Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN COVID-19 DITUJUKAN UNTUK IBU HAMIL

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Promosi Kesehatan)

Dosen Pembimbing :
Dr. Sri Wahyuni, S,Pd., M.Kes

Disusun oleh :
Andika Aji E.0105.20.004

Bayu Latifatul Alimah E.0105.20.010

Dita Risa Nirwanti E.0105.20.014

Muthia Salwa Syahiriah E.0105.20.027

Riyansyah E.0105.20

Sephia Ananda Sukmana E.0105.20.039

Semester 3

PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN

STIKES BUDI LUHUR CIMAHI

2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai "PROMOSI KESEHATAN COVID-19


DITUJUKAN UNTUK IBU HAMIL" Makalah ini berisikan tentang , dampak covid-19 bagi ibu
hamil, cara pencegahan covid-19 yang bisa dilakukan untuk ibu ham, vaksin covid-19 bagi ibu
hamil dan lain sebagainya yang terdapat dalam makalah ini. dibuat dengan berbagai observasi
dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Cimahi, 02 Agustus 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………..iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………..1

1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………… 2

1.3 TUJUAN PENELITIAN……………………………………………………………………………………………. 3

1.4 MANFAAT PENELITIAN……………………………………………………………………………………….. 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN………………………………………………………………………………………………………….. 4

2.2 DAMPAK PANDEMIC COVID BAGI IBU HAMIL……………………………………………….. 4

2.3 SKRINING, DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN ANTENATA………………………………4

2.4 UPAYA PENCEGAHAN UMUM……………………………………………………………………………..6

2.5 PENCEGAHAN IBU HAMIL…………………………………………………………………………………… 7

2.6 VAKSIN COVID-19 UNTUK IBU HAMIL……………………………………………………………… 7

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………. 9

3.2 SARAN………………………………………………………………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………..10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Informasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan adanya kasus


kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Propinsi Hubei,
China pada tanggal 31 Desember 2019. Kasus ini terus berkembang hingga akhirnya
diketahui bahwa penyebab kluster ini adalah Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) (Zhong et al., 2020). Pada tanggal 30 Januari 2020,
WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public Health Emergency Of International
Concern (PHEIC)/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia
(KKMD). Pemerintah Indonesia menetapkan bencana non alam penyebaran Covid-19
sebagai bencana nasional. Indonesia merupakan salah satu negara yang terjangkit
pandemi Covid-19 dengan angka kejadian terkonfirmasi Covid-19 (kasus baru) yang
bertambahsecara fluktuatif (Purnamasari, 2020). Update data penderita Covid-19
sampai dengan tanggal 13 februari 2021 dari 223 negara di dunia dilaporkan angka
kematian akibat Covid-19 2.368.571 jiwa, sedangkan di Indonesia dilaporkan 32.936
jiwa meninggal dari 1.210.703 penderita yang terkonfirmasi positif (Satgas Covid-19
Pusat, 2020). Menurut data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
Jakarta, 13,7% perempuan hamil lebih mudah terinfeksi Covid-19.

Ibu hamil dijadikan kelompok rentan berisiko terinfeksi Covid-19 disebabkan


perubahan fisiologis pada masa kehamilan (Liang, 2020). Perubahan fisiologis dan
imunologis yang terjadi sebagai komponen normal kehamilan dapat memiliki efek
sistemik yang meningkatkan risiko komplikasi obstetrik,infeksi pernapasan pada ibu
hamil, penurunan kapasitas paru dan sistem kardiovaskular. Hal ini dapat mendorong
terjadinya gagal napas pada ibu hamil(Khan et al, 2020).

Dari beberapa kasus Covid-19 dipercaya bahwa efek samping pada janin berupa
persalinan preterm juga dilaporkan pada ibu hamil dengan infeksi Covid-19. Akan tetapi
informasi ini sangat terbatas dan belum jelas apakah komplikasi ini mempunyai
hubungan dengan infeksi pada ibu. Dalam dua laporan yang menguraikan 18 kehamilan
dengan Covid-19, semua terinfeksi pada trimester ketiga dan didapatkan temuan klinis
pada ibu hamil mirip dengan orang dewasa yang tidak hamil (POGI, 2020). Sejumlah
studi terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan infeksi virus Covid-
19 hanya mempunyaigejala yang ringan. Salah satu riset tentang hal ini dilakukan oleh
Priority Study dari University of CaliforniaSan Francisco. Penelitian ini melibatkan
sekitar 30 wanita hamil di Cina yang terpapar Covid-19. Hasilnya menunjukkan gejala
yang relatif ringan, bahwa semua wanita selamat, mereka tampaknya tidak cenderung
memiliki penyakit parah, dan tidak ada bukti penularan kepada bayi selama kehamilan.
Penelitian lainnya pada Maret 2020 mengemukakan bahwa tidak ada bukti konkret yang
menunjukkan bahwa wanita hamil lebih rentan terhadap Covid-19 (Febryansyah, 2020).
Meski sebagian besar data multisenter menyebutkan bahwa sebagian besar kasus Covid-
19 pada ibu hamil adalah pada derajat ringan dan sedang. Kasus Ibu hamil yang
dilaporkan pada tahun 2021 dengan kriteria suspek, probable dan bahkan terkonfirmasi
Covid-19 mengalami peningkatan.

Strategi pengendalian yang diterapkan di Indonesia melibatkan semua pihak baik


dari pemerintah sendiri maupun dari masyarakat. Upaya yang dilakukan oleh
pemerintah adalah 3T (test, treat dan trace), masyarakat dengan pelaksanaan protokol
kesehatan dan pemberian vaksinasi untuk pembentukan kekebalan kelompok atau herd
immunity (Kemenkes, 2021). Namun wanita hamil termasuk salah satu kelompok yang
tidak diberikan vaksinasi Covid-19, bahkan sampai dengan surat edaran yang terakhir
dikeluarkan oleh Kemenkes pada tanggal 11 Februari 2021, tidak memasukkan ibu
hamil ke dalam target sasaran penerima vaksinasi Covid-19. Oleh sebab itu, hal-hal
yang dapat dilakukan saat ini adalah mengoptimalkan pada upaya pencegahan Covid-19
pada ibu hamil, untuk mencegah terjadinya mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi.
Praktik Mandiri Bidan (PMB) sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang salah satu
tugas dan wewenangnya adalah memberikan pelayanan kesehatan pada ibu hamil (UU
Kebidanan, 2019), sebagian besar pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh Bidan
(82,4%) dan bertempat di PMB (41%) (Riskesdas, 2018). Selama pandemi Covid-19
dan menghadapi era new normal, pelayanan kesehatan harus tetap berjalan secara
optimal, aman bagi pasien dan bidan dengan berbagai penyesuaian berdasarkan panduan
Covid-19 atau protokol kesehatan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa dampak covid-19 bagi ibu hamil?

2. Bagaimana cara pencegahan covid-19 pada ibu hamil?

3. Apakah ibu hamil bisa menerima vaksin covid-19?

1.3. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum
Secara umum makalah ini bertujuan untuk memberitahu ibu hamil agar mengetahui
gambaran tentang Covid-19 terhadap Ibu hamil

2. Tujuan Khusus

Secara khusus makalah ini bertujuan untuk

a. Menjelaskan pengertian, dampak, tanda gejala, dan pencegahan covid-19 terhadap


Ibu hamil

b. Mengetahui apakah dikondisi hamil ibu tetap bisa menerima vaksin seperti orang
lain pada umumnya

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1. Ibu hamil menjadi tau pengertian, dampak, tanda gejala dan cara pencegahan dari
virus COVID-19

2. Ibu menjadi tahu apakahi dirinya bisa mendapatkan vaksin atau tidak dikondisi
kehamilannya

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
2.1. PENGERTIAN

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit,
mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan yang lebih parah, seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), Sebagian
besar coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya. Virus corona pada manusia pertama
kali ditemukan pada tahun 1960 dalam hidung pasien yang terkena flu biasa (common cold)
Virus ini diberi nama berdasarkan struktur mirip mahkota di permukaannya. “Corona”
dalam bahasa Latin berarti “halo” atau “mahkota” Dua coronavirus pada manusia, yaitu
OC43 dan 229E, adalah yang bertanggung jawab atas terjadinya sebagian flu biasa Penyakit
SARS, MERS, dan COVID-19 yang menjadi pandemi saat ini disebabkan oleh tipe
coronavirus lain. Coronavirus merupakan virus zoonosis, artinya virus ini menyebar dari
hewan ke manusia.

2.2 DAMPAK PANDEMIC COVID BAGI IBU HAMIL


World Health Organization (WHO) sebagai salah satu organisasi kesehatan terbesar
di dunia tidak mengeluarkan buku rekomendasi khusus mengenai Covid-19 pada kehamilan.
WHO mengeluarkan buku rekomendasi secara umum mengenai penatalaksanaan klinis pada
pasien yang terinfeksi Covid 19, yaitu Clinical Management of COVID-19: Interim
Guidance pada tanggal 27 Mei 2020,00 Dari 24 bab yang terdapat pada buku ini, didapatkan
2 bab yang membahas mengenai penanganan pada kehamilan, persalinan, dan pasca
persalinan. Menurut WHO, data klinis mengenai presentasi klinis, luaran kehamilan baik
maternal-neonatal masih sangat terbatas. Penelitian-penelitian yang ada masih memiliki
keterbatasan pada jumlah sampel dan desainnya. Sampai akhir April 2020 didapatkan bahwa
presentasi klinis pada kehamilan tidak jauh berbeda dengan populasi umum yang tidak
hamil. Hasil studi mengenal risiko transmisi vertikal dari ibu ke janin masih sangat terbatas.
Sehingga kemungkinan transmisi vertikal masih belum dapat disimpulkan.

2.3 SKRINING, DIAGNOSIS, DAN PEMERIKSAAN ANTENATA


Terkait dengan skrining, diagnosis, dan pemeriksaan antenatal WHO
merekomendasikan:Semua ibu hamil dengan riwayat kontak dengan orang yang
terkonfomasi positif COMID-10 untuk dimonitor ketat mengingat tramm COVIC
19mptomatik mungkin bu hamil dengan becurigaan atau terkonfirmasi COVID-19 dengan
gejala ringan tidak memerlukan perawatan akut di rumah sakit, kecuali ada pertimbangan
kemungkinan penurunan kondhs secas epat atau tidak mempu kembali ke rumah sak pada
waktunya namun ulasi untuk mencegah transmisi veus tetap dekomendasikan dan dapat
dilakukan di Talitas kesehatan fasilitas umum atau nama sesuai dengan protokol penanganan
COVID-19 yang berlaku. Edukasi ibu hamil mengenai gejala maternal dan janin, termasuk
tanda bahaya infeksi COVID-19 dan gerakan janin untuk menilal kesejahteraan janin.
Edukasi ibu hamil untuk segera mencari pertolongan. jika ada perburukan gejala atau tanda
bahaya lainnya, baik terkait kehamilan (meliputi: perdarahan, keluar air dari kemaluan,
kelemahan. nyeri abdomen berat, edema seluruh tubuh, tidak dapat mengonsumsi makanan
dan minuman sesuai kebutuhan, kejang, sesak napas, dan penurunan gerak janin). Edukasi
persiapan kehamilan dan rencanal kesiapan komplikal kehamilan sehingga ibu hamil
mengerti kapan dan di mana harus mencari pertolongan.
Pada ibu hamil dan pasca melahirkan yang dirawat di rumah (isolasi mandiri)
intervensi perawatan mandiri harus dianjurkan. Pemeriksaan atau layanan antenatal atau
post natal rutin di fasilitas kesehatan secara langsung harus ditunda, dan bisa digantikan
dengan metode lain seperti telepon, atau telemedicine. Untuk penanganan kegawatan
abortus, dipertimbangkan dengan metode alternatif, seperti tata laksana mandiri pada
penanganan kasus abortus sampai usia 12 minggu, di mana ibu memiliki akses kepada
fasilitas kesehatan dan informasi yang akurat. pada tiap tahap ini. Jika layanan ini ditunda,
kunjungan medis harus dijadwal ulang mengikuti panduan nasional yang berlaku, termasuk
konsultasi dengan tenaga medis. Edukasi ibu hamil mengenal diet sehat, mobilitas dan
olahraga selama hamil, konsumsi mikronutrien, risiko merokok aktif maupun pasif, risiko
alkohol dan bahan-bahan lain, sesuai panduan antenatal dan post natal WHO, Evaluasi
kemungkinan adanya kekerasan dalam rumah tangga sebaiknya dilaksanakan. Ibu hamil
dengan cungs ouspected robutile, atau terkonliman COVID-19 harus memiliki akses kepada
fasilitas dan tenaga kesehatan, penanganan/pelayanan metickonipotan, termasuk dan, dokter
otgun, fotomatemat dan pelayanan neonatal, serty dukungan psikossal dan kesehatan mental
dengan kesiapan untuk melakukan perawatan kompilkasi matomai stan neonatal
Pelayanan kesehatan kepada ibu hamil harus bersifat woman-centred penuh
penghargaan, kompeten, dengan sikap yang tetap mempertahankan martabat mereka,
kerahasiaan (privacy and confidentiality), memastikan aman dari bahaya dan penganiyaan,
dan memungkinkan adanya pilihan informasi informed choice). Saat proses persalinan dan
melahirkan hal ini meliputi pendampingan, mobilitas saat bersalin, dan posisi melahirkan
pilihan.
Pendamping persalinan harus dilakukan skrining untuk menentukan status COVID-
nya. Jika pendamping dicurigai atau terkonfirmasi COVID-19, maka harus digantikan oleh
orang anggota keluarga lain yang sehat dengan persetujuan ibu hamil. Harus ditekankan
pada pendamping ibu bersalin mengenai pentingnya pencegahan dan kontrol infeksi saat
persalinan, dan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, termasuk penggunaan APD dan
pembatasan mobilitas di fasilitas kesehatan.
Ibu hamil yang tifah sembuh dan COVID-19 dan telah selesal isolas, harus diberkan
kesempatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal rutin, post partum, atau pos abortus
dengan baik Layanan tambahan harus disediakan jika didapatkan komplikasi.
Semua ibu hamil yang telah sembuh dari COVID-19 harus mendapat konseling dan
informasi terkait risiko luaran kehamilan yang buruk. Hak dan pilihan ibu terkait kesehatan
reproduktif dan seksual harus dihormati tanpa memandang status COVID-19-nya, termasuk
akses pada kontrasepsi dan layanan kegawatan abortus.

