Disusun Oleh:
Athiyah Ulya Arif
70700120037
Pembimbing:
dr. Azizah Nurdin, Sp.OG, M.Kes
1
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 70700120037
Mengetahui,
Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Epidemiologi......................................................................................................3
2.2 Etiopatomekanisme............................................................................................3
2.3 Gejala Klinis Pada Ibu........................................................................................5
2.4 Gejala Klinis pada Janin.....................................................................................6
2.5 Diagnosis............................................................................................................6
2.6 Rekomendasi Khusus pada Ibu Hamil................................................................9
2.7 Tatalaksana.......................................................................................................12
2.8 Komplikasi.......................................................................................................13
2.9 Prognosis..........................................................................................................13
2.10 Integrasi Keislaman..........................................................................................14
BAB III.KESIMPULAN................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tanggal 31 Desember 2019, wabah COVID-19 pertama kali
dilaporkan dan ditemukan di daerah Wuhan, Tiongkok. Kasus pertama yang
ditemukan di Wuhan dilaporkan sebagai kasus penumonia yang penyebabnya
tidak diketahui. Patogen penyebab wabah ini yaitu Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV-2). yang secara genetik berkaitan dengan
keadaan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-1 (SARS-COV-1) dan
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-COV).1,2
1
yang memiliki komorbid seperti hipertensi dan diabetes memiliki risiko yang
tinggi untuk terkena COVID-19 yang berat.5
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Epidemiologi
Pada kasus infeksi COVID-19 pada kehamilan, gejala sering ditemukan pada
kehamilan trimester III.10 Pada penelitian yang dilakukan Justin S pada tahun
2021 dikatakan bahwa dari 61 sampel yang terinfeksi COVID 19, 54 di antaranya
menunjukkan gejala ringan, dan 6 diantaranya menunjukkan gejala yang berat.
Dari 54 sampel yang bergejala ringan, 61,1% ditemukan asimptomatik.11
2.2 Etiopatomekanisme
Pada proses kehamilan terdapat perubahan sistem imum yang dibutuhkan ibu
dan janinnya sebagai proteksi terhadap infeksi mikroorganisme. Seiring dengan
pertambahan usia kehamilan, mekanisme respon imun pun juga mengalami
perubahan. Pada trimester pertama dan kedua disebut dengan periode peningkatan
aktivitas inflamasi, sedangkan pada trimester kedua merupakan periode penurunan
aktivitas kekebalan. Peningkatan aktivitas inflamasi pada trimester pertam
diperlukan untuk menunjang proses implantasi dari embrio, sedangkan pada
trimester ketiga diperlukan untuk persalinan.12
Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada sistem pernapasan dan
peredaran darah serta perubahan reaksi imunologis. Ini adalah faktor utama yang
mungkin membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi virus. 17 Perubahan
umum pada sistem pernapasan yang cenderung meningkatkan kerentanan ibu
hamil terhadap infeksi pernapasan termasuk penurunan volume residu fungsional,
elevasi diafragma, relaksasi ligamen di tulang rusuk, peningkatan hipertensi
pulmonal yang mengakibatkan hiperventilasi, dan bahkan gagal napas. Kekebalan
sel yang berubah ini meningkatkan risiko pada wanita hamil dari keadaan
immunocompromised, sehingga membuat lebih rentan untuk berkembang menjadi
keadaan yang buruk. Selain itu, infeksi virus pada kehamilan dapat
mengakibatkan modifikasi sistem kardiovaskular, peningkatan laju metabolisme
dan konsumsi oksigen, resistensi pembuluh darah paru yang lebih tinggi, dan
3
bahkan gagal jantung. Selain itu, selama trimester ketiga kehamilan, kemungkinan
dispnea fisik tinggi (karena peningkatan kebutuhan oksigen ibu, anemia
gestasional, dan konsumsi oksigen janin) menyebabkan perburukan pernapasan
lebih lanjut.13,14
Penting untuk dicatat bahwa wanita hamil rentan terhadap infeksi SARS-
CoV-2. Secara umum, Perubahan imunologis yang unik pada kehamilan ini
dianggap dapat menekan virulensi virus.15
Transmisi Vertikal
Penularan COVID 19 pada kehamilan saat ini masih kurang informasi dan
masih terus diteliti. Beberapa penelitian mengatakan bahwa transmisi infeksi
COVID 19 secara vertikal dapat terjadi walaupun informasi yang didapatkan
masih kurang. Transmisi vertikal didefinisikan sebagai transmisi patogen
infeksius dari ibu ke janin selama periode antepartum dan intrapartum, atau pada
saat postpartum yakni melalui plasenta di dalam rahim, kontak langsung cairan
saat persalinan dan atau saat menyusui setelah lahir. Imunitas maternal dapat
melewati sawar darah plasenta yang dapat menyebabkan terbentuknya imunitas
pasif pada janin.16
Reseptor utama yang berikatan dengan virus COVID-19 untuk memasuki sel
yaitu angiotensin-converting enzym 2 (ACE2) reseptor. ACE2 diekspresikan
dalam plasenta dan ditemukan di sinsitiotrofoblas, sitotrofoblas, endotelium, dan
otot pembuluh darah kecil dari vili primer dan sekunder. Pada systematic review
terbaru juga menemukan bahwa ACE2 juga diekspresikan di ovarium, uterus dan
vagina. Oleh karena itu, jika seorang ibu terinfeksi COVID-19, maka virus
tersebut akan berikatan dengan ACE2 yang diekspresikan di plasenta.
