Anda di halaman 1dari 29

Ketuban pecah dini

Pembimbing :
Dr. T. jeffrey abdillah Sp.OG
Aisyah

Defenisi

Ketuban Pecah Dini ( amniorrhexis premature rupture


of the membrane PROM ) adalah pecahnya selaput
korioamniotik sebelum terjadi proses persalinan. Secara
klinis diagnosa KPD ditegakkan bila seorang ibu hamil
mengalami pecah selaput ketuban dan dalam waktu satu
jam kemudian tidak terdapat tanda awal persalinan.
Bila terjadi pada kehamilan < 37 minggu maka
peristiwa tersebut disebut KPD Preterm (PPROM =
preterm premature rupture of the membrane - preterm
amniorrhexis.

Etiologi

Inkompetensia servik
Peninggian tekanan intra

- trauma
- gamelli
Makrosomia
Hidramnion
Kelainan letak
Penyakit infeksi

uterin

Dalam keadaan normal jumlah cairan amnion pada kehamilan cukup bulan
sekitar 1000 1500 cc, keadaan jernih agak keruh, steril, bau khas, agak
manis, terdiri dari 98% - 99% air, 1- 2 % garam anorganik dan bahan
organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, verniks
kaseosa, dan sel sel epitel dan sirkulasi sekitar 500cc/jam.

Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium.
Anamnesa
Inspeksi
Pemeriksaan inspekulo
Mikroskopis ( tes pakis )
Lakukan kultur

Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan alpha fetoprotein (AFP),
konsentrasinya tinggi didalam cairan
amnion tetapi tidak dicairan semen
dan urin
Pemeriksaan darah lengkap dan kultur
dari urinalisa
Tes pakis
Tes lakmus

Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat
jumlah cairan ketuban sedikit
(Oligohidramnion atau anhidramnion).
Oligohidramnion ditambah dengan hasil
anamnesis dapat membantu diagnosis
tetapi bukan untuk menegakkan diagnosis
rupturnya membran fetal. Selain itu dinilai
amniotic fluid index (AFI), presentasi janin,
berat janin, dan usia janin.

Penatalaksanaan
Konservatif
Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4x500mg
atau eritromisin bila tidak tahan dengan ampisilin dan
metronidazol 2 x 500mg selama 7 hari).
Jika umur kehamilan kurang dari 32 34 minggu, dirawat
selama air ketuban masih keluar.
Jika usia kehamilan 32 37 minggu belum inpartu, tidak ada
infeksi, tes busa negatif berikan dexametason, observasi
tanda tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada
usia kehamilan 37 minggu.
Jika usia kehamilan 32 37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan
induksi setelah 24 jam.
Jika usia kehamilan 32 37 minggu, ada infeksi, beri
antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda tanda infeksi
(suhu, leukosit, tanda tanda infeksi intrauterin).
Pada usia kehamilan 32 37 minggu berikan steroid untuk
kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa
kadar lesitin dan spingomietin tiap minggu. Dosis
betametason 12mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
deksametason IM 5 mg setiap 6 jam selama 4 kali.

Aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan
oksitoksin. Bila gagal seksio sesarea. Bila
tanda tanda infeksi berikan antibiotik
dosis tinggi dan terminasi persalinan.
Bila skor pelvik < 5, lakukan
pematangan pelviks, kemudian induksi.
Jika tidak berhasil lakukan seksio
sesarea. Bila skor pelviks > 5 lakukan
induksi persalinan

Laporan Kasus

Identitas Pasien
Nama : MA
Usia
: 23 tahun
Agama : Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl.Gatot Subroto
No. Rekam Medik :07-18-70
Tanggal MRS :14 Desember 2016

Identitas Suami
Nama : ES
Usia
: 25 Tahun
Agama : Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl.Gatot Subroto