2.4 UPAYA PENCEGAHAN UMUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH IBU


HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sedikitnya selama 20 detik (cara cuci
tangan yang benar pada buku KIA hal. 28). Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol
yang setidaknya mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidak tersedia. Cuci
tangan terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), dan
sebelum makan (Buku KIA hal 28 ).
b. Khusus untuk ibu nifas, selalu cuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah
memegang bayi dan sebelum menyusui. (Buku KIA hal. 28).
c. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
d. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sak
e. Gunakan masker medis saat sakit. Tetap tinggal di rumah saat sakit atau segera ke
fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
f. Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada
tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tissue, lakukan batuk sesuai etika batuk.
g. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering
disentuh.
h. Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit
saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker saja
masih kurang cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini, karenanya harus
disertai dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan masker harus dikombinasikan
dengan hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya.
i. Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan dapat
membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha pencegahan lain yang sama
pentingnya seperti hand hygiene dan perilaku hidup sehat.
j. Cara penggunaan masker medis yang efektif :
 Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung, kemudian
eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara masker dan wajah.
 Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
 Lepas masker dengan teknik yang benar (misalnya : jangan menyentuh bagian
depan masker, tapi lepas dari belakang dan bagian dalam).
 Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah digunakan, segera
cuci tangan.
 Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker jika masker
yang digunakan terasa mulai lembab.
 Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.
 Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah medis sesuai
SOP.
 Masker pakaian seperti katun tidak direkomendasikan.
k. Menunda pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan apabila tidak ada tanda-tanda
bahaya pada kehamilan (Buku KIA hal. 8-9).
l. Menghindari kontak dengan hewan seperti: kelelawar, tikus, musang atau hewan lain
pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar hewan.
m. Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi telepon layanan
darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext 9) untuk dilakukan penjemputan
di tempat sesuai SOP, atau langsung ke RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini.
n. Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat mendesak untuk
pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis obstetri atau praktisi kesehatan
terkait.
o. Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 di media sosial
terpercaya.

