Anda di halaman 1dari 28

Portofolio

Ketuban Pecah Dini


Athiyah Ulya Arif
70700120037

Supervisor Pembimbing
dr Dachlia Sri Sakti, Sp.OG., M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI PENDIDIKAN
PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Identitas Pasien

1. Nama : Ny. A
2. Usia : 35 Tahun
3. Alamat : Aceh
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Pendidikan :-
6. Status : Menikah
Anamnesis
Keluhan utama: Keluhan keluar air-air dari jalan lahir sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit.

Keluhan penyerta:
Pasien dengan usia kehamilan 37 minggu datang dengan keluhan keluar
air-air dari jalan lahir sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat
keluar darah tidak dikeluhkan oleh pasien. Pasien mengeluhkan adanya
keputihan yang gatal tetapi tidak berbau. Pasien masih merasakan
pergerakan pada janin. Buang air besar dan BAK dalam batas normal.
Pasien melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) teratur di bidan
sebanyak 8 kali dan ke dokter spesialis kandungan sebanyak 3 kali.
Riwayat Menstruasi

Menarche : Usia 13 tahun


Siklus : Teratur, 28 hari
Lama haid : 6-7 hari
Keluhan penyerta : Dismenorrhea (-)
Riwayat Obstetri
Riwayat persalinan sebelumnya dengan rincian sebagai berikut, anak
pertama berusia 11 tahun berjenis kelamin perempuan dengan berat
badan lahir 3800 g, aterm, SC atas indikasi panggul sempit di RS Aceh
Tamiang. Anak kedua berusia 7 tahun berjenis kelamin perempuan
dengan berat badan lahir 3500 g, aterm, SC atas indikasi yang sama di
RSUDZA. Saat ini pasien hamil anak ketiga. Pasien tidak menggunakan
alat kontrasepsi.
Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit
Riwayat hipertensi, DM, asma, alergi dan penyakit
jantung pada pasien pasien disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi, DM, asma, alergi dan penyakit
jantung pada keluarga pasien disangkal.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum: Baik Antropometri


Kesadaran : Komposmentis BB : 50 kg
Tanda – Tanda Vital TB : 155 cm
TD : 110/80 mmHg IMT : 20,8 kg/m2
HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit Status Generalis : Dalam batas
Suhu : 36,4°C normal
Pemeriksaan Fisik

Status Obstetri
Leopold
Leopold I : Tinggi fundus uteri 33 cm
Leopold II : Punggung kiri janin terletak di sebelah kiri
dengan DJJ 135 kali per menit
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Penurunan 5/5

His (-)
Taksiran berat janin (TBJ) 3100 gram
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan vaginal touche’


Portio posterior kenyal dengan tebal 3 cm, pembukaan
1cm, selaput ketuban (-), kepala di Hodge I.
Pemeriksaan inspekulo
Porsio licin, OUE tertutup, fluxus (+), flour (-) dan
valsava test (+), pooling (+).
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : 13,8 g/dl
Hematokrit : 40%
Leukosit : 7.200 /m3
Trombosit : 169.000 /m3
GDS : 87 g/dl
Ureum : 9 mg/dl
Kreatinin : 0,47 mg/dl
Natrium : 140 mEq/L
Kalium : 4,2 mEq/L
Klorida : 114 mEq/L
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan CTG
Baseline 138x/menit, variabilitas 5-15 kali, akselerasi 2 kali/10 detik,
deselerasi negatif, dan gerakan janin aktif.
Pemeriksaan USG
Bayi tunggal dengan presentasi kepala. Plasenta terletak di corpus
anterior, HC 321, AC 326, BPD 89.4, FL 69.4, TBJ 2973.4, usia
kehamilan 36-37 minggu. Didapatkan kesimpulan Janin presentasi kepala
tunggal hidup, usia kehamilan 36-37 minggu dengan air ketuban
berkurang (Indeks Cairan Amnion 7).
Diagnosis

G3P2A0 hamil 37 minggu inpartu kala I fase


laten, janin tunggal hidup (JTH) presentasi
kepala dengan ketuban pecah dini (KPD)

Rencana pemeriksaann  Nitrazin test (lakmus


test)
Penatalaksanaan
Antibiotik
• Ampisilin 2 gr IV dan Eritromisin 250 mg IV dalam 48 jam
pertama
Terminasi kehamilan  rencana seksio caesarea cito
Prognosis

Dubia ad bonam (ibu)


Dubia ad bonam (janin)
02 Tinjauan
Pustaka
Definisi

Pengertian KPD menurut WHO yaitu Rupture of the


membranes before the onset of labour.
Etiologi
- Inkompetensi cervix
- Faktor genetik
- Infeksi
- Multipara
- Overdistensi uterus pada hidramion, gemeli dan sevalopelvik
disproporsi
- Kelainan letak lintang
- Makrosomia
- Penduluran abdome
- Usia yang lebih tua
- Riwayat KPD sebelumnya
- Merokok
Patomekanisme
Mendekati waktu Faktor mekanik
persalinan

Ketuban mudah pecah


Keseimbangan antara
MMP dan TIMP-1 Infeksi dan inflamasi

Degradasi proteolitik IL-1 & Prostaglandin


Selaput ketuban tipis & lemah
matriks ekstrasel dan
membran janin
Pertumbuhan abnormal selaput Kolagenase jaringan
ketuban

Terjadi depolimerisasi
A/ komponen kolagen kolagen pada selaput
korion/amnion

Kekurangan tembaga & asam


Diagnosis
Anamnesis  merasa basah dari vaginanya atau mengeluarkan
cairan banyak dari jalah lahir
Inspeksi  keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru pecah
Inspekulo  menilai cairan yang keluar dari vagina dan perlu
diperika warna, bau, pH nya
Mikroskopis  gambaran ferning menandakan cairan amnion
Kultur  untuk chlamydia, gonnorhea, dan stretococcus group B
Labboratorium
USG
Tatalaksana
Konservatif
- Rawat inap
- Antibiotik (ampisilin 4x500mg atau eritromisin bila tidak tahan
dengan ampisilin dan metronidazol 2 x 500mg selama 7 hari).
- Jika UK >32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar
- Jika UK 32 – 37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa
negatif berikan dexametason, observasi tanda – tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin
- Terminasi pada usia kehamilan 37 minggu.
Tatalaksana
Konservatif
- Jika UK 32 – 37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi setelah 24 jam.
- Jika UK 32 – 37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan
induksi, nilai tanda – tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda – tanda
infeksi intrauterin).
- Pada UK 32 – 37 minggu berikan steroid untuk kematangan paru
janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomietin tiap minggu. Dosis betametason 12mg sehari dosis
tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam selama
4 kali.
Tatalaksana
Aktif
- Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitoksin, jika gagal 
seksio sesarea
- Tanda – tanda infeksi  antibiotik dosis tinggi dan terminasi
persalinan
- Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian
induksi. Jika tidak berhasil lakukan seksio sesarea.
- Bila skor pelviks > 5 lakukan induksi persalinan.
Pencegahan
- Pada pasien perokok, diskusikan tentang pengaruh merokok
selama kehamilan usaha untuk menghentikan
- Motivasi untuk menambah berat badan yang cukup selama hamil
- Anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trimester akhir.
Komplikasi
- Persalinan prematur
- Infeksi
- Hipoksia dan asfiksia
- Sindrom deformitas janin
Prognosis
- Tergantung usia kehamilan, adanya infeksi, ketepatan diagnosa
awal dan tatalaksana
- Tergantung waktu terjadinya
Integrasi Keislaman

Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Integrasi Keislaman
“ Thank You!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai