Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN 26 September 2021


DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALAUDDIN MAKASSAR

Infeksi Covid dalam Kehamilan

Disusun Oleh:
Athiyah Ulya Arif
70700120037

Pembimbing:
dr. Azizah Nurdin, Sp.OG, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Athiyah Ulya Arif

NIM : 70700120037

Judul : Infeksi Covid dalam Kehamilan

Telah menyelesaikan tugas Referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada


Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Makassar, 26 September 2021

Mengetahui,

Pembimbing

dr. Azizah Nurdin, Sp.OG,M.Kes

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua
bahwa dengan segala keterbatasan yang penulis miliki akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Referat “Infeksi Covid dalam Kehamilan” Departemen Obstetri
dan Ginekologi Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Keberhasilan penyusunan laporan ini adalah berkat bimbingan, kerja sama,
serta bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah diterima penulis
sehingga segala rintangan yang dihadapi selama penulisan dan penyusunan
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makassar, 26 September 2021


Penulis

Athiyah Ulya Arif


70700120037

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Epidemiologi......................................................................................................3
2.2 Etiopatomekanisme............................................................................................3
2.3 Gejala Klinis Pada Ibu........................................................................................5
2.4 Gejala Klinis pada Janin.....................................................................................6
2.5 Diagnosis............................................................................................................6
2.6 Rekomendasi Khusus pada Ibu Hamil................................................................9
2.7 Tatalaksana.......................................................................................................12
2.8 Komplikasi.......................................................................................................13
2.9 Prognosis..........................................................................................................13
2.10 Integrasi Keislaman..........................................................................................14
BAB III.KESIMPULAN................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

4
BAB I

PENDAHULUAN
Pada tanggal 31 Desember 2019, wabah COVID-19 pertama kali
dilaporkan dan ditemukan di daerah Wuhan, Tiongkok. Kasus pertama yang
ditemukan di Wuhan dilaporkan sebagai kasus penumonia yang penyebabnya
tidak diketahui. Patogen penyebab wabah ini yaitu Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV-2). yang secara genetik berkaitan dengan
keadaan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-1 (SARS-COV-1) dan
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-COV).1,2

Pada pasien yang terinfeksi COVID-19 dapat menunjukkan gejala yang


beragam, mulai dari ringan, sedang hingga berat. Gejala yang paling sering
ditemukan yaitu demam dengan suhu > 38C, batuk dan sesak. Selain itu, dapat
disertai juga dengan gejala seperti nyeri otot, kelelahan, gejala saluran napas
lainnya dan juga gejala gastrointestinal seperti diare. Pasien yang menunjukkan
gejala ringan, biasanya tidak disertai dengan demam dan prognosisnya baik.
Sedangkan, pasien yang menunjukkan gejala yang berat, dapat terjadi perburukan
yang cepat dan berkembang progresif, pasien dapat jatuh ke keadaan kritis hingga
kematian.2

Prevalensi COVID-19 pada wanita hamil yang dirawat di rumah sakit


berkisar 10%. Kehamilan, secara umum, tidak secara signifikan meningkatkan
risiko terinfeksi oleh SARS-CoV-2.3 Wanita yang sedang hamil, dan pada saat
bersalin dan nifas merupakan populasi yang berpotensi rentan untuk terkena
COVID-19. Meskipun pemahaman tentang penyakit ini berkembang setiap hari,
masih banyak jawaban yang diperlukan tentang diagnosa dan metode manajemen
klinis, serta informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil dan
bayi yang baru lahir, dan proses penularannya juga masih membutuhkan
informasi tambahan.4 World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa
wanita hamil atau baru saja hamil, wanita yang berusia lebih tua, obesitas, dan

1
yang memiliki komorbid seperti hipertensi dan diabetes memiliki risiko yang
tinggi untuk terkena COVID-19 yang berat.5

Informasi tentang infeksi COVID-19 dan hubungannya dengan kehamilan


dan janin hingga saat ini masih terbatas dan belum ada rekomendasi spesifik
untuk penanganan ibu hamil dengan COVID-19.2 Perubahan fisiologis dan
imunologis selama kehamilan dapat mengakibatkan efek sistemik yang
mempengaruhi wanita terhadap terjadinya komplikasi dari infeksi saluran
pernafasan yang berdampak pada mortalitas dan morbiditas ibu dan janin. 2,6,7 Baik
SARS-CoV maupun MERS CoV pada ibu hamil, diketahui memiliki risiko lebih
tinggi terjadinya efek samping dengan mortalitas yang lebih besar dibandingkan
populasi umum.8,9 Dilaporkan bahwa dapat terjadi komplikasi pada janin seperti
persalinan preterm. Akan tetapi informasi ini masih kurang dan belum jelas untuk
membuktikan hubungan keduanya. Rute penyebaran COVID-19 melalui plasenta
menuju bayi, hingga saat ini masih belum jelas.2

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Epidemiologi
Pada kasus infeksi COVID-19 pada kehamilan, gejala sering ditemukan pada
kehamilan trimester III.10 Pada penelitian yang dilakukan Justin S pada tahun
2021 dikatakan bahwa dari 61 sampel yang terinfeksi COVID 19, 54 di antaranya
menunjukkan gejala ringan, dan 6 diantaranya menunjukkan gejala yang berat.
Dari 54 sampel yang bergejala ringan, 61,1% ditemukan asimptomatik.11

2.2 Etiopatomekanisme
Pada proses kehamilan terdapat perubahan sistem imum yang dibutuhkan ibu
dan janinnya sebagai proteksi terhadap infeksi mikroorganisme. Seiring dengan
pertambahan usia kehamilan, mekanisme respon imun pun juga mengalami
perubahan. Pada trimester pertama dan kedua disebut dengan periode peningkatan
aktivitas inflamasi, sedangkan pada trimester kedua merupakan periode penurunan
aktivitas kekebalan. Peningkatan aktivitas inflamasi pada trimester pertam
diperlukan untuk menunjang proses implantasi dari embrio, sedangkan pada
trimester ketiga diperlukan untuk persalinan.12
Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada sistem pernapasan dan
peredaran darah serta perubahan reaksi imunologis. Ini adalah faktor utama yang
mungkin membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi virus. 17 Perubahan
umum pada sistem pernapasan yang cenderung meningkatkan kerentanan ibu
hamil terhadap infeksi pernapasan termasuk penurunan volume residu fungsional,
elevasi diafragma, relaksasi ligamen di tulang rusuk, peningkatan hipertensi
pulmonal yang mengakibatkan hiperventilasi, dan bahkan gagal napas. Kekebalan
sel yang berubah ini meningkatkan risiko pada wanita hamil dari keadaan
immunocompromised, sehingga membuat lebih rentan untuk berkembang menjadi
keadaan yang buruk. Selain itu, infeksi virus pada kehamilan dapat
mengakibatkan modifikasi sistem kardiovaskular, peningkatan laju metabolisme
dan konsumsi oksigen, resistensi pembuluh darah paru yang lebih tinggi, dan

3
bahkan gagal jantung. Selain itu, selama trimester ketiga kehamilan, kemungkinan
dispnea fisik tinggi (karena peningkatan kebutuhan oksigen ibu, anemia
gestasional, dan konsumsi oksigen janin) menyebabkan perburukan pernapasan
lebih lanjut.13,14
Penting untuk dicatat bahwa wanita hamil rentan terhadap infeksi SARS-
CoV-2. Secara umum, Perubahan imunologis yang unik pada kehamilan ini
dianggap dapat menekan virulensi virus.15

Transmisi Vertikal

Penularan COVID 19 pada kehamilan saat ini masih kurang informasi dan
masih terus diteliti. Beberapa penelitian mengatakan bahwa transmisi infeksi
COVID 19 secara vertikal dapat terjadi walaupun informasi yang didapatkan
masih kurang. Transmisi vertikal didefinisikan sebagai transmisi patogen
infeksius dari ibu ke janin selama periode antepartum dan intrapartum, atau pada
saat postpartum yakni melalui plasenta di dalam rahim, kontak langsung cairan
saat persalinan dan atau saat menyusui setelah lahir. Imunitas maternal dapat
melewati sawar darah plasenta yang dapat menyebabkan terbentuknya imunitas
pasif pada janin.16
Reseptor utama yang berikatan dengan virus COVID-19 untuk memasuki sel
yaitu angiotensin-converting enzym 2 (ACE2) reseptor. ACE2 diekspresikan
dalam plasenta dan ditemukan di sinsitiotrofoblas, sitotrofoblas, endotelium, dan
otot pembuluh darah kecil dari vili primer dan sekunder. Pada systematic review
terbaru juga menemukan bahwa ACE2 juga diekspresikan di ovarium, uterus dan
vagina. Oleh karena itu, jika seorang ibu terinfeksi COVID-19, maka virus
tersebut akan berikatan dengan ACE2 yang diekspresikan di plasenta.
Selanjutnya, akan mengaktivasi transmembrane protease serine 2 enzyme
(TMPRSS2) sehingga virus dapat melewati sel.17

Meskipun transmisi secara vertikal masih diperdebatkan, hal yang perlu


diperhatikan ialah efek inflamasi yang dapat mempengaruhi perkembangan janin
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi di antaranya aborsi, trombotik vaskulopati
yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah uteroplasenta sehingga perfusi
4
ke janin juga menurun. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah kematian
perinatal, kelahiran prematur, pertumbuhan janin yang terhambat.18