2.5 PENCEGAHAN BAGI IBU HAMIL


a. Untuk pemeriksaan hamil pertama kali, buat janji dengan dokter agar tidak
menunggu lama. Selama perjalanan ke fasyankes tetap melakukan pencegahan
penularan COVID-19 secara umum.
b. Pengisian stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dipandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi.
c. Pelajari buku KIA dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya. Jika
terdapat risiko / tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA), maka periksakan diri
ke tenaga kesehatan. Jika tidak terdapat tanda-tanda bahaya, pemeriksaan
kehamilan dapat ditunda.
e. Pastikan gerak janin diawali usia kehamilan 20 minggu dan setelah usia
kehamilan 28 minggu hitung gerakan janin (minimal 10 gerakan per 2 jam).
f. Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikan
aktivitas fisik berupa senam ibu hamil / yoga / pilates / aerobic / peregangan
secara mandiri dirumah agar ibu tetap bugar dan sehat.
g. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.
h. Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya sampai kondisi bebas dari pandemik
COVID-19.

2.6 VAKSIN COVID-19 UNTUK IBU HAMIL DI INDONESIA

Saat ini, jenis vaksin COVID-19 yang baru tersedia di Indonesia adalah vaksin
Sinovac dan Coronavac produksi Cina, serta vaksin AstraZeneca dari Inggris. Vaksin ini
terbuat dari virus yang dimatikan (inactivated virus), sehingga tidak dapat menimbulkan
penyakit COVID-19.
Vaksin berisi virus yang sudah dimatikan sebenarnya sudah digunakan selama lebih
dari 50 tahun pada wanita hamil, tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya. Oleh
karena itu, secara umum, vaksin jenis inactivated virus sebenarnya bisa dikatakan aman bagi
ibu hamil. Meski demikian, belum ada data yang memadai terkait efektivitas dan keamanan
vaksin jenis inactivated virus yang spesifik untuk COVID-19 pada ibu hamil. Oleh karena
itu, pemerintah memutuskan untuk tidak memberikannya kepada kedua kelompok tersebut.
Sementara itu, untuk vaksin COVID-19 jenis mRNA, sudah ada beberapa penelitian yang
mengatakan bahwa vaksin jenis ini kemungkinan besar aman diberikan kepada ibu hamil.
Vaksin mRNA tidak mengandung virus, melainkan komponen genetik yang sudah
dirancang khusus menyerupai materi genetik suatu virus, yang dalam hal ini adalah virus
SARS-CoV-2. Setelah berhasil menghasilkan reaksi kekebalan tubuh atau antibodi terhadap
virus Corona, komponen genetik mRNA tersebut akan musnah
Vaksin mRNA juga diketahui lebih aman bagi janin karena tidak menembus plasenta.
Namun, antibodi yang terbentuk pada tubuh ibu bisa menembus plasenta, sehingga janin
juga mendapatkan kekebalan terhadap virus Corona sampai ia dilahirkan.
Vaksin mRNA diketahui memiliki efikasi sebesar 95%. Meski demikian, data terkait
keamanan dan efek samping vaksin jenis mRNA serta dampaknya dalam jangka panjang
terhadap ibu hamil beserta bayinya masih belum diketahui secara pasti.
Vaksin mRNA belum tersedia di Indonesia. Namun, pemerintah telah merencanakan
untuk membeli vaksin tersebut dari perusahaan Pfizer dan Moderna. Berdasarkan surat
keputusan Kementerian Kesehatan yang Diterbitkan pada Agustus 2021, vaksin COVID-19
yang boleh digunakan untuk ibu hamil di Indonesia adalah vaksin Sinovac, Pfizer, dan
Moderna.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ibu hamil Adalah yang mudah terinfeksi COVID-19 . Oleh karena itu wajib bagi
setiap ibu hamil untuk benar-benar mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang berlaku
dengan sebaik mungkin saat memeriksakan kehamilannya.
Pelayanan kesehatan kepada ibu hamil harus bersifat woman-centred penuh
penghargaan, kompeten, dengan sikap yang tetap mempertahankan martabat mereka,Semua
ibu hamil yang telah sembuh dari COVID-19 harus mendapat konseling dan informasi
terkait risiko luaran kehamilan yang buruk. Hak dan pilihan ibu hamil harus dihormati
tanpa memandang status .ada pula vaksin yang aman vaksin jenis inactivated virus
sebenarnya bisa dikatakan aman bagi ibu hamil.

3.2 SARAN

Ibu hamil untuk benar-benar harus mematuhi protokol kesehatan (prokes), Ibu
hamil sedapat mungkin diam di rumah untuk menjaga kesehatan janinnya di masa
pandemi, kecuali keluar untuk kontrol rutin ke rumah sakit, Hindari kontak dengan siapa
pun dan melengkapi nutrisi yang dibutuhkan

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7411/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai