Anda di halaman 1dari 4

ALERGI OBAT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


PPK/RSPKU/16/II/06 0 1/4

Tanggal Terbit : Disahkan Oleh


PANDUAN PRAKTIK
18 Mei 2018 Direktur
KLINIK
SMF ILMU KESEHATAN
ANAK

dr. Aditiya Nurcahyanto


A. Pengertian (Definisi) Suatu respon abnormal yang terkait secara imunologis terhadap
suatu obat pada seorang individu yang telah tersensitisasi.
B. Anamnesis Gambaran terperinci gejala reaksi obat
 Lama dan urutan gejala
 Terapi yang telah diberikan
 Outcome
Hubungan antara waktu pemberian obat dan gejala
 Apakah penderita sudah pernah mendapatkan obat yang
sama sebelum terapi sekarang?
 Berapa lama penderita telah mendapatkan obat sebelum
munculnya reaksi?
 Kapan obat dihentikan?
 Apa efeknya?
Keterangan keluarga atau dokter yang merawat
Apakah ada foto pasien saat mengalami reaksi?
Apakah ada penyakit lain yang menyertai?
Daftar obat yang diminum pada waktu yang sama
 Riwayat sebelumnya
 Reaksi obat lainnya
 Alergi lainnya
 Penyakit lainnya
C. Pemeriksaan Fisik Gejala sistemik:

1
Anafilaksis, serum sickness, SLE like, scleroderma like, drug rash
with eosinophilia systemic symptoms (DRESS), nekrolisis
epidermal toksik, sindroma steven johnson, mikroskopik
polyangitis
Gejala spesifik pada organ:
 Kulit: Urtikaria/angioedema, pemphigus, purpura, ruam
makulopapular, dermatitis kontak, foto dermatitis, acute
generalized exanthematouspustulosis (AGEP), fixed drug
eruption (FDE), eritema multiformis, fibrosis sistemik
nefrogenik
 Paru: Asma, batuk, pnemoni interstitial, organizing pneumoni
 Hati: hepatitis kolestatik, hepatitis hepatoseluler
 Ginjal: nefritis interstitial, nefritis membraneous
 Darah: Anemia hemolitik, trombositopenia, netropenia
 Jantung: Valvular diseases
 Muskuloskeletal/neurological: polymiositis. meningitis aseptik,
myasthenia gravis
D. Kriteria Diagnosis 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
E. Diagnosis 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang : in vivo dan in vitro
F. Diagnosis Banding 1. Alergi makanan
2. Infeksi
G. Pemeriksaan Penunjang Uji in vivo
 Uji kulit
 Uji provokasi untuk diagnostik pasti
Uji in vitro
 IgG dan IgM spesifik
 Uji aglutinasi dan lisis sel darah merah
 Uji pelepasan histamin
 Uji sensitisasi jaringan

2
 IgE RAST
H. Terapi Penghentian obat yang dicurigai
Pengobatan
 Antihistamin
 Adrenalin
 Pengobatan suportif
 Kortikosteroid
I. Edukasi 1. Penghentian obat.
2. Memberitahu riwayat obat penyebab alergi pada tenaga
kesehatan saat berobat.
J. Prognosis Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
K. Tingkat Evidens IV
L. Tingkat Rekomendasi C
M. Penelaah Kritis dr. Hj. Elief Rohana, Sp A, M. Kes
dr. A. Septiarko, Sp. A
N. Indikator Medis Tingkat kekambuhan gejala alergi (kepatuhan penderita). 80%
Pasien sembuh dalam waktu 10 hari
O. Kepustakaan 1. Akib AAP, Takumansang DS, Sumadiono, Satria CD. Alergi
obat. Dalam: Arwin AP Akib, Zakiudin Munasir, Nia Kurniati.
Penyunting. Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak.Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia,2007.h 295-307.
2. Alergi obat.Dalam: Antonius H. Pudjiaadi, Badriul Hegar, Setyo
Handryastuti, Nikmah Salamia Idris, Ellen P. Gndaputra, Eva
Devita Harmoniati. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter
Indonesia,2010.h 1-4
3. Mirakian R, et al. BSACI guidelines for management of drug
allergy. J Clin Exp Allergy 2008,39,43-61
4. Dowling P.J, et al. Drug allergy: an updated practice parameter.
Ann Allergy Asthma Immunol. 2010;105: 1-78
Karanganyar, 18 Mei 2018

3
Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :
Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional

Prof. DR. dr. H. OS. Hartanto, Sp S (K) dr. Hj. Elief Rohana, Sp A, M. Kes

Anda mungkin juga menyukai