Anamnesa

Keluhan Utama:
Keluar cairan dari vagina
Riwayat penyakit sekarang
Pasien G1P0A0 datang ke RSUD DR. H. Kumpulan Pane dengan
keluhan keluar cairan dari kemaluan kurang lebih 1 hari ini,cairan
keluar agak banyak dengan valume kurang lebih 1 botol aqua 600ml,
karena pasien hanya menggunakan sarung saat di rumah,cairan tidak
bercampur darah cairan keluar tanpa disadari. Pasien juga merasakan
perut terasa mules sehingga pasien memutuskan untuk ke RSUD
DR.H.Kumpulan pane.Riwayat asma (-), Hipertensi (-),diabetes (-).
Keluhan sakit kepala dan mual muntah dikatakan tidak ada.BAK dan
BAB juga dikatakan normal. HPHT tanggal 14-03-2016 dengan TTP
tanggal 21-12-2016. Lendir (-) dan darah (-),His (+) namun jarang.

Riwayat

Penyakit Terdahulu

:DM(-), HT(-),

Asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :DM(-), HT(-),
Asma (-)
Riwayat Pemakaian Obat :Vitamin ibu hamil
Riwayat KB : (-)
Riwayat Kehamilan : (-)
Riwayat Persalinan : (-)
HPHT : 14-03-2016
TTP : 21-12-2016
Riwayat ANC :Pasien sudah 3 kali
memeriksakan kehamilannya,: Suntik TT 2x

Status Present
Keadaan Umum: Tampak
Sakit
sedang
Kesadaran : Compos
Mentis
Tekanan Darah :
130/70
mmHg
Frekuensi Nadi :
80x/menit
Frekuensi Nafas :
20x/menit
Suhu
: 36,3oC
Berat badan
: 63 kg
Tinggi badan
: 160 cm

Status Generalis
Kepala dan Leher
Kepala : normocephali
Mata : konjunctiva anemis (-/-),
Sclera ikterik (-/-), Pupil isokor (3
mm/3mm), Refleks cahaya (+/+)
Hidung
: deviasi septum nasi
(-), Pernapasan cuping hidung (-)
Telinga
: tidak ada
sekret/bau/perdarahan
Mulut : bibir sianosis (-), lidah
tidak kotor, faring tidak hiperemis,
tonsil tidak membesar
Leher : deviasi trakea (-),
pembesaran KGB (-)

Thoraks
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan (-), Ictus cordis teraba normal pada ICS V MCL
Sinistra
Perkusi: batas jantung ICS IV Parasternal dkstra sampai ICS V MCL
Sinistra
Auskultasi regular, murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi ICS (-), Pelebaran ICS (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), stem fremitus kanan=kiri.
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-), Suara Nafas (-)

Abdomen
Inspeksi : membesar, simetris, linea nigra (+), luka bekas operasi (-)
Palpasi : Sopel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (-),
nyeri tekan perut kanan bawah (-)
Perkusi: timpani
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Ekstremitas
Atas: Akral Hangat (+), edema (-)
Bawah : Akral Hangat (+), edema (-)
Status obstetri
Inspeksi : membesar, linea nigra (+)
Palpasi
Leopold I : TFU teraba dipertengahan antara pusat dan processus
xipoideus :32-33 cm

Leopold II : teraba punggung disebelah kiri ibu,


ekstremitas disebelah kanan
Leopold III : bagian terbawah teraba bulat keras
(kepala)
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ : 143 x/ menit, reguler
His : (+) lemah
Pemeriksaan dalam : vulvovagina normal, portio tebal
dan lunak, pembukaan 1 cm (1 jari longgar), , presentasi
kepala, penurunan hodge , ketuban merembes warna
jernih lendir dan darah (-)

Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

Hemoglobin

10.1

12-14

gr/dl

Hematokrit

32,6

37-54

Leukosit

9.900

5000-10000

109/L

Trombosit

299.000

150-450

/mm3

Eritrosit

5,28

3.50-5.50

1012/L

RESUME
Os datang dengan keluhan keluar cairan kurang lebih 1 hari
ini,cairan keluar agak banyak dengan volume lebih kurang 1 aqua
botol 600ml ,saat ini os juga merasakan mules pada perutnya,
keluar air-air (+), darah dan lendir (-),His (-) jarang.
Riwayat Penyakit Keluarga:DM (-), HT (-), Asma (-)
Riwayat Pemakaian Obat :Vitamin ibu hamil
Riwayat KB : (-)
Riwayat Kehamilan : (-)
Riwayat Persalinan
: (-)
HPHT : 14-03-2016
TTP : 21-12-2016
Riwayat
ANC :Pasien
sudah
3
kali
memeriksakan
kehamilannya,dan suntik TT 2x.

