Anda di halaman 1dari 27

INES MARIANNE SANTOSO

FK USAKTI
- Kehamilan kewat waktu
- Serotinus

Definisi
Kehamilan >42 minggu (294 hari) yang terhitung
HPHT (rumus Naegele)

Postmatur
sindrom maturitas pada infant akibat dari
kehamilan postterm
Insiden
Ventura and Colleagues,1999. USA
42 minggu lengkap : 4-14%
43 minggu lengkap : 2-7 %
(POGI,Indonesia)
Faktor-faktor yang mempengaruhi insiden kehamilan
postterm:
- Tingkat pendidikan masyarakat
- Frekuensi kelahiran pre-term
- Frekuensi induksi persalinan
- Frekuensi seksio sesaria elektif
- Pemakaian USG untuk menentuka nusia
kehamilan ( Sebanyak 10% ibu lupa HPHTnya)
Insidens kehamilan post-term akan rendah jika
frekuensi kelahiran pre-term tinggi, bila angka
induksi persalinan dan seksio sesaria elektif tinggi,
dan bila USG dipakai lebih sering untuk
menentukan usia kehamilan.

Peningkatan mortalitas dan morbiditas secara signifikan
berhubungan dengan distosia akibat makrosomia.

Sekitar 10-25% janin yang lahir lewat waktu memiliki
berat badan lebih dari 4000 gram dan 1,5% janin
dengan berat badan sekitar 4500 gram.

Resiko distokia akibat macrosomia : 3x
distokia akibat postterm : 2x
kehamilan 40 minggu : 1x
Etiologi
1. Teori progesteron
2. Teori oksitosin
3. Teori kortisol/ ACTH janin
4. Teori saraf uterus
5. Teori herediter

Belum diketahui dengan pasti
Patofisiologi
Plasenta Amnion
Penurunan fungsi plasenta
(transport metabolisme)
Penimbunan kalsium
Proses degenerasi jar.
Plasenta
Selaput vaskulosinsial
bertambah tebal

Penurunan jumlah cairan
amnion
Perubahan komposisi caoran
amnion kental dan keruh
Penurunan jumlah urin janin
Pengeluaran mekonium
Janin
Berat janin
Sindrom postmaturitas
1. Stadium 1 : Kulit kehilangan verniks kaseosa dan
maserasi berupa kulit kering, rapuh, dan mudah
mengelupas.
2. Stadium 2 : Gejala di atas disertai pewarnaan
mekonium pada kulit.
3. Stadium 3 : Pewarnaan kekuningan pada kuku,
kulit, dan tali pusat.
Umumnya didapat sekitar 12-20 % neonatus dengan
tanda postmaturitas pada kehamilan postterm.

Diagnosis
TFU
HPHT
ANC Laboratorium
USG
HPHT
Usia kehamilan berdasarkan riwayat haid HPHT sesuai
Rumus Naegele.
Berdasarkan riwayat haid, diagnosis kehamilan postterm
memiliki tingkat keakuratan hanya 30 persen
Riwayat haid dapat dipercaya jika:
(a) ibu harus yakin betul dengan HPHT-nya
(b) siklus 28 hari dan teratur
(c) tidak minum pil anti hamil setidaknya 3 bulan
terakhir.



Antenatal Care
1. Tes Kehamilan
2. Gerak janin
3. DJJ

Menurut Pernoll (2007) :bila didapat 3 />4 kriteria dari pemeriksaan ini
a. Telah lewat 36 mg test kehamilan positif
b. Telah lewat 24 mg gerak janin pertama kali
c. Telah lewat 32 mg DJJ pertama terdengar dengan Doppler
d. Telah lewat 22 mg DJJ pertama kali dengan stetoskop
Laennec.





Tinggi Fundus Uteri
Pemeriksaan trisemester
pertama
Pemeriksaan TFU serial dalam
sentimeter (cm)
Pemeriksaan secara berulang
setiap bulan.
Lebih dari 20 minggu, tinggi
fundus uteri dapat
menentukan umur kehamilan
secara kasar.
pemeriksaan USG memiliki tingkat keakuratan yang lebih
tinggi dibanding dengan metode HPHT.
Semakin awal pemeriksaan USG dilakukan, maka usia
kehamilan yang didapatkan akan semakin akurat.
Pemeriksaan trisemester I : CRL 4 hari dari taksiran
persalinan
Trisemster ke II dan III : BPD dan FL 7-14 hari dari
taksiran persalinan.
Pemeriksaan sesaat setelah trisemester III dapat dipakai
untuk menentukan berat janin, keadaan air ketuban
ataupun keadaan plasenta yang berkaitan dengan
kehamilan postterm, tetapi sukar untuk menentukan usia
kehamilan.
Laboratorium
1. Sitologi cairan amnion
2. ATCA
3. Perbandingan L:S
4. Sitologi vagina

Komplikasi
Maternal Janin
1. Korioamnionitis
2. Laserasi perineum
3. Perdarahan post partum
4. Endomiometritis
5. Penyakit tromboemboli
1. Hipoksia
2. Hipovolemia
3. Asidosis
4. Sindrom gawat nafas
5. Hipoglikemia
6. Hipofungsi adrenal
Penatalaksanaan
tentukan usia kehamilan dengan pasti
Tanda-tanda kehamilan postterm
Tindakan selanjutnya




Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan tindakan adalah kepastian
usia kehamilan, pemeriksaan serviks, perkiraan berat
janin, keinginan pasien dan riwayat obstetrik dahulu

pengelolaan secara aktif
dengan induksi
pengelolaan secara ekspektatif
dengan pemantauan terhadap
kesejahteraan janin
Pengelolaan secara Ekspektatif
Pemantauan kesejahteraan janin Profil Biofisik
1. Tes tanpa beban (NST)
2. Gerak nafas janin dan denyut jantung janin
3. Gerakan janin
4. Tonus janin
5. Volume cairan amnion
Janin sehat skor 10

Pengelolaan secara aktif :
Induksi
Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu
hamil yang belum inpartu, baik secara tindakan atau
medisinal, untuk merangsang timbulnya kontraksi
uterus.
Pematangan serviks adalah tindakan farmakologik atau
cara lain untuk memperlunak atau meningkatkan
dilatasi serviks dengan tujuan untuk meningkatkan
keberhasilan induksi persalinan.
Penilainan kematangan serviks ini dapat dilakukan
dengan menggunakan skor Bishop.

Skor ini dinilai berdasarkan lima faktor yang
didapatkan dari pemeriksaan dalam dan akan
digunakan untuk memperkirakan keberhasilan
induksi persalainan.

Lima faktor yang diperiksa adalah (1) dilatasi serviks, (2)
penipisan serviks/effacement, (3) konsistensi serviks,
(4) posisi serviks, dan (5) station dari bagian terbawah
janin.

Skor bishop >8 keberhasilan induksi persalinan tinggi
Bishop 4 biasanya menunjukkan keadaan serviks yang belum
matang (unfavorable) pematangan serviks yang bisa dilakukan
secara:
farmakologis (prostaglandin, nitrit oksida)
teknik (kateter transervikal, dilator higroskopis, stripping)




6 jam



6 jam
Penilaian skor bishop
Bila 5
Infus oksitosin
Bila < 5
Misoprostol 25ug
pervaginam
Bila < 5
Misoprostol 25ug
pervaginam

Bila < 5 atau 5
Infus oksitosin

Bila 5
Infus oksitosin
Infus oksitosin:
10-20 unit oksitosin ( 10.000-
20.000 mU) dilarutkan dalam
1000cc lar. RL 10-20 mU/mL.
Dosis max . 40 mU/mL

Pengelolaan dengan
oligohidramnion
Evaluasi anomali janin dan gangguan pertumbuhan
Kondisi oligohidramnion dinilai apabila AFI 5cm.
Dapat dilakukan amnifusion hasil tidak
memuaskan

Serviks belum matang
Persalinan traumatis akibat janin besar
SC meningkat karena gawat janin, distosia dan CPD
HPP meningkat karena penggunaan oksitosin
Makrosomia
Oligohidramnion
Still Birth
Masalah yang sering terjadi pada
pengelolaan kehamilan postterm

Anda mungkin juga menyukai