Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN ANAK”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. Fitriani Lakuy
2. Apprilia N.S Safitri
3. Mawarda I. Raharusun
4. Nurmala Rumaf
5. Siti H. Rumaf
6. Asrotini Fakaubun
7. Indah F. Renleew
8. Yuliana Kubalai
9. Krisnawati Tatroman
10. Mirna Rahayaan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

TAHUN AKADEMI 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT semesta alam tiada tuhan yang pantas di
sembah kecuali Allah, syukur alhamdulilah, atas berkat rahmat Allah SWT
yang telah berkenan memberikan kami kesempatan dan kenikmatan untuk
dapat menyelesaikan Makalah “UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN
ANAK” ini dengan baik.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk
perbaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaaat baik bagi penulis maupun
para pembaca.

Langgur, 16 February 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PERLINDUNGAN ANAK


2.2 LANDASAN HUKUM
2.3 MENGENAL JENIS JENIS PELANGGARAN TERHADAP ANAK

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anak merupakan tumpuan sekaligus harapan dari semua orang tua.
Anak merupakan satu-satunya penerus bangsa yang mempunyai tanggung
jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak berdasarkan definisi
dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Anak menjelaskan bahwa “Anak adalah seorang yang belum
berusia 18 tahun dan bahkan masih dalam kandungan”. Penjelasan
selanjutnya dalam Undang-Undang N0 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak, menjelaskan bahwa “Anak adalah anak yang telah
berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas)
tahun yang diduga melakukan tindak pidana”. Peran seorang anak sebagai
satu-satunya penerus bangsa telah menunjukkan bahwa hak-hak anak yang
ada di Indonesia telah secara tegas dinyatakan dalam konstitusi. Hak anak
yang dimaksud adalah suatu kehendak yang dimiliki oleh anak yang
dilengkapi dengan kekuatan (macht) dan yang diberikan oleh sistem
hukum/tertib hokum kepada anak yang bersangkutan.1 Salah satu hak anak
tersebut\ tercantum dalam pasal 2 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak, dimana dalam
Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa “Anak berhak atas
pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa kandungan maupun sesudah
dilahirkan”.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka Penulis


merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap anak yang mendapat
kekarasan terhadap anak?
2. Apa itu undang undang perlindungan anak?

1.3 TUJUAN
Sehubungan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah :
a. Untuk memperoleh mengetahui perlindungan hukum terhadap anak yang
mendapat kekarasan terhadap anak
b. Untuk mengetahui tentang apa itu undang undang perlindungan anak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERLINDUNGAN ANAK


Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,
dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Hak Anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, negara,
pemerintah, dan pemerintah daerah.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami
istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah
sampai dengan derajat ketiga. Wali adalah orang atau badan yang dalam
kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai Orang Tua terhadap
Anak. Hak Anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh Orang Tua, Keluarga, masyarakat, negara,
pemerintah, dan pemerintah daerah. Masyarakat adalah perseorangan,
Keluarga, kelompok, dan organisasi sosial dan/atau organisasi
kemasyarakatan.
Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual,
dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.
2.2 LANDASAN HUKUM
A. UU 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Undang-Undang (UU) Perlindungan Anak disahkan pada tanggal 22
Oktober 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri di Jakarta. UU Nomor
23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak diundangkan pada tanggal 22
Oktober 2002 oleh Bambang Kesowo, Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 109 dan Penjelasan atas UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak di tempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4235, agar seluruh rakyat Indonesia mengetahuinya.
B. UU 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
dalam perjalanannya mengalami perubahan. Perubahan tentang UU
Perlindungan Anak di tetapkan dengan Undang-Undang. Undang-Undang
tersebut adalah UU 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
C. Perppu No. 1 tahun 2016 ttg Perubahan Kedua atas UU 23 tahun 2002 ttg
Perlindungan Anak
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
dalam perjalanannya mengalami perubahan. Pertama dengan UU Nomor 35
tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
D. Peraturan Daerah No. 08 tahun 2015 tentang Pemberdayaan Perempuan
dan Pelindungan Anak
a. meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dankualitas keluarga;
b. meningkatkan kapasitas kelembagaan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak di pusat dandaerah, termasuk pengembangan sistem data
gender dan anak; dan
c. memberikan perlindungan hak perempuan dan pemenuhan hak anak
termasuk perlindungan khusus bagi anak dari berbagai bentuk kekerasan
dan perlakuan diskriminatif lainnya.
Pasal 20 : “Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat,
Keluarga dan orang tua atau wali berkewajiban dan bertanggung jawab thd
Penyelenggaraan perlindungan anak”
Pemerintah membuat Kebijakan yang Pro terhadap Perlindungan
Anak
• Sekolah menjadi ruang strategis untuk memberikan Pendidikan Moral bagi
anak
• Pondok Pesantren menjadi Ruang Pembelajaran Agama, kedewasaan
berfikir, dan Ahlak Mulia.
• Keluarga menjadi Aktor Utama dalam membentengi Moral dan Ahlak anak,
serta mengawasi aktifitas Anak selama di rumah.
• Masyarakat Umum, berpartisipasi dalam bidang preventif (pencegahan),
pengawasan, dan Pelaporan Kasus Anak.
2.3 MENGENAL JENIS JENIS PELANGGARAN TERHADAP ANAK
.

.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Bentuk perlindungan anak dalam hubungan international sudah diatur


dalam Konvensi Hak-hak Anak yang dimana hak-hak anak harus dilindungi
dan dijamin agar dapat hidup, tumbuh, kembang, dan berprestasi didalam
mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu

2. Indonesia merupakan salah satu negara yang merativikasi konvensi


perserikatan bangsa-bangsa tentang hak anak, disebutkan pula indonesia
menjamin terhadap perlindungan anak, kemudian di implementasikan oleh
pemerintah dengan membuat Undang-undang No 35 tahun 2014 hal tersebut
pemerintah menderikan lembaga Komisi Nasional Perlindungan Anak dan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ). Dalam undang-undang
tersebut instansi yang memiliki kewajiban dalam perlindungan anak bukan
hanya negara , melainkan oleh orang tua, keluarga , masyarakat, dan
pemerintah. Sudah di atur dalam undang- undang No 35 tahun 2014 dalam
pasal 1 ayat 12 “ hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib
dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat,
pemerintah, dan negara.”

3. Perlindungan hukum terhadap anak merupakan isu global, oleh karena itu
dalam membuat hukum perlindungan anak seharusnya ikut
mempertimbangkan standar internasional perlindungan anak. Indonesia telah
mengakomodir sebagian besar substansi perlindungan anak yang dianut oleh
konvensi-konvensi internasioanl antara lain dalam undang-undang, namun
demikian terdapat hal mendesak yang belum diatur dalam regulasi nasional
tersebut, seperti masalah pencegahan kriminalitas oleh anak.

3.2 SARAN

Negaralembaga organisasi, dan masyarakat seharusnya lebih menjaga atau


mengayomi anak sebagai mana yang menjadi instansi-instansi dalam
Perlindungan Anak tersebut. Karena seperti yang sudah diatur dalam
Undang-undang No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak bahwa yang
menjadi Instansi yang bertanggung jawab dalam hal Perlindungan anak
adalah Negara, lembaga organisasi, masyarakat, dan orang tua anak.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana Hassan Wadong, 2000, Advokasi dan Hukum perlindungan Anak,


Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Nashrina, 2011, Perlindungan Hukum Bagi Anak di Indonesia, Jakarta:
Rajawali Pers
Bambang Waluyo, 2000, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika
Gatot Supramono, 2007, Hukum Acara Pengadilan Anak, Jakarta: Djambatan

Anda mungkin juga menyukai