Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS

“COVID-19 PADA WANITA HAMIL DAN BAYI”

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas 1

Dosen Pengampu : Hery Ernawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Arnetta Cheychilia C. A 20631978

Devi Dewi Setyawati 20631947

Indirwan Darwis Wibisono 20631962

Muhammad Aldi Nurhuda 20631971

Riska Parela 20631973

Setya Wijayani 20631967

Program Studi S1 Keperawatan Kelas C

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Trend Dan Issue Keperawatan
Maternitas “Covid-19 Pada Wanita Hamil Dan Bayi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Hery Ernawati,
S.Kep.,Ns.,M.Kep pada mata kuliah keperawatan maternitas 1. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang covid-19 pada wanita hamil dan bayi, bagi para
pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Hery Ernawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen
mata kuliah keperawatan maternitas 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Ponorogo, April 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID19) meliputi penyakit pernapasan akut,
diantaranya disebabkan oleh virus Sindrom Pernafasan Akut atau coronavirus 2
(SARSCoV2), yang pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada
Desember 2019 dan menyebar dengan cepat ke seluruh Dunia. Kasus infeksi pertama
berasal dari pasar yang menjual makanan laut dan hewan liar yang berbeda di kota.
Menurut analisis sampel swab oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
China (CCDC), urutan genom SARSCoV2 ditemukan pada pasien dan juga pada
kelelawar yang diduga sebagai inang Revoir. Hingga saat ini, SARSCoV2 dapat
ditularkan dari orang 1 ke orang lain. Hal ini disebabkan pesatnya perkembangan
kasus COVID19 dalam 22 minggu dan telah menyebar ke seluruh dunia.
Gejala COVID19 muncul setelah masa inkubasi (1 hingga 5 hari) saat virus
SARS-CoV2 masuk dan menginfeksi saluran pernapasan pasien. Gejala COVID19
bisa muncul dari hari ke 7 hingga hari ke 14, tergantung keadaan sistem imun
seseorang. Gejala klinis COVID-19 yang biasanya muncul adalah demam tinggi
(>37,5 °C), bersin-bersin, sesak napas, dan batuk kering. Manifestasi klinis lain yang
mungkin terjadi pada pasien adalah diare, limfopenia dan kerusakan paru-paru seperti
yang ditunjukkan pada rontgen dada.
Ibu hamil merupakan kelompok yang rentan terhadap gangguan kesehatan,
terutama penyakit infeksi, yang diakibat karena perubahan fisiologi tubuh dan
mekanisme respon imun dalam tubuh. Selain itu, terjadi perubahan imunitas tubuh dari
trimester 1 ke trimester 2. Menurut data Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia (POGI) Jakarta, 13,7% ibu hamil lebih mudah tertular Covid19,9
dibandingkan mereka yang tidak hamil. Makalah ini dibuat untuk mengetahui
kemungkinan penularan janin dan kondisi pascakelahiran pada ibu hamil, karena
proses persalinan merupakan proses yang sangat menentukan keselamatan ibu dan
anak. Makalah ini juga akan membahas adanya gangguan perkembangan janin atau
cacat lahir akibat COVID19 dan dampak COVID-19 terhadap laktasi. Perawatan
sepenuhnya diperlukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi.
1. 2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang terjadi pada kasus wanita hamil yang terkena COVID-19?
2. Bagaimana penularan COVID-19 dari ibu ke janin ?
3. Bagaimana persalinan pada wanita hamil dengan COVID-19 ?
4. Bagaimana dengan ibu menyusui dengan COVID-19 ?
1. 3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui kasus yang terjadi pada wanita hamil dengan terkena COVID-
19
2. Dapat mengetahui penularan COVID-19 dari ibu ke janin
3. Dapat mengetahui persalinan pada wanita hamil dengan COVID-19 ?
4. Dapat mengetahui ibu menyusui dengan COVID-19 ?
1. 4 MANFAAT
Dengan disusunya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi kami dan pembaca tentang trend dan issu keperawatan maternitas
“COVID-19 pada wanita hamil dan bayi”
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1. Kasus Wanita Hamil Dengan Covid-19


