LABORATORIUM HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Malang memberi kesempatan kepada segenap mahasiswa untuk memperdalam
keilmuan yang dimiliki, terlebih khusunya secara teknis di lapangan.
Salah satu yang menjadi agenda rutin Laboratorium Hukum Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Malang adalah dengan mengadakan
Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum, sebagai salah satu bentuk untuk
menjadikan mahasiswa mahir dalam bidang hukum dalam dunia kerja yang
sesungguhnya kelak. Sehingga mampu memecahkan permasalahan-permasalahan
yang nyata ditemukan dan tidak hanya memahami sebatas teori semata. Untuk
itulah dibuat sebuah buku pegangan untuk pelaksanaan Pendidikan dan Latihan
Kemahiran Hukum.
Sebagai sebuah hal yang dibuat oleh manusia tentulah buku pegangan
Pendiidkan dan Latihan Kemahiran Hukum ini bukan sebuah hal sempurna, oleh
karenanya membutuhkan banyak evaluasi dan masukan, sehingga buku pegangan
ini menjadi sebuah buku pegangan yang tetap bisa digunakan keberadaannya
secara akademik. Dan kepada semua pihak yang turut memberikan sumbangsih
terhadap keberadaannya buku pegangan ini kami sampaikan banyak terimakasih.
Tim Penyusun
Lab Hukum FH-UMM
Tim Penyusun
Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Hukum : Dr. Sulardi, SH.,M.Si
Pembantu Dekan I : Dr. Tongat, SH.,M.Hum
Pembantu Dekan II : Fifik Wiryani, SH.,M.Hum.,M.Si
Pembantu Dekan III : Sofyan Arif, SH.,M.Kn
Kepala Program Studi FH : Nu’man Aunuh, SH.,M.Hum
Sekretaris Program Studi FH : Ratri Novita R Dianti, SH.,MH
Kepala Laboratorium FH : Bayu Dwiwiddi Djatmiko, SH.,M.Hum
Divisi Praktikum : Cholidah, S.H.,M.H
Pelaksana
1. Radhityas Kharisma Nuryasinta, S.H
2. Yohana Puspitasari W, S.H
3. Kasyful Qulub, S.H
4. Sunarto Efendi, S.H
5. Husnul Khatimah, S.H.,S.Sy
6. Muhammad Luthfi, S.H.,S.Sy
7. Fazat Aziza, S.H.,S.Sy
8. Febrianika Maharani, S.H
Diterbitkan Oleh :
Laboratorium Fakultas Hukum
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang
2017
Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum – Pendirian Partai Politik Page iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Partai politik di negara demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Pada
masa demokrasi belum dikenal (lagi)1, tidak ada ruang bagi kehidupan partai
politik. Seiring perkembangan kepolitikan dunia, dan tuntutan hak hak warga
negara dalam berdemokrasi, partai politik pun mulai muncul. Status dan
peranan partai politik yang sangat penting dalam setiap sistem demokrasi.
Partai memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara proses-
proses pemerintahan dengan warga negara. Bahkan banyak yang berpendapat
bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi, seperti
dikatakan oleh Schattscheider (1942), “Political parties created democracy”.
Karena itu, partai merupakan pilar yang sangat penting untuk diperkuat
derajat pelembagaannya (the degree of institutionalization) dalam setiap
sistem politik yang demokratis. Bahkan, oleh Schattscheider dikatakan pula,
“Modern democracy is unthinkable save in terms of the parties”.
Partai politik baru muncul pada abad sembilan belas ditandai dengan
semakin berkembangnya lembaga-lembaga perwakilan dan meningkatnya
frekuensi pemilihan umum dan meluasnya hak mereka yang bisa mengambil
bagian dalam pemilihan umum. Ada alur-alur pendapat, kelompok-kelompok
rakyat, masyarakat-masyarakat yang dikelompokkan karena memiliki aliran
filsafat tertentu, ada kelompok-kelompok di dalam parlemen, tetapi belum
ada partai politik dalam artian sebenarnya. Namun menurut catatan para ahli
pada tahun 1950-an semua negara bagian di dunia sudah memiliki partai
1
Pada abad ke V SM, di negara Yunani telahdikenal dan diselenggarakan demokrasi secara
langsung, semua warga negara kecuali anak anak, budak dan perempuan mempunyai hak untuk
menyampaikan pendapat. Namun Demokrasi seolah lenyap setelah Romawi berkuasi, dan
memasuki abad peretengahan ( X-XV), bahkan negara negara pada masa itu diselenggarakan
secara otoriter dan absulut. Kebangkitan demokrasi ditandai dengan runtuhnya rezim otoriter
melalaui Revolusi Perancis 14 Juli 1789, yang melahirkan negara negara demokrasi. Hingga saat
ini demokrasi terus menuju pada kesempurnaan dan mengalami pembaruan –pembaruan dalam
menjalankannya.
2
Farchan Bulkin, 1985, Analisa kekuatan-kekuatan politik, Jakarta: Penerbit LP3ES.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pelaksanaan PLKH adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan pada mahasiswa tentang pendirian
partai politik di Indonesia;
2. Memberikan pelatihan dan kemahiran hukum praktis kepada mahasiswa
terkait dengan prosedur pendirian partai politik di Indonesia.
C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini sebagai berikut :
3
Oleh Jimly Asshiddiqie, Dinamika Partai Politik Dan Demokrasi, Makalah, diakses dari
www.jimly.com.
4
Robert Michels, dalam Jimly Asshiddiqie, Ibid.
D. Ketentuan Penilaian
Adapun ketentuan penilaian sebagai berikut :
1. Kehadiran (Presensi)
Materi Nilai
Stadium General 25 %
Pelatihan 1 25 %
Pelatihan II 25 %
Pelatihan III 25 %
Total 100 %
2. Tugas
Materi Nilai
Resume Stadium General 25 %
Tugas Pelatihan 1 25 %
Tugas Pelatihan II 25 %
Tugas Pelatihan III 25 %
Total 100 %
3. Keaktifan
Materi Nilai
Stadium General 70 %
Pelatihan 1 10 %
Pelatihan II 10 %
Pelatihan III 10 %
4. Pembagian
Materi Nilai
Kehadiran 100 %
Tugas 100 %
Keaktifan 100 %
Total 300 %
BAB II
PENDIRIAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA
5
Ichsanul Amal, 2012, Teori – Teori Mutakhir Partai Politik,Tiara Wacana: Yogyakarta, hal.
19.
6
Ibid
7
Muchamad Ali Safa’at, Pembubaran Partai Politik Di Indonesia (Analisis Pengaturan
Hukum dan Praktik Pembubaran Partai Politik 1959 – 2004), Disertasi, Fakultas Hukum Program
Pascasarjana Universitas Indonesia, hal. 119
8
Hal itu dapat dilihat dari keterlibatan kedua organisasi tersebut dalam Volksraad. Bahkan,
pada 23 Juli 1916 BU dan SI telah melakukan aktivitas politik menuntut ketahanan Hindia
Belanda guna menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia saat itu telah berpikir mandiri. Aksi itu
dikenal dengan Weerbaar Actie. Wakil-wakil BU dan SI juga menjadi anggota koalisi radical
concentratie di dalam Volksraad yang menuntut adanya Majelis Nasional sebagai parlemen
pendahuluan untuk menetapkan hukum dasar sementara bagi Hindia Belanda.
mencapai kemerdekaan. Bahkan pada saat dibentuk BPUPK dan PPKI oleh
pemerintahan Jepang, yang keanggotaannya diisi oleh tokoh-tokoh nasional
yang sebelumnya merupakan pimpinan partai politik.
Pasca Indonesia merdeka, awalnya Presiden Soekarno menginginkan
adanya partai tunggal guna melaksanakan pembangunan yang disebutnya
sebagai “motor perjuangan rakyat”. Dalam pidatonya seperti yang dimuat
di Merdeka, pada 25 Agustus 1945, Presiden Soekarno menginginkan partai
itu adalah Partai Nasional Indonesia. Namun, seiring masifnya proses
9
Adnan Buyung Nasution, 1995, Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia: Studi
Sosio-Legal atas Konstituante 1956 – 1959, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, hal. 6 – 8.
13
Miriam Budiardjo, 2000, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, hal. 163-164.
14
Husein Umar, 2005, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Edisi Revisi dan
Perluasan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hal. 8-9
Setelah partai politik baru melengkapi syarat syarat yang diatur dalam
undang-undang partai politik maka partai politik akan melaui tahapan
verifikasi, yaitu Verifikiasi pendirian partai politik atau untuk mendapatkan
badan hukum dan Verifikasi Kepesertaan pemilu. Penelitian dan/atau
verifikasi partai politik adalah pemeriksaan, pengujian dan pembuktian
kelengkapan dan kebenaran persyaratan partai politik yang dilakukan secara
administratif oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bekerja
sama dengan instansi terkait, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat
(1), (2), dan (3) UU Partai Politik:
1) Kementerian menerima pendaftaran dan melakukan penelitian
dan/atau verifikasi kelengkapan dan kebenaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 dan Pasal 3 ayat (2).
2) Penelitian dan/atau verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Ichsanul. 2012. Teori – Teori Mutakhir Partai Politik. Tiara Wacana:
Yogyakarta.
Asshiddiqie, Jimly. Dinamika Partai Politik Dan Demokrasi. Makalah. Diakses
dari www.jimly.com.