Anda di halaman 1dari 12

KEKERASAN

PADA WANITA
“TIDAK ADA PEMBENARAN UNTUK MELAKUKAN
K E K E R A S A N , J A D I L A H P E L O P O R YA N G M E M U T U S M ATA R A N TA I
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN”
kekerasan terhadap perempuan merupakan
suatu bentuk tindakan yang menyakiti atau
membuat penderitaan terhadap perempuan
secara fisik, seksual, psikologi yang
mengakibatkan trauma terhadap perempuan
atau korban.
BENTUK-BENTUK KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN
1. Tindak kekerasan fisik:
tindakan yg bertujuan untuk melukai. menyiksa / menganiava orang lain. dengan
menggunakan anggota tubuh pelaku (tangan, kaki) / dengan alat-alat lain.
Bentuk kekerasan fisik yang dialami perempuan Antara lain:
tamparan,pemukulan, penjambakan, mendorong secara kasar, penginjakan, penendangan,
pencekikan, pelemparan benda keras,
penyiksanaan menggunakan benda tajam,
seperti : pisau, gunting, seterika serta
pembakaran, tindakan tersebut
mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit
dan luka berat bahkan sampai
meninggal dunia. 
2. Tindak kekerasan psikologis
yaitu tindakan yang bertujuan merendahkan citra seorang perempuan, baik
melalui kata-kata maupun perbuatan
(ucapan menyakitkan, kata-kata kotor, bentakan, penghinaan, ancaman)
yang menekan emosi perempuan. Tindakan tersebut mengakibatkan :
1. ketakutan,
2. rasa percaya diri,
3. kemampuan untuk bertindak,
4. rasa tidak berdaya dan/atau penderitaan
5. psikis berat pada seseorang.
3. Tindak kekerasan seksual
yaitu kekerasan yang bernuansa seksual,
termasuk berbagai prilaku yang tak diinginkan
dan mempunyai makna seksual yang disebut
pelecehan seksual, maupun berbagai bentuk
pemaksaan hubungan seksual yang disebut
sebagai perkosaan. Tindakan kekerasan ini
bisa diklasifikasikan dalam bentuk
kekerasan fisik maupun psikologis. 
4. Tindak kekerasan ekonomi
Yaitu dalam bentuk penelantaran ekonomi dimana tidak diberi
nafkah secara rutin atau dalarn jumlah yang cukup,
membatasi/atau melarang untuk bekerja yang layak didalam
rumah ataupun diluar rumah, sehingga korban dibawah kendali
orang tersebut.
PENYEBAB KEKERASAN TERAHDAP PEREMPUAN
1.      Aspek Budaya :
· Kuatnya pengertian yang bersumber pada nilai-nilai budaya yang memisahkan peran dan sifat gender
laki-laki dan perempuan secara tajam dan tidak setara.
· Sosialisasi pengertian tersebut melalui keluarga, lembaga pendidikan, agama, dan media massa,
menyebabkan berlakunya keyakinan dan tuntutan:
o   laki-laki dan perempuan punya tempat dan perannya sendiri-sendiri yang khas dalam
keluarga/perkawinan/berpacaran.
o   laki-laki lebih superior daripada perem-puan, dan mempunyai hak penuh untuk
memperlakukan perempuan seperti barang miliknya
o   keluarga adalah wilayah pribadi, tertutup dari pihak luar, dan berada di bawah kendali laki-laki
· Diterimanya kekerasan sebagai cara penyelesaian konflik.
2.    Aspek Ekonomi
·       Ketergantungan perempuan secara ekonomi pada laki-laki;
·       perempuan lebih sulit untuk mendapatkan kredit, kesempatan kerja di lingkup formal dan informal, dan
kesempatan mendapat-kan pendidikan dan pelatihan.
3. Aspek Hukum
·         Status hukum perempuan yang lebih lemah dalam peraturan perundang-undangan
maupun dalam praktek penegakan hukum;
·         Pengertian tentang perkosaan dan KDRT yang belum menjawab sepenuhnya
kebutuhan perlindungan bagi korban dan penanganan pada pelaku;
·         Rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki perempuan tentang hukum,