2.3 Gejala Klinis Pada Ibu


Meskipun diduga COVID-19 akan sangat mempengaruhi kehamilan dan
gejalanya akan lebih buruk. Tetapi sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa
kebanyakan wanita memiliki gejala seperti flu ringan atau sedang. Gejala yang
paling umum adalah demam (50,9%), diikuti batuk (28,4%), kelelahan (12,9%),
sesak napas (7,8%) dan sakit tenggorokan (8%); sekitar seperempat kasus
mungkin tanpa gejala dan hampir 5,7% wanita masuk ICU untuk gejala yang
parah. Sebuah studi dari Inggris menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang
dirawat di rumah sakit (6%) serupa dengan populasi umum, dan kehamilan tidak
dikaitkan dengan peningkatan mortalitas.7,19
Studi terbesar dilaporkan dari UKOSS yang menunjukkan bahwa wanita
mungkin memerlukan rawat inap karena gejala COVID-19 yang parah atau karena
alasan lain (persalinan atau persalinan) tetapi memiliki gejala COVID-19 yang
lebih sedikit. Studi ini menunjukkan tingkat kematian ibu hamil di Inggris yang
dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 sebesar 1,2% dan tingkat kematian ibu
terkait SARS-CoV-2 sebesar 5,6 per 100.000 persalinan.19
Kehamilan itu sendiri merupakan keadaan hiperkoagulasi dan isolasi akan
meningkatkan risiko akibat berkurangnya aktivitas fisik. Individu yang dirawat di
rumah sakit dengan infeksi COVID-19 menunjukkan keadaan hiperkoagulasi
sehingga infeksi COVID-19 kemungkinan besar terkait dengan peningkatan risiko
tromboemboli vena selama kehamilan. Pedoman RCOG (Mei 2020) menunjukkan
bahwa tromboprofilaksis dapat dipertimbangkan dan diresepkan berdasarkan
kasus per kasus dalam bentuk low molecular weight heparin (LMWH). Ini adalah
wanita yang memiliki satu atau lebih faktor risiko untuk venous thromboembolism
(VTE) seperti anti-phospholipid antibody syndrome (APLAS), riwayat VTE
sebelumnya, imobilisasi berkepanjangan dan masuk ICU. Mereka harus menerima
enoxaparin 1 mg/kg injeksi subkutan sekali sehari selama masa rawat inap atau 10
hari (mana yang lebih lama). Pasien tidak perlu dipantau saat menerima

5
antikoagulasi profilaksis. Kehamilan dan persalinan pada masa pandemi ini akan
mempengaruhi kesejahteraan psikososial wanita dan keluarganya.20

2.4 Gejala Klinis pada Janin


Sampai saat ini, informasi tentang dampak COVID-19 pada keguguran,
keguguran pada trimester kedua, persalinan prematur, atau kelahiran mati masih
belum ada. Tidak ada efek kongenital virus pada perkembangan janin baik karena
tidak ada infeksi janin intrauterin yang terdokumentasi. Berbagai pedoman
merekomendasikan untuk terus memberikan perawatan obstetrik dasar dan
darurat. Ada minimal empat kunjungan antenatal yang diperlukan untuk ibu hamil
pada 12 minggu, 20 minggu, 28 minggu dan kemudian 36 minggu.21

2.5 Diagnosis
Jika pertama kali mendatangi fasilitas kesehatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah melakukan skrining. Melakukan anamnesis termasuk
menanyakan riwayat kontak, lalu melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang. Diagnosis COVID-19 dengan SARS dan MERS pada kehamilan
adalah sama. Sebagian besar ibu hamil yang terinfeksi ketiga virus corona
memiliki riwayat kontak epidemiologis dengan demam, batuk, mialgia, dan
dispnea adalah gejala utama.22
Anamnesis23
Anamnesis pada pasien hamil atau pasca persalinan dengan demam (≥ 38°C)
atau riwayat demam disertai salah satu gejala sistem organ yang terkena
1. Sistem pernapasan
a. Batuk
b. Pilek
c. Anosmia
d. Sakit tenggorokan
e. Sesak napas atau rasa berat di dada
2. Sistem pencernaan makanan
a. Dysgeusia (kehilangan rasa indera pengecapan)
6
b. Mual
c. Muntah
d. Diare
e. Nyeri perut
3. Sistem neuropsikiatri
a. Nyeri kepala
b. Depresi/kecemasan
c. Penurunan kesadaran
d. Stroke
4. Sistem organ lain, konjungtivitis, ruam kulit
5. Faktor risiko
a. Dalam 14 hari terakhir sebelum munculnya gejala, pernah ada riwayat
dengan kasus confirmed/probable COVID 19
b. Petugas kesehatan yang memiliki riwayat kontak dengan pasien
confirmed/probable COVID 19
c. Petugas yang membersihkan ruangan, mengantar makanan di tempat
perawatan kasus confirmed/probable COVID 19 tanpa menggunakan APD
standar
d. Berada dalam satu ruangan yang sama dengan kasus confirmed/probable
COVID 19 dalam 2 hari sebelum kasus muncul gejala dan hingga 14 hari
setelah muncul gejala
e. Riwayat bepergian bersama kasus confirmed/probable COVID 19 (radius 1
meter) dalam 2 hari sebelum kasus muncul gejala dan hingga 14 hari
setelah kasus muncul gejala
f. Pasien yang tidak memenuhi protokol kesehatan yang melakukan aktifitas
sehari-hari di komunitas dalam 14 hari terakhir.