COVID-19 menyerang semua kelompok umur, termasuk kelompok rentan,
salah satunya adalah ibu hamil. Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologis pada
tubuh ibu dan imunitas yang menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit
infeksi (Zaigham dan Andersson, 2020). Hal ini dapat terjadi karena ibu hamil dalam
keadaan imunosupresi selama kehamilan dan mengalami perubahan fisiologis dalam
kehamilan, selain itu, penurunan kekebalan ibu hamil dapat menyebabkan peningkatan
kerentanan terhadap penyakit menular. Dilaporkan bahwa wanita hamil berisiko tinggi
mengalami komplikasi dari infeksi virus H1N1 dan empat kali lebih mungkin untuk
menjalani perawatan intensif di rumah sakit dibandingkan dengan populasi umum (Liu
et al., 2020).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan COVID-19
menunjukkan tanda dan gejala yang sama dengan total orang dewasa dengan COVID-
19 (Huang et al., 2020). Namun, beberapa kasus mungkin menunjukkan tanda dan
gejala yang berbeda, termasuk tidak ada gejala sama sekali. Hasil tes laboratorium
juga menunjukkan bahwa limfopenia dan peningkatan kadar ALT dan ALS dapat
hadir sebagai manifestasi klinis COVID-19. Ibu hamil dengan gejala memiliki tingkat
limfopenia yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil tanpa gejala COVID-19
(London et al., 2020).
Meskipun sebagian besar data multicenter menunjukkan bahwa sebagian besar
kasus COVID-19 pada wanita hamil adalah ringan dan sedang, kondisi sedang dan
kritis dapat mengakibatkan wanita hamil dirawat di ICU dan meninggal. Wanita hamil
yang terpapar SARSCoV2 dapat hadir pada trimester pertama, kedua, atau ketiga.
Pada awal kehamilan, infeksi SARSCoV2 berpotensi mempengaruhi organogenesis
dan perkembangan janin, meskipun transmisi vertikal SARSCoV2 dari ibu ke janin
belum terbukti. Memang benar bahwa semakin dini kasus infeksi terjadi, semakin
tinggi risiko keguguran, karena kondisi ibu yang memburuk dapat mengganggu aliran
nutrisi dan oksigen melalui plasenta dalam perkembangan janin. Kondisi ibu hamil
sangat beragam dan sangat menentukan kondisi ibu dan janin selama hamil dan setelah
melahirkan.
Gejala yang dialami setiap wanita bisa sangat bervariasi tergantung banyak hal,
salah satunya adalah obesitas dan adanya penyakit penyerta. Obesitas pada ibu hamil
dengan COVID19 dapat menyebabkan emboli paru (pulmonary embolism). Hal ini
karena obesitas berkaitan erat dengan aktivasi protrombotik, yang menyebabkan
pembuluh darah menggumpal dan meningkatkan risiko emboli paru. Selain obesitas,
emboli paru juga dapat terjadi jika pasien sebelumnya pernah mengalami infeksi pada
paru-paru, misalnya karena infeksi bakteri seperti Streptococcus aureus yang
menyebabkan pneumonia. Terjadinya emboli paru pada ibu hamil menyebabkan
saturasi oksigen (PaO2 < 70 mmHg) dan laju pernafasan menurun hingga 30 kali per
menit.

2. 2. Penularan Covid-19 Dari Ibu Ke Janin


Virus corona yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, telah
menyebar sangat cepat dan menginfeksi lebih dari 60.000 orang di 25 negara. Namun,
sebuah studi baru mengungkapkan pandangan tentang bagaimana penyakit pernapasan
tersebut memengaruhi kehamilan. Studi tersebut mengevaluasi 9 wanita hamil berusia
antara 26–40 tahun yang didiagnosis mengidap pneumonia yang disebabkan oleh
COVID-19. Hasilnya ternyata adalah virus tidak ditularkan dari ibu ke janin di dalam
rahim. Ke-9 wanita tersebut sukses melahirkan bayi mereka secara Caesar.
Meski studi baru yang diterbitkan dalam The Lancet di atas hanya mengevaluasi 9
wanita hamil, tetapi penelitian tersebut memberikan gambaran pertama bagaimana
penyakit pernapasan tersebut memengaruhi kehamilan. Penelitian tersebut berawal
ketika ada bayi baru lahir yang ibunya mengidap COVID-19 dinyatakan positif
terinfeksi hanya 36 jam setelah lahir. Berita tersebut akhirnya mendorong para
ilmuwan untuk mencari tahu apakah COVID-19 dapat ditularkan ke janin di dalam
rahim.
Namun, rekan penulis studi tersebut, Wei Zhang, seorang profesor kedokteran
pencegahan di Universitas Northwestern Feinberg School of Medicine
mengungkapkan bahwa nampaknya virus Corona tidak menular melalui cairan
ketuban, darah tali pusat, maupun ASI, padahal itu semua adalah rute untuk penularan
secara vertikal. Sampel cairan ketuban, darah tali pusat, ASI, dan usap tenggorokan
neonatal ke-9 wanita telah diuji untuk sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-
CoV-2), dan didapatkan hasil bahwa semuanya negatif.

2. 3. Persalinan Pada Wanita Hamil Dengan Covid-19


Persalinan merupakan tahapan yang penting bagi ibu dan bayi. Setelah perdebatan
mengenai ada tidaknya transmisi vertikal, penularan melalui persalinan baik normal
(vaginal delivery) maupun Sectio Caesarea (SC) juga menjadi pertanyaan.
Berdasarkan studi kasus menyebutkan bahwa bayi yang dilahirkan secara normal dari
ibu yang terinfeksi COVID-19 menunjukkan hasil yang negatif pada tes swabnya.
Suatu tindakan persalinan yang baik dapat mencegah terjadinya paparan virus SARS-
CoV-2 dari Ibu ke bayi maupun petugas medis.
Jika dibandingkan antara persalinan ibu hamil normal dengan COVID-19, risiko
gagal napas pada wanita hamil dengan COVID-19 lebih berat dibandingkan dengan
kondisi normal. Pada ibu hamil dengan COVID-19 diupayakan agar kadar oksigen ibu
normal (PaO2> 70 mmHg atau sebanding dengan oksigen saturasi >95%). Selain itu
faktor iatrogenik seperti kesalahan diagnosis, komplikasi, dan kekeliruan tenaga medis
diminimalisir.

2. 4. Ibu Menyusui Dengan Covid-19


ASI merupakan nutrisi penting bagi kehidupan pertama bayi. Pada kasus
kelahiran dengan ibu yang positif COVID-19, inisiasi dini untuk memberikan ASI
sangat berbahaya untuk dilakukan. Jika memungkinkan, ASI tidak diberikan langsung
namun dengan pendamping. Namun pertanyaannya adalah, apakah di dalam air susu
ibu (ASI) ditemukan asam nukleat virus SARS-CoV-2. Jika di dalam ASI terdapat
material genetik virus SARSCoV-2, hal ini tentu akan menjadi media penularan
COVID-19.
Berdasarkan berbagai studi yang telah dilakukan pada berbagai penelitian,
diketahui bahwa tidak ditemukan asam nukelat SARS-CoV-2 pada sampel ASI ibu
terkonfirmasi positif COVID-19. Sejak hari pertama kelahiran sampai hari ke-14, tidak
ditemukan adanya asam nukleat virus SARS-CoV-2 pada sampel ASI dari ibu
terkonfirmasi positif. Begitu juga dengan penelitian lain menyebutkan bahwa tidak
ditemukan adanya materi genetik virus SARS-CoV-2 pada sampel ASI dari ibu yang
terkonfirmasi positif COVID-19. Pada penelitian lain telah dilakukan uji asam nukleat
virus SARS-CoV-2 antara tanggal 1 Februari sejak persalinan 5 orang pasien hamil
positif COVID-19 hingga 20 Februari 2020. Dilakukan sebanyak 3 kali tes yaitu pada
tanggal 4, 5 dan 20 Februari 2020. Dari ketiga tes tersebut, 4 dari 5 sampel ASI
menunjukkan hasil negatif.
KESIMPULAN
Penyakit coronavirus 2019 (COVID19) meliputi penyakit pernapasan akut diantaranya
disebabkan oleh virus Sindrom Pernafasan Akut atau coronavirus 2 (SARSCOV2) yang pertama
kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada Desember 2019 dan menyebar dengan
cepat ke seluruh Dunia. Menurut analisis sampel swab oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit China (CCDC), urutan genom SARSCoV2 ditemukan pada pasien dan juga pada
kelelawar yang diduga sebagai inang Revoir. Gejala COVID19 bisa muncul dari hari ke 7 hingga
hari ke 14, tergantung keadaan sistem imun seseorang. Gejala klinis COVID-19 yang biasanya
muncul adalah demam tinggi (>37,5 °C), bersin-bersin, sesak napas, dan batuk kering.
Manifestasi klinis lain yang mungkin terjadi pada pasien adalah diare, limfopenia dan kerusakan
paru-paru seperti yang ditunjukkan pada rontgen dada. Ibu hamil adalah kelompok yang rentan
terhadap gangguan Kesehatan terutama penyakit infeksi akibat perubahan fisiologi tubuh dan
mekanisme respon imun dalam tubuh. Selain itu perubahan imun tubuh dari trimester 1 ke
trimester 2. Menurut data Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Jakarta,
13,7% ibu hamil lebih mudah tertular Covid19,9 dibandingkan mereka yang tidak hamil.
Kasus Wanita Hamil Dengan Covid-19. COVID-19 semua kelompok umur termasuk
kelompok rentan, salah satunya adalah ibu hamil (Zaigham dan Andersson, 2020). Dilaporkan