Selanjutnya, akan mengaktivasi transmembrane protease serine 2 enzyme
(TMPRSS2) sehingga virus dapat melewati sel.17
5
antikoagulasi profilaksis. Kehamilan dan persalinan pada masa pandemi ini akan
mempengaruhi kesejahteraan psikososial wanita dan keluarganya.20
2.5 Diagnosis
Jika pertama kali mendatangi fasilitas kesehatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah melakukan skrining. Melakukan anamnesis termasuk
menanyakan riwayat kontak, lalu melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang. Diagnosis COVID-19 dengan SARS dan MERS pada kehamilan
adalah sama. Sebagian besar ibu hamil yang terinfeksi ketiga virus corona
memiliki riwayat kontak epidemiologis dengan demam, batuk, mialgia, dan
dispnea adalah gejala utama.22
Anamnesis23
Anamnesis pada pasien hamil atau pasca persalinan dengan demam (≥ 38°C)
atau riwayat demam disertai salah satu gejala sistem organ yang terkena
1. Sistem pernapasan
a. Batuk
b. Pilek
c. Anosmia
d. Sakit tenggorokan
e. Sesak napas atau rasa berat di dada
2. Sistem pencernaan makanan
a. Dysgeusia (kehilangan rasa indera pengecapan)
6
b. Mual
c. Muntah
d. Diare
e. Nyeri perut
3. Sistem neuropsikiatri
a. Nyeri kepala
b. Depresi/kecemasan
c. Penurunan kesadaran
d. Stroke
4. Sistem organ lain, konjungtivitis, ruam kulit
5. Faktor risiko
a. Dalam 14 hari terakhir sebelum munculnya gejala, pernah ada riwayat
dengan kasus confirmed/probable COVID 19
b. Petugas kesehatan yang memiliki riwayat kontak dengan pasien
confirmed/probable COVID 19
c. Petugas yang membersihkan ruangan, mengantar makanan di tempat
perawatan kasus confirmed/probable COVID 19 tanpa menggunakan APD
standar
d. Berada dalam satu ruangan yang sama dengan kasus confirmed/probable
COVID 19 dalam 2 hari sebelum kasus muncul gejala dan hingga 14 hari
setelah muncul gejala
e. Riwayat bepergian bersama kasus confirmed/probable COVID 19 (radius 1
meter) dalam 2 hari sebelum kasus muncul gejala dan hingga 14 hari
setelah kasus muncul gejala
f. Pasien yang tidak memenuhi protokol kesehatan yang melakukan aktifitas
sehari-hari di komunitas dalam 14 hari terakhir.
Pemeriksaan Fisik23
Pemeriksaan Penunjang23
8
5. Laboratorium skrining infeksi seperti HIV dan serologi hepatitis (sesuai
prosedur penapisan infeksi pada obstetri)
6. Kultur mikroorganisme aerob, dengan pengambilan sputum dan darah bila
curiga terjadi pneumonia bakterial.
9
c. Dapat diberikan pengobatan dengan mempertimbangkan risiko yang
dapat terjadi pada ibu dan juga bayi. Saat ini belum ada obat antivirus
yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan COVID-19, dan masih
diteliti.
f. Edukasi pada ibu hamil mengenai perjalanan antar kota atau antar
negara sebaiknya tidak dilakukan.
10
c. Pemantauan ibu tetap dilakukan sesuai standar dengan tetap menjaga
saturasi oksigen di atas 94%.
d. Jika sarana memungkinkan, dapat dilakukan pemantauan janin selama
persalinan.
e. Hingga saat ini, belum ada rekomendasi khusus mengenai teknik
persalinan. Pemilihan teknik persalinan, baik SC maupun pervaginam
tetap mempertimbangkan keadaan ibu dan bayinya.
f. Bila ada indikasi induksi persalinan pada ibu hamil dengan PDP atau
konfirmasi COVID-19, dapat dinilai urgensinya, jika memungkinkan
dapat ditunda hingga infeksi dikonfirmasi atau keadaan akutnya sudah
ditangani. Akan tetapi, jika penundaan membuat keadaan ibu dan
janinnya tidak aman, maka dapat dilakukan induksi persalinan di
ruangan isolasi khusus.
g. Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan PDP atau
konfirmasi COVID-19, dapat dinilai urgensinya, jika memungkinkan
dapat ditunda untuk mengurangi risiko penularan hingga infeksi
terkonfirmasi atau keadaan akutnya sudah. Akan tetapi, jika operasi
tidak dapat ditunda, maka dapat melakukan operasi dengan tetap
mengikuti prosedur sesuai standar.
h. Jika dilakukan operasi, maka persiapan operasinya tetap mengikuti
standar. Pasien yang dikonfirmasi harus dijadwalkan paling akhir.
Ruang operasi harus dibersihkan secara keseluruhan sesuai standar
setelah melakukan operasi. Dan tenaga kesehatan harus seminimal
mungkin yang masuk ruang operasi dengan tetap menggunakan APD
sesuai standar.
i. Apabila terdapat perburukan gejala pada ibu yang sedang dalam
persalinan, maka dapat dievaluasi keadaan untuk menentukan apakah
dilanjutkan observasi persalinan atau dilakukan SC.
11
j. Jika ditemukan tanda hipoksia atau kelelhana pada ibu dengan
persalinan kala Iidapat dipertimbangkan tindakan operatif pervaginam
untuk mempercepat kala II.
k. Perimortem cesarian section dilakukan sesuai standar dilakukan
apabila ibu dengan kegagalan resusitasi tetapi janin masih viable.
l. Asuhan persalinan dilakukan seperti biasa.
m. Antibiotik intrapartum harus diberikan sesuai protokol.
n. Penanganan pada plasenta dilakukan seperti biasa. Jika diperlukan
pemeriksaan histopatologi, dapat dilakukan untuk menentukan pasien
suspek atau terkonfirmasi COVID-19
o. Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan menghindari
anestesi umum kecuali benar-benar diperlukan.
p. Tim neonatal harus diberitahu tentang rencana untuk melahirkan bayi
dari ibu yang terkena COVID-19 jauh sebelumnya.
2.7 Tatalaksana
Menurut seventh guidelines yang diterbitkan oleh National Health
Commission of China, pengobatan COVID-19 terutama melibatkan terapi
oksigen, terapi antivirus, dan pengobatan suportif.26
Prinsip umum penanganan pada ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 pada
umumnya sama seperti biasanya yaitu pemberian oksigen dengan target saturasi
oksigen >95%. Dapat diberikan unfractionated heparin 5000 unit subkutan per 12
jam atau Low Molecular Weight Heparin (LMWH) 40 mg/hari sebagai
pencegahan tromboemboli, jika pasien belum melahirkan dalam waktu dekat.
Serta dapat diberikan antivirus, seperti remdesivir atau lopinavir atau ritonavir
yang dikombinasikan dengan interferon-ß.27 Pemberian remdesivir dapat
menghambat replikasi SARS-CoV-2 secara in vitro dan tidak memiliki efek
teratogenik.
Klorokuin dapat diberikan untuk menghambat proliferasi SARS-CoV-2
dengan mekanisme mengganggu glikosilasi terminal ACE2. Klorokuin dapat
12
melewati sawar darah plasenta namun tergolong aman dan tidak berdampak pada
berat lahir, pertumbuhan, dan perkembangan janin.28
Selain itu, pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru masih bisa
diberikan pada pasien jika usia kehamilan 22-34 minggu. Pemberian
kortikosteroid disertai pemberian tokolitik seperti nifedipin.29
Jika pasien memiliki risiko preeklampsia, dapat diberikan profilaksis aspirin
dosis rendah. Obat-obat lain seperti vitamin C, vitamin D, zink, dan antibiotik
juga dapat diberikan pada ibu hamil sesuai indikasi.2
Pemilihan teknik persalinan dapat dipertimbangkan sesuai indikasi osbtetri.
Terminasi kehamilan dapat dilakukan sesuai usia kehamilan dan idnikasi. Pasien
terkonfirmasi COVID-19 yang menunjukkan gejala ringan tanpa ada kondisi
gawat darurat, dapat menunda terminasi kehamilan hingga dinyatakan negarif.