Pemeriksaan Fisik23

1. Pemeriksaan tanda vital


7
2. Pemeriksaan fisik paru, dapat normal atau ada tanda-tanda konsolidasi seperti
suara bronkovesikuler/bronchial, ronki, dan lain-lain
3. Pemeriksaan obstetri seperti tinggi fundus uteri, letak janin, denyut jantung
janin, pemeriksaan dalam dan tanda-tanda persalinan.

Pemeriksaan Penunjang23

1. Quantitative Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR),


Penegakan diagnosis COVID-19 dalam berdasarkan temuan klinis dan
pemeriksaan Reverse Transcription followed by Polymerase Chain Reaction
(RT-PCR) sebagai diagnosis baku. Dapat menggunaan spesimen dari saluran
napas atas maupun saluran napas bawah.
2. Pemeriksaan RT-PCR dilakukan pada hari pertama saat pasie didiagnosis
sebagai suspek COVID 19 atau probable COVID 19 baik saat dalam rawat
jalan maupun rawat inap
- Pemeriksaan serologi antibodi : IgM dan IgG dalam darah
- Radiologi : Xray toraks dan atau CT Scan toraks. Rontgen dada dan CT
scan boleh dilakukan pada wanita hamil jika diindikasikan secara klinis
dengan menggunakan pelindung perut. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi
sejauh mana pneumonia COVID-19 dan tindak lanjutnya. Ini pasti
diindikasikan pada wanita dengan penyakit pernapasan yang berat, foto
rontgen dada yang menunjukkan kekeruhan, atau ARDS, efusi pleura, atau
jika ada risiko tromboemboli paru. Ini terutama diperlukan pada wanita
yang membutuhkan perawatan ICU atau dukungan ventilator untuk
penyakit pernapasan akut yang berat.24
3. Laboratorium rutin, seperti darah rutin, hitung jenis sel darah putih, C-reactive
protein (CRP), rapid test antibody (sebagai skrining). Peningkatan CRP dan
penurunan jumlah limfosit dapat ditemukan pada wanita hamil dengan
COVID-19.5
4. Laboratorium atas indikasi : Asam urat (untuk pasien yang mendapatkan
oseltamivir dan favipiravir), interleukin-6, laktat, NT pro BNP, LDH

8
5. Laboratorium skrining infeksi seperti HIV dan serologi hepatitis (sesuai
prosedur penapisan infeksi pada obstetri)
6. Kultur mikroorganisme aerob, dengan pengambilan sputum dan darah bila
curiga terjadi pneumonia bakterial.

2.6 Rekomendasi Khusus pada Ibu Hamil


2.6.1 Antenatal Care2
Prinsip utama penanganan COVID-19 pada kehamilan dapat
dilakukan pada ibu dan bayinya. Pada janin dapat dilakukan pemantauan
janinnya. Pada ibu dapat dilakukan isolasi awal, prosedur pencegahan infeksi
sesuai standar, terapi oksigen, pemberian cairan, pemberian antibiotik empiris
(mempertimbangkan risiko sekunder akibat infeksi bakteri), pemeriksaan
SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang lain, pemeriksaan
kontraksi uterus, pemasangan ventilasi mekanis jika ditemukan gangguan
pernapasan yang progresif, serta perencanaan persalinan berdasarkan
pendekatan individual/indikasi obstetri, dan pendekatan berbasis tim dengan
multidisipin.
Beberapa rekomendasi saat antenatal care :

a. Wanita hamil yang merupakan pasien dalam pengawasan (PDP)


COVID-19 harus segera dirawat di rumah sakit (berdasarkan pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19), sedangkan yang
dikonfirmasi atau diduga COVID-19 harus dirawat di ruang isolasi
khusus di rumah sakit. Jika ruang isolasi tidak memenuhi sayarat
maka, pasien harus ditransfer ke fasilitas yang memenuhi syarat.

b. Lakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan USG dan


pemeriksaan laboratorium rutin seperti darah rutin dan pemeriksaan
urin. Pemeriksaan USG dapat ditunda jika pasien dikonfirmasi
terinfeksi COVID-19 atau pasien dalam pengawasan sambil dilakukan
pemantauan, hingga mendapatkan rekomendasi untuk melakukan
USG. USG digunakan untuk menilai perkembangan janin.

9
c. Dapat diberikan pengobatan dengan mempertimbangkan risiko yang
dapat terjadi pada ibu dan juga bayi. Saat ini belum ada obat antivirus
yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan COVID-19, dan masih
diteliti.

d. Antenatal care pada wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19


dapat dilanjutkan 14 hari setelah periode penyakit akut berakhir. Atau
bila pasien sudah dinyatakan sembuh.

e. Jika ibu hamil yang diduga atau dikonfirmasi terinfeksi COVID-19


dan memiliki gejala yang buruk maka dapat dibentuk tim
multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis kandungan, anestesi dan
bidan untuk membahas tentang bagaimana proses perawatan dan
penanganan pada pasien. Beberapa pertimbangan khusus pada pasien
ini seperti pemeriksaan radiografi dengan perlindungan, pemantauan
denyut jantung janin, stabilisasi ibu, teknik persalinan, dan pemberian
kortikosteroid.

f. Edukasi pada ibu hamil mengenai perjalanan antar kota atau antar
negara sebaiknya tidak dilakukan.

g. Melakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi COVID-19. Penelitian


oleh Kathryn J pada tahun 2021 mengatakan bahwa pemberian vaksin
dapat meningkatkan kekebalan tubuh ibu hamil dan mencegah
terhadap penularan COVID-19.25
2.6.2 Rekomendasi Persalinan2
a. Wanita dengan COVID-19 dirawat di ruang isolasi di ruang bersalin,
yang ditangani oleh tim multisisiplin.
b. Meminimalisir jumlah orang yang masuk ke dalam ruangan isolasi,
jumlah tenaga kesehatan yang dibatasi dan hanya satu keluarga pasien
yang boleh menemani pasien yang sebelumnya telah diberitahu
mengenai risiko penularan dan harus tetap menggunakan APD yang
sesuai standar.

10
c. Pemantauan ibu tetap dilakukan sesuai standar dengan tetap menjaga
saturasi oksigen di atas 94%.
d. Jika sarana memungkinkan, dapat dilakukan pemantauan janin selama
persalinan.
e. Hingga saat ini, belum ada rekomendasi khusus mengenai teknik
persalinan. Pemilihan teknik persalinan, baik SC maupun pervaginam
tetap mempertimbangkan keadaan ibu dan bayinya.
f. Bila ada indikasi induksi persalinan pada ibu hamil dengan PDP atau
konfirmasi COVID-19, dapat dinilai urgensinya, jika memungkinkan
dapat ditunda hingga infeksi dikonfirmasi atau keadaan akutnya sudah
ditangani. Akan tetapi, jika penundaan membuat keadaan ibu dan
janinnya tidak aman, maka dapat dilakukan induksi persalinan di
ruangan isolasi khusus.
g. Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan PDP atau
konfirmasi COVID-19, dapat dinilai urgensinya, jika memungkinkan
dapat ditunda untuk mengurangi risiko penularan hingga infeksi
terkonfirmasi atau keadaan akutnya sudah. Akan tetapi, jika operasi
tidak dapat ditunda, maka dapat melakukan operasi dengan tetap
mengikuti prosedur sesuai standar.
h. Jika dilakukan operasi, maka persiapan operasinya tetap mengikuti
standar. Pasien yang dikonfirmasi harus dijadwalkan paling akhir.
Ruang operasi harus dibersihkan secara keseluruhan sesuai standar
setelah melakukan operasi. Dan tenaga kesehatan harus seminimal
mungkin yang masuk ruang operasi dengan tetap menggunakan APD
sesuai standar.
i. Apabila terdapat perburukan gejala pada ibu yang sedang dalam
persalinan, maka dapat dievaluasi keadaan untuk menentukan apakah
dilanjutkan observasi persalinan atau dilakukan SC.

11
j. Jika ditemukan tanda hipoksia atau kelelhana pada ibu dengan
persalinan kala Iidapat dipertimbangkan tindakan operatif pervaginam
untuk mempercepat kala II.
k. Perimortem cesarian section dilakukan sesuai standar dilakukan
apabila ibu dengan kegagalan resusitasi tetapi janin masih viable.
l. Asuhan persalinan dilakukan seperti biasa.
m. Antibiotik intrapartum harus diberikan sesuai protokol.
n. Penanganan pada plasenta dilakukan seperti biasa. Jika diperlukan
pemeriksaan histopatologi, dapat dilakukan untuk menentukan pasien
suspek atau terkonfirmasi COVID-19
o. Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan menghindari
anestesi umum kecuali benar-benar diperlukan.
p. Tim neonatal harus diberitahu tentang rencana untuk melahirkan bayi
dari ibu yang terkena COVID-19 jauh sebelumnya.

2.7 Tatalaksana
Menurut seventh guidelines yang diterbitkan oleh National Health
Commission of China, pengobatan COVID-19 terutama melibatkan terapi
oksigen, terapi antivirus, dan pengobatan suportif.26
Prinsip umum penanganan pada ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 pada
umumnya sama seperti biasanya yaitu pemberian oksigen dengan target saturasi
oksigen >95%. Dapat diberikan unfractionated heparin 5000 unit subkutan per 12
jam atau Low Molecular Weight Heparin (LMWH) 40 mg/hari sebagai
pencegahan tromboemboli, jika pasien belum melahirkan dalam waktu dekat.
Serta dapat diberikan antivirus, seperti remdesivir atau lopinavir atau ritonavir
yang dikombinasikan dengan interferon-ß.27 Pemberian remdesivir dapat
menghambat replikasi SARS-CoV-2 secara in vitro dan tidak memiliki efek
teratogenik.
Klorokuin dapat diberikan untuk menghambat proliferasi SARS-CoV-2
dengan mekanisme mengganggu glikosilasi terminal ACE2. Klorokuin dapat

12
melewati sawar darah plasenta namun tergolong aman dan tidak berdampak pada
berat lahir, pertumbuhan, dan perkembangan janin.28
Selain itu, pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru masih bisa
diberikan pada pasien jika usia kehamilan 22-34 minggu. Pemberian
kortikosteroid disertai pemberian tokolitik seperti nifedipin.29
Jika pasien memiliki risiko preeklampsia, dapat diberikan profilaksis aspirin
dosis rendah. Obat-obat lain seperti vitamin C, vitamin D, zink, dan antibiotik
juga dapat diberikan pada ibu hamil sesuai indikasi.2
Pemilihan teknik persalinan dapat dipertimbangkan sesuai indikasi osbtetri.
Terminasi kehamilan dapat dilakukan sesuai usia kehamilan dan idnikasi. Pasien
terkonfirmasi COVID-19 yang menunjukkan gejala ringan tanpa ada kondisi
gawat darurat, dapat menunda terminasi kehamilan hingga dinyatakan negarif.
Sedangkan, pasien yang menunjukkan gejala yang berat, dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan terminasi pada usia kehamilan 32-34 minggu untuk memperbaiki
kondisi ibu. Teknik persalinan pervaginam bukan merupakan kontraindikasi pada
pasien yang terkonfirmasi COVID-19. Jika ditemukan perburukan pada ibu dan
bayi, maka dapat dipertimbangkan untuk dilakukan Sectio cesarea (SC).30
Selain itu, pemantauan cairan harus tetap dilakukan untuk mencegah risiko
edema paru dengan jumlah cairan < 75 mL/jam. Penjepitan tali pusat dini dapat
pula dilakukan untuk memperkecil risiko penularan.2

2.8 Komplikasi
Dilaporkan ada beberapa manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada
neonatus yang lahir dari ibu yang terdiagnosis SARS-CoV-2. Respiratory distress
syndrome, nafas pendek, fetal distress, paling sering ditemukan pada kasus
sedang hingga berat. Selain itu, dapat pula ditemukan pneumonia berat, sepsis,
syok sepsis, gagal napas, Multiorgan dysfunction syndrome (MODS) hingga
kematian. Pada pemeriksaan radiografi dapat ditemukan adanya pneumonia juga
dilaporkan.23,31
Komplikasi bayi baru lahir yang paling sering masuk ke neonatal ICU
(NICU) (18,5%), komplikasi prematuritas (5,43%), Respiratory distress

13
syndrome (4,9%), dan kelainan bawaan (3,3%). Durasi dirawat inap neonatus < 2
hari sebesar 62,4% dan > 7 hari sebesar 11,8%.32

2.9 Prognosis
Dilaporkan bahwa prevalensi semua penyebab kematian adalah 0,63%,
COVID-19 parah 13%, masuk ke unit perawatan intensif (ICU) adalah 4%, dan
ventilasi invasif yang diperlukan adalah 3%.31
Sebagian besar pasien memiliki prognosis baik, dan hanya sedikit yang dapat
jatuh dalam keadaan kritis bahkan meninggal.2
Ibu hamil dengan komorbid memiliki risiko lebih tinggi untuk jatuh ke dalam
keadaan yang buruk.23

2.10Integrasi Keislaman
H.R Bukhari Muslim

Artinya : “Usamah bin Zaid berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Tha’un itu
suatu siksa yang diturunkan Allah kepada sebagian Bani Israil atau atas umat
sebelummu, maka bila kalian mendengar bahwa penyakit itu berjangkit di suatu
tempat janganlah kalian masuk ke tempat itu, dan apabila wabah itu berjangkit di
negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.”

Dari hadis di atas kita bisa mengambil pelajaran tentang bagaimana


menghadapi suatu wabah yang telah di contohkan oleh Rasulullah SAW.
bagaimana ketika kita berada di dalam wilayah yang terkena wabah (misalnya,
COVID 19), agar kita tetap berdiam diri di wilayah tersebut, sehingga penularan
bisa kita minimalisir.

Selain itu, Rasulullah SAW. bersabda bahwa “Janganlah sekali-sekali


orang sakit mendatangi orang yang sehat”. Hadis tersebut dapat diartikan bahwa
siapapun yang sedang menderita penyakit yang memiliki risiko untuk menular ke
orang lain, hendaklah dia menjaga dirinya dan orang lain misalkan dengan tidak
mendekati orang yang sehat atau menggunakan masker dan sebagainya. Tindakan
pencegahan tersebut dapat membuat orang lain tidak tertular. Seperti halnya
dengan COVID 19 ini yang dapat terjadi karena adanya riwayat infeksi pada

14
saluran napas yang disebabkan oleh SARS-COV-2. Selain hadis di atas,
Rasulullah SAW. juga bersabda bahwa “Kebersihan sebagian dari iman” (HR
Tirmidzi), oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk selalu
menjaga kebersihan agar dapat terhindar dari banyak penyakit infeksius.

15
BAB III

KESIMPULAN

COVID-19 adalah infeksi saluran pernapasan yang dapat mengenai


siapapun, termasuk ibu hamil. Saat ini pengetahuan tentang infeksi
SARSCoV-2 pada kehamilan masih terbatas. Berdasarkan data yang
tersedia, karakteristik klinis hamil wanita dengan COVID-19 tampaknya
mirip dengan wanita tidak hamil.
Diagnosis COVID-19 pada kehamilan dapat ditegakkan
berdasarkan riwayat kontak, temuan klinis, pemeriksaan fisik pada
umumnya, dan pemeriksaan penunjang seperti PCR. Ibu hamil yang
terinfeksi dapat berisiko untuk terjadinya penularan infeksi baik pada janin
maupun pada penolong persalinan. Akan tetapi, mekanisme penularan dari
ibu ke bayi sampai saat ini masih kontroversi.
Penanganan ibu hamil terinfeksi COVID-19 dapat diberikan
beberapa pilihan obat yang sampai sekarang juga masih terus diteliti.
Terminasi kehamilan dapat dilakukan sesuai indikasi dan tetap mengikuti
standar yang berlaku. Komplikasi dapat terjadi, oleh karena itu, sangat
penting untuk diagnosis dini dan penanganan yang cepat pada pasien.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Lu, R., Zhao, X., Li, J., Niu, P., Yang, B., Wu, H., et al. Genomic
characterisation and epidemiology of 2019 novel coronavirus: implications
for virus origins and receptor binding. Lancet. 2020; 395: 565–574.

2. POGI. Rekomendasi penanganan infeksi virus corona (Covid-19) pada


maternal (hamil, bersalin, dan nifas). Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia, Pokja Infeksi Saluran Reproduksi. 2020. pp.1-33.

3. Allotey J, Stallings E, Bonet M, Yap M, Chatterjee S, Kew T, et al. Clinical


manifestations, risk factors, and maternal and perinatal outcomes of
coronavirus disease 2019 in pregnancy: living systematic review and meta-
analysis. BMJ. 2020.

4. Ciapponi A, et al. COVID-19 and pregnancy: An umbrella review of clinical


presentation, vertical transmission, and maternal and perinatal outcomes.
Journal pone. 2021;16(6): 1-27.

5. WHO. Coronavirus disease (COVID-19): Pregnancy and childbirth: WHO;


2021 [cited 26 september 2021]. Available from: https://www.who.int/news-
room/q-a-detail/coronavirus-disease-covid-19- pregnancy-and-childbirth.

6. Da S. An analysis of 38 pregnant women with 2 COVID-19, their newborn


infants, and maternal-fetal transmission of SARS-CoV-2: maternal
coronavirus infections and pregnancy outcomes. Arch Pathol Lab Med. 2020;
1-25.

7. Mascio DD, Khalil A, Saccone G, et al. Outcome of Coronavirus spectrum


infections (SARS, MERS, COVID 1–19) during pregnancy: a systematic
review and metaanalysis. Am J Obstet Gynecol. 2020.

8. Della Gatta AN, Rizzo R, Pilu G, et al. Coronavirus disease 2019 during
pregnancy: a systematic review of reported cases. Am J Obstet Gynecol.
2020; 1-7.

17
9. Breslin N, Baptiste C, Gyamfi-Bannerman C, et al. Coronavirus dis- ease
2019 infection among asymptomatic and symptomatic pregnant women: two
weeks of confirmed presentations to an affiliated pair of New York City
hospitals. Am J Obstet Gynecol. 2020.

10. Qiancheng, X, Jian S, Lingling P, Lei H, Xiaogan J, Weihua L. et al.


Coronavirus disease 2019 in pregnancy. Internat J Infect Dis. 2020;95:376-
83.

