Anda di halaman 1dari 2

Teks tanggapan

Tema: pendidikan
Judul: Rawannya pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur

Struktur teks tanggapan:

● Evaluasi
Pelecehan seksual adalah suatu tindak kejahatan yang bisa merugikan orang lain atau bahkan
menimbulkan trauma pada korban. Menurut Komnas Perempuan, pelecehan seksual
sesungguhnya merujuk kepada tindakan bernuansa seksual yang kemudian disampaikan
melalui kontak fisik atau kontak non-fisik, yang menyasar kepada bagian tubuh seksual atau
seksualitas seseorang. Tindakan ini sendiri termasuk siulan, main mata, komentar ataupun
ucapan yang bernuansa seksual, mempertunjukkan materi-materi pornografi serta keinginan
seksual, colekan atau sentuhan pada bagian tubuh, gerakan atau isyarat yang bersifat seksual,
sehingga kemudian mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, atau merasa direndahkan
martabatnya, dan mungkin hingga menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan
keselamatan.

● Deskripsi
Pelecehan seksual kian meningkat dari tahun ke tahun terkhususnya pada anak
dibawah umur. Orang tua harus semakin waspada terhadap pelecehan seksual
terhadap anak mereka.
2 cara atau upaya orang Tua Lindungi Anak dari Pelecehan Seksual:
1. Edukasi seksualitas sejak dini.
Artinya ajari anak mengenai bagian tubuh mereka sekaligus beritahu bagian
tubuh yang tidak boleh di sentuh orang lain.

2. Ajarkan batasan.
ajarkan anak untuk mengambil tindakan saat ada orang asing yang menyentuh
tubuhnya atau sekadar mengajak bicara. Ini sangat penting ketika anak sudah mulai
belajar di luar atau ke sekolah. Anak bisa diajarkan untuk memberitahu teman,
pengasuh atau gurunya atau langsung berteriak meminta pertolongan.

Orang tua diharapkan lebih peduli dengan anaknya!


Banyak masyarakat tidak memperdulikan terjadinya pelecehan seksual di tempat umum,
seharusnya masyarakat peduli terhadap hal seperti ini karena Kekerasan seksual memberikan
dampak yang signifikan untuk orang-orang yang mengalaminya. Pada anak, dampak ini
termasuk hilangnya kepercayaan, rasa percaya diri, trauma, kecemasan, despersi, Post
traumatic stress Disorder (PTSD) dan mengalami masalah seksualitas.

Namun meskipun begitu terdapat juga masyarakat yang peduli akan hal ini, bahkan lebih
mendominasi dibandingkan masyarakat acuh tak acuh mengenai pelecehan seksual.
biasanya mereka adalah generasi z atau milenial, mereka membuat kampanye, video dan foto
kasus pelecehan seksual dan mendukung korban untuk "speak up" kejadian yang tidak ia
inginkan tersebut.
ini adalah hal yang terpuji, lantaran pelecehan seksual memberikan dampak negatif kepada
korban.

● Penegasan ulang
Siapa saja, tidak peduli usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi atau latar belakang
budayanya, bisa menjadi korban atau kekerasan. Namun, harus diakui bahwa perempuan
secara signifikan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kekerasan daripada laki-laki.
Kasus kekerasan dan pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja, mulai dari lingkungan
kerja,lingkungan sosial, hingga lingkungan keluarga.
Jangan sekali-kali menjadi pelaku pelecehan seksual karena pelaku pelecehan seksual akan
dihukumi sebagaimana bunyi Bab XIV KUHP diatur mulai dari Pasal 281 sampai dengan Pasal
299 (pidana Kejahatan terhadap kesusilaan).
korban pelecehan seksual tak perlu takut terkhususnya anak-anak, beranilah bercerita kepada
orang tua mu jika kamu pernah menjadi "korban" karena Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan melindung
korban.
Korban dapat melaporkan kekerasan seksual atau ancaman dari pelaku melalui call center
Sahabat Perempuan dan Anak yang dibuat oleh KemenPPA yaitu SAPA129 atau WhatsApp
08211-129-129. Selain itu, korban kekerasan seksual juga dapat melaporkan melalui email
pengaduan @komnasperempuan.go.id atau menghubungi Lembaga Perlindungan Saksi dan
Korban (LPSK) di call center 148 atau WhatsApp 0857-7001-0048.

Anda mungkin juga menyukai