·         Perlakuan aparat penegak hukum yang belum sepenuhnya peka pada perempuan dan
anak perempuan korban kekerasan.
 DAMPAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
1.    Pada Korban
· Kesehatan Fisik seperti memar, cedera (mulai dari sobekan hingga patah tulang dan luka dalam), gangguan
kesehatan yang khronis, gangguan pencernaan, perilaku seksual beresiko, gangguan makan, kehamilan yang
tak diinginkan, keguguran/ melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, terinfeksi penyakit menular
seksual, HIV/AIDS
· Kesehatan Mental: seperti depresi, ketakutan, harga diri rendah, perilaku obsesif kompulsif, disfungsi
seksual, gangguan stress pasca trauma
· Produktivitas kerja menurun: sering terlambat datang ke tempat kerja, sulit berkonsentrasi, berhalangan
kerja kare-na harus mendapat perawatan medis, atau memenuhi panggilan polisi/meng-hadiri sidang.
· Fatal: bunuh diri, membunuh/melukai pelaku, kematian karena aborsi/kegugur-an/AIDS
2. Pada Masyarat & Negara
·  Penurunan kualitas hidup dan kemampuan perempuan untuk aktif ikut serta dalam kegiatan di luar rumah,
termasuk untuk berpenghasilan dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
· Besarnya biaya untuk penanganan kasus di kepolisian maupun pengadilan, serta biaya untuk perawatan
kesehatan bagi korban
· Menguatnya kekerasan sebagai cara menyelesaikan
PENCEGAHAN TERHADAP KEKERASAN PEREMPUAN.
1.Menciptakan pemerintahan yang baik
Sebagian besar kekerasan yang terjadi di indonesia dikarenakan cara kerja pemerintah
yang kurang memuaskan. Perasaan tidak puas mendorong masyarakat melakukan tindak
kekerasan sebagai wujud protes. Oleh karena itu, menciptakan pemerintahan yang baik
merupakan salah satu upaya tepat dan utama mengatasi kekerasan. Pemerintah harus
menyusun strategi dan kebijakan yang dirasa adil bagi rakyat sehingga rakyat dapat
memenuhi setiap kebutuhan hidupnya tanpa ada perasaan tidak adil.
2.Penegakan hukum secara adil dan bersih
Sistem hukum yang tidak tegas dapat mempengaruhi munculnya tindak kekerasan. Hal
ini dikarenakan perasaan jengkel ketika keputusan hukum mudah digantikan dengan
kekuatan harta. Sedangkan mereka yang tidak berharta diperlakukan kasar serta tidak
manusiawi. Kejengkelan melihat ketidakadilan ini mendorong munculnya tindak
kekerasan. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan penataan sistem penegakan
hukum yang adil dan tegas agar mampu mengurangi angka kekerasan yang terjadi.
3.Kampanye Antikekerasan
Dilakukannya kampanye anti kekerasan secara terus menerus mendorong individu untuk lebih menyadari akan akibat
dari kekerasan secara global. Melalui kampanye, setiap masyarakat diajak untuk berperan serta dalam menciptakan
suatu kedamaian. Dengan kedamaian individu mampu berkarya menghasilkan sesuatu untuk kemajuan. Dengan kata
lain, kekerasan mendatangkan kemunduran dan penderitaan, sedangkan tanpa kekerasan membentuk kemajuan bangsa.

4.Mengajak masyarakat untuk menyelesaikan masalah sosila


dengan cara bijak
Dalam upaya ini, pemerintah mempunyai andil dan peran besar. Secara umum, apa yang menjadi tindakan pemimpin,
akan ditiru dan diteladani oleh bawahannya. Jika suatu negara menjauhkan segala kekerasan dalam menyelesaikan suatu
masalah sosial, maka tindakan ini akan diikuti oleh segenap warganya. Dengan begitu, semua pihak berusaha tidak
menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah yang akhirnya membawa kedamaian dalam kehidupan sosial.
“ YA K I N I L A H B A H WA
K I TA B E R H A R G A ”

Anda mungkin juga menyukai