11. Justin SB, Jennifer H, Ajay R, Schuster M, Haylea SP, Todd R, et al.
Epidemiology of coronavirus disease 2019 in pregnancy : risk factors and
associations with adverse maternal and neonatal outcomes. American journal
of obstetrics and ginecology. 2021: 381-389.

12. Dashraath P, Wong J, Lim M, Lim L, Li S, Biswas A, et al. Coronavirus


disease 2019 (COVID-19) pandemic and pregnancy. Am J Obstetr Gynecol.
2020;222(6):521-31.

13. Breslin N, Baptiste C, Gyamfi-Bannerman C, Miller R, Martinez R, Bernstein


K, et al. Coronavirus disease 2019 infection among asymptomatic and
symptomatic pregnant women: two weeks of confirmed presentations to an
affiliated pair of New York City hospitals. Am J Obstetr Gynecol MFM.
2020;2(2):100118.

14. Cetin Gulcin U. SARS-CoV-2 during pregnancy and associated cytokine-


storm. Imedpub J. 2020;6(3:1):1-3.

15. Giovano A. Management in maternal with Covid 19. Indonesian journal of


medical reviews. 2021; 1(6): 13-134.

16. Alexander MK, Olga G, Alice CBS, Shota P, Alyssa G, Oded T, et al.
Vertical transmission of coronavirus disease 2019 : a systematic review and
meta-analysis. American journal of obstetrics and ginecology. 2021: 35-53.

17. Deniz M, Tezer H. Vertical transmission of SARS CoV-2: A systematic


review. J Maternal-Fetal Neonatal Med. 2020:1-8.

18
18. Zheng QL, Duan T, Jin LP. Single-cell RNA expression profiling of ACE2
and AXL in the human maternal–fetal interface. Reprod Dev Med.
2020;4(1):7–10.

19. Knight M, Bunch K, Vousden N, Morris E, Simpson N, Gale C, et al.


Character- istics and outcomes of pregnant women hospitalised with
confirmed SARS- CoV-2 infection in the UK: a national cohort study using
the UK Obstetric Surveillance System (UKOSS). BMJ 2020;369.

20. Royal college of Obstetricians & Gynecologists (RCOG). Coronavirus 2019


(COVID-19) infection in pregnancy: information for healthcare professionals.
Version 9. 2020.

21. Chen H, Guo J, Wang C, Luo F, Yu X, Zhang W, et al. Clinical


characteristics and intrauterine vertical transmission potential of COVID-19
infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical records.
Lancet. 2020; 395: 809-15.

22. WHO. Clinical management of COVID-19 [Internet]. 2020 [cited 26


September 2021].

23. Panduan praktik klinis SMF obstetri dan ginekologi RSUD Dr Soetomo
Surabaya. Kehamilan dengan COVID 19. 2020.

24. CormanVM, Landt O, Kaiser M, Molenkamp R, M eijer A, Chu DK, et al.


Detection of 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) by real-time RTPCR. Euro
Surveill 2020 Jan;25(3).

25. Kathryn JG, Evan AB, Caroline ABS, Michal AE, Galit A, Andrea GD, et al.
Coronavirus disease 2019 vaccine response in pregnant and lactating woman :
a cohort study. American journal og obstetrics and ginecology. 2021; 225(3):
303-17.

26. National Health Commission of the People’s Republic of China. The Notice
of Launching Guideline on Diagnosis and Treatment of the Novel
Coronavirus Pneumonia (NCP), 7th edn. 2020.

19
27. Mei Y, Luo D, Wei S, Liao X, Pan Y, Yang X, et al. Obstetric management
of COVID-19 in pregnant women. Frontiers In Microbiology 2020;11:1186.

28. Ai T, Yang Z, Hou H, Zhan C, Chen C, Lv W, et al L. Correlation of chest


CT and RT-PCR testing in coronavirus disease 2019 (COVID-19) in China:
A report of 1014 cases. Radiology 2020;296(2):32-40.

29. McIntosh J. Corticosteroid guidance for pregnancy during COVID-19


pandemic. Am J Perinatol. 2020;37(08):809-12.

30. Boelig R, Manuck T, Oliver E, Di Mascio D, Saccone G, Bellussi F, et al.


Labor and delivery guidance for COVID-19. Am J Obstetr Gynecol MFM.
2020;2(2).

31. Allotey J, Stallings E, Bonet M, Yap M, Chatterjee S, Kew T, et al. Clinical


manifestations, risk factors, and maternal and perinatal outcomes of
coronavirus disease 2019 in pregnancy: living systematic review and meta-
analysis. BMJ (Clinical research ed). 2020; 370.

32. Figueiro-Filho EA, Yudin M, Farine D. COVID-19 during pregnancy: an


overview of maternal characteristics, clinical symptoms, maternal and
neonatal outcomes of 10,996 cases described in 15 countries. J Perinat Med.
2020.

20

Anda mungkin juga menyukai