bahwa wanita hamil berisiko tinggi mengalami komplikasi dari infeksi virus H1N1 dan empat
kali lebih mungkin untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit dibandingkan dengan
populasi umum (Liu et al., 2020). Meskipun sebagian besar data multicenter menunjukkan
bahwa sebagian besar kasus COVID-19 pada wanita hamil adalah ringan dan sedang, kondisi
sedang dan kritis dapat mengakibatkan wanita hamil dirawat di ICU dan meninggal. Wanita
hamil yang terpapar SARSCoV2 dapat hadir pada trimester pertama, kedua, atau ketiga. Gejala
yang dialami setiap wanita bisa sangat bervariasi tergantung banyak hal, salah satunya adalah
obesitas dan adanya penyakit penyerta. Obesitas pada ibu hamil dengan COVID19 dapat
menyebabkan emboli paru (pulmonary embolism). Terjadinya emboli paru pada ibu hamil
menyebabkan saturasi oksigen (PaO2 < 70 mmHg) dan laju pernafasan menurun hingga 30 kali
per menit.
Penularan Covid-19 Dari Ibu Ke Janin. Virus corona yang ditemukan pertama kali di
Wuhan, Provinsi Hubei, telah menyebar sangat cepat dan menginfeksi lebih dari 60.000 orang di
25 negara. Namun, sebuah studi baru mengungkapkan pandangan tentang bagaimana penyakit
pernapasan tersebut memengaruhi kehamilan. Hasilnya ternyata adalah virus tidak ditularkan
dari ibu ke janin di dalam rahim. Penelitian tersebut berawal ketika ada bayi baru lahir yang
ibunya mengidap COVID-19 dinyatakan positif terinfeksi hanya 36 jam setelah lahir. Berita
tersebut akhirnya mendorong para ilmuwan untuk mencari tahu apakah COVID-19 dapat
ditularkan ke janin di dalam rahim. Namun, rekan penulis studi tersebut, Wei Zhang, seorang
profesor kedokteran pencegahan di Universitas Northwestern Feinberg School of Medicine
mengungkapkan bahwa nampaknya virus Corona tidak menular melalui cairan ketuban, darah
tali pusat, maupun ASI, padahal itu semua adalah rute untuk penularan secara vertical.
Persalinan Pada Wanita Hamil Dengan Covid-19. Persalinan merupakan tahapan yang
penting bagi ibu dan bayi. Setelah perdebatan mengenai ada tidaknya transmisi vertikal,
penularan melalui persalinan baik normal (vaginal delivery) maupun Sectio Caesarea (SC) juga
menjadi pertanyaan. Bayi yang dilahirkan secara normal dari ibu yang terinfeksi COVID-19
menunjukkan hasil yang negatif pada tes swabnya. Jika dibandingkan antara persalinan ibu hamil
normal dengan COVID-19, risiko gagal napas pada wanita hamil dengan COVID-19 lebih berat
dibandingkan dengan kondisi normal.
Ibu Menyusui Dengan Covid-19. ASI merupakan nutrisi penting bagi kehidupan pertama
bayi. Pada kasus kelahiran dengan ibu yang positif COVID-19, inisiasi dini untuk memberikan
ASI sangat berbahaya untuk dilakukan. Jika memungkinkan, ASI tidak diberikan langsung
namun dengan pendamping. berbagai penelitian, diketahui bahwa tidak ditemukan asam nukelat
SARS-CoV-2 pada sampel ASI ibu terkonfirmasi positif COVID-19. Sejak hari pertama
kelahiran sampai hari ke-14, tidak ditemukan adanya asam nukleat virus SARS-CoV-2 pada
sampel ASI dari ibu terkonfirmasi positif. Begitu juga dengan penelitian lain menyebutkan
bahwa tidak ditemukan adanya materi genetik virus SARS-CoV-2 pada sampel ASI dari ibu
yang terkonfirmasi positif COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia Rohma, Nurdianto Arif. 2020. Corona virus disease 2019 ( COVID-19 ) pada wanita
hamil dan bayi : sebuah tinjauan literatur. 2020. STIKES rumah sakit Anwar Medika :
Sidoarjo ( vol 7 1A : 329-336 )

Kharin chahya, Naura salshabiyla, dkk. 2020. Dampak COVID 10 pada kesehatan ibu hamil :
literatur e review. 2020. Politeknik Kesehatan Tanjung Karang : jurnal kesehatan metro
sai Wawai vol 13 No.2

Mariyati. 2021. Gambaran pengetahuan ibu hamil pada COVID-19. 2021. Poltekkes Denpasar :
Bali

Anda mungkin juga menyukai