Sedangkan, pasien yang menunjukkan gejala yang berat, dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan terminasi pada usia kehamilan 32-34 minggu untuk memperbaiki
kondisi ibu. Teknik persalinan pervaginam bukan merupakan kontraindikasi pada
pasien yang terkonfirmasi COVID-19. Jika ditemukan perburukan pada ibu dan
bayi, maka dapat dipertimbangkan untuk dilakukan Sectio cesarea (SC).30
Selain itu, pemantauan cairan harus tetap dilakukan untuk mencegah risiko
edema paru dengan jumlah cairan < 75 mL/jam. Penjepitan tali pusat dini dapat
pula dilakukan untuk memperkecil risiko penularan.2
2.8 Komplikasi
Dilaporkan ada beberapa manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada
neonatus yang lahir dari ibu yang terdiagnosis SARS-CoV-2. Respiratory distress
syndrome, nafas pendek, fetal distress, paling sering ditemukan pada kasus
sedang hingga berat. Selain itu, dapat pula ditemukan pneumonia berat, sepsis,
syok sepsis, gagal napas, Multiorgan dysfunction syndrome (MODS) hingga
kematian. Pada pemeriksaan radiografi dapat ditemukan adanya pneumonia juga
dilaporkan.23,31
Komplikasi bayi baru lahir yang paling sering masuk ke neonatal ICU
(NICU) (18,5%), komplikasi prematuritas (5,43%), Respiratory distress
13
syndrome (4,9%), dan kelainan bawaan (3,3%). Durasi dirawat inap neonatus < 2
hari sebesar 62,4% dan > 7 hari sebesar 11,8%.32
2.9 Prognosis
Dilaporkan bahwa prevalensi semua penyebab kematian adalah 0,63%,
COVID-19 parah 13%, masuk ke unit perawatan intensif (ICU) adalah 4%, dan
ventilasi invasif yang diperlukan adalah 3%.31
Sebagian besar pasien memiliki prognosis baik, dan hanya sedikit yang dapat
jatuh dalam keadaan kritis bahkan meninggal.2
Ibu hamil dengan komorbid memiliki risiko lebih tinggi untuk jatuh ke dalam
keadaan yang buruk.23
2.10Integrasi Keislaman
H.R Bukhari Muslim
Artinya : “Usamah bin Zaid berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Tha’un itu
suatu siksa yang diturunkan Allah kepada sebagian Bani Israil atau atas umat
sebelummu, maka bila kalian mendengar bahwa penyakit itu berjangkit di suatu
tempat janganlah kalian masuk ke tempat itu, dan apabila wabah itu berjangkit di
negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.”
14
saluran napas yang disebabkan oleh SARS-COV-2. Selain hadis di atas,
Rasulullah SAW. juga bersabda bahwa “Kebersihan sebagian dari iman” (HR
Tirmidzi), oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk selalu
menjaga kebersihan agar dapat terhindar dari banyak penyakit infeksius.
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Lu, R., Zhao, X., Li, J., Niu, P., Yang, B., Wu, H., et al. Genomic
characterisation and epidemiology of 2019 novel coronavirus: implications
for virus origins and receptor binding. Lancet. 2020; 395: 565–574.
8. Della Gatta AN, Rizzo R, Pilu G, et al. Coronavirus disease 2019 during
pregnancy: a systematic review of reported cases. Am J Obstet Gynecol.
2020; 1-7.
17
9. Breslin N, Baptiste C, Gyamfi-Bannerman C, et al. Coronavirus dis- ease
2019 infection among asymptomatic and symptomatic pregnant women: two
weeks of confirmed presentations to an affiliated pair of New York City
hospitals. Am J Obstet Gynecol. 2020.
11. Justin SB, Jennifer H, Ajay R, Schuster M, Haylea SP, Todd R, et al.
Epidemiology of coronavirus disease 2019 in pregnancy : risk factors and
associations with adverse maternal and neonatal outcomes. American journal
of obstetrics and ginecology. 2021: 381-389.
16. Alexander MK, Olga G, Alice CBS, Shota P, Alyssa G, Oded T, et al.
Vertical transmission of coronavirus disease 2019 : a systematic review and
meta-analysis. American journal of obstetrics and ginecology. 2021: 35-53.
18
18. Zheng QL, Duan T, Jin LP. Single-cell RNA expression profiling of ACE2
and AXL in the human maternal–fetal interface. Reprod Dev Med.
2020;4(1):7–10.
23. Panduan praktik klinis SMF obstetri dan ginekologi RSUD Dr Soetomo
Surabaya. Kehamilan dengan COVID 19. 2020.
25. Kathryn JG, Evan AB, Caroline ABS, Michal AE, Galit A, Andrea GD, et al.
Coronavirus disease 2019 vaccine response in pregnant and lactating woman :
a cohort study. American journal og obstetrics and ginecology. 2021; 225(3):
303-17.
26. National Health Commission of the People’s Republic of China. The Notice
of Launching Guideline on Diagnosis and Treatment of the Novel
Coronavirus Pneumonia (NCP), 7th edn. 2020.
19
27. Mei Y, Luo D, Wei S, Liao X, Pan Y, Yang X, et al. Obstetric management
of COVID-19 in pregnant women. Frontiers In Microbiology 2020;11:1186.
20