Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

SMF JANTUNG

RS. PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

EKSTRA SISTOL VENTRIKEL (VES) (ICD 10: I 49.3)


A. Pengertian (Definisi) Adalah kelainan irama yang ditandai dengan timbulnya kompleks
QRS lebar (LBBB atau RBBB) yang datang lebih awal dari pada
interval irama dasarnya.
B. Anamnesis 1. Berdebar
2. Kehilangan denyut (skip pedbeat)
3. Nyeri dada
4. Denyut yang tiba-tiba terasa keras
5. Sesak nafas
6. Dizziness
C. Pemeriksaan Fisik Laju nadi teraba ireguler dengan adanya pause kompensatoar
D. Kriteria Diagnosis 1. EKG 12 sadapan:
a. QRS lebar yang datang lebih awal, kadang disertai pause
kompensatoar
b. Dengan melihat morfologi kompleks QRS, dapat diketahui
dimana sumber ekstra sistol, misalnya :
- Morfologi sebagai LBBB, aksis inferior, lokasi di right
ventrikular outflow tract.
- Morfologi sebagai RBBB berasal di ventrikel kiri
2. EKG Holter
a. Menilai seberapa sering timbulnya ekstra sistol (arrhythmic
burden)
b. Menilai adanya takikardia
c. Kriteria VES benigna vs maligna:
- > 6 dalam 1 menit (10% dalam 24 jam)
- R on T
- Infarkmiokard
- Polimorfik
- Repetitif dan konsekutif (bigeminy, couplet, triplet)
3. Uji latih jantung dengan beban
a. Iskemia sebagai pencetus
b. Mencetuskan takikardia ventrikel
E. Diagnosis Ekstra Sistol Ventrikel (VES)
F. Diagnosis Banding 1. Extrasistol atrial dengan aberans
2. Artefak
G. Pemeriksaan Penunjang 1. EKG
2. Lab.: Elektrolit, hematologirutin, factor koagulasi, fungsi
tiroid, fungsi ginjal, Hbs Ag, anti HCV dan HIV
3. Foto rontgen toraks
4. Pemantauan Holter
5. Uji latih jantung dengan beban (TMT)
6. Ekokardiografi
7. Studi elektrofisiologi
H. Tindakan -
I. Terapi 1. Asimtomatik
a. Observasi
b. Pada penderita dengan jantung yang normal, hanya perlu
reassurance dan tidak perlu obatobatan.
c. Pada penderita dengan penyakit jantung koroner, perlu
dilakukan disingkirkan kemungkinan iskemia, dan dinilai
risiko terjadinya VT.
2. Simtomatik:
a. Farmakologis dengan beta bloker, nondihydropiridin
calcium channel blocker, amiodaron; atau kombinasi
b. Koreksi elektrolit, terutama magnesium dan kalium
b. Terapi definitif: ablasi radio frekuensi (konvensional atau
3-dimensi)
J. Edukasi 1. Edukasi mengenali tanda dan gejala secara mandiri. Ajarkan
cara menghitung nadi, mengukur tekanan darah, mengelah
berdebar, rasa melayang seperti akan pingsan, keringat
dingin,lemas
2. Edukasi tindakan awal yang harus dilakukan ketika timbul
tanda dan gejala, seperti: istirahat, bila keluhan tidak hilang
harus segera ke pelayanan kesehatan terdekat
3. Edukasi tindakan lanjut / terapi definitif: Radio Frekuensi
Ablasi
4. Edukasi reassurance: meyakinkan pasien kondisinya tidak
berbahaya.
J. Prognosis Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Sanationam: dubia ad bonam
Ad Functionam: dubia ad bonam
K. Tingkat Evidens IV
L. Tingkat Rekomendasi I
M. Penelaah Kritis dr. Indah Fitria Ramdhani, Sp. JP
N. Indikator Medis <10% tingkat rekurensi pada terapi definitif pada pasien Ekstrasistol
ventrikel
O. Kepustakaan Panduan Praktik Klinis (PPK) Dan Clinical Pathway (CP) Penyakit
Jantung Dan Pembuluh Darah. Edisi Pertama. 2016.

Karanganyar, Mei 2020

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional

Prof. Dr. dr. Os Hartanto, Sp.S (K) dr. Indah Fitria Ramdhani, Sp. JP

Anda mungkin juga menyukai