menggunakkan sampel swab nasofaring (melalui hidung) dan swab
orofaring (melalui tenggorokan).
 Tes serologi
Digunakan sebagai alternatif jika tidak tersedia layanan RT- PCR.
 CT Scan
Pemeriksaan tanpa kontrastruktur mengetahui adanya pneumonia
virus.
 Tes urine antenatal
Pemeriksaan ini dilakukan terhadap sampel urine ibu hamil.
Tujuannya adalah untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami
gangguan tertentu, seperti preeklamsia, infeksi saluran kemih, atau
diabetes.
 Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan setidaknya 3 kali selama masa
kehamilan, yaitu:
a) Trimester pertama
Pemeriksaan USG pada trimester pertama atau usia kandungan
10–14 minggu bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan
mendeteksi kemungkinan hamil kembar atau kelainan pada janin,

12
misalnya sindrom Down.
b) Trimester kedua
Pemeriksaan USG pada trimester kedua (minggu 18–20)
bertujuan untuk menentukan apakah terdapat kelainan bawaan
atau kongenital pada janin, misalnya kelainan jantung bawaan dan
cacat tabung saraf.
c) Trimester ketiga
Pemeriksaan USG di kehamilan minggu ke-32 atau memasuki
trimester ketiga dilakukan bila plasenta berada di atas tulang
serviks. Pemeriksaan USG bertujuan untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya kondisi plasenta previa.

G. Penatalaksanaan medis
Majamen covid-19 oleh perawat pada masa hamil
Panduan umum manajemen covid10 yang dapat dilakukan oleh perawat
pada masa hamil, yaitu (ICMR, 2020; Omer et al.,2020; POGI, 2020;
RCOG, 2020; WHO, 2020) :
a) Ibu hamil terinfeksi covid-19 yang menjalani perawatan dicatat secara
rinci dan disimpan datanya untuk di analisis.
b) Membuat perencanaan berkaitan dengan pelayanan kesehatan, alat
kesehatan dan petugas kesehatan yang diperlukan.
c) Menyiapkan pelayanan intrapartum yang aman sesuai dengan standar
untuk memberikan perawatan maternitas, anestesi dan neonatal
darurat jika ada indikasi.
d) Merawat pasien yang terduga atau terkonfirmasi covid-19 dalam
ruangan isolasi. Perawatan maternal dilakukukan diruang isolasi khusus,
termasuk saat persalinan dan nifas.

13
BAB III

TINJAUAN KASUS

Kasus
Tn. R 39 tahun mempunyai istri Ny S 37 tahun mereka menikah pada
2020. Dan saat ini ny s sedang mengandung anak pertama. Kehamilan ny s
sudah masuk usia 35 minggu, dibawa ke UGD rumah sakit dikarenakan
kontraksi.keluhan tidak ada demam, ada batuk,ny s jarang makan makanan
yang bergizi hasil pemeriksaan laboratorim limfositofenia, hasil rontgen thorax
pneumonia. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 130/90
mmHg. HR: 118 x/menit, saturasi O₂:80%, RR: 34 x/menit, Suhu: 41°C,DJJ
janin 1: 130x/menit
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL (NY S) DENGAN COVID-19
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada Kamis 29 Juli 2021 pada hari sabtu jam 09.00
WIB.
1. Identitas
Nama Pasien : Ny. S
Umur : 37 th
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl mawar Status perkawinan : Menikah
Nama suami : Tn. R
Umur : 39 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pengusaha
Alamat l: Jl mawar

14
Status perkawinan : Menikah
2. Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervagina
berulang, kaji adanya infeksi virus covid-19 pada ibu hamil secara
berulang.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan sampai saat klien pergi ke rumah sakit atau pada saat
pengkajian seperti infeksi virus covid-19 pada ibu hamil.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
• Riwayat pembedahan.
• Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh
klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan dimana tindakan
tersebut berlangsung.
• Riwayat penyakit yang pernah dialami
• Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM,
jantung, hipertensi, masalah gonekologi/urinary, penyakit endokrin,
dan penyakit-penyakit lainnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular
terdapat dalam keluarga.
4. Riwayat kesehatan reproduksi
a. Riwayat menstruasi
Kaji tentang menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat
darah, bau, warna dan adanyya dismenorrhoe serta kaji kapan
menopause terjadi, gejala serta keluhan yang menyertainya.
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dalam kandungan hingga saat
ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya,kaji riwayat GPA (Gravida
Partus Abortus), HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dan HPL (Hari
Perkiraan Lahir).
c. Riwayat seksual

15
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan
serta keluhan yang menyertainya.
5. Riwayat pemakaian obat
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan
jenis obat lainnya.
6. Pola kebiasaan sehari-hari menurut Virginia Hendroson
a. Respirasi
Klien dengan ibu hamil yang terinfeksi covid-19 biasanya pernafasan
sedikit meningkat.
b. Nutrisi
Klien dengan ibu hamil yang terinfeksi covid-19 mengalami napsu
makan yang menurun, dan ibu hamil mengalami mual dan muntah.
c. Elminasi
Biasanya klien tidak mengalami gangguan dalam BAK dan BAB.
d. Gerak dan keseimbangan tubuh
Pada klien dengan ibu hamil yang terinfeksi covid-19 gerak/aktivitasnya
terganggu karena kebiasaan sehari-hari tidak dapat dilakukan/tidak
terpenuhi dengan baik.
e. Istirahat/tidur
Klien biasanya mengalami kesulitan dalam istirahat dan tidurnya karena
nyeri yang dirasakan.
f. Kebutuhan personal hygiene
Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri sendiri
dan dilakukan 2x sehari. Biasanya kebutuhan personal hygiene tidak
ada gangguan.

g. Aktivitas
Pada klien ibu hamil dengan covid-19 biasanya aktivitasnya terganggu
karena kebiasaan sehari-hari tidak dapat dilakukan/tidak terpenuhi
dengan baik.
h. Kebutuhan berpakaian
Klien ibu hamil dengan covid-19 tidak mengalami gangguan dalam
memenuhi kebutuhan berpakaian tersebut.

16
i. Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi
Klien ibu hamil dengan covid-19 biasanya mengalami gangguan dalam
hal temperatur tubuh berupa peningkatan suhu tubuh.
j. Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu ditanyakan apakah klien tetap merasa
aman dan terlindungi oleh keluarganya. Klien mampu menghindari
bahaya dari lingkungan.
k. Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan opini.
l. Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan spiritual ini, tanyakan apakah klien tetap menjalankan
ajaran agamanya ataukah terhambat karena keadaan yang sedang di
alami.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien ibu hamil dengan covid-19 biasanya tidak dapat memenuhi
kebutuhan bermain dan rekreasi karena dalam kondisi yang lemah.
n. Kebutuhan dasar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa
ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan
dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.
7. Pemeriksaan fisik
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, metode yang digunakan adalah
pemeriksaan Head To Toe. Pemeriksaan fisik secara head to toe pada klien
ibu hamil dengan covid-19 meliputi:
a. Keadaan umum
Klien ibu hamil dengan covid-19 biasanya keadaan umum lemah.
b. Tanda-tanda vital:
• Tekanan darah : 120/70 mmHg.
• Nadi : mungkin menurun.
• Suhu : meningkat.
• Respirasi : meningkat >20x/menit.

17
c. Kepala:
• Inspeksi : bersih atau tidaknya, ada atau tidak lesi.
• Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan, krepitasi, masa.
d. Wajah
Inspeksi : tampak pucat, ada atau tidak oedema.
e. Mata
Inspeksi : konjungtiva anemis atau an anemis. .
f. Hidung
Inspeksi : simetris atau tidak, ada tidaknya polip.
g. Telinga
Inspeksi : ada tidaknya peradangan dan lesi.
h. Mulut
Inspeksi : periksa apakah bibir pucat atau kering,
kelengkapan gigi, ada tidaknya karies gigi
i. Leher
• Inspeksi : ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe (pemeriksaan dari arah depan klien).
• Palpasi : ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe (pemeriksaan dari arah belakang klien).
j. Payudara
• Inspeksi : ukuran payudara, simetrisitas, dan penampilan
kulit. Isnpeksi puting terhadap ukuran, bentuk ada tidaknya ulkus
dan kemerahan.
• Palpasi : palpasi payudara untuk mengetahui kensistensi
dan nyeri tekan.
k. Thotax
• Inspeksi : pergerakan dinding dada, frekuensi, irama,
kedalaman dan penggunaan otot bantu pernafasan, ada tidaknya
retraksi dinding dada.
• Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan dan krepitasi vokal
premitus.
• Perkusi : kenormalan organ intra thorax.

18
• Auskultasi : ada tidaknya suara nafas tambahan. Biasanya
pada klien ibu hamil dengan covid-19 pada pemeriksaan
auskultasi terdapat bunyi suara nafas tambahan, karena klien
mengalami batuk dan terdapat dahak.
l. Abdomen
• Leopold I :
Biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus
teraba merasa besar, lunak, noduler.
• Leopold II :
• Leopod II :
Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian-bagian kecil janin di
sebelah kanan.
• Leopold III :
Biasanya teraba masa keras, teriksir.
• Leopold IV :
Biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul.
m. Genetalia
Inspeksi : kebersihan kurang, perdarahan pervaginam,
kondisi vulva lembab.
n. Ekstremitas atas
• Inspeksi : ada tidaknya infus yang terpasang.
• Palpasi : CRT (Capilary Refile Time) memanjang

bila perdarahan.
o. Ekstremitas bawah
• Inspeksi : ada tidaknya deformitas.
• Palpasi : akral (perdarahan biasanya disertai dengan
akral dingin).

B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang
tak tertahankan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis.

19
3. Kurang volume cairan berhubungan dengan mual muntah berlebihan,
pengeluaran darah pervagia disertai gelembung mola.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien


mengeluh tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukan, periode
waktu tidur yang meningkat, tampak berbaring ditempat tidur.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder.
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.

C.Rencana keperawatan

Tabel 4.2. Rencana Keperawatan Klien Ibu Hamil Dengan Covid-19

No Dx. Kep Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


.
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tidakan Monitoring pernafasan
bersihan jalan keperawatan bersihan jalan 1. monitor kecepatan, irama,
nafas berhubungan nafas kembali efektif kedalaman dan kesulitan
dengan sekresi dengan kriteria hasil : bernafas.
yang tak 1. frekuensi 2. Monitor pola nafas
tertahankan. pernafasan pasien (seperti bradipneu,takipneu,
menjadi normal. hiperventilasi, pernafasan
2. pasien mampu kusmaul,
untuk pernafasan 1:1,
mengeularkan apneustik, respiirasi blot,
sekret dan pola ataxic)
3. pasien tidak 3. Pantau sekresi
mengalami pernafasan pasien
dispnea pada Pantau keluhan sesak nafas pasien,
saat istirahat. termasuk kegiatan yang
4. batuk pada meningkatkan atau memperburuk
pasien tidak muncul
sesak nafas
lagi.
tersebut.

20
2. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri (pain
berhubungan tindakan keperawatan management):
dengan diharapkan klien dapat: - kaji secara komprehensif tentang
pembesaran buah 1. Mengontrol nyeri nyeri meliputi: lokasi,
kehamilan (pain karakteristik,onset,durasi,frek uensi,
extrauterin. control, dengan kualitas, intensitas nyeri,
kriteria: dan faktor presipitasi.
a. Klien dapat - observasi isyarat-isyarat non verbal
mengetahui dari ketidaknyamanan, khususnya
penyebab nyeri, dalam
onset ketidakmampuan untuk
nyeri. komunikasi secara efektif.
b. Klien mampu Gunakan komunikasi
menggunakan terapeutik agar klien dapat
teknik non mengespresikan nyeri.
farmakologi untuk - gunakan komunikasi terapeutik
mengurangi nyeri, agar klien dapat mengeskpresikan
dan nyeri.
tindakan Tentukan dampak dari ekspresi
pencegahan nyeri. nyeri terhadap kualitas hidup: pola
c. Klien mampu tidur, nafsu makan, aktivitas
mengenal tanda- kognisi, mood, relationship,
tanda pencetus pekerjaan, tanggung jawab peran.
nyeri untuk - berikan informasi tentang nyeri,
mencari seperti:penyebab, berapa lama
pertolongan. terjadi dan tindakan pencegahan.
d. Klien - kontrol fakto-faktor
melaporkan lingkungan yang dapat
bahwa nyeri mempengaruhi respon klien
berkurang terhadap ketidaknyamanan

21
dengan (misalnya: temperatur
menggunakan ruangan, penyinaran dan lain- lain).
manajemen nyeri. - anjurkan klien untuk memonitor
2. Menunjukan tingkat sendiiri nyeri.
nyeri - tingkatkan tidur/istirahat yang
(pain level) dengan cukup.
kriteria hasil: - ajarkan penggunaan teknik non
a. Klien farmakologi (misalnya: relaksasi
melaporkan imajinasi terbimbing, terapi
penurunan nyeri musik, distraksi dan massase).
dan - evaluasi keefektifan dari tindakan
pengaruhnya pada mengontrol nyeri.
tubuh. - modifikasi tindakan
b. Klien mengontrol nyeri berdasarkan respon
mengenal skala, klien.
intensitas, - anjurkan klien untuk berdiskusi
frekuensi dan tentang pengalaman nyeri secara
lamanya episode tepat.
nyeri. - monitor kenyamanan klien
c. Klien terhadap manajemen nyeri.
mengatakan rasa - hilangkan faktor yang dapat
nyaman meningkatkan pengalaman nyeri
setelah nyeri (misalnya: rasa takut kelelahan dan
berkurang. krangnya pengetahuan).
d. Tanda-tanda vital - libatkan keluarga untuk
dalam mengurangi nyeri).
batas normal. - informasikan kepada tim
e. Ekspresi wajah kesehatan lainnya/anggota keluarga
tenang. saat tindakan non
farmakologi dilakukan, untuk
pendekatan preventif. Pemberian
analgetik

22
(anakgetic administration):
- tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kuaitas, dan keparahan
sebelum pengobatan.
- berikan obat dengan 5 prinsip
benar.
- cek riwayat alergi obat.
- monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian alagetiks pertama
kali.
- berikan analgetik yang tepat waktu
terutama saat nyeri hebat.
- evaluasi efektivitas analgetik,
tanda dan gejala
(efek samping).

3. Kurang volume Setalah dilakukan Manajemen cairan (fluid


cairan tindakan keperawatan management):
berhubungan diharapkan kebutuhan - pertahanan intake dan output yang
dengan mual cairan adekuat dan klien adekuat.
muntah (Nutritional status: food and - monitor status hidrasi
berlebihan, luid intakel status nutrisi: (kelembapan membran, nadi akurat
pengeluaran darah intake makanan dan cairan) dan tekanan darah).
pervaginan dengan kriteria hasil: - monitor ttv sesuai kebutuhan.
disertai 1. Tekanan - monitor masukan
gelembung mola. darah,nadi, suhu makanan/caoran dan hitung intake
tubuh dalam batas kalori harian.
normal - motivasi keluarga untuk
2. Tidak ada tanda- membantu klien makan.
tanda dehidrasi, - tawarkan snack (jus buah,
elastisitas turgor
buah segar).
kulit baik,
-kolaborasi dalam pemberian cairan
membran mukosa

23
lembab, tidak ada
dan makanan.
rasa
Monitor cairan (fuild
haus berlebihan.
monitoring):
3. Klien dapat - monitor intake dan output.
mempertahanka
- monitor membrane mukosa dan
nurine output sesuai
dengan usia turgor kulit.
dan BB - kelola cairan sesuai
kebutuhan.
- pertahankan kecepatan
pemberian cairan intravena.

4. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi (energy


aktivitas tindakan keperawatan klien manajement):
berhubungan dapat menunjukan toleransi -kaji respon emosi,sosial, dan
dengan terhadap spiritual terhadap aktivitas.
kelemahan,penuru aktivitas (activity - tentukan penyebab kelelahan
nan sirkulasi tolerance) dengan (misalnya: karena
ditandai dengan kriteria hasil: perawatan,nyeri dan
klien mengeluh a. Klien dapat pengobatan).
tidak mampu menentukan - pantau respon oksigen klien
melakukan aktivitas yang (misalnya: nadi, irama jantung dan
aktivitas yang sesuai dengan frekuensi nafas) terhadap aktivitas
biasa dilakukan, peningkatan nadi, perawatan diri.
periode waktu tekanan darah - pantau asupan nutrisi untuk
tidur yang dan memastikan keadekuatan sumber
meningkat, frekuensi nafas energi.
tampak berbaring dalam - pantau pola istirahat klien dan
ditempat tidur. batas normal. lamanya waktu tidur.
b. Klien dapat - tentukan komitmen klien untuk

24
mengidentifik asi peningkatan frekuensi atau rentang
aktivitas untuk aktivitas.
atau situasi - gunakan teknik relaksasi
yang (misalnya: distraksi, visualisasi)
selama aktivitas.
menimbulkan
- ajarkan tentang pengaturan
kecemasan yang
aktivitas dan teknik manajemen
berkontribusi
untuk mencegah kelelahan.
pada intoleransi
Batasi stimulus lingkungan
aktivitas.
(seperti:pencahayaan dankegaduhan).
c. Klien dapat
-dukung untuk melalukakn periode
mempertahan kan
instirahat dan aktivitas.
warna dan
- rencanakan pepriode aktivitas
kehangatan kulit
saat klien memiiki banyak tenaga.
dengan
- hindari aktivitas selama periode
aktivitas.
istirahat.
d. Klien
melaporkan - bantu klien ntuk
peningkatan mengidentifikasi aktivitas yang lebih
aktivitas disukai.
- dukung klien untuk memilih
aktivitas yang sesuai dengan daya
tahan tubuh.
- bantu klien atau keluarga untuk
menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomodasi keinginan
beraktivitas.
- berikan reinforcement positif
terhadap partisipasi klien dalam
beraktivitas.
- berikan pengobatan nyeri sebelum
beraktivitas.
- kolaborasi dengan tim gizi

25
dalam pemberian diit tinggi kaloti
5. Risiko infeksi Setelah dilakukan Pengendalian infeksi
berhubungan tindakan keperawatan (infection control) dan
dengan tidak diharapkan klien dapat perlindungan terhadap
adekuat meningkatkan infeksi ( infection
pertahanan pertahanan tubuh protection):
sekunder. (immune status) dengan -pantau tanda/gejala infeksi
kriteria hasil: (misalnya: suhu tubuh, denyut
a. Klien jantung, penampilan luka,
terbebas dari sekresi, penampungan urine,
tanda gejala suhu kulit, keletihan dan
infeksi. malaise).
b. Klien - Kaji faktor yang
menunjukkan meningkatkan serangan
hygiene infeksi (misalnya:usia lanjut,
pribadi yang status imun menurun dan
adekuat. malnutrisi).
c. Klien -pantau hasil laboratorium
menunjukan (darah lengkap).
tanda tanda - pantau hygiene personal
vital dalam untuk perlindungan terhadap
batas normal. infeksi.
d. Vilva tidak - jelaskan pada klien/keluarga
lembab. mengapa sakit dan pengobatan
meningkatkan resiko terhadap
infeksi.
- intruksikan untuk menjaga
personal hygiene untuk
melindungi tubuh terhadap
infeksi.
- ajarkan klien teknin mencuci
tangan yang benra.
- ajarkan pengunjuk untuk
26
mencuci tangan sewaktu
masuk dan meninggalkan
ruangan klien.
- ajarkan keluarga/klien tanda
dan geala infeksi dan kapan
harus melaporkan ke petugas
kesehatan.
- bantu klien/keluarga untuk
mengidentifikasi faktor
lingkungan mereka, gaya
hidup dan praktik kesehatan
yang meningkatkan risiko
infeksi.
- lindungi klien terhadap
kontaminal silang dengan
tidak menugaskan perawat
yang sama untuk stiap klien
infeksi dan memisahkan klien
infeksi dalam kamar yang
berbeda.
- bersihkan lingkungan secara
tepat setelah digunkan oleh
klien.
- ganti peralatan klien setiap
selesai tindakan.
- batasi jumlah pengnjung.
- gunakan sabun cuci tangan.
-gunakan sarung tangan steril.
- lakukan perawatan vulva
perineum.

27
6. Cemas Setelah dilakukan Menurunkan cemas
berhubungan asuhan keperawatan (anxietas reduction):
dengan krisis selama ...x 24 jam klien -bina hubungan saling percaya
situasi. - dengan klien. kaji tingkat
mampu mengontrol
kecemasan klien
cemas (anxiety control),
- dengarkan klien dengan
dengan kriteria hasil:
penuh perhatian.
a. Klien dapat
- berusaha memahami
memonitor
keadaan klien.
intensitas
Menurunkan cemas
cemas.
(anxietas reduction):
b. Klien dapat
- jelaskan seluruh prosedur
menurunkan
tindakan kepada klien dan
stimulus
perasaan yang mungkin
lingkungan
muncul pada saat melakukan
ketika cemas.
tindakan.
c. Klien
- berikan informasi tentang
menggunakan
diagnosa, prognosis dan
teknik
tindakan.
relaksasi
- dampingi klien untuk
untuk
mengurangi kecemasan dan
menurunkan
meningkatkan kenyamanan.
cemas.
- motivasi klien untuk
d. Klien dapat
menyampaikan tentang isis
memepertaha
perasaanya.
nkan
- bantu klien menjelaskan
hubungan
keadaan yang bisa
sosial.
menimbulkan kecemasan.
e. Klien dapat
- bantu klien untuk
mempertahan
menungkapkan hal-hal yang
kan
membuat cemas.
konsenstrasi.
- ajarkan klien teknik relaksasi
f. Klien
berikan obat obat yang

28
melaporkan mengurangi cemas
tidur adekuat.
g.Ekspresi
wajah klien
tenang.

D. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry,
2013). Pada tahap ini perawat akan mengimplementasikan intervensi yang telah
direncanakan berdasarkan hasil pengkajian dan penegakkan diagnosis yang
diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil sesuai yang di inginkan untuk
mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien. Penerapan implementasi
keperawatan yang dilakukan perawat harus berdasarkan intervensi berbasis
bukti atau telah ada penelitian yang di lakukan terkait intervensi tersebut. Hai
ini dilakukan agar menjamin bahwa intervensi yang diberikan aman dan efektif
(Miller, 2012). Dalam tahap implementasi perawat juga harus kritis dalam
menilai dan mengevaluasi respon pasien terhadap pengimplementasian
intervensi yang diberikan.

e. Evaluasi
1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalah waktu 2x24 jam kemampuan
membersihkan secret atau obstruksi jalan napas tetap paten.

2. Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam tingkat cedera pada bayi
menurun.

3. Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam tingkat ansietas menurun.

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan gangguan pada
saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh Virus Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang terjadi pertama
kali di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada Desember 2019 dan
menyebar dengan cepat di seluruh dunia.
Wanita hamil merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan
kesehatan khususnya penyakit infeksi dikarenakan adany aperubahan
fisiologi tubuh dan mekanisme respon imun di dalam tubuhnya.
Virus yang menyebabkan COVID-19 berasal dari golongan virus yang
sama dengan virus penyebab severe acute respiratory syndrome (SARS)
dan Middle-East respiratory syndrome (MERS).
Berdasarkan kejadian yang lalu, ibu hamil dengan SARS atau MERS
juga berisiko lebih tinggi mengalami keguguran atau melahirkan bayi
prematur. Kejadian ini juga bisa terjadi pada ibu hamil dengan COVID-19,
namun laporan kejadiannya masih sangat sedikit.
Komplikasi corona yang terjadi bisa sangat berbahaya, bahkan hingga
menyebabkan kematian. Komplikasi yang dapat muncul salah satunya
adalah gagal pernapasan. Komplikasi lainnya diantaranya Pneumonia,
Gagal napas akut, Acute respiratory distress syndrome (ARDS), Kerusakan
hati akut, Kerusakan jantung, Infeksi sekunder, Gagal ginjal akut, Syok
septik, Disseminated intravascular coagulation (DIC), Rhabdomyolisis.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan kita mampu memahami dan
mengetahui asuhan keperawatan dan konsep/teori dari ibu hamil dengan
Covid-19. Tentunya kita sebagai seorang perawat harus mampu
berkolaborasi dalam menentukan jenis dan etiologi untuk rencana terapi
karena dengan diagnosis dan terapi yang tepat akan mempercepat
penyembuhan dan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien.

30
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Kevin. 2020. “Jenis Pemeriksaan Kehamilan Setelah Pertama


Kali Tahu Hamil”,https://www.alodokter.com/pertama-kali-hamil-
lakukan-pemeriksaan-kehamilan-ini, Diakses pada 24 februari 2021.

Meilinda, Regina A.2020. “Jenis Pemeriksaan Untuk Diagnosis

Covid- 19”,https://primayahospital.com/covid-19/jenis-pemeriksaan-untuk-diagnosis-
covid-19/, diakses pada 24 februari 2021.

Nareza, Meva. 2020. “Infeksi Virus Corona Pada Ibu


Hamil”,https://www.alodokter.com/infeksi-virus-corona-pada-ibu-hamil, diakses
pada 24 februari 2021.

Rohmah, Martina Kurnia dan Arif Rahman Nurdianto. 2020 . corona Virus Disease
2019 (COVID-19) Pada Wanita Hamil Dan Bayi : Sebuah Tinjauan Literatur.
Medical Hospital, 7 (1A), 329-336.

Aspiani, Reny Yuli. 2017. Buku ajar Asuhan Keperawatan Mternitas Aplikasi
NANDA,NIC Dan NOC. Jakarta Timur. Cv Trans Info Media.

31

Anda mungkin juga menyukai