Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN HOLISTIC CARE

Oleh : Kelompok 1 / B
 Aldi Ichsan Pratama 18631714
 Dewi Novita Sari 18631663
 Dila Restiani 18631658
 Dela Trika Buana 18631652
 Fay Hurin ’In Zakiya 18631641

A. Konsep Keperawatan Holistik


Kata “holistic” berasal dari bahasa Yunani “holos (whole, wholism)” yang berarti
satu kesatuan yang utuh (Dossey, Keegan, & Guzzetta, 2000). Hal ini berarti manusia
holistik adalah suatu kesatuan yang utuh, lebih dari atau bukan hanya merupakan
gabungan dari beberapa komponen penyusunnya. Asosiasi Perawat Holistik Amerika
(2007) mendefinisikan “keperawatan holistik” sebagai praktik keperawatan yang
menekankan pada penyembuhan (healing) dari manusia secara utuh yang meliputi aspek
badan (body), jiwa (spirit), dan pikiran (mind).
Keperawatan holistik didedikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan individu, masyarakat, dan lingkungan. Keperawatan holistik merupakan
suatu pendekatan yang berpusat pada orang dengan menyertakan konsep-konsep holism,
healing, dan transpersonal caring sebagai konsep inti. Praktik keperawatan holistik lebih
menekankan pada perawatan mandiri (self-care), itikad kuat (intentionality), keberadaan
atau menghadirkan diri secara utuh (presence), kesadaran penuh (mindfulness), dan
menggunakan diri sebagai agen terapi, sebagai landasan bagi praktik keperawatan
professional (Hess, Bark, & Southhard, 2010).
Perawat holistik harus terus berkarya untuk menciptakan lingkungan kerja yang
sehat bagi dirinya dan orang lain. Mereka juga memiliki komitmen untuk
mengembangkan praktik dan kebijakan yang lebih humanistik di tatanan pelayanan
kesehatan. Perawat holistik menyadari akan pentingnya perawatan mandiri, mereka
menghargai dirinya sendiri dan memobilisasi sumber daya yang ada untuk merawat
dirinya sendiri (Asosiasi Perawat Holistik Amerika, 2007). Perawatan mandiri dalam
konteks ini adalah suatu proses aktif untuk mencapai tingkat kesehatan dan
kesejahteraan optimal melalui cara-cara saling melengkapi, mendukung, dan

1
memberdayakan. Perawat holistik berkomitmen untuk belajar terus menerus,
mengembangkan peribadi dan professional dalam rentang yang berkelanjutan

B. Perawatan Holistic Care


Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu kesembuhan
seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia secara total
dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi,
konteks lingkungan. Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien
secara total yang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan
spiritual seseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap
penyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
dirinya. Perawat harus menjadi teman yang mendukung dan memotivasi pasien,
mendorong pasien agar pasien memahami arti kehidupan.
1. Dimensi Perawatan Holistik
Dimensi hubungan antara bio- psiko- sosial dan spiritual seseorang. Dimensi
pemahaman bahwa seseorang merupakan satu kesatuan secara utuh tanpa bisa
dipisahkan.
2. Nilai Utama Perawatan Holistik
a. Filosofi, Pendidikan dan Etik
Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada suatu kerangka
filosofi dan pengetahuan. Menekankan bahwa asuhan yang professional
didasarkan pada teori, diinformasikan oleh penelitian dan didasarkan oleh
prinsip etik sebagai petunjuk praktik yang kompeten.
b. Holistik Caring Proses
Perawat holistic menghargai kemanusiaan ( hubungan antara tubuh, pikiran,
emosi, spiritual, social, budaya, lingkungan).
c. Holistik Nurse Save Care.    
Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat
melayani orang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan
seseorang.
d. Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural
Competency.  

2
Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan pengkajian dan
asuhan terapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan
suatu lingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien.
e. Holistic Education ad research
Dalam praktek keperawatan holistic selalu mencari alternative ilmu filosofi
dan metode penelitian yang sesuai dengan humanistic dan holisme untuk
mengeksplorasi fenomena yang terjadi dilapangan.

C. Penerapan Holistik Care


1. Berdasarkan nilai filosofi, pendidikan dan etik
 Perawat memberikan pendidikan atau pengetahuan tentang penyakit yang
diderita pasien.
2. Berdasarkan Holistik Caring Proses
 Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap
empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien. Sehingga karakter
dalam faktor ini adalah empati, kehangatan, dan menghargai.
3. Holistik Nurse Save Care
 Perawat memberikan kepercayaan atau harapan pada pasien dengan cara
meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik.
 Jika pasien tersebut tidak nafsu makan, maka perawat harus membujuk pasien
agar mau makan. Jika pasien tidak nafsu makan dengan makanan yang
disediakan dirumah sakit. Perawat bisa mengganti makanan yang disukai
pasien namun dengan batasan tertentu atau dengan cara menyajikan makanan
kepada pasien dengan cara semenarik mungkin.
 Perawat memberikan bimbingan dalam kebutuhan manusiawi, perawat perlu
mengenali kebutuhan yang ada pada diri klien. Agar kebutuhan pasien
tercapai.
4. Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural Competency
 Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan
perasaan klien, tidak hanya mendengarkan tetapi memahaminya. Perawat
juga harus meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif maupun
negative dari klien.

3
 Perawat memberikan sentuhan terapeutik agar pasien lebih tenang dan bisa
mengurangirasa sakit yang diderita pasien. Dan tetap memberikan semangat
kepada pasien bahwa penyakit yang diderinya akan sembuh.
 Perawat memberikan masukan atau agar pasien lebih tenang, tidak perlu
memikirkan penyakitnya terlalu dalam karena jika pasien terlalu memikirkan
penyakitnya itu akan sangat mengganggu pola tidur dan pola makan klien,
jadi perawat harus memberikan semangat kepada klien dan tidak perlu
memikirkan penyakitnya terlalu keras agar pasien bisa tidur dimalam hari dan
tidak mengganggu pola makan.
5. Holistic Education ad research
 Perawat menciptkan lingkungan fisik, mental, sosiokultral, dan spiritual yang
mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh internal dan eksternal klien
terhadap kesehatan dan kondisi pasien.
 Secara bio atau fisik, perawat memberikan masukan tentang manusia itu
memiliki hak hidup, mempuyai hak untuk kelangsungan hidup. Agar pasien
tidak berfikiran negative tentang oenyakut yang dideritanya.
 psiko atau mental, perawat harus memberikan semangat kepada klien agar
mental klien tidak menurun. Memberikan kepercayaan kepada klien bahwa
penyakit yang diderita pasien akan sembuh.
 Secara sosiokultural, perawat memberikan masukan pada klien bahwa secara
sosio manusia itu membutuhkan orang lain, jika pasien tersebut malu bergaul
dengan keluarga maka perawat memberikan masukan pada klien agar tidak
malu bergaul dengan keluarga dan teman-temannya karena pasien tidak
mempunyai kaki, dan kita harus selalu bersyukur tentang apapun itu, karena
kita hidup saling membutuhkan. Dan pasien tidak perlu malu dengan penyakit
yang dideritanya karena datangnya penyakit kita tidak meminta, penyakit
datangnya dari yang maha kuasa. Pasien tidak perlu menanggapi atau
mengambil hati perkataang orang diluar sana, pasien perlu fokus pada dirinya
dan tidak perlu memikirkan omongan orang lain tentang penyakitnya. Jika
keluarga kita dan teman-teman kita mau menerima kita apa adanya
merekapun tidak akan malu berteman dengan pasien yang tidak mempunyai
kaki.

4
 Secara spiritual, perawat memberikan masukan agar pasien tetap sabar dalam
menghadapi apapun yang diderita. Dan selalu berdo’a, beribadah sesuai
kepercayaan dan agama.

Anda mungkin juga menyukai