Dosen Pengampuh :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul KEKERASAN PADA
PEREMPUAN yang di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Maternitas II.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan kepada Bu
Asnilawati sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah. Untuk itu kami menyampaikan
banyak banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah. Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah
membaca makalah kami yang berjudul kekerasan pada perempuan, demi perbaikan dimasa yang
akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
KESIMPULAN.................................................................................................
SARAN.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kekerasan Terhadap Perempuan
Komnas Perempuan (2001) menyatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah
segala tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan yang berakibat atau
kecenderungan untuk mengakibatkan kerugian dan penderitaan fisik, seksual, maupun psikologis
terhadap perempuan, baik perempuan dewasa atau anak perempuan dan remaja. Termasuk
didalamnya ancaman, pemaksaan maupun secara sengaja meng-kungkung kebebasan
perempuan. Tindakan kekerasan fisik, seksual, dan psikologis dapat terjadi dalam lingkungan
keluarga atau masyarakat.
Sebagian besar perempuan sering bereaksi pasif dan apatis terhadap tindak kekerasan
yang dihadapi. Ini memantapkan kondisi tersembunyi terjadinya tindak kekerasan pada istri
yang diperbuat oleh suami. Kenyataan ini menyebabkan minimnya respon masyarakat terhadap
tindakan yang dilakukan suami dalam ikatan pernikahan. Istri memendam sendiri persoalan
tersebut, tidak tahu bagaimana menyelesaikan dan semakin yakin pada anggapan yang keliru,
suami dominan terhadap istri. Rumah tangga, keluarga merupakan suatu institusi sosial paling
kecil dan bersifat otonom, sehingga menjadi wilayah domestik yang tertutup dari jangkauan
kekuasaan publik.
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang berakibat kesengsaraan atau
penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman
tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang
terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi.
Kekerasan terhadap perempuan merupakan penyebab kematian ke-10 bagi perempuan
usia subur pada tahun 1998. Diperkirakan sekitar 2-3 juta perempuan diperdagangkan di
berbagai penjuru dunia per tahun dan paling sedikit satu di antara lima penduduk perempuan
dalam kehidupannya pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual yang dilakukan oleh laki-
laki, demikian hasil penelitian Depkes RI, 2001.
Laporan WHO tahun 2002 mengenai “Violence and Health” (Kekerasan dan Kesehatan)
menunjukkan kualitas kesehatan perempuan menurun drastis akibat kekerasan yang dialaminya.
Hal tersebut dibuktikan bahwa antara 40-70 % perempuan yang meninggal karena pembunuhan,
umumnya dilakukan oleh mantan atau pasangannya sendiri. 3 Studi yang dilakukan WHO di 10
negara menunjukkan 15-71% wanita mengalami kekerasan fisik atau seksual yang dilakukan
oleh suami atau pasangannya.
Hingga saat ini Indonesia belum mempunyai statistik nasional untuk tindak KDRT.
Pencatatan data kasus KDRT dapat ditelusuri dari sejumlah institusi yang layanannya terkait
sebagaimana diatur dalam UU Penghapusan KDRT dan Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 2006
tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau disebut Komnas Perempuan,
mencatat bahwa di tahun 2006 sebanyak 22.512 kasus kekerasan terhadap perempuan dilayani
oleh 258 lembaga di 32 propinsi di Indonesia 74% diantaranya kasus KDRT dan terbanyak
dilayani di Jakarta (7.020 kasus) dan Jawa tengah (4.878 kasus).
Data tahun 2007 Mitra Perempuan Women’s Crisis Center (WCC) mencatat 87% dari
perempuan korban kekerasan yang mengakses layanannya mengalami KDRT, dimana pelaku
kekerasan terbanyak adalah suami dan mantan suaminya (82,75%). Fakta tersebut juga
menunjukkan 9 dari 10 perempuan korban kekerasan yang didampingi WCC mengalami
gangguan kesehatan jiwa, 12 orang pernah mencoba bunuh diri; dan 13,12% dari mereka
menderita gangguan kesehatan reproduksinya.
Perempuan berhak memperoleh perlindungan hak asasi manusia. Kekerasan terhadap perempuan
dapat berupa pelanggaran hak-hak berikut:
Hak atas kehidupan
Hak atas persamaan
Hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi
Hak atas perlindungan yang sama di muka umum
Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik maupun mental
Hak atas pekerjaan yang layak dan kondisi kerja yang baik
Hak untuk pendidikan lanjut
Hak untuk tidak mengalami penganiayaan atau bentuk kekejaman lain, perlakuan atau
penyiksaan secara tidak manusiawi yang sewenang-wenang.
Rika saraswati dan Rika Pratiwi, 2006, Perempuan dan penyelesaian kekerasan dalam rumah
tangga, Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Rohani Abdul Rahim, Konflik keluarga: punca dan penyelesaian menurut perspektif sosio-
perundangan, Bangi: Fakulti Undang-Undang UKM.
Tjandra Wulandari, 2004. Aspek perlindungan terhadap perempuan dalam konsep KUH Pidanan
baru dan RUU anti kekerasan dalam rumah tangga. Malang: Jurnal Ilmiah Legality.Vol.
11 No. 2.
Wanrazuhar. 1989, Kekerasan terhadap wanita. aspek undang-undang dan teknik-teknik
mempertahankan diri, Jakarta: Intancipta Enterprise.
Zohda Andi Baso, Dwia Aries Tina, 2002. Kekerasan terhadap perempuan: Menghadang langkah
perempuan. Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kabijakan UGM.