Laporan Operasi
Dilakukan tindakan operasi pada tanggal 14 Desember 2016
1. Pasien dibaringkan dimeja operasi dengan posisi supine dimana infus dan
kateter sudah terpasang dengan baik dan kemudian dilakukan spinal anastesi
2. Dilakukan tindakan aseptik dibagian lapangan operasi kemudian ditutup
dengan doek steril kecuali pada lapangan operasi
3. Insisi pflannesteil pada lapangan operasi (kutis, subkutis,fascia)
4. Otot dan peritoneum dibuka secara tumpul
5. Identifikasi uterus Gravida, dilakukan insisi pada segmen bawah rahim
6. Janin dilahirkan dengan meluxer kepala,dan ekstraksi vakum
Lahir bayi :Perempuan BB:3200 gr PB:47cm, anus (+), kelainan kongenital (-)
A/S: 7-8
7. Plasenta dilahirkan dengan manual sampai bersih
8. Repair uterus dengan cara hecting interlocking dan continious doorlopen
9. Kontrol perdarahan Cuci cavum abdomen dengan NaCl 0.9% bersih
10. Reperitonialisasi (peritoneum ditutup) kemudian dilakukan hecting lapis demi
lapis
11.Kutis di hecting dengan subcuticular kemudian ditutup dengan kasa steril
12.Operasi selesai.

Penatalaksanaan

Post Op
Puasa s/d peristaltik (+)
Ivfd RL + Syntosinon 10 iu 20 gt/I mac
Inj Ceftriaxone 1gr/12j (st)
Inj Metronidazole drip/8 j
Inj Kalnex 1/8j
Inj Ketorolac 1a/8j
Inj Vit K/H

Tanggal 14-12-2016

Post Op SC H-0

Terapi :
-

Puasa s/d Peristaktik (+)

IVFD RL + Syntosinon drip


10 iu 20 gtt/i

Inj.Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam

Inf.Metronidazole drip/8 jam

Inj. Kalnex 1 amp/8 jam

Inj. Ketotolac 1 amp/8 jam

Inj. Vit. K/hari

Tanggal 15-12-2016

Post Op SC hari I

Terapi :

Sens : Compos mentis

TFU :2cm dibawah umbilikus.

Diet M I

TD : 110/80 mmHg

Nyeri post op : (+)

IVFD RL + Syntosinon drip

HR : 78x/I

Pusing (-)

RR : 20 x/i

Peristaltik : (+)

Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam

T : 36,0 0 C

Flatus : (+)

Inf.Metronidazole drip/8 jam

BAK : (+)

Inj. Kalnex 500 mg/8 jam

BAB : (-)

Inj. Ketotolac 1 amp/8 jam

Inj. Vit. K/hari

10 iu 20 gtt/i

Tanggal 16-12-2016

Post Op H II

Terapi :

Sens : Compos mentis

TFU : 2cm dibawah umbilikus. -

Diet MB

TD : 120/70 mmHg

Nyeri post op : (+)

IVFD RL+ phytogin 5 iu

HR : 80 x/i

Lemas (+)

RR : 20 x/i

Peristaltik : (+)

T : 36,70 C

Flatus : (+)

20 gtt/i
-

Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12


jam

BAK : (+)

Inj.kalnex 500 mg/8 jam

BAB : (-)

Inj.ketorolac 1 amp/8 jam

Tanggal 17-12-2016

Post Op hari III

Terapi :

Sens : Compos mentis

TFU : 2cm dibawah umbilikus. -

Diet MB

TD : 130/90 mmHg

Nyeri post op : (-)

Cefadroxyl tab 2x1

HR : 84 x/I

BAK : (+)

Asam.mefenamat tab 3x1

RR : 24 x/i

BAB : (+)

B.comp 3x1

Metronidazole tab 3x1

T : 36,50 C

Tanggal 18-12-2016

Post Op hari IV

Sens : Compos mentis

TFU : 2cm dibawah -

Diet MB

TD : 110/70 mmHg

umbilikus.

Cefadroxyl tab 2x1

HR : 80 x/i

Nyeri post op : (-)

B.comp tab 3x1

RR : 24 x/i

BAK : (+)

As. Mefenamat tab

T : 36,50C

BAB : (+)

Tanggal
Pasien PBJ

18-12-2016

P/O

3x1
-

Metronidazole
3x1

tab

Diskusi Kasus
Teori

Kasus

Defenisi

Pada pasien,dari anamnesa dan pemeriksaan fisik os

Ketuban Pecah Dini ( amniorrhexis premature rupture mengaku keluar cairan kurang lebih 1 hari ini,cairan
of the membrane PROM ) adalah pecahnya selaput keluar agak banyak dengan volume lebih kurang 1 aqua
korioamniotik sebelum terjadi proses persalinan. Secara botol 600ml, namun tidak di sertai dengan tanda inpartu
klinis diagnosa KPD ditegakkan bila seorang ibu hamil seperti darah (-), lendir (-), his (+) namun lemah.
mengalami pecah selaput ketuban dan dalam waktu satu
jam kemudian tidak terdapat tanda awal persalinan,
dengan demikian untuk kepentingan klinis waktu 1 jam
tersebut merupakan waktu yang disediakan untuk
melakukan

pengamatan

adanya

tanda-tanda

awal

persalinan. Bila terjadi pada kehamilan < 37 minggu


maka peristiwa tersebut disebut KPD Preterm (PPROM =
preterm premature rupture of the membrane - preterm
amniorrhexis.

Etiologi atau penyebab KPD Pada

kasus,

pasien

- Inkompetensia serviks

mengaku tidak ada riwayat

- Peninggian tekanan intra uteri

trauma ( terbentur atau

- Makrosommia

jatuh),namun os mengaku

- Polihidraamnion

pada

- Kelainan letak

yang ke 2 dengan hasil

- Penyakit infeksi

letak sungsang.

pemeriksaan

USG

Penatalaksanaan

Pada

Penanganan aktif

penatalaksanaan

-Kehamilan > 37 minggu -> induksi-> gagal -> sc

deksametason

-infeksi (+),beri antibiotic dosis tinggi terminasi persalinan.

tanda infeksi
Lalu

a. < 5 skor pelvik -> sc

pasien

di

injeksi
dan

persiapan

Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4x500mg atau eritromisin bila
tidak tahan dengan ampisilin dan metronidazol 2 x 500mg selama 7 hari). Jika umur
kehamilan kurang dari 32 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar.
Jika usia kehamilan 32 37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif
berikan dexametason, observasi tanda tanda infeksi, dan kesejahteraan janin.
Terminasi pada usia kehamilan 37 minggu. Jika usia kehamilan 32 37 minggu,
sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan
induksi setelah 24 jam. Jika usia kehamilan 32 37 minggu, ada infeksi, beri
antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda
tanda infeksi intrauterin).

observasi
sc,karena

primigravida dan di takutkan

b. >5 skor pelvik -> lakukan pematangan pelvik -> induksi -> persalinan pervaginam oligohdraamnion
penanganan konservatif

beri

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pasien Ny. MA 23 tahun, datang dengan
keluhan keluar cairan dari vagina lender dan
darah(-) dan Ny.MA mengeluh perut terasa
agak mules disertai dengan keluar air-air.
Secara umum, penegakan diagnosis, alur
penatalaksanaan sudah sesuai dengan
literatur yang ada. Prognosis pada pasien ini
berdasarkan perjalanan penyakit dan
penatalaksanaan yang telah didapatkan
adalah bonam.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai